15 1. Perusahaan swasta nasional, yaitu perusahaan swasta milik warga
Negara Indonesia ; 2. Perusahaan swasta-asing, yaitu perusahaan swasta milik warga Negara
asing ; 3. Perusahaan swasta campuran joint-venture, yaitu perusahaan swasta
milik warga negara Indonesia dan warga negara asing.
2.1.3 Kompleksitas
Kompleksitas terkait dengan kerumitan transaksi yang ada di perusahaan. Kompleksitas operasi klien merupakan salah satu variabel
yang penting dalam menentukan besarnya fee audit. Menurut Mulyadi 2002: 90, klien yang kegiatannya menghasilkan transaksi yang sangat
rumit merupakan klien yang mengandung risiko besar bagi auditor bila dibandingkan dengan klien yang kegiatannya bersifat konvensional.
Kompleksitas operasi perusahaan dapat menyebabkan biaya audit yang lebih tinggi karena pekerjaan audit yang dibutuhkan lebih banyak
sehingga waktu yang diperlukan akan semakin banyak dan secara otomatis biaya yang lebih tinggi per jam akan dibebankan kepada klien
Cameran, 2005; Firth, 1985. Variabel kompleksitas dalam penelitian ini sebagian besar adalah
perusahaan menengah besar yang hampir memiliki masalah kerumitan transaksi. Oleh sebab itu, penelitian ini menggunakan anak perusahaan
subsidiary sebagai indikator kompleksitas, mengingat kompleksitas jasa audit yang diberikan merupakan ukuran rumit atau tidaknya transaksi
16 yang dimiliki oleh klien Kantor Akuntan Publik untuk diaudit Hay et al.,
2008. Anak perusahaan subsidiary adalah sebuah perusahaan yang dikendalikan oleh sebuah perusahaan yang lebih tinggi. Selain itu, anak
perusahaan turut atau sepenuhnya dikendalikan oleh perusahaan lain, karena sebagian atau seluruh modalnya dimiliki oleh perusahaan lain atau
induk perusahaan. Semakin besar perusahaan, maka semakin besar pula anak perusahaan sebagai lini induk perusahaan. Penelitian mengenai
pengaruh kompleksitas dalam penentuan harga pelayanan audit fee audit sudah pernah dilakukan oleh Harjinder et al. 2010 dengan hasil
yang signifikan positif.
2.1.4 Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan dapat menunjukkan besar kecilnya suatu perusahaan. Ukuran perusahaan dapat diklasifikasikan menurut berbagai
cara antara lain dengan natural log total aktiva, nilai pasar saham, jumlah pendapatan dan lain-lain. Machfoedz dalam Septianingrum, 2014.
Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM dan LK No Kep. 11PM1997 menyatakan bahwa ukuran perusahaan kecil atau menengah
diukur dengan cara melihat total asset tidak lebih dari Rp. 100.000.000.000,- seratus miliar rupiah. Syarat ukuran perusahaan
besar memiliki total asset lebih dari Rp. 100.000.000.000,-. Menurut Nugrahani 2013 ukuran perusahaan dinyatakan sebagai
determinan dari struktur keuangan dalam hampir setiap studi dan untuk sejumlah alasan berbeda :
17 1. Ukuran perusahaan dapat menentukan tingkat kemudahan perusahaan
memperoleh dana dari pasar modal. 2. Ukuran perusahaan menentukan kekuatan tawar-menawar dalam
kontrak keuangan. 3. Ada kemungkinan pengaruh skala dalam biaya dan return membuat
perusahaan yang lebih besar dapat memperoleh lebih banyak laba. Penentuan ukuran perusahaan pada penelitian ini didasarkan
kepada total asset perusahaan. Menurut Ahmad dan Kamarudin 2003 menyatakan perusahaan yang besar memiliki sumber daya yang lebih
besar untuk membayar biaya audit dan memiliki kemampuan untuk membayarnya secepat mungkin setelah tutup tahun perusahaan.
Perusahaan yang memiliki total aktiva besar menunjukkan arus kas perusahaan sudah positif dan dianggap memiliki prospek yang baik
dalam jangka waktu relatif lama, selain itu juga mencerminkan bahwa perusahaan yang memiliki total aktiva yang besar relatif lebih stabil dan
lebih mampu menghasilkan laba dibanding perusahaan dengan total aktiva yang kecil Nugrahani, 2013.
2.1.5 Auditor Eksternal