Analisa Deskriptif Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD). dana Alokasi Khusus (DAK), dana Bagi Hasil (DBH) Pajak/Bukan Pajak terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten/Kota Propinsi Jawa Tengah tahun 2003-2011

76 terdiri atas 545 kecamatan dan 8.490 desakelurahan. Sebelum diberlakukannya Undang-undang Nomor 221999 tentang Pemerintahan Daerah, Jawa Tengah juga terdiri atas 4 kota administratif, yaitu Purwokerto, Purbalingga, Cilacap, dan Klaten. Namun sejak diberlakukannya Otonomi Daerah tahun 2001 kota-kota administratif tersebut dihapus dan menjadi bagian dalam wilayah kabupaten. Menyusul otonomi daerah, 3 kabupaten memindahkan pusat pemerintahan ke wilayahnya sendiri, yaitu Kabupaten Magelang dari Kota Magelang ke Kota Mungkid, Kabupaten Tegal dari Kota Tegal ke Slawi, serta Kabupaten Pekalongan dari Kota Pekalongan ke Kajen.

B. Penemuan dan Pembahasan

1. Analisa Deskriptif

a. Analisa Deskriptif Produk Domestik Regional Bruto PDRB di JawaTengah

PDRB adalah jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah, atau merupakan jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi di suatu wilayah BPS. 77 Gambar 4.1 PDRB Sumber : Lampiran1 Pertumbuhan PDRB di beberapa KabupatenKota di Provinsi Jawa Tengah mengalami fluktuasi selama pelaksanaan desentralisasi fiskal tahun 2003-2011. Pertumbuhan PDRB tertinggi pada Kabupaten Cilacap pada tahun 2009. Untuk kota Salatiga hasil PDRB nya rendah dibandingkan dengan kabupatenkota lain dan untuk Kabupaten Banjarnegara dari tahun ke tahun terus meningkat menunjukkan kinerja ekonomi yang baik. Faktor-faktor yang menyebabkan bervariasinya Pendapatan Regional Bruto Daerah di masing-masing kabupatenkota di Propinsi Jawa Tengah juga cukup bervariasi, antara lain pengembangan sektoral yang berbeda antar daerah, jumlah penduduk dan tenaga kerja yang berbeda antar daerah. 500000 1000000 1500000 2000000 2500000 3000000 3500000 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Purbalingga Banjarnegara Kebumen Wonosobo Wonogiri Rembang Batang Salatiga 78

b. Analisa Deskriptif Pendapatan Asli Daerah di JawaTengah

Menurut Mardiasmo 2002:132, ―pendapatan asli daerah adalah penerimaan yang diperoleh dari sektor pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah, hasil pengeloalaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah‖. Gambar 4.2 PAD Sumber : Lampiran1 Pertumbuhan PAD yang diperoleh pada saat pelaksanaan desentralisasi fiskal di Provinsi Jawa Tengah tahun 2003-2011 mengalami fluktuasi. Hal ini menunjukkan bahwa pemungutan yang dilakukan oleh lembaga terkait di Provinsi Jawa Tengah cukup baik. Meningkatnya realisasi PAD ditopang oleh besarnya pendapatan pemerintah daerah Provinsi Jawa Tengah disektor 10000 20000 30000 40000 50000 60000 70000 80000 90000 100000 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Purbalingga Banjarnegara Kebumen Wonosobo Wonogiri Rembang Batang Salatiga 79 Pajak Daerah yang memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap PAD. Semakin tinggi PAD yang diperoleh suatu daerah maka akan semakin tinggi pertumbuhan PDRB di daerah tersebut. Brata 2004 yang dikutip oleh Adi dan Harianto 2007 menyatakan bahwa terdapat dua komponen penerimaan daerah yang berpengaruh positif secara signifikan terhadap pertumbuhan PDRB daerah yaitu PAD serta bagian sumbangan dan bantuan.

