Coal Tar Pitch CTP Butt Puntung anoda Besi tuang kelabu. Besi tuang cil Besi tuang grafit bulat. Besi tuang inoculated. Besi tuang kelas tinggi.

b. Coal Tar Pitch CTP

CTP disebut juga dengan binder yang berfungsi sebagai perekat hingga terbentuk pasta. Kualitas CTP yang rendah akan menurunkan kualitas Block anoda yang menyebabkan berkurangnya efisiensi, terganggunya operasi reduksi aluminium ,bertanbahnya pengotor impurities. Tabel 2.4 Spesifikasi dari CTP Coal Tar Picth No Parameter Unit Guaranter Value 1 Softening Oil o C 111-117 2 Fixed Carbon - 60 3 As Content + 0,30 4 Toluen Insoluble - 36 5 Quiline Insoluble 8-15 6 Spesific Grafity gcc - 1,30 7 Distillation test F.D 0-369 o C + 6 8 Chemical Analysis Sodium Ppm + 180 Calcium Ppm + 80 Silikon Ppm + 400 Iron Ppm + 400 Universitas Sumatera Utara

c. Butt Puntung anoda

Butt adalah sisa anoda setelah digunakan dalam proses reduksi peleburan aluminium ditungku reduksi. Butt terbagi atas dua ukuran fisiknya,yaitu: a. Butt dengan ukuran 18-3 mm b. Butt dengan ukuran 3mm

d.Green skrap

Green skrap adalah hasil daur ulang dari produk-produk yang tidak memenuhi standart mutu anoda yang digunakan untuk proses elektrolisa. Green skrap ada dua jenis yaitu: a. Pasta yang belum layak dicetak karena tidak memenuhi spesifikasi. b. GB yang rejected misalnya porosity, retak,tinggi yang tidak sesuai,sompel,dan pecah. Selain menggunakan bahan baku diatas pembuatan anoda juga menggunakan minyak. Minyak yang digunakan antara lain: 1. Minyak Marlotherm Minyak Marlotherm adalah minyak yang digunakan untuk memanaskan CTP. Minyak marlotherm juga digunakan sebagai media pemanas preheater,dan kneader. 2. Minyak Heavy Oil Minyak ini digunakan untuk memanaskan minyak Marlotherm. Selain itu juga digunakan untuk bahan bakar pada saat proses pemanggangan GBGreen Block

