Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Dan Total Asset Terhadap Harga Saham Dengan Beta Saham Sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

(1)

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN DAN TOTAL ASSET

TERHADAP HARGA SAHAM DENGAN BETA SAHAM

SEBAGAI VARIABEL MODERATING (STUDI EMPIRIS

PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)

TESIS

Oleh

ARDIN DOLOK SARIBU

097017004/Akt

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011

S

EK

O L A

H

P A

S C

A S A R JA N


(2)

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN DAN TOTAL ASSET

TERHADAP HARGA SAHAM DENGAN BETA SAHAM

SEBAGAI VARIABEL MODERATING (STUDI EMPIRIS

PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Akuntansi pada Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara

Oleh

ARDIN DOLOK SARIBU

097017004/Akt

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011


(3)

Judul Tesis : ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN DAN TOTAL ASSET TERHADAP HARGA SAHAM DENGAN BETA SAHAM SEBAGAI VARIABEL

MODERATING (STUDI EMPIRIS PADA

PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)

Nama Mahasiswa : Ardin Dolok Saribu

Nomor Pokok : 097017004

Program Studi : Akuntansi

Menyetujui Komisi Pembimbing,

(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA) (Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak) Ketua Anggota

Ketua Program Studi, Direktur,

(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA) (Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE)


(4)

Telah Diuji pada Tanggal: 15 Juni 2011

PANITIA PENGUJI TESIS:

Ketua : Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA Anggota : 1. Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak

2. Drs. Rasdianto, MA, Ak 3. Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak


(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan tesis yang Berjudul:

“ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN DAN TOTAL ASSET

TERHADAP HARGA SAHAM DENGAN BETA SAHAM SEBAGAI VARIABEL MODERATING (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN

PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)”.

Adalah benar hasil kerja saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.

Medan, 15 Juni 2011

Yang membuat pernyataan:


(6)

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN DAN TOTAL ASSET TERHADAP HARGA SAHAM DENGAN BETA SAHAM SEBAGAI VARIABEL

MODERATING (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh rasio keuangan yang terdiri dari (ROE, ROA, DER, EPS) dan total asset secara simultan dan parsial terhadap harga saham dengan beta saham sebagai variabel moderating pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2005 sampai tahun 2009. Sampel penelitian diambil dengan menggunakan metode purposive sampling sehingga menghasilkan 20 bank. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda dengan uji residual.

Hasil pengujian hipotesis pertama secara simultan menunjukkan semua variabel independen berpengaruh terhadap harga saham dengan nilai signifikan 0,000. Sedangkan secara parsial hanya variabel EPS dan TA yang berpengaruh terhadap harga saham dengan nilai signifikan 0,000. ROE, ROA, DER tidak berpengaruh terhadap harga saham. Pengujian hipotesis kedua diperoleh hasil bahwa beta saham bukan variabel moderating.

Kata Kunci: Rasio Keuangan (ROE, ROA, DER, EPS), Total Asset, Beta Saham, dan Harga Saham.


(7)

ANALYZE THE EFFECT OF FINANCIAL RATIOS AND TOTAL ASSETS SIMULTANEOUSLY AND PARTIALLY ON THE STOCK PRICE WITH

BETA OF BANKING STOCK AS A MODERATING (EMPIRIC STUDY OF THE BANKING COMPANIES LISTED

IN INDONESIA STOCK EXCHANGE)

ABSTRACT

This research aims to examine and analyze the effect of financial ratios (ROE, ROA, DER, EPS) and total assets simultaneously and partially on the stock price with beta of banking stock as a moderating variable in the banking companies listed in Indonesia Stock Exchange.

The population in this research are all banking companies listed in Indonesia Stock Exchange from 2005 until 2009. The research sample was taken by using purposive sampling method resulting in 20 banks. The method of analysis used is multiple linear regression analysis with residual test.

The first hypothesis simultaneously shows all the independent variables affect the share price with significant value of 0,000. While only partial and EPS, TA variables that influence the stock price with significant value of 0,000. ROE, ROA, DER did not affect stock prices. Testing the second hypothesis showed that beta of banking stock is not moderating variable.

Keywords: Financial Ratios (ROE, ROA, DER, EPS), Total Assets, Beta of Banking Stock, and Stock Price.


(8)

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini. Penulis sangat menyadari bahwa penyusunan tesis ini tidak lepas dari pengorbanan dan bantuan dari banyak pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis dengan tulus menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc, (CTM), Sp.A(K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara besarta seluruh stafnya.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE., selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara beserta seluruh stafnya.

3. Ibu Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA., selaku Ketua Program Studi Akuntansi sekaligus sebagai Dosen Pembimbing Utama tesis, yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga, pikiran untuk mengarahkan dan membimbing serta memberikan saran-saran kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

4. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak., selaku Dosen Pembimbing tesis yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing, mengarahkan serta memberikan saran-saran kepada penulis sehingga tesis ini dapat diselesaikan.

5. Bapak Drs. Rasdianto, MA, Ak., selaku Dosen Pembanding yang telah banyak memberikan saran-saran kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.


(9)

6. Bapak Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak., selaku Dosen Pembanding yang telah banyak memberikan saran-saran kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

7. Ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak., selaku Dosen Pembanding yang telah banyak memberikan saran-saran kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

8. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

9. Kedua Orang Tua dan Teman Hidup Jojor Delima Samosir, AM.Keb., kakak dr. Marupa Dolok Saribu dan Lae Purba, kakak Rilisma Dolok Saribu; Adik dr. Suardi Dolok Saribu, dan adik Sri Maslena Dolok Saribu, AM.Keb. yang telah memberikan doa, dukungan dan motivasi dengan penuh kasih sayang baik moril maupun materil kepada penulis.

10. Rekan-rekan mahasiswa Magister Akuntansi Khususnya Angkatan XVII Reguler (Bapak Ruswan Nurmadi, Bapak Halomoan Sihombing, Bapak Azmi Romi, Ibu Rahima Purba, Ibu Eva Simatupang, Ivo Simatupang, Ibu Arma Yuliza, Ibu Namira, Ibu Erna, Ibu Suriani, Bapak Edison Simajuntak, Ibu Aryati) yang telah mendukung dan memberikan saran yang membangun kepada penulis.

11. Rekan-rekan di Universitas HKBP Nommensen (Bapak Raya Panjaitan, SE., MM., Bapak Ferry Panjaitan, SE., Ibu Ir. Maria Manik, MSi., Bapak Drs. Juara Simanjuntak, MSi., Clara Ginting, Marlina Napitupulu, Bapak


(10)

Bonifasius Tambunan, SE., MSi., Akt., Ibu Audrey M. Siahaan, SE., MSi., Akt., Bapak Hamonangan Siallagan, SE., MSi) dan pihak-pihak tidak disebutkan yang telah mendukung dan memberikan saran yang membangun kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna, sehingga masih diperlukan masukan dan saran yang membangun guna perbaikan dan kesempurnaan, dan akhirnya harapan penulis semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, 15 Juni 2011


(11)

RIWAYAT HIDUP

1. Nama : Ardin Dolok Saribu

2. Tempat/Tgl. Lahir : Kampung Toba / 31 Agustus 1983 3. Pekerjaan : Staf Pengajar

4. Agama : Kristen Protestan 5. Orang Tua

a. Bapak : Baginda Dolok Saribu b. Ibu : Mida Manurung

6. Alamat : Jln. Binjai Km. 14,5 Gg. Louser N0. 166 7. Telephone/HP : 081376025060

8. Pendidikan

a. SD : SD Negeri 101854 Sei Mencirim, Kec. Kutalimbaru, lulus tahun 1995.

b. SMP : SMP Negeri 3 Sunggal, lulus tahun 1998 c. SMA : SMA St. Thomas 4 Binjai, lulus tahun 2001


(12)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... ... i

ABSTRACT ... ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

RIWAYAT HIDUP ... vi

DAFTAR ISI ... ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 4

1.4. Manfaat Penelitian ... 5

1.5. Batasan Masalah... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1. Landasan Teori ... 7

2.1.1. Rasio Keuangan ... 7

2.1.1.1. Return On Equity dan Return On Asset ... 8

2.1.1.2. Debt Equity Ratio ... 13


(13)

2.1.2. Total Asset ... 14

2.1.3. Beta Saham... 15

2.1.4. Harga Saham ... 21

2.1.5. Penilaian Saham ... 21

2.2. Penelitian Terdahulu ... 23

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ... 27

3.1. Kerangka Konsep ... 27

3.2. Hipotesis ... 33

BAB IV METODE PENELITIAN ... 34

4.1. Jenis Penelitian ... 34

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 34

4.3. Populasi dan Sampel ... 34

4.4. Metode Pengumpulan Data ... 38

4.5. Defenisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel ... 39

4.6. Metode Analisis Data ... 44

4.6.1. Analisis Data ... 44

4.6.2. Pengujian Hipotesis ... 47

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 53

5.1. Deskriptif Data Penelitian ... 53

5.2. Hasil Pengujian Normalitas Model Pertama ... 56

5.3. Hasil Pengujian Multikolinieritas Model Pertama ... 57


(14)

5.5. Hasil Pengujian Autokolerasi Model Pertama ... 60

5.6. Hasil Pengujian Hipotesis Pertama ... 61

5.7. Hasil Pengujian Hipotesis Kedua ... 64

5.8. Pembahasan Hipotesis ... 67

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 72

6.1. Kesimpulan ... 72

6.2. Keterbatasan Penelitian ... 73

6.3. Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 75


(15)