c. Analisa Deskriptif Dana Alokasi Khusus di JawaTengah

Dana alokasi khusus DAK adalah salah satu mekanisme transfer keuangan Pemerintah Pusat ke daerah yang bertujuan antara lain untuk meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana fisik daerah sesuai prioritas nasional serta mengurangi kesenjangan laju pertumbuhan antar daerah dan pelayanan antarbidang Ahmad Subekan, 2012:88. Dana alokasi khusus merupakan dana yang dialokasikan dari APBN ke Daerah tertentu untuk mendanai kebutuhan khusus yang merupakan urusan daerah dan juga prioritas nasional antara lain: kebutuhan kawasan transmigrasi, kebutuhan beberapa jenis investasi atau prasarana. 80 Gambar 4.3 DAK Sumber : Lampiran1 Pelaksanaan desentralisasi fiskal tahun 2003-2011 penerimaan daerah yang bersumber dari dana perimbangan yang berupa Dana Alokasi mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, namun pertumbuhan PDRB justru mengalami fluktuasi. Hal ini mengindikasikan bahwa dengan adanya DAK yang tinggi, ketergantungan daerah terhadap DAK menjadi sangat tinggi dan kemandirian daerah menurun sehingga pertumbuhan PDRB yang diharapkan meningkat justru mengalami fluktuasi.

d. Analisa Deskriptif Dana Bagi Hasil di JawaTengah

Pengoptimalan perolehan Dana Bagi Hasil yang dianggap sebagai modal bagi kepentingan pembangunan daerah akan mempercepat pertumbuhan PDRB Pujiati, 2008. 10000 20000 30000 40000 50000 60000 70000 80000 90000 100000 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Purbalingga Banjarnegara Kebumen Wonosobo Wonogiri Rembang Batang Salatiga 81 Gambar 4.4 DBH Pajak dan Bukan pajak Sumber : Lampiran1 Dana Bagi Hasil yang diterima setiap daerah KabupatenKota di Provinsi Jawa tengah tahun 2003-2011 berbeda. Hal ini mengindikasikan bahwa mekanisme bagi hasil berdasarkan kapasitas Sumber Daya Alam danatau pusat bisnis yang dimiliki daerah.

2. Estimasi Model Data Panel

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (Pad), Dana Alokasi Umum (Dau), Dana Alokasi Khusus (Dak), Dan Dana Bagi Hasil (Dbh) Terhadap Belanja Langsung Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara Pada Tahun 2010-2013

3 91 94

Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Bagi Hasil (DBH) Dan Bantuan Keuangan Provinsi (BKP) Terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Dengan Belanja Pelayanan Dasar Sebagai Moderating Variabel (Stud

5 68 181

Pengaruh Rasio Efektivitas Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) terhadap Tingkat Kemandirian Pemerintahan Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Utara

4 37 108

Pendapatan Asli Daerah (PAD), Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan Lain-lain Pendapatan terhadap Belanja Daerah (Studi Kasus Kabupaten/ Kota di Propinsi Sumatera Utara)

1 39 84

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK) terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten/Kota Provinsi Nusa Tenggara Barat periode Tahun 2009-2012

1 17 161

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD), DANA ALOKASI UMUM (DAU), DAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK), DANA BAGI HASIL (DBH), DAN Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (Pad), Dana Alokasi Umum (Dau), Dana Alokasi Khusus (Dak), Dana Bagi Hasil (Dbh), Dan Pertumbuhan Ek

0 3 15

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD), DANA BAGI HASIL (DBH), DANA ALOKASI UMUM (DAU), DAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (Pad), Dana Bagi Hasil (Dbh), Dana Alokasi Umum (Dau), Dan Dana Alokasi Khusus (Dak) Terhadap Pengalokas

0 2 11

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD), DANA ALOKASI UMUM (DAU), DANA ALOKASI KHUSUS (DAK), DANA BAGI HASIL Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (Pad), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (Dak), Dana Bagi Hasil (DBH) Terhadap Pengalokasian Belanja Mod

0 3 20

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD), DANA BAGI HASIL (DBH), DANA ALOKASI UMUM (DAU), DAN DANA ALOKASI KHUSUS Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), Dan Dana Alokasi Khusus (DAK) Terhadap Pertumbuhan Ekono

0 1 15

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD), DANA BAGI HASIL (DBH), DANA ALOKASI UMUM (DAU), DAN ALOKASI KHUSUS (DAK) Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), Dan Dana Alokasi Khusus (DAK) Terhadap Pertumbuhan Ekon

0 0 18