Metode Penelitian dan Teknik Penulisan

13 juga membahas risalah intelektualnya dan karya-karya Al-Maududi sejauh terkait dengan gagasan politiknya Bab ketiga penulis menjelaskan tentang anatomi dan kerangka pemikiran politik Abu al-A’ l a al-Maududi yang meliputi dasar pemikiran politiknya dan juga ijtihad Abu al-A’ l a al-Maududi dalam pemikiran politiknya. Bab keempat merupakan inti pembahasan tentang Pemikiran Politik Islam Al-Maududi. Bab ini merupakan evaluasi kritis penulis atas pemikiran Al-Maududi, s e k a l i g u sp r o y e kb e s a r n y a “ I mp l e me n t a s iPe mi k i r a nPo l i t i kI s l a m” .Ev a l u a s ii n i terdiri atas kritik konsep pembaharuannya tentang sistem kenegaraan Is l a m ‘ theo- demokrasi ’s e k a l i g u se k s p l i k a s i a t a sd i me n s ii d e o l o g i sd a np r a k s i sd a r ip e mi k i r a nAl - Maududi kemudian menimbang relevansi gagasan pembaharuan tersebut bagi masa depan pemikiran Islam dan posisi Al-Maududi dalam kancah politik Islam. Bab kelima merupakan penutup yang berisi dari masalah yang dibahas dan disertai saran-saran ihwal studi lebih lanjut tentang Implementasi Politik Islam dalam pemikiran Abu al-A’ l a Al-Maududi. 14

BAB II DESKRIPSI UMUM TENTANG AL-MAUDUDI

A. Biografi Abu al-Ala al-Maududi

Sayyid 1 Abu al-Ala Al-Maududi merupakan salah seorang pemikir dan perombak sosial terbesar dalam dunia Islam. Beliau dilahirkan di Aurangabad Hiderabad, Deccan, India, pada tanggal 25 September 1903 dan memulai karier kemasyarakatannya sebagai seorang wartawan pada tahun 1920. 2 Ayah Abu al-Ala al-Maududi, Ahmad Hasan yang dilahirkan pada tahun 1855 M di Delhi, berasal dari keluarga terhormat yang silsilah keturunannya dapat ditelusuri sampai kepada Nabi Muhammad Saw Keluarga Abu al-Ala al•Maududi telah mempunyai tradisi kepemimpinan spiritual yang terkenal sejak lama karena sebagian besar dari nenek moyangnya merupakan pemimpin dari tarekat-tarekat yang terkemuka. Nenek moyang Abu al-Ala al-Maududi datang ke anak benua Indo-Pakistan sejak lahir abad ke - 13 H atau abad ke 15 M. Sedangkan Ibu Abu al-Ala al-Maududi yang bernama Sayyidah Ruqayyah, adalah putri bungsu dari Mirza Qurban Ali Bik. Mirza adalah keturunan Turki dan berprofesi sebagai tentara, di samping sebagai pujangga dan sastrawan. 3 1 Sayyid artinya Tuan; nama gelar kehormatan atau sebutan kepada orang Arab keturunan Nabi Muhammad saw. Lih. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta :Balai Pustaka, 1995. h. 885 2 Al-Maududi, Hukum dan Konstitusi, Terjemahan Asep Hikmat, Bandung : Mizan, 1990, h.6 3 Ali Rahnema, Para Perintis Zaman Baru Islam, Bandung : Mizan, 1998, h.102