Uraian Teoritis Upaya Peningkatan Pajak Bumi Dan Bangunan Sektor Perdesaan Dan Perkotaan Di Dinas Pendapatan Kota Medan

1.3 Uraian Teoritis

1. Pengertian Pajak Menurut Soemitro Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang – undang yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapat jasa timbal balik kontraprestasi yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum dalam Mardiasmo, 2011: 1. Menurut Djajadiningrat pajak sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan ysng ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara secara langsung, untuk memelihara kesejahteraan secara umum dalam Resmi, 2011:1. 2. Jenis Pajak Ada 2 jenis pajak ditinjau dari segi lembaga pemungut pajak yaitu dalam Mardiasmo,2011:11 : 2.1 Pajak Pusat Negara a. Pajak Penghasilan b. Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah c. Bea Materai 2 Pajak Daerah Sesuai Undang – Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, berikut jenis-jenis Pajak Daerah: 2.1 Pajak Provinsi terdiri atas: a. Pajak Kendaraan Bermotor b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor d. Pajak Air Permukaan e. Pajak Rokok 2.2 Jenis Pajak KabupatenKota terdiri atas: a. Pajak Hotel b. Pajak Restoran c. Pajak Hiburan d. Pajak Reklame e. Pajak Penerangan Jalan f. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan g. Pajak Parkir h. Pajak Air Tanah i. Pajak Sarang Burung Walet j. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan k. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan Menurut Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Pajak Daerah adalah kontribusi wajib pajak kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang – Undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar – besarnya kemakmuran rakyat. Pajak Bumi dan Bangunan PBB perdesaan dan perkotaan adalah pajak atas bumi dan atau bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan dalam Siahaan, 2012 : 553. Yang dimaksud dengan bumi adalah permukaan bumi yang meliputi tanah dan perairan pedalaman serta laut wilayah kabupatenkota. Sedangkan bangunan adalah kontruksi teknik yang ditanam atau diletakkan secara tetap pada tanah dan atau perairan pedalaman dan atau laut dalam Siahaan, 2012 : 553. 3. Objek Pajak PBB Dalam pengenaan PBB Perdesaan dan Perkotaan termasuk dalam pengertian bangunan yang menjadi objek pajak adalah dalam Siahaan, 2012:555 : a. Jalan lingkungan yang terletak dalam satu kompleks bangunan seperti hotel, pabrik, dan emplasemennya, yang merupakan satu kesatuan dengan kompleks bangunan tersebut. b. Jalan tol c. Kolam renang d. Pagar mewah e. Tempat olahraga f. Galangan kapal, dermaga g. Taman mewah h. Tempat penampungan kilang minyak, air dan gas, pipa minyak i. Dermaga 4. Bukan Objek Pajak Objek pajak yang tidak dikenakan perdesaan dan perkotaan dalam Siahaan, 2012:559 adalah objek pajak yang memenuhi ketentuan dibawah ini : 4.1 Digunakan oleh pemerintah pusat dan daerah untuk penyelenggaraan pemerintah. 4.2 Digunakan semata – mata untuk melayani kepentingan umum di bidang ibadah, sosial, kesehatan, pendidikan dan kebudayaan nasional, yang dimaksud dengan tidak dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan. 4.3 Digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala, atau sejenisnya. 4.4 Merupakan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan wisata, taman nasional, tanah penggembalan yang dikuasaioleh desa dan tanah negara yang belum dibebani suatu hak. 4.5 Digunakan oleh perwakilan diplomatik dan konsulat berdasarkan asas perlakuan timbal balik. 4.6 Digunakan oleh badan atau perwakilan lembaga internasional yang ditetapkan dengan peraturan Menteri Keuangan. 5. Subjek dan Wajib pajak PBB Subjek dan wajib pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan adalah orang pribadi atau badan yang secara nyata mempunyai suatu hak atas bumi dan atau memperoleh manfaat atas bumi dan atau memiliki, menguasai, dan atau memperoleh manfaat atas bangunan dalam Siahaan, 2012:559 6. Perhitungan PBB Perdesaan dan Perkotaan dalam Siahaan, 2012:563 RUMUS : Pajak terutang = Tarif pajak x Dasar Pengenaan Pajak =Tarif Pajak x NJOP-NJOPTKP =Tarif Pajak x {NJOP Bumi + NJOP Bangunan-NJOPTKP} 7. Tarif PBB Tarif PBB Sektor Perdesaan dan Perkotaan ditetapkan menurut Peraturan Daerah No.6 Tahun 2012 atas Perda No.3 Tahun 2011 yaitu : NJOP TARIF NJOP Sampai Dengan Rp.499.999.999 0,115 NJOP Rp.500.000.000 s.d Rp.999.999.999 0,125 NJOP Rp.1.000.000.000 s.d Rp.1.999.999.999 0,215 NJOP Rp.2.000.000.000 s.d Rp.3.999.999.999 0,225 NJOP diatas Rp. 4 Milyar 0,275

1.4 Ruang Lingkup PKLM