DAFTAR TABEL

Halaman

2.1. Penelitian Terdahulu dan Hasil Penelitian ... 26

4.1. Teknik Pengambilan Sampel ... 35

4.2. Daftar Populasi Penelitian ... 37

4.3. Daftar Sampel Penelitian ... 38

4.4. Defenisi Operasional Variabel ... 43

5.1. Deskripsi Data Penelitian Hipotesis Pertama ... 54

5.2. Hasil Pengujian Normalitas Model Pertama Uji One Sample Kolmogorov-Smirnov ... 57

5.3. Matriks Korelasi Variabel Bebas ... 58

5.4. Variance Inflation Factor ... 59

5.5. Pengujian Autokolerasi ... 61

5.6. Hasil Analisis Pengaruh ROE, ROA, DER, EPS, TA terhadap Harga Saham secara Simultan ... 61

5.7. Hasil Analisis Pengaruh ROE, ROA, DER, EPS, TA terhadap Harga Saham secara Parsial ... 63

5.8. Hasil Pengujian Pengaruh ROE, ROA, DER, EPS, TA terhadap Harga Saham ... 65


(16)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

2.1. Bagan Alir tentang ROA dan ROE ... 9

3.1. Bagan Kerangka Konsep ... 27

5.1. Normal PP Plot Residual Model Pertama ... 56


(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Daftar Singkatan ... 78

Lampiran 2 Nama Populasi Penelitian ... 79

Lampiran 3 Nama Sampel Penelitian... 80

Lampiran 4 Data Return On Equity (ROE) sebelum di LN ... 81

Lampiran 5 Data Return On Asset (ROA) sebelum di LN ... 82

Lampiran 6 Data Debt Equity Ratio (DER) sebelum di LN ... 83

Lampiran 7 Data Earnings Per Share (EPS) sebelum di LN ... 84

Lampiran 8 Data Total Asset (TA) sebelum di LN ... 85

Lampiran 9 Data Beta Saham (BS) sebelum di LN ... 86

Lampiran 10 Data Hargsa Saham (HS) sebelum di LN ... 87

Lampiran 11 Data Return On Equity (ROE) setelah di LN ... 88

Lampiran 12 Data Return On Asset (ROA) setelah di LN ... 89

Lampiran 13 Data Debt Equity Ratio (DER) setelah di LN ... 90

Lampiran 14 Data Earnings Per Share (EPS) setelah di LN ... 91

Lampiran 15 Data Total Asset (TA) setelah di LN ... 92

Lampiran 16 Data Beta Saham (BS) setelah di LN ... 93

Lampiran 17 Data Harga Saham (HS) setelah di LN... 94

Lampiran 18 Data Nilai Residual... 95

Lampiran 19 Descriptive Statistics ... 96


(18)

Lampiran 21 Hasil Uji Asumsi Klasik (Uji Multikolinieritas Data) ... 101

Lampiran 22 Hasil Uji Asumsi Klasik (Uji Heteroskedastisitas Data) ... 103

Lampiran 23 Hasil Uji Asumsi Klasik (Uji Autokolerasi Data) ... 104

Lampiran 24 Hasil Pengujian Hipotesis Pertama ... 106

Lampiran 25 Hasil Pengujuan Hipotesis Kedua (Model a) ... 108


(19)

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN DAN TOTAL ASSET TERHADAP HARGA SAHAM DENGAN BETA SAHAM SEBAGAI VARIABEL

MODERATING (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh rasio keuangan yang terdiri dari (ROE, ROA, DER, EPS) dan total asset secara simultan dan parsial terhadap harga saham dengan beta saham sebagai variabel moderating pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2005 sampai tahun 2009. Sampel penelitian diambil dengan menggunakan metode purposive sampling sehingga menghasilkan 20 bank. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda dengan uji residual.

Hasil pengujian hipotesis pertama secara simultan menunjukkan semua variabel independen berpengaruh terhadap harga saham dengan nilai signifikan 0,000. Sedangkan secara parsial hanya variabel EPS dan TA yang berpengaruh terhadap harga saham dengan nilai signifikan 0,000. ROE, ROA, DER tidak berpengaruh terhadap harga saham. Pengujian hipotesis kedua diperoleh hasil bahwa beta saham bukan variabel moderating.

Kata Kunci: Rasio Keuangan (ROE, ROA, DER, EPS), Total Asset, Beta Saham, dan Harga Saham.


(20)

ANALYZE THE EFFECT OF FINANCIAL RATIOS AND TOTAL ASSETS SIMULTANEOUSLY AND PARTIALLY ON THE STOCK PRICE WITH

BETA OF BANKING STOCK AS A MODERATING (EMPIRIC STUDY OF THE BANKING COMPANIES LISTED

IN INDONESIA STOCK EXCHANGE)

ABSTRACT

This research aims to examine and analyze the effect of financial ratios (ROE, ROA, DER, EPS) and total assets simultaneously and partially on the stock price with beta of banking stock as a moderating variable in the banking companies listed in Indonesia Stock Exchange.

The population in this research are all banking companies listed in Indonesia Stock Exchange from 2005 until 2009. The research sample was taken by using purposive sampling method resulting in 20 banks. The method of analysis used is multiple linear regression analysis with residual test.

The first hypothesis simultaneously shows all the independent variables affect the share price with significant value of 0,000. While only partial and EPS, TA variables that influence the stock price with significant value of 0,000. ROE, ROA, DER did not affect stock prices. Testing the second hypothesis showed that beta of banking stock is not moderating variable.

Keywords: Financial Ratios (ROE, ROA, DER, EPS), Total Assets, Beta of Banking Stock, and Stock Price.


(21)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perusahaan-perusahaan yang sudah go public, sahamnya dapat diperjual- belikan di pasar saham untuk mendapatkan tambahan modal yang dipergunakan untuk pengembangan usaha. Hal ini juga termasuk untuk perusahaan perbankan, di mana saat ini sudah cukup banyak perusahaan perbankan yang sudah go public dan sahamnya sudah diperjualbelikan di pasar saham. Pada awal tahun seribu sembilan ratus sembilan puluhan telah berdiri kurang lebih 243 bank. Perkembangan jumlah bank di Indonesia dari periode ke periode mengalami penurunan, di mana pada tahun 2008 sebanyak 130 bank dan pada akhir tahun 2009 menjadi 122 buah bank. Sedangkan jumlah bank yang sudah go public mengalami peningkatan dari tahun 2008 sebanyak 28 bank dan tahun 2009 sebanyak 31 bank serta diikuti dengan peningkatan rata-rata harga saham, di mana rata-rata harga saham pada tahun 2008 sebesar Rp 2.207,- dan rata-rata harga saham pada tahun 2009 sebesar 2.362,-. Saham-saham perusahaan perbankan di Bursa Efek cukup banyak yang diminati oleh para investor, yang mengakibatkan saham-saham perbankan cukup banyak yang memiliki kategori saham unggulan atau sering disebut saham Blue Chip.

Semua perusahaan termasuk perusahaan perbankan yang go public laporan keuangannya juga terbuka untuk umum, yang dipublikasikan secara berkala kepada masyarakat melalui Bursa Efek. Laporan keuangan harus diaudit oleh auditor


(22)

keuangan independen sebagai jaminan bahwa laporan keuangan tersebut dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Pemilik saham secara hukum adalah pemilik perusahaan. Nilai saham secara umum berhubungan erat dengan kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan bagus, pada dasarnya mengakibatkan harga saham naik di pasar saham, sehingga menguntungkan pemilik saham, berupa dividen maupun capital gain. Penilaian kinerja keuangan perusahaan sangat bermanfaat kepada calon investor, apakah kinerja keuangan perusahaan tersebut bagus atau tidak. Hasil penilaian kinerja keuangan dapat dijadikan sebagai masukan berharga bagi calon investor untuk membuat suatu keputusan kesediaan menanamkan dana ke perusahaan. Calon investor sendiri sangat berkeinginan mengetahui sejauh mana keuntungan (return) dan resiko (risk) yang diambil bila melakukan investasi. Hal yang menarik menjadi pertimbangan calon investor adalah high risk, high return.

Menganalisis kinerja keuangan dapat dilakukan dengan perhitungan rasio-rasio keuangan. Rasio keuangan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik dan mudah dipahami untuk mengetahui kinerja perusahaan. Hasil perhitungan rasio ini dapat dibandingkan dengan suatu nilai standar rasio keuangan suatu perusahaan sejenis untuk mengetahui posisi perusahaan. Rasio keuangan merupakan alat yang penting untuk mengukur perkembangan suatu usaha. Rasio keuangan dapat memberikan informasi yang bermanfaat untuk membuat suatu keputusan yang lebih baik. Hasil analisis kinerja kuangan suatu perusahaan sangat bermanfaat untuk manajemen, karyawan, pemasok, investor, masyarakat.


(23)

Menganalisis kinerja keuangan perusahaan selain menggunakan perhitungan rasio keuangan dapat dilakukan dengan menggunakan analisis sistem Du Pont. Sistem Du Pont adalah suatu perangkat analisis keuangan yang dikembangkan dari rasio-rasio keuangan. Rasio-rasio-rasio keuangan mempunyai banyak elemen yang sama satu sama lain sehingga dapat saling berhubungan dan dapat dilihat sebagai satu sistem yang disebut sistem Du Pont. Sistem Du Pont mengembangkan analisis dasar yang menggabungkan rasio-rasio aktivitas dan profit margin untuk menentukan profitabilitas aktiva-aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Sistem Du Pont memungkinkan bagi analisis keuangan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi naik turunnya Pengembalian atas Ekuitas (Return On Equity - ROE) perusahaan.

Sistem Du Pont merupakan pendekatan terpadu terhadap analisis rasio keuangan. Kegunaan yang mendasar dari analisis Du Pont adalah sifatnya yang menunjukkan keterkaitan antara rasio hasil pengembalian atas aktiva (Return On Asset - ROA) dan rasio hasil pengembalian atas ekuitas (ROE). Rasio ROA sangat penting untuk menilai efektivitas manajemen di dalam pengembalian aktiva sedangkan rasio ROE memberikan sejauhmana profitabilitas investasi dilakukan.

Sehubungan hal itu peneliti tertarik melakukan penelitian kinerja keuangan perusahaan perbankan yang sudah go public dengan judul penelitian: Analisis

Pengaruh Rasio Keuangan dan Total Asset terhadap Harga Saham dengan Beta Saham Sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).


(24)

1.2. Perumusan Masalah

Dari uraian di atas, peneliti mencoba meneliti “apakah rasio keuangan (yang terdiri dari ROE, ROA, Debt Equity Ratio-DER, Earnings Per Share – EPS) dan Total Asset (TA) pada perusahaan perbankan berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap harga saham dengan beta saham sebagai variabel moderating?”. Jika diuraikan maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah rasio keuangan (ROE, ROA, DER, EPS) dan Total Asset secara simultan dan parsial berpengaruh terhadap harga saham?