2.4.2 Baking Plant

Universitas Sumatera Utara Baking plant adalah tempat untuk memanggang green block anoda mentah yang berasal dari green plant. Tujuan pemanggangan untuk mengkalsinasi pitch yang ada didalam green block GB yang kemudian pitch tersebut akan membentuk ikatan dengan kokas dan butt. Bahan baku utama anoda panggang BB adalah blok anoda mentah yang dihasilkan oleh green plant. Pabrik pemanggangan terdiri dari 2 gedung yaitu gedung A dan gedung B. Gedung A terdiri dari 2 bagian yaitu gedung A 1 dan gedung A 2 . Demikian juga gedung B terdiri dari 2 bagian yaitu gedung B 1 dan B 2 . Jumlah seluruh tungku pemanggangan dibaking plant adalah 106 tungku. Gedung pemangganganBaking Plant mempunyai 7 rantai bakar : 1. Gedung A 1 terdiri dari 2 rantai bakar 2. Gedung A 2 terdiri dari 2 rantai bakar 3. Gedung B 1 terdiri dari 2 rantai bakar 4. Gedung B 2 terdiri dari 1 rantai bakar Dimana 1 rantai bakar tediri dari 15 Furnace tungku dan khusus di B2, 1 rantai bakar untuk 16 furnace. Sistem pengaturan operasi firing adalah sebagai berikut : 1. 4 tungku tertutup : mengalami preheating 2. 3-4 tungku tertutup: mengalami firing 3. 2-3 tungku tertutup: mengalami cooling 4. 4 tungku terbuka : mengalami pengeluaran BB dan pemasukan GB serta perawatan tungku. Proses pemanggangan anoda meliputi tiga tahap penting : 1. Preheating pemanasan awal Universitas Sumatera Utara Preheating merupakan pemanasan awal dengan temperatur yang dimulai pada temperature 150-250 ºC hingga temperature 800-900ºC. Setelah mencapai temperatur tersebut, proses berlanjut ke tahap berikutnya. 2. Firing pembakaran and Soaking Tahap firing dimulai pada temperature 800-900 ºC hingga mencapai temperatur 1225 – 1250 ºC . Tahap soaking yaitu menjaga temperatur 1225 - 1250 ºC. Tabel 2.4 Standar mutu Karakteristik anoda Item Satuan Standar Apprent Density Tahanan Jenis Tahan Energi Listrik Kekuatan Bengkok Kekuatan Tekan Reaktivitas Residu CO2 Reaktivitas Residu O2 Density In Xylene gcc µ Ωm J m Kg cm2 Kg cm2 gcc 1,575 minimum 58 maksimum 250 minimum 110 minimum 370 minimum 90 minimum 88 minimum 2,02 minimum 3. Cooling pendinginan Pada tahap ini BB baked block yang telah dipanggang mengalami pendinginan dari temperatur 1225 – 1250 ºC sampai temperatur 300 - 400 ºC Pada proses firing, tungku pemanggangan mendapatkan panas 1225 - 1250 ºC dengan bantuan alat pembakaran Bosch Pump. Didalam Bosch Pump terdapat minyak berat Heavy Universitas Sumatera Utara oil yang akan membantu proses pemanggangan GB. Jumlah produksi anoda BB yang dihasilkan dapat dihitung dengan formula sederhana. BB production = HFp x n x Y x € Dimana : H adalah waktu jam dalam satu hari Fp adalah fire progression laju pembakaran dalam jam n adalah jumlah anoda dalam 1 tungku Y adalah rantai bakar yang beroperasi € adalah efisiensi operasi pemanggangan 0,995 Fire Progression 36 jam BB production = 2436 x 75 x 30 x 2 x 0,995 = 2985 anoda panggang

2.4.3 Rodding Plant

Rodding plant adalah pabrik penangkaian anoda, dimana anoda baked block BB dirakit dengan dengan menggunakan cast iron hingga menjadi Anoda Assembly. Ditungku reduksi, anoda merupakan elektroda positif dalam proses elektrolisa sedangkan rod berfungsi sebagai penghantar listrik dari busbar ke anoda. Pabrik penangkaian terletak pada tahap akhir produksi anoda untuk digunakan di tungku reduksi. Proses produksi di rodding Plant terdiri dari beberapa operasi yaitu Universitas Sumatera Utara Cast Iron BB Rod Rod Reject Rod Anoda Assembly Thimble Aluminium Non Spray Rod + Thimble Anoda Assembly Membawa butt Reduction pot Rod + Butt Gambar 2.4. Proses Penangkaian Anoda di PT INALUM Casting AluminiumS pray ATC Crash Braker Crush system Buut system S-403 Butt Cleaning Butt Breaking Press Thimble Breaking Press Thimble cleaning Inspector RRS Rod Cleaning Graphite Coating Drying Universitas Sumatera Utara

1. Casting

Casting adalah proses penuangan besi tuang atau cast iron untuk menyambung rod dengan Baked Block BB. Sebelum penangkaian anoda, rod dan lubang-lubang Baked Block BB dipanaskan terlebih dahulu. Lubang-lubang BB suhu 80ºC, dengan LPG untuk mencegah terjadinya percikan api pada saat penuangan cast iron atau besi tuang. Selanjutnya Blok anoda yang sudah dipanaskan lubang-lubangnya dipasangkan dengan rod assembly sudah dipanaskan juga. Kemudian besi tuang dituang ke celah antara tangkai dan lubang anoda.

