Sirih Pinang Pada masyarakat Gayo Lues, undangan

❏ Isma Tantawi Didong Gayo Lues: Analisis Pemikiran tentang Alam LOGAT JURNAL ILMIAH BAHASA DAN SASTRA Volume IV No. 2 Oktober Tahun 2008 Halaman 94 benar-benar pula membincangkan agama…Ramli: 05. Keempat, Guru Didong menceritakan nama-nama tempat yang dilalui dan memiliki pengalaman sendiri. Pengalaman itu berhubungan dengan ketinggian jalan gunung Gurah nama gunung di Kabupaten Gayo Lues dan kecuraman jalan Ketame nama tempat di Kabupaten Gayo Lues yang dilalui. Seperti diceritakan Guru Didong seperti berikut ini: .. Terlalu tinggi gunung Gurah yang sudah kita daki. Terlalu curam turunan Ketame kita turuni. Terlalu panjang jalan yang sudah kita lalui… Idris, paragraf: 30. Kelima, Guru Didong menceritakan nama tempat asal tanah untuk tubuh Nabi Adam a.s. Nabi Adam a.s. diciptakan oleh Allah Swt. dari tanah yang berasal dari tempat yang berbeda. Nama tempat yang diceritakan Guru Didong seperti berikut ini: … Tanah asal tubuh Nabi Adam ada dari Barat ada dari Timur, ada dari Utara ada dari Selatan. Supaya lebih jelas dan lebih terang. Kepalanya dari tanah Baitul Maqdis, mukanya dari tanah Syurga, pinggangnya dari tanah Irak, auratnya dari tanah Babilon… Idris, paragraf 148.

2.2 Alam Flora Menurut pemikiraan masyarakat Gayo Lues, alam

flora atau alam tumbuhan digunakan sebagai simbol atau lambang dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, kata pohon dadap untuk mengungkapkan tempat melepaskan nafsu berahi. Daun pandan hutan untuk penghargaan kepada seorang perempuan yang dikasihi. Oleh karena itu, Guru Didong pun menggunakan tumbuhan untuk mengungkapkan pemikiran-pemikirannya. Alam tumbuhan yang ditemui di dalam cerita Didong Jalu seperti sirih pinang, randu hutan, nangka, cempedak, cabe merah, rimbang hutan, rumput, renggali, nilam, tembakau, kelapa, tebu, dan kopi.