2. Apakah rasio keuangan (ROE, ROA, DER, EPS) dan Total Asset secara simultan dan parsial berpengaruh terhadap harga saham dengan beta saham sebagai variabel moderating?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Menguji dan menganalisis pengaruh rasio keuangan (ROE, ROA, DER, EPS) dan total asset secara simultan dan parsial terhadap harga saham.

2. Menguji dan menganalisis pengaruh rasio keuangan (ROE, ROA, DER, EPS) dan total asset secara simultan dan parsial terhadap harga saham dengan beta saham sebagai variabel moderating.


(25)

1.4. Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan yang telah dikemukakan, penelitian ini akan memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Menambah informasi bagi investor pasar modal untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi yang optimal.

2. Menambah pengetahuan dan wawasan bagi peneliti dalam memahami pengaruh rasio keuangan yang terdiri dari (ROE, ROA, DER, EPS) dan total asset terhadap harga saham dengan beta saham sebagai variabel moderating. 3. Menambah perbendaharaan riset akademik di bidang manajemen keuangan

khususnya manajemen investasi di pasar modal, dan sebagai referensi peneliti selanjutnya pada permasalahan atau objek yang sama.

1.5. Originalitas Penelitian

Penelitian ini merupakan replikasi penelitian yang dilakukan oleh Panjaitan (2008) yang berjudul “Analisis Pengaruh Rasio Keuangan dan Total Asset terhadap Harga Saham dan Beta Saham pada Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia”. Beda penelitian ini dengan penelitian panjaitan adalah sebagai berikut:

1. Dalam penelitian ini peneliti mengganti beta saham sebagai variabel dependen menjadi variabel moderating yang diduga akan memperkuat atau memperlemah variabel independen terhadap harga saham.

2. Dalam penelitian ini peneliti menambah variabel independen yaitu Debt Equity Ratio (DER) yang diduga akan ikut serta mempengaruhi harga saham.


(26)

3. Periode penelitian ini adalah 2005, 2006, 2007, 2008, 2009, sedangkan penelitian Panjaitan (2008) menggunakan periode 2004, 2005, 2006, 2007, 2008.

4. Jumlah bank yang go public dan aktif dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 diteliti berjumlah 20 bank, sedangkan Panjaitan (2008) jumlah bank yang diteliti adalah 24 bank yang aktif dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2008.


(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori 2.1.1. Rasio Keuangan

Kinerja keuangan suatu perusahaan emiten sangat bermanfaat bagi berbagai pihak (Stakeholders) seperti investor, kreditur, analis, konsultan keuangan, pialang, pemerintah dan pihak manajemen sendiri. Pemegang saham (Investor) menginginkan dana yang diinvestasikan akan memberikan imbal hasil (Return) sesuai dengan tingkat yang diinginkan. Akan tetapi pemegang saham tidak dapat terlibat secara langsung dalam kegiatan perusahaan sehingga tidak dapat memonitor secara langsung kegiatan perusahaan. Laporan keuangan yang berupa neraca dan laporan laba rugi dari suatu perusahaan, bila disusun secara baik dan akurat dapat memberikan gambaran keadaan yang nyata mengenai hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh satu perusahaan dalam kurun waktu tertentu.

Analisis rasio keuangan mula-mula dikembangkan oleh Du Pont yang sudah dikenal sebagai pengusaha sukses. Ia memiliki cara sendiri dalam menganalisis laporan keuangannya, yang sekarang disebut Analisis Du Pont. Caranya hampir sama dengan analisis laporan keuangan biasa, namun pendekatannya lebih integratif dan menggunakan komposisi laporan keuangan sebagai analisisnya dan menguraikan hubungan pos-pos laporan keuangan sampai mendetail sebagai berikut: (Harahap, 2006).


(28)

2.1.1.1. Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE)

Bringham dan Hounston (2004) menyatakan ROA merupakan rasio antara laba bersih terhadap total aktiva, mengukur tingkat pengembalian aktiva sebelum bunga dan pajak.

Bodie dan Marcus (2006) menyatakan bahwa ROE merupakan salah satu dari dua dasar untuk menentukan tingkat pertumbuhan beta perusahaan. Kadang cukup wajar berasumsi bahwa ROE yang tinggi di masa lalu tidak berarti bahwa ROE perusahaan di masa depan juga tinggi. ROE yang menurun, di sisi lain merupakan bukti investasi baru perusahaan menawarkan ROE yang lebih rendah dibandingkan investasinya di masa lalu. Hal penting bagi analisis sekuritas bukanlah untuk menerima nilai historis sebagai indikator di masa depan. Data dari masa lalu mungkin memberikan informasi tentang kinerja di masa depan, tetapi analis harus selalu memantau kinerja masa depan. ROE semakin tinggi maka semakin baik produktivitas modal sendiri dalam perolehan laba. Pemegang saham bank juga mengharapkan tingkat pengembalian, seperti yang dikemukakan Rose (2003) yang diterjemah oleh peneliti: ROE adalah ukuran tingkat pengembalian yang diharapkan oleh pemegang saham bank. Ini mendekati keuntungan bersih yang diterima para pemegang saham dari investasi modalnya di bank (misalnya, menempatkan dananya dengan harapan mendapatkan keuntungan yang sesuai). Sedangkan ROA adalah suatu ukuran tingkat pengembalian yang diharapkan oleh pemegang saham terhadap aktiva bank. Gambar 2.1 di bawah ini menggambarkan hubungan antara ROE dengan ROA.


(29)

Total Biaya Aktiva Lancar Dibagi dengan Dikalikan dengan Ditambah ke Dikurangkan dari Dibagi dengan Sama dengan

Sumber: Weston and Brighman, 1990.

Gambar 2.1. Analisis tentang ROA dan ROE

Pengembalian atas Ekuitas (ROE)

Pengembalian atas Aktiva (ROA)

Perputaran Total Aktiva Marjin Laba

Penjualan Total

Aktiva 1 - Aktiva

...Ekuitas Aktiva Lancar Aktiva Tetap Penjualan Total Biaya Laba Bersih Penjualan Bunga

Pajak Piutang Persediaan

usaha

Kas Surat-surat berharga Penyusu tan Biaya Operasi Dibagi dengan


(30)

Perhitungan tingkat pengembalian ekuitas berdasarkan analisis Du Pont, dapat dilakukan sebagai berikut:

Di mana ROA sebagai berikut:

Dapat dilihat bahwa tingkat pengembalian ekuitas merupakan fungsi dari seluruh profitabilitas perusahaan dan jumlah utang yang digunakan untuk membiayai aktiva. Tingkat pengembalian atas aktiva dapat disajikan sebagai berikut:

Atau

Pengkombinasian persamaan-persamaan di atas akan memberi dasar persamaan Du Pont yang menunjukkan tingkat pengembalian ekuitas perusahaan sebagai berikut:

Return On Asset

Return On Equity = ________________ 1 - Total Liability

___________ Total Asset

Net Income Return On Asset = __________ Total Asset

Return On Asset = (Gross Profit) x (Asset Turnover)

Net Income Sale Return On Asset = __________ x __________ Sale Total Asset


(31)

Atau

Menggunakan persamaan Du Pont memungkinkan pihak manajemen untuk melihat dengan lebih jelas apa yang mendorong tingkat pengembalian ekuitas dan bagaimana hubungan antara marjin laba bersih, perputaran aktiva dan rasio utang. Kegunaan yang mendasar dari analisis Du Pont adalah sifatnya yang menunjukkan keterkaitan antara rasio hasil pengembalian atas aktiva (ROA) dan rasio hasil pengembalian atas ekuitas (ROE). Rasio ROA sangat penting untuk menilai efektivitas manajemen didalam pengembalian aktiva sedangkan rasio ROE memberikan sejauhmana profitabilitas investasi dilakukan.

Sistem Du Pont memungkinkan bagi analis keuangan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi naik turunnya (ROE) perusahaan. Jika suatu perusahaan dibiayai dengan ekuitas, maka formula Du Pont dapat dimodifikasi. Formula ini menggabungkan laporan laba-rugi dan neraca yang terdapat dalam

(Gross Profit) x (Asset Turnover)

Return On Equity = ______________________________ Total Liability

1 - ___________ Total Asset

Net Income Sale _________ x __________ Sale Total Asset

Return On Equity = ___________________________ Total Liability

1 - ___________ Total Asset


(32)

laporan keuangan ke dalam dua alat ukur profitabilitas, yaitu ROA dan ROE. Persamaan Du Pont yang diperluas (dimodifikasi) ini menunjukkan bagaimana marjin laba, rasio perputaran aktiva, dan rasio aktiva terhadap ekuitas dikombinasikan untuk menentukan tingkat pengembalian atas ekuitas investor (ROE). Berarti rasio ini akan berubah dengan adanya variasi perputaran aktiva operasional, laba operasional, dan faktor pengali modal (equity multiplier). Dengan mengetahui faktor-faktor ini memungkinkan pula bagi manajer keuangan untuk memperbaiki kebijakan-kebijakannya yang menyebabkan turunnya ROE. Hal itu dapat dilihat dengan persamaan ROE sebagai berikut: (Reilly dan Brown, 2003).

Menggunakan analisis Du Pont, selain memiliki kelebihan-kelebihan, analisa Du Pont juga memiliki keterbatasan. Analisa Du Pont hanya berlaku pada rasio rentabilitas (profitabilitas) dan likuiditas (Harahap, 2006).

