36
konsekuensi dari pemberian otonomi yang luas maka sumber-sumber keuangan telah banyak bergeser ke Daerah baik melalui perluasan
basis pajak taxing power maupun dana perimbangan. Hal ini sejalan dengan makna desentralisasi fiskal yang mengandung pengertian
bahwa kepada Daerah diberikan: 1 kewenangan untuk memanfaatkan sumber keuangan sendiri yang
dilakukan dalam wadah Pendapatan Asli Daerah PAD yang sumber utamanya adalah Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dengan tetap
mendasarkan batas kewajaran.
2 didukung dengan perimbangan keuangan antara Pusat dan Daerah.
Sebagai salah satu tujuan yang hendak dicapai di dalam pelaksanaan desentralisasi dan otonomi Daerah, tentang kemandirian
Daerah bukan hal yang baru. Secara teoritis pengukuran kemandirian Daerah diukur dari Pendapatan Asli Daerah PAD.
4. Dana Alokasi Khusus
Dana alokasi khusus DAK adalah salah satu mekanisme transfer keuangan Pemerintah Pusat ke daerah yang bertujuan antara
lain untuk meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana fisik daerah sesuai prioritas nasional serta mengurangi kesenjangan laju
pertumbuhan antar daerah dan pelayanan antarbidang Ahmad Subekan, 2012:88. DAK memainkan peran penting dalam dinamika
pembangunan sarana dan prasarana pelayanan dasar di daerah karena –
37
sesuai dengan prinsip desentralisasi –tanggung jawab dan akuntabilitas
bagi penyediaan pelayanan dasar masyarakat telah dialihkan kepada pemerintah daerah.
Dana alokasi khusus merupakan dana yang dialokasikan dari APBN ke Daerah tertentu untuk mendanai kebutuhan khusus yang
merupakan urusan daerah dan juga prioritas nasional antara lain: kebutuhan kawasan transmigrasi, kebutuhan beberapa jenis investasi
atau prasarana, pembangunan jalan di kawasan terpencil, saluran irigasi primer, dll.
Menurut UU yang baru UU No. 322004 dan UU No. 332004, wilayah yang menerima DAK harus menyediakan dana
penyesuaian paling tidak 10 dari DAK yang ditransfer ke wilayah, dan dana penyesuaian ini harus dianggarkan dalam anggaran daerah
APBD. Meskipun demikian, wilayah dengan pengeluaran lebih besar dari penerimaan tidak perlu menyediakan dana penyesuaian. Tetapi
perlu diketahui bahwa tidak semua daerah menerima DAK karena DAK bertujuan untuk pemerataan dan untuk meningkatkan kondisi
infrastruktur fisik yang dinilai sebagai prioritas nasional.
a Kriteria umum Dana Alokasi Khusus
Prioritas pengalokasian DAK diutamakan untuk daerah- daerah yang memiliki kemampuan fiskal rendah atau di bawah
rata-rata. Kemampuan fiskal daerah tersebut didasarkan atas selisih antara realisasi penerimaan daerah pendapatan asli daerah, dana
38
perimbangan, pinjaman daerah, dan lain-lain penerimaan yang sah tidak termasuk sisa anggaran lebih SAL dengan Belanja Pegawai
Negeri Sipil Daerah fiskal netto pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
b Kriteria Khusus Dana Alokasi Khusus
Pengalokasian DAK juga harus memperhatikan daerah- daerah tertentu yang memiliki danatau berada di wilayah dengan
kondisi dan kebutuhan khusus, seperti : ¨Provinsi Papua dan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
NAD yang merupakan Daerah otonomi khusus; ¨Kawasan Timur Indonesia, Pesisir dan Kepulauan, Perbatasan
Darat, TertinggalTerpencil,
Penampung Program
Transmigrasi, Rawan Banjir dan Longsor. Provinsi Maluku dan Maluku Utara sebagai Daerah Pasca
Konflik; Pengalokasian DAK kepada daerah sepenuhnya menjadi
wewenang Pemerintah Pusat berdasarkan kriteria tertentu. Dalam hal ini, peran satuan kerja perangkat daerah SKPD hanyalah
menyediakan data bagi departemen teknis terkait. Peran pemda
dalam pengalokasian DAK bersifat pasif. Contoh kasus dalam
pengalokasian Dana Khusus ini adalah Dinas Kesehatan Kabupaten Kupang, misalnya, belum pernah secara khusus
membuat perencanaan atau pengusulan DAK untuk membiayai
39
rencana kegiatannya. Walaupun pemda tidak melakukan langkah apapun, Pemerintah Pusat tetap memberikan DAK kepada daerah
Pengalokasian dana dan sumber-sumbernya tergantung kepada kebijakan pemerintah Kabupaten .
5. Dana Bagi Hasil PajakBukan Pajak