mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis dari bahasa Inggris
business
, dari kata dasar
busy
yang berarti “sibuk” dalam konteks individu,
komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan.
Dalam ekonomi kapitalis, dimana kebanyakan bisnis dimiliki oleh pihak swasta, bisnis dibentuk untuk mendapatkan profit dan
meningkatkan kemakmuran para pemiliknya. Pemilik dan operator dari sebuah bisnis mendapatkan imbalan sesuai dengan waktu, usaha, atau
kapital yang mereka berikan. Namun tidak semua bisnis mengejar keuntungan seperti ini, misalnya bisnis koperatif yang bertujuan
meningkatkan kesejahteraan semua anggotanya atau institusi pemerintah yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Model bisnis seperti
ini kontras dengan sistem sosialistik, dimana bisnis besar kebanyakan dimiliki oleh pemerintah, masyarakat umum, atau serikat pekerja.
2.1.1Bentuk-Bentuk Organisasi Bisnis
Menurut Amirullah dan Imam Hardjanto 2005:51, terdapat tiga bentuk utama dari organisasi bisnis, yaitu:
a. Perusahaan Perseorangan
Perusahaan Perseorangan adalah bentuk bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh hanya satu orang. Orang ini bertanggung jawab atas
keseluruhan harta kekayaan perusahaan tersebut dan mempunyai hak atas keseluruhan keuntungan hasil dari usaha. Namun, orang tersebut
juga mempunyai kewajiban tidak terbatas akan hutang yang
Universitas Sumatera Utara
ditanggung oleh perusahaan apabila mengalami kerugian. Hal ini karena seluruh harta kekayaan pribadi berada dalam status jaminan
bagi usaha yang akan dijalankan.
b. Perusahaan Persekutuan Firma
Persekutuan Firma dan Komanditer merupakan bentuk organisasi bisnis dimana dua orang atau lebih bertindak sebagai
pemilik dari perusahaan sehingga tanggung jawab dan hak yang ada akan ditanggung oleh mereka. Firma adalah perseroan yang didirikan
untuk menjalankan suatu perusahaan dibawah satu nama bersama dimana peserta-pesertanya langsung dan sendiri-sendiri bertanggung
jawab sepenuhnya kepada pihak ketiga. Sedangkan persekutuan komanditer CV adalah perseroan yang didirikan untuk menjalankan
suatu perusahaan yang dibentuk oleh satu orang atau lebih sebagai pihak yang bertanggung jawab renteng solider dan satu orang atau
lebih sebagai pihak lain yang mempercayakan uangnya Lupiyoadi R. dan Wacik J, 1998.
c. Perseroan Terbatas PT
Perseroan Terbatas secara hukum dianggap sebagai suatu badan hukum, terpisah dari individu-individu yang memilikinya. Dalam
pengertiannya, perseroan terbatas PT merupakan badan hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan
modal dasar yang seluruhnya terbagi atas saham, dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-Undang serta peraturan
pelaksanaannya.
Universitas Sumatera Utara
d. Koperasi
Koperasi sebagai
suatu sistem
ekonomi, mempunyai
kedudukan politik yang cukup kuat karena memiliki cantolan konstitusional, yaitu berpegang pada pasal 33 UUD 1945, khususnya
ayat 1 yang menyebutkan bahwa “perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekuasaan”. Dalam penjelasan
UUD 1945 itu dikatakan bahwa bangun usaha yang paling cocok dengan asas kekeluargaan itu adalah Koperasi. Tafsiran itu sering pula
dikemukakan oleh Mohammad Hatta, yang sering disebut sebagai perumus pasal tersebut.
2.1.2 Klasifikasi Bisnis
Klasifikasi Bisnis menurut KLUI 1997, yaitu: 1. Usaha Pertanian
Adalah suatu usaha yang melakukan kegiatan yang menghasilkan produksi pertanian tanaman pangan, tanaman
perkebunan, peternakan, kehutanan, perburuan, dan perikanan dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual atau
ditukar atau menunjang kehidupan. 2. Usaha Pertambangan dan Penggalian
Adalah usaha yang melakukan kegiatan persiapan dan pengambilan unsur-unsur kimia, mineral, bijih-bijihan dan segala
macam batuan termasuk batu-batu mulia yang merupakan endapan alam, baik berupa padat, cair, maupun gas untuk tujuan komersial.
Universitas Sumatera Utara
3. Usaha Industri Pengolahan Adalah usaha yang melakukan kegiatan mengubah barang
dasar atau bahan mentah menjadi barang jadi atau barang setengah jadi
work in process
danatau dari barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya sehingga lebih dekat
kepada pemakai akhir, untuk tujuan komersil. 4. Usaha Listrik, Gas dan Air
a. Usaha Listrik adalah usaha yang melakukan kegiatan
pembangkitan tenaga listrik serta pengoperasian jaringan transmisi dan distribusi tenaga listrik kepada rumah tangga,
instansi, dan konsumen lainnya untuk tujuan komersil. Contoh PLN.
b. Usaha Gas adalah usaha yang melakukan kegiatan menyediakan
gas serta pengoperasian jaringan transmisi dan distribusi gas kota kepada rumah tangga, instansi, industri, dan konsumen lainnya
untuk tujuan komersil. Contoh Perusahaan Gas Negara. c.