Net Income Return On Equity = ___________ Equity

Net Income Sale Total Asset Return On Equity = __________ x _________ x _________ Sale Total Asset Equity


(33)

2.1.1.2. Debt Equity Ratio

Debt equity ratio digunakan untuk mengukur besarnya utang yang ditanggung melalui modal sendiri yang dimiliki perusahaan. Debt quity ratio adalah instrumen untuk mengetahui kemampuan ekuitas atau aktiva bersih suatu perusahaan untuk melunasi seluruh kewajibannya. Semakin tinggi rasio semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham. Dari perspektif kemampuan membayar kewajiban jangka panjang, semakin rendah rasio akan semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang. Rumus DER sebagai berikut:

Debt Equity Ratio (DER) =

Equity Total

Debt Total

2.1.1.3. Earnings Per Share (EPS)

Salah satu angka yang dipertimbangkan oleh analis adalah Earnings Per Share (EPS). Informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan. Besarnya EPS suatu perusahaan bisa diketahui dari informasi laporan keuangan perusahaan. Meskipun tidak semua perusahaan mencantumkan besarnya EPS perusahaan bersangkutan dalam laporan keuangannya, besarnya EPS dapat dihitung berdasarkan laporan neraca dan laba rugi perusahaan. Menurut Jones (1998): “EPS yang digunakan investor untuk menilai saham adalah EPS masa depan (yang diharapkan). Harga saham yang berlaku sekarang adalah fungsi dari perkiraan pendapatan di masa yang akan datang dan rasio P/E, bukan pada masa lampau”. Jika investor mengetahui


(34)

bagaimana keadaan EPS suatu perusahaan tertentu di masa yang akan datang, maka investor tersebut akan memperoleh penghasilan yang baik di pasar saham.

Rumus untuk menghitung EPS suatu perusahaan adalah sebagai berikut: Earning Per Share =

ding Outs

Share Of Number

Tax After Income Net

tan

2.1.2. Total Asset (TA)

Total aktiva adalah seluruh sumber daya yang diharapkan memberikan keuntungan pada perusahaan di masa yang akan datang. Chandra (2006) mengemukakan asset yang diterjemah oleh peneliti sebagai berikut: “Asset adalah sumber daya yang diharapkan perusahaan dapat memberikan manfaat ekonomi masa depan, dengan cara arus kas yang lebih tinggi atau arus kas keluar lebih rendah. Sumber daya diakui sebagai aktiva dalam akuntansi jika (a) perusahaan memperoleh hak atas mereka sebagai akibat dari transaksi masa lalu dan (b) perusahaan dapat mengkuantifikasi manfaat ekonomi masa depan dengan tingkat akurasi yang adil”.

Total asset (total aktiva) adalah penjumlahan dari aktiva lancar ditambah dengan aktiva tetap. Total asset adalah mencerminkan ukuran dari perusahaan. Perusahaan besar akan mempunyai total asset besar demikian juga sebaliknya, perusahaan kecil akan mempunyai total asset kecil. Total asset diformulasikan sebagai berikut: Total Asset = Current Asset + Fixed Asset


(35)

2.1.3. Beta Saham

Untuk melakukan investasi dalam bentuk saham diperlukan analisis untuk mengukur nilai saham, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. Tujuan analisis fundamental adalah menentukan apakah nilai saham berada pada posisi undervalue atau overvalue. Saham dikatakan undervalue bilamana harga saham di pasar saham lebih kecil dari harga wajar atau nilai yang seharusnya, demikian juga sebaliknya.

Menurut Francis (1988) memperkirakan harga saham dapat menggunakan analisis fundamental yang diterjemah oleh peneliti sebagai berikut: “Dalam mempersiapkan mereka memperkirakan nilai keamanan, analis fundamental mempelajari fakta-fakta keuangan dan ekonomi dasar tentang perusahaan yang isu-isu keamanan. Mereka mempelajari tingkat dan kecenderungan penjualan perusahaan dan laba, kualitas produk perusahaan, posisi kompetitif perusahaan di pasar di mana produk yang dijual, tenaga kerja perusahaan hubungan, sumber perusahaan bahan baku. Peraturan pemerintah yang berlaku untuk perusahaan, dan banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi nilai dari saham biasa perusahaan”.

Dapat dikatakan bahwa untuk memperkirakan harga saham dapat menggunakan analisis fundamental yang menganalisis kondisi keuangan dan ekonomi perusahaan yang menerbitkan saham tersebut. Analisisnya dapat meliputi trend penjualan dan keuntungan perusahaan, kualitas produk, posisi persaingan perusahaan di pasar, hubungan kerja pihak perusahaan dengan karyawan, sumber


(36)

bahan mentah, peraturan-peraturan perusahaan dan beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi nilai saham perusahaan tersebut.

Analisis fundamental berkaitan dengan penilaian kinerja perusahaan, tentang efektivitas dan efisiensi perusahaan mencapai sasarannya (Stoner, et. al, 1995). Untuk menganalisa kinerja perusahaan dapat digunakan rasio keuangan yang terbagi dalam empat kelompok, yaitu rasio likuiditas, aktivitas, hutang, dan profitabilitas (Gitman, 2003). Dengan analisis tersebut, para analis mencoba memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan mengestimasi nilai dari faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang dan menerapkan hubungan faktor-faktor tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham.

Umumnya faktor-faktor fundamental yang diteliti adalah nilai intrinsik, nilai pasar, Return On Asset (ROA), Return On Investment (ROI), Return On Equity (ROE), Book Value (BV), Debt Equity Ratio (DER), Deviden Earning, Price Earning Ratio (PER), Deviden Payout Ratio (DPR), Deviden Yield, dan likuiditas saham. Analisis teknikal menggunakan data pasar yang dipublikasikan yaitu harga saham, volume perdagangan, indeks harga saham individual maupun gabungan untuk berusaha mengakses permintaan dan penawaran saham tertentu maupun pasar secara keseluruhan. Menurut Jones (1998), risiko sistematik dari suatu sekuritas atau portofolio yang relatif terhadap risiko pasar dapat diukur dengan beta. Beta suatu sekuritas adalah kuantitatif yang mengukur sensitivitas keuntungan dari suatu sekuritas dalam merespon pergerakan harga saham.


(37)

Semakin tinggi tingkat beta, semakin tinggi risiko sistematik yang tidak dapat dihilangkan karena diversifikasi. Untuk menghitung beta digunakan teknik regresi, yaitu mengestimasi beta suatu sekuritas dengan menggunakan return-return sekuritas sebagai variabel terikat dan return-return pasar sebagai variabel bebas. Dalam penilaian saham, terdapat beberapa model teoritis yang dapat digunakan terkait dengan analisis fundamental dan analisis teknikal. Namun secara sederhana variabilitas harga saham tergantung pada earning dan deviden suatu perusahaan seperti yang dinyatakan Fuller and Farrell (1987), kunci utama harga saham adalah keamanan ekspektasi tentang penghasilan perusahaan dan dividen dan risiko yang terkait.

Model yang dikembangkan adalah pendekatan Gordon yaitu Devidend Discount Model (DDM) yang constant growth. Faktor-faktor tersebut sebagai variabel bebas yang didasarkan pada pemikiran bahwa faktor tersebut menggambarkan risiko dan return yang akan diterima para pemodal atas investasinya pada saham. Atmaja (2008), menyatakan bahwa kerangka analisis risiko dan tingkat keuntungan sangat penting bagi seorang investor yang melakukan investasi pada kondisi yang tidak pasti (probability). Seperti diketahui, “hukum dasar” yang berlaku di bidang investasi (termasuk investasi pada aktiva finansial) adalah: semakin tinggi tingkat keuntungan suatu investasi, semakin besar pula resikonya. Bagi investor awam, hukum ini bukan merupakan hal baru. Misalnya adalah bagaimana mereka dapat mengukur risiko suatu investasi atau himpunan investasi (portofolio). Tanpa mengetahui ukuran risiko tersebut, sulit bagi mereka untuk menentukan tingkat


(38)

keuntungan yang seharusnya ada pada suatu investasi atau portopolio (required rate of return in investment or portofolio).

Risiko terjadi akibat adanya unsur ketidakpastian dalam semua investasi saham. Berapa hasil yang diperoleh dari investasi tidak diketahui dengan pasti, sehingga investor hanya dapat memperkirakan besar keuntungan yang diharapkan dan mungkin hasil yang sebenarnya akan menyimpang dari yang diharapkan. Jadi risiko dapat diartikan sebagai kemungkinan return yang diperoleh menyimpang dari return yang diharapkan. Perbedaan antara return yang diharapkan dengan (return yang diantisipasi oleh investor di masa mendatang) dengan return yang benar-benar diterima (return yang diperoleh oleh investor) merupakan risiko yang harus selalu dipertimbangkan dalam proses investasi.

Bringham dan Hounston (2004) menyatakan bahwa ada dua jenis resiko yaitu resiko saham yang dieliminasi atau resiko yang dapat diverifikasi dan risiko yang tidak dapat dieliminasi atau resiko pasar. Resiko yang dapat didiversifikasi disebabkan oleh kejadian acak seperti perkara hukum, pemogokan, program pemasaran yang sukses dan tidak sukses, kalah atau menang kontrak, serta kejadian unik lainnya pada suatu perusahaan. Karena kejadian-kejadian ini terjadi secara acak, maka pengaruhnya terhadap portofolio dapat dieliminasi oleh diversifikasi. Kejadian buruk dalam suatu perusahaan akan dapat diimbangi oleh kejadian baik lainnya. Risiko pasar, di sisi lain berasal dari faktor-faktor yang secara sistematis mempengaruhi sebagian besar perusahaan: perang, inflasi, resesi dan suku bunga


(39)

yang tinggi. Karena kebanyakan saham dipengaruhi secara negatif oleh faktor-faktor ini, maka resiko pasar tidak dapat dieliminasi oleh diverifikasi.

Menurut Elton, et. al, (2003), pengertian beta saham yang diterjemah oleh peneliti sebagai berikut: “Beta adalah ukuran risiko yang timbul dari hubungan antara tingkat pengembalian saham dan tingkat pengembalian di pasar. Namun, kita tahu bahwa risiko dari suatu perusahaan harus ditentukan oleh beberapa kombinasi fundamental perusahaan dan karakteristik pasar saham perusahaan. Jika hubungan dapat ditentukan, mereka akan membantu kami berdua untuk lebih memahami beta dan perkiraan beta yang lebih baik”.