2. Induction Furnace

Induction Furnace merupakan dapur untuk memproduksi cast iron. Cast iron merupakan paduan besi dan karbon. Dimana persentase dari karbon tersebut mencapai 3-4 . Cast iron diproduksi didalam Induction Furnace IF-401 dengan temperatur 1360°C selama 20 menit. Kapasitas dari Induction Furnace tersebut mencapai 3,5 ton. Rodding Plant mempunyai 3 unit Induction Furnace, dimana 2 unit untuk operasi dan 1 unit stand-by. Bahan baku dari cast iron ini terdiri dari : 1. Recycle Cast Iron 2. Pig iron 3. Additive material yang terdiri dari Ferro silikon. Ferro mangan, Ferro posfor, dan kokas Universitas Sumatera Utara Tabel 2.4 Komposisi material cast iron: Jenis Material Berat Material I kgcharge Berat Material II kgcharge Recycle Cast iron 400 500 Pig iron 22,7 28,3 Ferro Silikon Si 3,3 4,3 Ferro Mangan Mn 1,1 1,8 Ferro Posfor P 1,1 1,8 Kokas C 2,2 2,9 Total 430,4 539,1 Bahan baku tersebut akan dimasukkan kedalam Induction Furnace IF-401, setelah mencapai temperatur 1360°C cast iron dituangkan kedalam leadle dimana kapasitas ladle adalah 250 kgladle. Penuangan cast iron dilakukan sebanyak 2 ladletimes. Setelah penuangan 2 ladle, pemasukan material langsung dilakukan ke Furnace tersebut. Tabel 2.4 Standar kualitas besi tuang Komponen Nilai Keterangan Karbon 3,5 Karbon ditemukan sebagai sementit Fe 3 C dan garfit. Sementit menyebabkan besi tuang menjadi keras, sedangkan grafit menyebabkan besi tuang menjadi lunak. Silikon 2 ± 0,1 Silikon membuat aliran besi tuang menjadi lebih baik. Mangan 0,5 – 0,7 Mangan berfungsi untuk mengikat slag. Kelebihan mangan dapat meningkatkan sementit yang terbentuk dan mempengaruhi terbentuknya grafit. Posfor 1,0 ± 0,1 Posfor menurunkan titik lebur besi tuang dan Universitas Sumatera Utara memperbaiki aliran besi tuang. Kelebihan posfor menyebabkan besi tuang menjadi rapuh, mudah retak Belerang 0,05 Sulfur menghambat terjadinya kristal grafit. Sulfur yang larut dalam besi tuang akan meningkatkan titik lebur. Apabila tungku tidak beroperasi maka tungku diberi sekam padi chaff untuk menjaga suhu furnace tungku agar tidak cepat turun.

3. Aluminium Spray

Anoda Assembly akan dilapisi aluminium spray. Pelapisan ini bertujuan agar tidak terjadi kontak dengan udara yang mengakibatkan terjadinya oksidasi. Sisi bawah anoda tidak dilapisi dengan aluminium spray karena pada waktu proses reduksi bagian bawah anoda langsung dicelupkan kedalam bath larutan elektrolit. Alumina cair diangkut dari reduksi dengan menggunakan Metal Transport Car MTC dan dimasukkan ke dalam Holding Furnace HF-401. Aluminium cair di dalam HF-401 ditambahkan flux untuk mengikat kotoran-kotoran metal agar mudah untuk dipisahkan atau dibuang.Temperatur tungku dijaga pada temperatur 820º C. Alumina Cair dituangkan kedalam Aluminium Coating AC-401 dan dialirkan melalui Elektrik Magnetik Pump EMP, dan pada saat alumunium cair tercurah udara tekan dihembuskan untuk menyepray permukaan anoda. Jumlah aluminium yang digunakan ± 12 kganoda assembly.

4. Anode Transport Car ATC

Universitas Sumatera Utara Anode Transport Car ATC adalah kendaraan khusus yang digunakan untuk mengirimkan anoda assembly ke gedung reduksi dan mengambil butt assembly dari gedung reduksi. Anoda assembly yang tergantung di rantai Power Free Conveyor di stasiun LO-401 akan diturunkan ke atas ATC untuk dikirim ke gedung reduksi sesuai dengan permintaan gedung reduksi. Capasitas ATC sebanyak 4 pcsunittrip. Dalam satu shift rodding mengirimkan anoda assembly rata-rata sebanyak 228 buah dengan 5 unit ATC yang beroperasi. Rakitan butt assembly yang diangkut oleh ATC kemudian digantung di PF Conveyer di stasiun LO-401 yang kemudian akan diproses lebih lajut pada Crust Butt System.

