SKOR PENENTU KEPARAHAN DAN PROGNOSIS SIROSIS HATI GANGGUAN OPSONISASI PADA SIROSIS HATI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 SIROSIS HATI 2.1 .1 Definisi Sirosis Hati Sirosis hati SH adalah suatu keadaan patologis yang menggambarkan stadium akhir fibrosis hepatik yang berlangsung progresif yang ditandai dengan distorsi arsitektur hati dan pembentukan nodulus regeneratif. 1

2.1.2 SKOR PENENTU KEPARAHAN DAN PROGNOSIS SIROSIS HATI

Keparahan serta prognosis SH dapat ditentukan menurut sistem skor Child - Turcotte Pugh CTP dan Model for End Stage Liver Disease MELD. Pada sistem skor CTP penderita SH distratifikasi berdasarkan pemeriksaan objektif dan subjektif terhadap adanya asites, ensefalopati hepatik, kadar bilirubin, kadar albumin dan masa prothrombin. 16 Skor MELD dikalkulasi berdasarkan pemeriksaan objektif terhadap kadar bilirubin total, INR, kreatinin serum serta etilogi penyakit hati. Skor Model for End Stage Liver Disease pada mulanya dikenal sebagai skor the Mayo-End Stage Liver Disease. 16 Menurut penelitian, progresifitas penyakit pada skor CTP 8 atau lebih menandai adanya dekompensasi dini, pasien perlu dipertimbangkan untuk dirujuk ke sentra transplantasi hati. dikutip dari 17 Pada penelitian Botta dkk ditemukan bahwa cut off skor MELD 14 memiliki sensitifitas, spesifisitas dan c-statistic 6 month survival sebesar 75, 72 dan 0,82. 18

2.1.3 GANGGUAN OPSONISASI PADA SIROSIS HATI

Tidak semua penderita SH mengalami komplikasi yang mengancam jiwa 19 , namun sekitar 25-50 kematian SH disebabkan oleh infeksi. 4,5 Infeksi yang paling sering terjadi pada SH ialah peritonitis bakterialis spontan PBS, infeksi saluran kemih ISK, infeksi saluran nafas, serta bakteremia. 5 Pada SH tahap lanjut terjadi defek dan disfungsi sejumlah sistem kekebalan tubuh. 20 Peningkatan kerentanan penderita SH terhadap infeksi berkaitan dengan tingkat disfungsi hati. 21 Abnormalitas mekanisme defensif yang menyebabkan kerentanan terhadap infeksi oleh flora usus sendiri ialah defisiensi aktivitas opsonin dan bakterisidal, gangguan fungsi monosit dan netrofil, penekanan aktivitas fagositik the reticuloendothelial system RES , defek kemotaksis, kadar komplemen serum Christina J R Esmaralda Lumbantobing : Kadar Fibronectin Plasma Pada Penderita Sirosis Hati Berdasarkan…, 2008 USU e-Repository © 2008 berkurang, penurunan aktivitas opsonisasi cairan asites dan faktor-faktor iatrogenik. 5,21 Opsonin adalah molekul besar yang diikat permukaan mikroba dan dapat dikenal oleh reseptor permukaan netrofil dan makrofag, sehingga meningkatkan efisiensi fagositosis. 12 Sebanyak 40 penderita SH dan nyaris seluruh penderita koma akibat gagal hati fulminan, mengalami gangguan fungsi sel Kuppfer. dikutip dari 7 Gangguan aktivitas fagositik RES menyebabkan infeksi bakteri akut lebih sering terjadi daripada pasien yang normal aktivitas fagositik RES-nya. 21 Eliminasi endotoksin terutama dilakukan oleh sel Kuppfer sebagai RES hepatik yang memodulasi hampir seluruh efek endotoksin terhadap hati. 21 Peningkatan konsentrasi endotoksin secara klinis bisa meningkatkan gangguan sirkulasi sistemik dan regional, koagulopati dan ensefalopati, mengakibatkan gagal hati maupun gagal ginjal yang akhirnya bisa menyebabkan kematian. 21

2.2. FIBRONECTIN PLASMA