2.2.1 Sirih Pinang Pada masyarakat Gayo Lues, undangan

disampaikan melalui sirih pinang. Sirih pinang digunakan karena sirih pinang merupakan makanan yang sangat digemari oleh masyarakat Gayo Lues, terutama orang tua, baik laki-laki maupun perempuan. Sirih pinang bukan hanya menjadi makanan kegemaran, tetapi dapat menimbulkan keakraban di antara anggota masyarakat Gayo Lues. Oleh karena itu, sirih pinang digunakan untuk menyampaikan undangan di dalam kehidupan masyarakat Gayo Lues. Setelah memberikan sirih pinang kepada orang yang diundang, disampaikan secara lisan tentang tujuan pemberian sirih pinang tersebut. Sirih pinang diberikan sebagai tanda penghargaan dan untuk bukti undangan tersebut sudah sampai dan sudah diterima Ramli, paragraf: 02. Selain menjadi alat untuk mengundang, sirih pinang juga digunakan untuk menyampaikan risikan peminangan terhadap seorang anak dara. Sirih pinang disampaikan oleh pihak lelaki kepada pihak perempuan. Jika pinangan diterima, kiriman akan dibalas kembali dengan sirih pinang pula. Jika lamaran ditolak akan dikembalikan tempat sirih pinang sumpit dan tepak dalam keadaan kosong. Pengembalian tempat sirih pinang secara kosong sebagai tanda tidak ada sambutan dari pihak perempuan. Biasanya pinangan ini ditolak disebabkan beberapa hal; yaitu, pertama, sang dara sudah ada yang memilikinya. Kedua, sang dara tidak setuju dengan jejaka yang meminangnya. Ketiga, pihak keluarga sang dara tidak setuju dengan pihak keluarga jejaka karena alasan tertentu. Misalnya, keturunan kurang baik, jejaka kurang bertanggungjawab dan lain-lain, 2.2.2 Randu Hutan Masyarakat Gayo Lues percaya bahwa pohon randu adalah pohon yang paling lembut dan mudah patah, busuk, dan mati, lebih-lebih lagi pohon randu yang tumbuh di hutan. Pohon randu yang tumbuh di hutan lebih mudah patah, busuk, dan mati dibandingkan dengan yang tumbuh di tempat lain. Batang pohon randu adalah pohon yang tidak berguna kecuali kapasnya untuk bantal atau tilam di dalam kehidupan masyarakat Gayo Lues. Pohon randu tidak dapat digunakan sebagai kayu bakar, untuk membangun jembatan, dan dijadikan papan. Pohon randu untuk kayu bakar kurang baik dimakan api. Keadaan pohon randu yang lembut, mudah patah, dan busuk menjadikan pohon randu menjadi lambang kelemahan dan ketidakmampuan. Oleh karena itu, Guru Didong pun menggunakan pohon randu sebagai perumpamaan untuk menyatakan kelemahan atau ketidakmampuan seseorang. Seperti diceritakan Guru Didong berikut ini: … Inilah benda, inilah wujudnya. Kebanggaan kami ini jangan ditakut-takuti, usia masih muda belia, hanya badannya seperti pohon randu hutan, tidak berakal dan tidak berpikiran Ramli, paragraf: 04. 2.2.3 Nangka dan Cempedak Bagi masyarakat Gayo Lues pohon nangka dan cempedak merupakan pohon yang sejenis, cuma yang berbeda adalah isi dan rasa buahnya. Namun hakikatnya dalam kehidupan masyarakat Gayo Lues pohon nangka lebih mulia dan lebih berharga dibandingkan dengan pohon cempedak. Oleh ❏ Isma Tantawi Didong Gayo Lues: Analisis Pemikiran tentang Alam LOGAT JURNAL ILMIAH BAHASA DAN SASTRA Volume IV No. 2 Oktober Tahun 2008 Halaman 95 karena itu, Guru Didong untuk mengungkapkan pemikiran-pemikirannya menggunakan pohon nangka sebagai yang utama dan pohon cempedak sebagai pelengkap saja. Hal ini mengambarkan bahwa kedudukan atau keperluan seseorang dalam masyarakat selalu berbeda. Perbedaan ini timbul karena kelebihan dan kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing individu. Seperti diceritakan Guru Didong berikut ini: … Sedang diajak dari kanan, sedang dipengaruhi dari kiri, sedang dirayu-rayu. Seandainya adapun nanti jangan terlalu berpuas hati dan begitu juga kalau tidak adapun jangan terlalu kecewa. Kalau tak ada nangka, boleh cempedak, dari tidak ada lebih baik ada Idris, paragraf: 06. 2.2.4 Cabe Merah dan Rimbang Hutan Menurut pemahaman masyarakat Gayo Lues, cabe merah berasa pedas dan rimbang hutan dengan berasa pahit. Cabe merah yang berasa pedas menggambarkan budi bahasa yang tidak baik, tidak pandai menjaga perasaan orang lain dan akan menimbulkan rasa sakit hati bagi setiap orang yang mendengar perkataannya. Rimbang hutan yang berasa pahit digunakan menggambarkan tingkah laku yang tidak baik, seperti suka bergaduh, mencuri, menipu, dan memfitnah. Kemudian di dalam Didong Jalu Idiris Cike paragraf: 07 menggunakan cabe merah dan rimbang hutan sebagai gambaran cerita yang disampaikan tidak baik untuk didengar dan tidak bermakna bagi para penonton persembahan.

2.2.5 Rumput Rumput merupakan tumbuhan yang tumbuh di