keahlian expertise. Kredibilitas memperngaruhi penerimaan komunikan terhadap seorang komunikator dan pesan. Seorang komunikator yang kredibel dapat
dipercaya Clow Baack, 2007:214. Dalam penelitian ini komunikatornya adalah tvOne yang menayangkan acara ““Apa Kabar Indonesia Malam””, lebih
spesifiknya dalam penelitian ini lebih difokuskan kepada presenter dan narasumber dalam acara ““Apa Kabar Indonesia Malam””.
II.5. Teori Pesan
Dalam sebuah artikel “How Communication Works” yang dipublikasikan tahun 1954, Wilbur schramm membuat 3 model yang dimulai dari komunikasi
manusia yang sederhana, kemudian mengembangkan dengan memperhitungkan pengalaman dua individu hingga model komunikasi yang interaktif. Schramm
melihat komunikasi sebagai usaha yang bertujuan untuk menciptakan commonness antara komunikator dan komunikan. Hal ini karena komunikasi
berasal dari kata latin communis yang artinya common sama. Menurut schram komunikasi senantiasa membutuhkan setidaknya 3 unsur:
1. Sumber berupa seorang individual berbicara, menulis, menggambar,
dan bergerak atau sebuah organisasi komunikasi Koran, rumah produksi, televise
2. Pesan dapat berupa tinta dalam kertas, gelombang suara dalam udara,
lambaian tangan, atau sinyal – sinyal lain yang memiliki makna
Universitas Sumatera Utara
3. Sasaran dapat berupa individu yang mendengarkan, melihat, membaca,
anggota dari sebuah kelompok, mahasiswa dalam perkuliahan, khalayak massa, pembaca surat kabar, penonton televise, dan lain-lain.
Menurut teori Cutlip dan Center, pesan meliputi berbagai hal yang dikenal dengan The 7C’s of Communication Ruslan, 1997:72-74, yaitu:
a Credibility, yaitu memulai komunikasi dengan membangun kepercayaan.
Oleh karena itu, untuk membangun berita kepercayaan itu berawal dari kinerja, baikpihak komunikator maupun pihak komunikan akan menerima
pesan tersebut berdasarkan keyakinan yang dapat dipercaya begitu juga tujuannya.
b Context, yaitu suatu program komunikasi mestinya berkaitan dengan
lingkungan hidup atau keadaaan sosial yang bertentangan dan seiring dengan keadaan tertentu dan memperhatikan sikap partisipatif.
c Content, pesan itu mempunyai arti bagi audiensnya dan memiliki
kecocokan dengan sistem nilai-nilai yang berlaku bagi orang banyak dan bermanfaat.
d Clarity, menyusun pesan dengan bahasa yang mudah dimengerti dan
mempunyai persamaan arti antara komunikator dan komunikan. e
Continuity, komunikasi tersebut merupakan proses yang tidak ada akhirnya yang memerlukan pengulangan-pengulangan untuk mencapai
tujuan. f
Consistency, yaitu ketetapan terhadap makna pesan dimana isi atau materi pesan harus konsisten dan tidak membingungkan audiens.
Universitas Sumatera Utara
g Capability, kemampuan khalayak terhadap pesan , yaitu melibatkan
berbagai faktor adanya sesuatu kebiasaan-kebiasaan membaca atau menyerap ilmu pengetahuan dan sebagainya.
Selain itu Pesan juga haruslah disusun sedemikian rupa agar memudahkan pengertian, pengingatan, dan perubahan sikap. Efek dari pengorganisasian pesan
yang tersusun dan tidak tersusun ternyata berbeda. Menurut penelitian dari Beighley tahun 1952, pesan yang tersusun dengan baik lebih mudah dimengerti
daripada pesan yang tidak tersusun dengan baik Rakhmat, 2005: 295. Ada enam macam retorika dalam penyusunan pengorganisasian pesan
menurut Aristoteles, yaitu deduktif, induktif, kronologis, logis, spasial, dan topical. Urutan deduktif dimulai dengan menyatakan dulu gagasan utama,
kemudian memperjelasnya dengan keterangan penunjang, penyimpulan, dan bukti. Sebaliknya dalam urutan induktif, dikemukakan perincian-perincian dan
kemudian ditarik kesimpulan. Urutan kronologis, pesan disusun berdasarkan urutan waktu terjadinya peristiwa. Urutan logis, pesan disusun berdasarkan sebab
akibat atau akibat sebab. Urutan spasial, pesan disusun berdasarkan tempat. Sedangkan untuk urutan topical, pesan disusun berdasarkan topik pembicaraan.
Klassifikasinya, dari yang penting kepada yang kurang penting, dari yang mudah ke yang sukar, dari yang dikenal ke yang asing Rakhmat, 2005: 45.
Sesudah urutan-urutan pesan di atas, psikologi komunikasi menambahkan lagi satu urutan yang disebut urutan psikologis. Urutan ini adalah yang paling
terkenal dan yang paling dahulu dikemukakan oleh Alan H. Monroe pada akhir
Universitas Sumatera Utara
1930-an. Urutan ini kemudian disebut motivied sequence, yang menyarankan lima langkah dalam penyusunan pesan, yaitu:
a. Attention perhatian b. Need kebutuhan
c. Satisfaction pemuasan d. Visualization visualisasi
e. Action tindakan Yang maksudnya ialah bila anda ingin mempengaruhi orang lain maka
rebutlah dahulu perhatiannya. Selanjutnya bangkitkan kebutuhannya dengan memberikan petunjuk bagaimana cara memuaskan kebutuhan itu. Gambarkan
dalam pikirannya kerugian dan keuntungan yang akan diperolehnya bila ia menerapkan gagasan anda dan akhirnya doronglah agar ia bertindak.
II.6. Efek Komunikasi Massa