Untuk mencari beta suatu saham dilakukan dengan mengolah data saham perbankan dengan melalui dua tahap. Tahap pertama menentukan parameter dari tingkat pengembalian saham individual (R) dan tingkat pengembalian pasar (Rm). Tingkat pengembalian saham individual dapat dihitung dengan menggunakan rumus: Ri,t = ( Pi,t – Pi,t – 1 ) / Pi, t -1

Di mana:

Pi,t = harga saham ke i pada minggu ke t Pi,t -1 = harga saham ke i pada minggu t – 1

Tingkat pengembalian pasar mingguan dihitung dengan menggunakan rumus: Rm,t = ( Rm,t – Rm,t – 1 ) / Rm, t -1


(40)

Di mana:

Rm,t = Indeks harga saham gabungan (IHSG) untuk minggu ke t Rm,t – 1 = Indeks harga saham gabungan (IHSG) untuk minggu ke t - 1

Tahap kedua adalah menghitung nilai beta dari setiap saham individu. Menurut Tandelilin et.al., (1997), untuk menentukan beta suatu saham, maka digunakan hubungan linier antara tingkat pengembalian saham i, Ri,t dan tingkat pengembalian pasar, Rm,t untuk periode t. Model ini diturunkan dari Model Capital Asset Princing Model (CAPM),

Ri,t =  + iRm,t + i,t

Di mana: i,t residual selama periode t, adalah E(i,t) = 0 Simpanagan dari it =2

Cov (,i,t) = 0 dan covarian (i,t, Rm,t) = 0 Risiko sistematis (ß) dihitung dengan rumus:

ât =

             

  n t n t Rm t Rm Rm t Rm Ri t Ri 1 2 1 ) , ( ) , ( ) , ( Di mana:

Ri = rata-rata dari Ri,t Rm = rata-rata dari Rm,t


(41)

2.1.4. Harga Saham

Jones (1998) memberikan batasan pengertian tentang saham sebagai berikut:“Equity securities represent an ownership interrest in a corporation. These securities provide a resiidual claim-ofter payment of all obligation to fixed income claim-on the income and assets of a corporation”.

Menurut Harianto dan Sudomo (1998), saham adalah surat bukti pemilikan bagian modal atau tanda penyertaan modal pada perseroan terbatas yang memberikan hak atas dividen dan lain-lain menurut besar kecilnya modal disetor.

Berdasarkan definisi tentang saham tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa saham adalah suatu surat berharga yang merupakan bukti kepemilikan modal atas suatu perusahaan, di mana pemilik saham tersebut berhak atas dividen sebesar porsi kepemilikannya dalam perusahaan dan apabila perusahaan melakukan pembayaran dividen serta saham juga dapat dijual di kemudian hari dengan harapan harga saham akan naik sehingga investor dapat memperoleh keuntungan berupa capital gain. Adapun jenis saham perusahaan yang diteliti adalah jenis saham biasa (common stock).

2.1.5. Penilaian Saham

Saham yang diperdagangkan di lantai bursa selain dinilai dengan harga pasar (market value) dapat pula dilakukan penilaian dengan memperhatikan hal berikut ini:

1. Nilai pari/nilai nominal (par value/face value) adalah nilai-nilai yang tercantum dalam sertifikat saham tersebut. Menurut Horne (1995) nilai pari


(42)

sebagai berikut: “Par value of a stock is merely a stated figure the corporation charters and is of little of economic significance”.

2. Nilai buku (book value) menunjukkan nilai bersih kekayaan perusahaan per saham. Nilai buku perusahaan didapat dengan mengurangkan total asset perusahaan terhadap hutang dan saham preferen, kemudian dibagi dengan jumlah saham yang beredar. Menurut Horne (1995) nilai buku sebagai berikut: “The book value of share of a stock is the shareholders equity of corporation less the par value of preferred stock outstanding and debt devided by the number of share outstanding”.

3. Nilai intrinsik/nilai riil (fair value/reasonable value) adalah harga saham yang ditetapkan untuk sebuah saham biasa jika faktor-faktor utama seperti modal dan hutang perusahaan dipertimbangkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai intrinsik tersebut adalah asset fisik yang dimiliki perusahaan, perkiraan pendapatan perusahaan di masa yang akan datang dan prospek pertumbuhan perusahaan tersebut.

4. Nilai pasar (market value) adalah harga saham biasa yang terjadi di pasar modal berdasarkan permintaan dan penawaran. Sehubungan dengan nilai pasar tersebut Jones (1998) menjelaskan bahwa: “The market value of one of share of stock is simply the ovserved current market price”.

Berdasarkan penjelasan tersebut apabila dihubungkan dengan nilai intrinsik maka akan terdapat dua kondisi nilai pasar saham yaitu:


(43)

a. Undervalue adalah nilai intrinsik lebih besar dari nilai pasar. Pada kondisi seperti ini investor sebaiknya membeli saham untuk memperoleh keuntungan.

b. Overvalue adalah nilai intrinsik lebih kecil dari nilai pasar. Pasar kondisi seperti ini investor sebaiknya menjual saham yang dimilikinya.

2.2. Penelitian Terdahulu

Referensi dari hasil penelitian terdahulu sebelumnya perlu dikaji sebagai bahan perbandingan penelitian ini. Hijriah (2007), meneliti dengan judul “Pengaruh Faktor Fundamental dan Resiko Sistematik terhadap Harga Saham Properti di Bursa Efek Jakarta”. Penelitian ini menguji pengaruh antara enam variabel perusahaan terhadap harga saham perusahaan. Keenam variabel perusahaan yang digunakan adalah Return On Asset, Return On Equity, Debt To Equity Ratio, Price Earning Ratio, Earnings Per Share, Book Value. Hasil penelitian dengan menggunakan regresi linear berganda ini menemukan secara simultan berpengaruh signifikan antara keenam variabel independen terhadap harga saham, sedangkan secara parsial hanya Return On Equity, Price Earnings Ratio dan Book Value yang berpengaruh signifikan.

Nurmalasari (2009), meneliti dengan judul: “Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham Emiten LQ45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Tahun 2005 – 2008)”. Penelitian ini menggunakan variabel independen yang meliputi: ROA, ROE, NPM, dan EPS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa


(44)

variabel ROA, EPS memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham secara parsial, untuk rasio keuangan yang terdiri dari NPM, ROE, ROI, EPS berpengaruh secara bersama-sama terhadap harga saham pada tahun 2005 – 2008.

Nainggolan (2008), melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Variabel Fundamental terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menguji variabel fundamental (ROA, DER, ROE, BVS) terhadap harga saham. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel fundamental yang terdiri dari ROA, ROE, DER, BVS secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Sedangkan secara parsial hanya BVS yang berpengaruh terhadap harga saham sedangkan yang lainnya tidak berpengaruh signifikan.

Anastasia (2003), melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor Fundamental dan Risiko Sistematik terhadap Harga Saham Properti di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menguji antara faktor-faktor fundamental (ROA, ROE, EPS, DER, Book Value, dan risiko sistematik (beta) terhadap harga saham. Hasil penelitian tersebut adalah, secara parsil hanya variabel Book Value yang berpengaruh signifikan pada level 5% terhadap harga saham, sedangkan secara simultan faktor-faktor fundamental yaitu ROA, ROE, EPS, DER, Book Value dan beta berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Panjaitan (2008), melakukan penelitian dengan judul Analisis pengaruh Rasio Keuangan dan Total Asset terhadap Harga Saham dan beta Saham Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel independennya meliputi


(45)

ROA, ROE, EPS, Total Asset. Hasil penelitian ini menunjukkan hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel independen (bebas) yang diteliti secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham (terikat). Sedangkan secara parsial variabel ROA, ROE tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel independen (bebas) yang diteliti secara simultan berpengaruh signifikan terhadap beta saham (terikat). Sedangkan secara parsial hanya variabel Earnings Per Share dan Total Asset (TA) yang berpengaruh signifikan terhadap beta saham.

Berikut ini disajikan ringkasan penelitian terdahulu beserta hasil penelitian dalam bentuk matriks pada Tabel 2.1.


(46)

Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu dan Hasil Penelitian

No Nama Peneliti Judul Peneliti Variabel Hasil Penelitian

1 Almas Hijriah (2007) Pengaruh Faktor Fundamental dan Resiko Sistematik terhadap Harga Saham Properti di Bursa Efek Jakarta

Return On Asset, Return On Equity, Debt Equity Ratio, Price Earning Ratio, Earnings Per Share, Book Value

Secara simultan berpengaruh signifikan antara keenam variabel indevenden terhadap harga saham, sedangkan secara parsial hanya return on equity, price earnings ratio dan book value yang berpengaruh signifikan.

2 Indah Nurmalasari (2009) Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham Emiten LQ45 di BEI (tahun 2005 – tahun 2008)

ROA, ROE, NPM, EPS, harga saham

Variabel ROA dan EPS memiliki pengaruh terhadap harga saham secara parsial. Sedangkan secara simultan ROA, ROE, NPM, EPS berpengaruh terhadap harga saham.

3 Susan Grace Veranita Nainggolan (2008)

Pengaruh variabel fundamental terhadap harga saham perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Pengaruh variabel fundamental terhadap harga saham perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

ROA, ROE, DER, BVS secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Sedangkan secara parsial hanya BVS yang berpengaruh terhadap harga saham sedangkan yang lainnya tidak berpengaruh signifikan.

4 Njo Anastasia, (2003) Analisis Faktor Fundamental dan Risiko Sistematik terhadap Harga Saham Properti di Bursa Efek Indonesia

(ROA, ROE, EPS, DER, Book Value, dan risiko sistematik (beta) dan harga saham

Secara parsil hanya variabel book value yang berpengaruh signifikan pada level 5% terhadap harga saham, sedangkan secara simultan faktor-faktor fundamental yaitu ROA, ROE, EPS, DER, Book Value dan beta berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

5 Raya Panjaitan (2008) Analisis Pengaruh Rasio Keuangan dan Total Asset terhadap Harga Saham dan Beta Saham Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia

Return On Equty (ROE), Return On Asset (ROA), Earnings Per Share (EPS), Total Asset (TA), Harga Saham, dan Beta Saham

Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel independen (bebas) yang diteliti secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham (terikat). Sedangkan secara parsial variabel ROE, ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel independen (bebas) yang diteliti secara simultan berpengaruh signifikan terhadap beta saham (terikat). Sedangkan secara parsial hanya variabel total asset (TA) yang berpengaruh signifikan terhadap beta saham.