5. Crust dan Butt System

Crust dan butt system adalah proses daur ulang crust dan butt yang diterima dari gedung reduksi. Crust dan butt dipisahkan di CB-401 dengan menggunakan Crush Breaker. a. Crust System Crust yang berada diatas butt dipisahkan dengan Crush Breaker CB-401 AB. Crust yang telah pisah dari butt jatuh ke Belt Conveyer BC-401 dan dibawa ke Belt Conveyer BC- 403 hingga masuk ke Crusher CR-401 dan dihancurkan. Pemecahan Crust berfungsi untuk memecah crust menjadi ukuran 50mm dan 30mm. Crust kemudian diteruskan ke Gizzy Fidder GF-401 untuk memisahkan Alumunium metal. Return crust masuk ke Bucked Elevator BE-401 untuk dialirkan ke Siever SR-401. Di Siever SR-401 crust diayak untuk mendapatkan ukuran 30 mm dan 5 mm, untuk crust yang berukuran diatas 30 mm dimasukkan ke Silo S-402 sedangkan untuk crust yang berukuran dibawah 5 mm dimasukkan ke Silo S- 401 dan dihaluskan dengan Hummer Mill HM 401 A dan HM 401 B. Return crust kemudian masuk ke Belt Compeyer BC 404 dan masuk ke Silo S-53. b. Butt System Universitas Sumatera Utara Butt dipecah hingga terlepas dari Rod-nya di Press PR-401 dan PR 402. Pecahan butt jatuh ke Belt Conveyer BC-405 dan dialirkan ke Crusher CR 402 untuk dilakukan pemecahan terhadap butt dan dilanjutkan ke Bucked Elevator BE 402 dan diayak di Siever SR 402 sehingga dihasilkan ukuran 150 mm dan 80 mm. Butt yang berukuran diatas 80 mm di recycle ke Crusher CR 402 untuk dipecah lagi sedangkan butt yang berukuran dibawah 80 mm dibawa ke Belt Compeyer BC 406 untuk memisahkan logam-logam yang terdapat di dalam butt melalui Magnet Seprator MS 402, kemudian butt yang dihasilkan dialirkan melalui Belt Compeyer BC-407 untuk diisi ke Silo S-403.

6. Press System

Butt Assembly yang telah terpisah dari Crust masuk ke Shot Balst SH-401 untuk membersihkan crust yang masih lengket di butt dengan bantuan tembakan shot particle selama tiga kali putaran. Selanjutnya rakitan butt dibawa ke bagian Inspector IS-401 untuk pemeriksaan kondisi butt. Dimensi dan ukuran butt diukur secara sampling sebanyak 30 dari jumlah butt yang di terima. Oksidasi butt dan patahan butt diperiksa secara populasi. Di IS-401 butt dengan ketebalan kurang dari 350 mm dikirim ke pemecah butt Press PR-401 sedangkan butt dengan ketebalan lebih dari 350 mm dikirim ke Press PR-402. Sebelum dikirim ke PR-401 dibersihkan terlebih dahulu sisa crust yang masih menempel pada rakitan butt secara manual. PR-401 memecah butt secara vertical sedangkan PR-402 memecah butt secara horizontal. Setelah butt lepas dari tangkai rod, kemudian tangkai dikirim ke PR-403 untuk melepaskan recycle cast iron dari stub sebelah Rand dan PR-404 pada stub sebelah Blade. Recycle cast iron akan dibersihkan di SH-403 sebelum digunakan di Induction Furnice IF. Rod kemudian dikirim ke Inspector IS-402 untuk menentukan tangkai yang bagus atau Universitas Sumatera Utara tangkai yang reject. Tangkai yang reject dikirim ke Rod Repair Shop RRS. Tangkai yang masih dapat digunakan dikirim ke pembersih Shot Balst SH-402 untuk dibersihkan dengan shot particle. Stub yang sudah bersih dicelupkan dengan grafit coating agar antara cast iron dan stubnya tidak susah untuk dilepaskan setelah di pakai di reduksi. Stub yang sudah dicelupkan selanjutnya dilakukan pemanasan awal di Preheater. Kemudian tangkai dikeringkan memakai Dryer DR-401 sebelum dikirim ke casting. Pemanasan stub dilakukan dengan pemanas listrik selama 12 menit. Temperatur stub yang keluar dari Dryer DR-401 sekitar 60 C PT INALUM, 2003