(47)

Rasio Keuangan

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1. Kerangka Konsep

Kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1. Kerangka Konsep

Dari kerangka konsep pada Gambar 3.1, dapat dijelaskan bahwa rasio keuangan (Return On Equity, Return On Asset, Debt Equity Ratio, Earnings Per Share) dan Total Asset berpengaruh terhadap harga saham dengan beta saham sebagai variabel moderating. Menurut Husnan (1998), analisis fundamental berupa rasio keuangan berupaya mengidentifikasi kinerja perusahaan melalui analisa terhadap

ROE (X1) ROA (X2) DER (X3) EPS (X4)

Total Asset (X5)

Beta Saham (M)

Harga Saham (Y) H2


(48)

faktor-faktor yang mempengaruhinya untuk dapat memprediksi harga saham di masa yang akan datang.

Analisis fundamental merupakan estimasi nilai faktor-faktor internal emiten dan ekonomi pada saat ini untuk memperkirakan harga saham di masa mendatang dengan memproyeksi data dan informasi aktual agar dapat diestimasi nilai intrinsik dari harga saham saat ini. Dengan diperolehnya nilai intrinsik, analis atau investor dapat menentukan tindakan apa yang akan dilakukan di pasar dengan membandingkan nilai intrinsik dan nilai pasar saham. Memprediksi harga saham merupakan isu yang sangat penting dalam bidang keuangan terutama dalam membuat keputusan berinvestasi. Analisa fundamental merupakan salah satu cara untuk memprediksi harga saham dengan menggunakan laporan keuangan sebagai salah satu sumber informasi terutama yang berkaitan dengan rasio keuangan.

Harga saham di pasar modal merupakan suatu indikasi untuk mempelajari tingkah laku pasar, yaitu investor. Investor akan memutuskan membeli atau menjual suatu saham berdasarkan harga saham yang terjadi di lantai bursa dan diharapkan dapat memberikan keuntungan (return) bagi investor. Dalam menentukan apakah investor melakukan transaksi di pasar modal, biasanya investor akan mendasarkan keputusannya pada berbagai informasi yang dimilikinya, baik informasi yang tersedia di publik maupun informasi pribadi. terdapat tiga jenis informasi yang tersedia di publik (Bursa Efek) yaitu:

a. Informasi masa lalu, yaitu informasi yang sudah dipublikasikan pada periode yang lalu.


(49)

b. Informasi yang dipublikasikan, yaitu informasi sekarang yang sedang dipublikasikan termasuk informasi yang berada di laporan-laporan keuangan perusahaan emiten.

c. Informasi privat, yaitu informasi yang belum dan tidak dipublikasikan, yang memperoleh informasi ini biasanya adalah insider trader, ini merupakan kegiatan yang melanggar hukum, karena merugikan pelaku pasar lainnya. Informasi akuntansi merupakan bagian yang terpenting dari seluruh informasi yang diperlukan investor di lantai bursa. Salah satu informasi akuntansi yang tersedia di pasar bursa adalah laporan keuangan tahunan perusahaan emiten yang telah diaudit.

Sawir (2005), menyatakan bahwa untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, analisis keuangan memerlukan beberapa tolok ukur. Tolok ukur yang sering dipakai adalah rasio dan indeks, yang menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya. Analisis dan interpretasi dari macam-macam rasio dapat memberikan pandangan yang lebih baik tentang kondisi keuangan dan prestasi perusahaan bagi analis yang ahli dan berpengalaman dibandingkan analis yang hanya didasarkan atas data keuangan sendiri-sendiri yang tidak berbentuk rasio.

Menurut Hanafie dan Halim (2005), menyatakan bahwa rasio-rasio keuangan pada dasarnya disusun dengan menggabung-gabungkan angka-angka di dalam atau antara laporan laba rugi dan neraca. Dengan cara rasio semacam itu diharapkan pengaruh perbedaan ukuran akan hilang. Jenis-jenis analisis rasio keuangan yang


(50)

digunakan untuk menganalisis kinerja perusahaan adalah rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas dan rasio market evaluation.

Menurut Mishkin (2003), keuntungan yang diperoleh bank terutama berasal dari pinjaman. Pinjaman adalah suatu kewajiban (utang) bagi seseorang atau perusahaan yang menerimanya tetapi sebagai asset bagi bank karena memberikan pendapatan. Pinjaman mempunyai likuiditas yang lebih kecil dari pada asset lainnya karena tidak bisa diubah dalam bentuk kas sampai pinjaman tersebut jatuh tempo. Sebagai contoh bila bank memberikan pinjaman untuk jangka waktu satu tahun, bank tersebut tidak bisa menarik kembali pinjaman tersebut sampai tanggal jatu tempo. Pinjaman juga mempunyai kemungkinan tingkat kegagalan yang lebih tinggi dari pada asset lainnya. Karena kurangnya likuiditas dan risiko gagal yang lebih tinggi, bank memperoleh pendapatan paling tinggi dari pinjaman.

Penilaian bank menurut Sinkey (2002), yang diterjemah oleh peneliti sebagai berikut: “Inti dari proses penilaian bank adalah suatu usaha untuk menentukan kualitas portofolio pinjaman dari sebuah bank. Para bankir dan penilai bank menilai pinjaman sebagai pinjaman macet, diragukan, kurang lancar sementara pinjaman atau asset dalam perhatian khusus dinamakan “criticized”. Pinjaman atau asset lainnya digolongkan sebagai “noncriticized” atau pinjaman yang lancar. Bank yang memiliki jumlah pinjaman (asset) dengan kategori macet, ragu-ragu dan kurang lancar secara relatif terhadap modal dan cadangan kerugian, biasanya digolongkan sebagai bank bermasalah”.


(51)

Menurut Jones (1998), ROE adalah laporan tingkat pengembalian yang diperoleh pemegang saham dari bagian total modal yang digunakan untuk membiayai perusahaan, dengan kata lain, adalah pendapatan yang diperoleh pemegang saham yang dimilikinya. Nilai buku per lembar saham mengukur nilai saham dari pemegang saham. Perhatian utama adalah Return On Equity (ROE) karena hal ini adalah komponen kunci dalam menentukan pertumbuhan pendapatan dan pertumbuhan dividen. Return On Equity adalah hasil akhir dari variabel penting. Analis dan investor mencoba menguraikan ROE ke dalam komponen-komponen kritis agar bisa mengidentifikasikan akibat yang berlawanan pada ROE dan membantu untuk memprediksi tren ROE yang akan datang.

Return On Asset (ROA) menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari setiap asset yang digunakan. Dengan menghitung rasio ini kita bisa menilai apakah perusahaan efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan.

Debt Equity Ratio (DER) menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman. Semakin tinggi rasio ini semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham. Dari perspektif kemampuan membayar kewajiban jangka panjang, semakin rendah rasio akan semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang.

Earnings Per Share (EPS) dapat dihitung dengan membagi pendapatan yang tersedia bagi pemegang saham dengan jumlah saham yang beredar. Lebih banyak investor yang mau membayar melebihi nilai EPS untuk suatu saham, maka mereka


(52)

lebih percaya memperlihatkan pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang, oleh karena itu lebih tinggi rasio P/E, maka lebih tinggi harapan pertumbuhan dari investor. Informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan. Besarnya EPS suatu perusahaan bisa diketahui dari informasi laporan keuangan perusahaan. Meskipun tidak semua perusahaan mencantumkan besarnya EPS perusahaan bersangkutan dalam laporan keuangannya, besarnya EPS dapat dihitung berdasarkan laporan neraca dan laporan rugi laba perusahaan.

Asset (aktiva) adalah sumber daya perusahaan yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan. Total asset (total aktiva) adalah total sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari manfaat ekonomi di masa depan yang diharapkan akan diperoleh perusahaan. Menurut Hanafie dan Halim (2005), menyatakan bahwa asset merupakan sumber ekonomi organisasi yang akan dipakai untuk menjalankan kegiatannya. Atribut pokok suatu asset adalah kemampuan memberikan jasa atau manfaat pada organisasi yang memakai asset tersebut.

Risiko yang tetap ada setelah diverifikasi dapat diukur oleh suatu tingkatan di mana saham tertentu cenderung bergerak ke atas dan ke bawah sesuai dengan pergerakan pasar. Kecenderungan saham untuk bergerak naik atau turun dalam pasar tercermin dalam koefisien beta. Menurut Fabozzi (1999), menyatakan bahwa beta merupakan indeks risiko sistematis suatu aktiva atau suatu portofolio aktiva. Beta mengukur sensitivitas pengembalian aktiva terhadap pengembalian portofolio pasar.


(53)

Oleh karena itu, beta suatu aktiva atau portofolio aktiva dapat secara langsung dibandingkan dengan beta aktiva atau portofolio aktiva lainnya. Beta teoritis dari CPAM didefinisikan sebagai alat ukur kovarians yang diharapkan dari suatu aktiva dengan portofolio pasar yang terdiversifikasi dengan baik.

3.2. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah diuraikan di atas maka dikemukakan hipotesis sebagai berikut:

1. Rasio keuangan ROA (Return On Asset), ROE (Return On Equity), DER (Debt Equity Ratio), EPS (Earnings Per Share) dan TA (Total Asset) secara simultan dan parsial memiliki pengaruh terhadap harga saham.

2. Rasio keuangan ROA (Return On Asset), ROE (Return On Equity), DER (Debt Equity Ratio), EPS (Earnings Per Share) dan TA (Total Asset) secara simultan dan parsial memiliki pengaruh terhadap harga saham dengan beta saham sebagai variabel moderating.


(54)

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hubungan kausal yang merupakan penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih. Menurut Sugiyono (2006), hubungan kausal adalah hubungan sebab akibat. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio keuangan (ROE, ROA, DER, EPS), dan Total Asset sebagai variabel independen (X) dan variabel dependen (Y) adalah harga saham. Sedangkan beta saham merupakan variabel moderating (M). variabel independen yaitu rasio keuangan dan total asset dengan beta saham sebagai variabel moderating yang diduga mempengaruhi variabel dependen yaitu harga saham.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan waktu penelitian dalam penelitian ini adalah bulan Desember 2010 hingga bulan Mei 2011.

4.3. Populasi dan Sampel

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar/aktif di Bursa Efek Indonesia dengan periode selama 5 tahun, yaitu dari


(55)

tahun 2005 sampai dengan 2009. Berdasarkan data yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia, terdapat 31 perusahaan perbankan yang terdaftar/aktif dari tanggal 1 Januari 2005 hingga 31 Desember 2009. Kemudian dari jumlah populasi tersebut diambil sampel penelitian dengan menggunakan metode purposive sampling berdasarkan atas pertimbangan tertentu sehingga diperoleh sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Adapun beberapa pertimbangan atau kriteria yang digunakan dalam pemilihan sampel adalah:

1. Perusahaan yang dipilih adalah perusahaan perbankan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia mulai dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009. 2. Laporan keuangan perusahaan perbankan yang diteliti tersedia lengkap dan

telah dipublikasikan setiap tahunnya mulai dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009.

Berikut ini ringkasan teknik penentuan jumlah sampel berdasarkan kriteria di atas dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Teknik Pengambilan Sampel

No Kriteria Jumlah

1 Populasi 31

2 Tidak memenuhi kriteria 1 dan 2 ( 11 )

Total sampel 20


(56)

Maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 20 perusahaan perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia. Adapun bank-bank yang menjadi populasi dan sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.2 dan Tabel 4.3.

Tabel 4.2. Daftar Populasi Penelitian

No. Saham Perusahaan Tanggal Listing

1 BMRI Bank Mandiri. Tbk 14/07/2003 2 BABP Bank Bumi Putra Indonesia. Tbk 15/07/2002 3 BBCA Bank Central Asia. Tbk 31/05/2000 4 BBNI Bank Negara Indonesia. Tbk 20/11/1996 5 BBRI Bank Rakyat Indonesi. Tbk 10/11/2003 6 BCIC Bank Century. Tbk 03/06/1997 7 BEKS Bank Pundi Indonesia. Tbk 22/06/2001 8 BKSW Bank Kesawan. Tbk 21/11/2002 9 BNGA Bank CIMB Niaga. Tbk 29/11/1989 10 BNII Bank Internasional Indonesia. Tbk 02/10/1989 11 BNLI Bank Permata. Tbk 15/01/1990 12 BSWD Bank Swadesi. Tbk 01/05/2002 13 BVIC Bank Victory Internasional. Tbk 30/06/1999 14 MAYA Bank Mayapada. Tbk 07/08/1997 15 MEGA Bank Mega. Tbk 17/04/2000 16 NISP Bank NISP. Tbk 20/10/1994 17 PNBN Bank Pan Indonesia. Tbk 29/12/1982 18 BBNP Bank Nusantara Parahyangan. Tbk 14/12/2000 19 BDMN Bank Danamon Indonesia. Tbk 08/12/1989 20 INPC Bank Artha Graha International. Tbk 23/08/1990 21 BBKP Bank Bukopin. Tbk 10/07/2006 22 SDRA Bank Himpunan Saudara 1906. Tbk 15/12/2006 23 BNBA Bank Bumi Artha. Tbk 25/03/2008 24 MCOR Bank Windu Kentjana International. Tbk 03/07/2007 25 BAEK Bank Ekonomi Raharja. Tbk 08/01/2008 26 BTPN Bank Tabungan Pensiun Nasional. Tbk 12/03/2008 27 BBTN Bank Tabungan Negara. Tbk 17/12/2009 28 BACA Bank Central Indonesia. Tbk 04/10/2007 29 AGRO Bank Agro Niaga. Tbk 23/11/2009 30 BJBR Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan

Banten. Tbk 02/11/2009 31 BSIM Bank Sinar Mas. Tbk 12/06/2008 Sumber: Situs Resmi BEI, http://www.idx.co.id, 2009 (data diolah)


(57)

Tabel 4.3. Daftar Sampel Penelitian

No. Saham Perusahaan Tanggal Listing

1 BMRI Bank Mandiri. Tbk 14/07/2003

2 BABP Bank Bumi Putra Indonesia. Tbk 15/07/2002

3 BBCA Bank Central Asia. Tbk 31/05/2000

4 BBNI Bank Negara Indonesia. Tbk 20/11/1996

5 BBRI Bank Rakyat Indonesi. Tbk 10/11/2003

6 BCIC Bank Century. Tbk 03/06/1997

7 BEKS Bank Pundi Indonesia. Tbk 22/06/2001

8 BKSW Bank Kesawan. Tbk 21/11/2002

9 BNGA Bank CIMB Niaga. Tbk 29/11/1989

10 BNII Bank Internasional Indonesia. Tbk 02/10/1989

11 BNLI Bank Permata. Tbk 15/01/1990

12 BSWD Bank Swadesi. Tbk 01/05/2002

13 BVIC Bank Victory Internasional. Tbk 30/06/1999

14 MAYA Bank Mayapada. Tbk 07/08/1997

15 MEGA Bank Mega. Tbk 17/04/2000

16 NISP Bank NISP. Tbk 20/10/1994

17 PNBN Bank Pan Indonesia. Tbk 29/12/1982

18 BBNP Bank Nusantara Parahyangan. Tbk 14/12/2000

19 BDMN Bank Danamon Indonesia. Tbk 08/12/1989

20 INPC Bank Artha Graha International. Tbk 23/08/1990 Sumber: Situs Resmi BEI, http://www.idx.co.id, 2009 (data diolah)

4.4. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan studi dokumentasi yang dilakukan dengan cara mengakses situs resmi Bursa Efek Indonesia, data diperoleh dengan cara mendownload laporan tahunan perusahaan yang diteliti pada situs resmi http://www.idx.co.id.


(58)

4.5. Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel

Berdasarkan hipotesis pada bagian sebelumnya, variabel penelitian dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1) Variabel independen (bebas), adalah variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain. Variabel independen dalam penelitian ini adalah rasio keuangan yang terdiri dari: ROE (X1), ROA (X2), DER (X3), EPS (X4), dan TA (X5).

2) Variabel dependen (Terikat), adalah variabel yang dijelaskan atau yang dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah harga saham (Y).

3) Variabel moderating adalah variabel independen yang memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel independen lainnya terhadap variabel dependen. Variabel moderating ini penting tetapi tidak diutamakan, dengan kata lain variabel moderating dianggap berpengaruh terhadap variabel dependen, tetapi tidak mempunyai pengaruh utama.

a. Variabel independen

Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio keuangan yang terdiri atas ROE (X1), ROA (X2), DER (X3), EPS (X4) dan TA (X5).

1) Return On Equity (ROE)/X1 adalah mengukur profitabilitas dari sisi modal atau dengan kata lain untuk mengukur seberapa besar keuntungan yang mempengaruhi perputaran aktiva.


(59)

ROE (X1) =

Equity Income Net

2) Return On Asset (ROA)/X2 adalah mengukur efektivitas manajemen dalam pengembalian aktiva perusahaan dengan kata lain seberapa besar keuntungan yang mempengaruhi perputaran aktiva.

ROA (X2) =

Asset Total

Income Net

3) Debt Equity Ratio (DER)/X4, rasio ini menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman. Dari perspektif kemampuan membayar kewajiban jangka panjang, semakin rendah rasio akan semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang. (Darsono dan ashari, 2005). Rumusannya adalah:

DER (X3) =

Equity Total

Debt Total

4) Earnings Per Share (EPS)/X3 merupakan rasio yang menunjukkan proporsi laba perusahaan yang dapat diklaim dengan setiap lembar saham. Semakin tinggi rasio EPS menunjukkan bahwa semakin baik kinerja perusahaan.

EPS (X3) =

ding Outs Share of Number Tax After Income Net tan


(60)

5) Total Asset (TA)/X5 merupakan ukuran yang dipakai dalam menentukan besarnya perusahaan.

Total Asset = Current Asset + Fixed Asset a. Variabel dependen

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga saham (Y) perusahaan perbankan yang terdafar di Bursa Efek Indonesia tahun 2005 sampai dengan 2009. Harga saham adalah harga yang besarnya ditentukan dengan nilai buku perusahaan di dapat dengan mengurangkan total asset perusahaan perbankan terhadap utang dan saham preferen, kemudian dibagi dengan jumlah saham yang beredar.

b. Variabel moderating

Variabel moderating yang digunakan dalam penelitian ini adalah beta saham (M). Perubahan pasar dinyatakan sebagai akibat keuntungan indeks pasar, maka tingkat keuntungan suatu saham dalam konsep model indeks tunggal dapat dinyatakan sebagai berikut.

Ri = ai + âiRm Di mana:

Ri Tingkat keuntungan saham i.

ai bagian dari tingkat keuntungan saham i yang tidak dipengaruhi oleh perubahan pasar. Variabel ini merupakan variabel acak.


(61)

âi adalah beta saham, merupakan parameter yang mengukur perubahan yang diharapkan pada Ri jika terjadi perubahan pada Rm.

Rm adalah tingkat keuntungan indeks pasar. Variabel ini merupakan variabel acak.

Beta saham sebagai pengukuran risiko yang berasal dari hubungan antara tingkat keuntungan suatu saham dengan pasar. Risiko ini berasal dari faktor fundamental perusahaan perbankan.

Dalam melakukan penelitian agar tidak terjadi kesalahan persepsi dan untuk memudahkan pengertian terhadap variabel penelitian, yaitu variabel independen, variabel dependen, dan variabel moderating, maka peneliti menetapkan operasionalisasi variabel yang akan diteliti dapat dilihat pada Tabel 4.4.