2.5. Cast Iron

Secara umum Besi Tuang Cast Iron adalah Besi yang mempunyai Carbon content 2.5 – 4. Oleh karena itu Besi Tuang yang kandungan karbonnya 2.5 – 4 akan mempunyai sifat mampu lasnya weldability rendah. Karbon dalam Besi Tuang dapat berupa sementit Fe3C atau biasa disebut dengan Karbon Bebas grafit. Perlu di ketahui juga kandungan fosfor dan sulfur dari material ini sangat tinggi dibandingka n Baja. Komposisi pada besi tuang. Besi tuang biasa mengandung unsur-unsur sebagai berikut: Karbon : 3 – 4 Silicon : 1 – 3 Mangan : 0,5 – 1 Belerang : 0,1 . Phospor : 1 Universitas Sumatera Utara

2.5.1. Pengaruh unsur-unsur terhadap sifat-sifat besi tuang.

Karbon yang berada dalam besi tuang berupa grafit atau besi karbid sementit yang rapuh. Bila besi tuang banyak mengandung sementit besi tuang menjadi rapuh dan sulit dimesin.

1. Silikon Si mempermudah pemisahan grafit. Si, cenderung membentuk besi tuang

kelabu dan membuat besi tuang mudah dimesin.

2. Mangan Mn mencegah panggrafitan dan menggalakkan kestabilan sementit dan

larut didalamnya. la membuat butir-butir halus yang perlitis dan mencegah pengendapan ferrit, dengan penambahan mangan akan didapatkan struktur perlit dan grafit yang menguletkan menguatkan besi. 3. Belerang S menstabilkan sementit sehingga menyebabkan besi menjadi rapuh. 4. Phospor P mengurangi kelarutan karbon dan memperbanyak sementit,akibatnya besi menjadi keras dan rapuh.

5. Pengaruh kecepatan pendinginan. Jika didinginkan dengan cepat karbon akan

dipaksa jadi sementit yang keras. Jika didinginkan dengan cepat karbon akan dipaksa jadi sementit yang keras. Jika didinginkan perlahan-lahan sementit terurai menjadi grafit

2.5.2. Macam-macam besi tuang a. Besi tuang putih.

Namanya diambil dari warna bidang patahnya. Karbon berbentuk sementit yang keras sehingga besi menjadi keras. Universitas Sumatera Utara Struktur logam dapat dilihat pada gambar 2.5

b. Besi tuang kelabu.

Namanya diambil dari warna bidang patahnya. Jenis Besi Tuang ini sering dijumpai sekitar 70 besi tuang berwarna abu-abu. Mempunyai graphite yang berbentuk flake. Sifat dari Besi Tuang ini kekuatan tariknya tidak begitu tinggi dan keuletannya rendah sekali Nil Ductility. Karbon dalam keadaan bebas. Sifat mampu mesinnya baik. Struktur besi tuang kelabu dapat dilihat pada gambar 2.5

c. Besi tuang cil

Besi tuang cil Ialah besi tuang yang permukaannya terdiri dari besi tuang putih dan bagian dalamnya terdiri dari besi tuang kelabu. Universitas Sumatera Utara

d. Besi tuang grafit bulat.

Disebut juga besi tuang nodules. Dibuat dengan jalan mencampurkan magnesium, kalsium atau serium ke dalam cairan logam.Sifat-sifat kekuatan dan keliatan tinggi, tahan aus juga tahan panas.

e. Besi tuang inoculated.

Dibuat dengan menambahkan. kalsium silikon yang dicampur sebelum penuangan guna menghasilkan butiran-butiran halus.Sifat-sifat permesinan diperbaiki.

f. Besi tuang kelas tinggi.

Mengandung sedikit karbon silikon dan grafit bebasnya lebih kecil dibandingkan dengan besi tuang kelabu.

g. Besi tuang mampu tempa.