(62)

Tabel 4.4. Definisi operasinal variabel

Jenis Variabel Nama Variabel Definisi Operasional Skala

Independen Return On Equity (ROE) (X1)

Mengukur profitabilitas dari sisi modal atau dengan kata lain untuk mengukur seberapa besar keuntungan yang mempengaruhi perputaran aktiva

Rasio

Independen Return On Asset (ROA) (X2)

Rasio antara Net Income After Tax terhadap asset secara keseluruhan akan menunjukkan ukuran produktivitas aktiva dalam memberikan pengembalian kepada penanam modal

Rasio

Independen Debt Equity Ratio (DER)/(X3)

Rasio ini menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman. Dari perspektif kemampuan membayar kewajiban jangka panjang, semakin rendah rasio akan semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang

Rasio

Independen Earnings Per Share (EPS) (X4)

Rasio yang menunjukkan proporsi laba perusahaan yang dapat diklaim dengan setiap lembar saham

Rasio

Independen Total Asset (TA) (X5)

Ukuran yang dipakai dalam menentukan besarnya perusahaan

Rasio

Moderating Beta Saham (M)

Beta saham sebagai pengukuran resiko yang berasal dari hubungan suatu saham dengan pasar

Rasio

Dependen Harga Saham (Y) Harga saham emiten pada saat sesi penutupan


(63)

4.6. Metode Analisis Data 4.6.1. Analisis Data

Penelitian ini menggunakan uji statistik untuk menguji apakah rasio keuangan

yang terdiri dari ROE (Return On Equity), ROA (Return On Asset), DER (Debt

Equity Ratio), EPS (Earnings Per Share) dan TA (Total Asset) secara simultan dan

parsial berpengaruh terhadap harga saham dengan beta saham sebagai variabel moderating. Metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis regresi linier dengan uji residual.

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu akan dilakukan uji asumsi-asumsi yang mendasari penggunaan persamaan regresi linier berganda. Metode regresi yang digunakan dalam menguji hipotesis haruslah menghidari kemungkinan terjadinya penyimpangan asumsi klasik. Dengan dipenuhinya asumsi-asumsi tersebut maka estimator OLS (Ordinary Least Square) dapat memenuhi harapan, yaitu sebagai estimator BLUE (Based Linier Unbiased Estimator), artinya suatu penaksir adalah BLUE kalau linier (yaitu fungsi linier dari variabel random seperti variabel dependen Y dalam model regresi) dan efisien (yaitu tidak bias maupun mempunyai varians minimum).

Asumsi klasik regresi meliputi (Gujarati, 2008) yaitu : Normalitas Multikolinieritas, Heteroskedastisitas, Autokorelasi.

a) Uji Normalitas

Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov, dimana jika angka signifikansi yang ditunjukkan dalam Tabel lebih kecil dari alpha


(64)

5%, maka dikatakan tidak memenuhi asumsi normalitas, sedangkan sebaliknya jika angka signifikansi di dalam Tabel lebih besar dari alpha 5% maka data sudah memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2005).

b) Uji Multikolinieritas

Menurut Gujarati (2008), bahwa satu dari asumsi model linier klasik adalah tidak adanya multikolinieritas diantara variabel yang menjelaskan yaitu di antara variabel independen. Diinterpretasikan secara luas multikolinieritas berhubungan dengan situasi di mana ada hubungan linier baik yang pasti atau mendekati pasti diantara variabel independen.

Ghozali (2005) menyatakan bahwa model regresi yang baik seharusnya tidak korelasi diantara variabel independen. Untuk melihat gejala ini dapat diukur dengan nilai tolerance dan nilai variance inflation factor (VIF). Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (VIF = 1 / Tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai tolerance < 0.10 atau sama dengan nilai VIF > 10. Setiap peneliti harus menentukan tingkat kolinieritas yang masih dapat ditolerir.

c) Uji Heteroskedastisitas

Suatu asumsi kritis dari model regresi linier klasik adalah bahwa gangguan ini semuanya mempunyai varians yang sama. Jika asumsi ini tidak dipenuhi, kita mempunyai heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas tidak merusak sifat ketidakbiasan


(65)

dan konsistensi dari penaksir OLS. Tetapi penaksir tidak lagi mempunyai varians minimum/efisien. Dengan perkataan lain, ini tidak lagi BLUE. Penaksir BLUE diberikan oleh metode kuadrat terkecil tertimbang (Gujarati, 2008).

Untuk mendeteksi apakah ada atau tidak gejala heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik Plot dan uji Park. Menurut uji Park bahwa varians (S2) merupakan fungsi dari variabel-variabel bebas. Uji ini dilakukan dengan mengkuadratkan nilai residual ( u2i ) dari model kemusiman kuadrat, nilai kuadrat dilogaritmakan (ln u2i) dan nilai logaritma dari kuadrat residual dimasukkan sebagai variabel terikat dalam persamaan regresi yang baru. Jika angka signifikansi t yang diperoleh dari persamaan regresi yang baru lebih besar dari alpha 5% maka dikatakan tidak terdapat heteroskedastisitas dalam data model, sebaliknya jika angka signifikansi yang diperoleh lebih kecil dari alpha 5%, maka dapat dikatakan terdapat heteroskedastisitas dalam data model (Ghozali, 2005).

d) Uji Autokorelasi

Di dalam model regresi, dianggap bahwa kesalahan pengganggu i, i = 1,2,....,n merupakan variabel acak yang bebas. Dengan perkataan lain, kesalahan observasi yang berikutnya diperoleh secara bebas terhadap kesalahan sebelumnya. Artinya, E(ii+i) = 0, untuk semua i dan semua r ≠ 0. Apabila terjadi autokorelasi, data asli harus ditransformasikan terlebih dahulu untuk menghilangkannya. Cara pengujiannya dilakukan dengan menggunakan Statistik d Durbin Watson (The


(66)

Durbin Watson d Statistic). Untuk menguji apakah ada autokorelasi negatif atau tidak, digunakan (4 - d) sebagai pengganti d. Apabila (4 – d) < dl (batas bawah), maka kita tolak H0 yang menyatakan bahwa tidak ada autokorelasi negatif. Selanjutnya apabila dl < ( 4 – d ) < du (batas atas), hasil pengujian tidak dapat disimpulkan (Supranto, 2007).

4.6.2. Pengujian Hipotesis

Setelah dilakukan uji asumsi klasik terhadap data, selanjutnya dilakukan uji hipotesis. Untuk membuktikan hipotesis pertama dan kedua maka digunakan alat uji sebagai berikut :

Adapun persamaan yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Hipotesis Pertama:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 +

å

Di mana:

Y = Harga Saham a = Parameter konstanta

b = Koefisien garis regresi masing-masing Xi, i = 1, 2, 3, 4, 5. X1 = Return On Equity

X2 = Return On Asset X3 = Debt Equity Ratio X4 = Earnings Per Share


(67)

X5 = Total Asset å = Error

Hipotesis pertama diuji dengan menggunakan uji statistik regresi linier berganda dengan bantuan SPSS.

a. Uji F

Uji ini merupakan pengujian terhadap signifikansi model secara simultan atau serempak, yaitu melihat pengaruh dari seluruh variabel bebas terhadap variabel terikat, hipotesis ini dirumuskan dengan:

1. Ho : H1 = b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = 0

Hal ini berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan variabel ROE, ROA, DER, EPS, TA terhadap harga saham.

2. H1 : b1 = b2 = b3 = b4 = b5 ≠ 0

Hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan variabel ROE, ROA, DER, EPS, TA terhadap harga saham

Rumus F hitung adalah sebagai berikut (Gujarati,2008) F hitung =

) /( ) 1 ( ) 1 ( / 2 2 k n R k R    Di mana:

k = Jumlah variabel bebas n = Jumlah observasi

Untuk menentukan nilai F hitung tingkat signifikan yang digunakan sebesar 5 % dengan derajat (df) = (K-1) dan (n-k), kriteria sebagai berikut:


(1)

Lampiran 23

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -2.454 1.578 -1.556 .123

ROE -.037 .112 -.028 -.334 .739 .394 2.536

ROA .053 .077 .057 .690 .492 .388 2.574

DER -.079 .143 -.033 -.554 .581 .735 1.360

EPS .485 .049 .659 9.963 .000 .614 1.629

TA .231 .053 .289 4.365 .000 .614 1.628


(2)

Lampiran 24

Hasil Pengujian Hipotesis Pertama

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .865a .747 .734 .72389 2.319

a. Predictors: (Constant), TA, DER, ROE, EPS, ROA b. Dependent Variable: HS

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 145.817 5 29.163 55.654 .000a

Residual 49.258 94 .524

Total 195.075 99

a. Predictors: (Constant), TA, DER, ROE, EPS, ROA b. Dependent Variable: HS


(3)

Lampiran 24

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -2.454 1.578 -1.556 .123

ROE -.037 .112 -.028 -.334 .739 .394 2.536

ROA .053 .077 .057 .690 .492 .388 2.574

DER -.079 .143 -.033 -.554 .581 .735 1.360

EPS .485 .049 .659 9.963 .000 .614 1.629

TA .231 .053 .289 4.365 .000 .614 1.628


(4)

Lampiran 25

Hasil Pengujian Hipotesis Kedua

Model (a)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -12.125 8.750 -1.386 .169

ROE .705 .619 .184 1.139 .258

ROA -.431 .428 -.164 -1.007 .316

DER 1.209 .793 .181 1.524 .131

EPS .030 .270 .014 .110 .913

TA .068 .294 .030 .231 .818


(5)

Lampiran 26

Hasil Pengujian Hipotesis Kedua

Model (b)

Variables Entered/Removedb

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method

1 has . Enter

a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: AbsRes_1

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .041a .002 -.008 3.92884

a. Predictors: (Constant), HS

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 2.597 1 2.597 .168 .683a

Residual 1512.706 98 15.436

Total 1515.303 99

a. Predictors: (Constant), HS b. Dependent Variable: AbsRes_1


(6)

Lampiran 26

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -.725 1.810 -.400 .690

HS .115 .281 .041 .410 .683


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Rasio Camel Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 77 85

Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia

0 12 100

Pengaruh Variabel Fundamental Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 25 94

Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Perubahan Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Go Public Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013

1 36 105

Pengaruh Kebijakan Dividen, Leverage, dan Likuiditas terhadap Harga Saham dengan Beta Saham sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 11 111

“ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI Th 2010 – 2012).

0 2 16

“ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI Th 2010 – 2012).

0 1 13

Pengaruh Kebijakan Dividen, Leverage, dan Likuiditas terhadap Harga Saham dengan Beta Saham sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

Pengaruh Kebijakan Dividen, Leverage, dan Likuiditas terhadap Harga Saham dengan Beta Saham sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN DAN TOTAL ASSET TERHADAP HARGA SAHAM DENGAN BETA SAHAM SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Raya Panjaitan (Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Univ. HKBP Nommensen) Ardin D

0 5 12