Usaha Air Bersih adalah usaha yang melakukan kegiatan penjernihan, penyediaan dan penyaluran air melalui terminal air,
mobil tangki ke rumah tangga, instansi, industri dan konsumen lainnya dengan tujuan komersil. Contoh PAM.
5. Usaha Konstruksi Usaha Konstruksi adalah usaha yang mempunyai kegiatan
dengan hasil akhir berupa bangunan atau konstruksi yang menyatu
Universitas Sumatera Utara
dengan tempat kedudukannya, baik digunakan sebagai tempat tinggal atau sarana kegiatan lainnya, dengan tujuan komersil.
6. Usaha Perdagangan
Besar, Eceran,
Rumah Makan,
dan JasaAkomodasi
Lapangan usaha ini meliputi: a.
Perdagangan Besar grosir
wholeseller
adalah perdagangan barang baru maupun bekas yang pada umumnya dalam partai besar kepada
para pemakai selain konsumen rumah tangga, seperti pedagang eceran, perusahaan industri, kantor, rumah sakit, rumah makan, dan
jasa akomodasi.
b.Perdagangan eceran
retailer
adalah perdagangan yang melakukan penjualan kembali tanpa perubahan teknis barang-barang baru
maupun bekas kepada konsumen rumah tangga.
c.
Restaurant
, Rumah Makan, Bar, dan Jasa Boga d.Usaha Angkutan, Pergudangan, dan Komunikasi
Usaha Angkutan adalah suatu usaha yang melakukan kegiatan untuk mengangkut penumpang dan barangternak dari
suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan bermotor baik melalui darat, air maupun udara dengan
mendapatkan balas jasa. Perusahaan Pergudangan adalah suatu usaha
yang melakukan kegiatan untuk menyimpan sementara barang-barang
milik orang lain sebelum barang tersebut dikirim ke tujuan akhir dengan menerima balas jasa
Universitas Sumatera Utara
Komunikasi adalah transformasi informasi dari seorang ke orang lain dengan menggunakan bahasa, suara, gambar, kode, atau
tanda komersil lainnya. 7. Usaha Lembaga Keuangan
Usaha Lembaga Keuangan mencakup: 1. Usaha Perbankan
2. Usaha Lembaga Pembiayaan 3. Usaha Lembaga-Lembaga di Pasar Modal
4. Usaha Asuransi 5. Usaha Lain-Lain
2.1.3 Strategi Bisnis
Strategi bisnis
business strategy
merupakanstrategi yangdibuatpadalevel
unitbisnisdanstrateginyalebihditekankanuntukmeningkatkanposisibersai ng
produkataujasaperusahaandidalamsuatuindustriatausegmenpasartertentu Solihin 2012:196.
Strategi bisnisadalahstrategiyangmenekankanpadapeningkatandariposisikompeti
tifterhadapprodukataujasaperusahaandalam industriyang spesifik atausegmenpasaryangdilayaniolehunitbisnistersebutWheelen dan
Hunger,2011:13. Strategi bisnis sering juga disebut strategi bisnis secara
fungsional karena strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan
Universitas Sumatera Utara
manajemen, seperti : Strategi Pemasaran, Strategi Produk, Strategi Distribusi, Strategi Organisasi, Strategi Penetapan Harga, Strategi
Promosi, Strategi-Strategi yang berhubungan dengan keuangan dan lain-lain.
2.1.3.1 Strategi Pemasaran
Tull dan Kahle 1990, strategi pemasaran sebagai alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusaahaan
dengan mengembangkan
keunggulan bersaing
yang berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki dan program
pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut. Corey dalam Dolan, 1991, strategi pemasaran terdiri atas
lima elemen yang saling berkaitan, kelima elemen tersebut adalah: 1. Pemilihan Pasar, yaitu memilih pasar yang akan dilayani.
Keputusan didasarkan pada faktor-faktorJain, 1990: a. Persepsi terhadap fungsi produk dan pengelompokan
teknologi yang dapat diproteksi dan didominasi. b. Keterbatasan sumber daya internal yang mendorong perlunya
pemusatan fokus yang lebih sempit. c. Pengalaman kumulatif yang didasarkan pada
trial-and-error
di dalam menanggapi peluang dan tantangan. d. Kemampuan khusus yang berasal dari akses terhadap sumber
daya langka atau pasar yang terproteksi.
Universitas Sumatera Utara
Pemilihan pasar dimulai dengan melakukan segmentasi pasar dan kemudian memilih pasar sasaran yang paling memungkinkan
untuk dilayani oleh perusahaan. 2. Perencanaan Produk, meliputi produk spesifik yang dijual,
pembentukan lini produk, dan desain penawaran individual pada masing-masing lini. Produk itu sendiri menawarkan manfaat total
yang dapat diperoleh pelanggan dengan melakukan pembelian. Manfaat tersebut meliputi produk itu sendiri, nama merek
produk, ketersediaan produk, jaminan atau garansi, jasa reparasi,dan bantuan teknis disediakan penjual, serta hubungan
personal yang mungkin terbentuk di antara pembeli dan penjual. 3. Penetapan Harga, yaitu menentukan harga yang dapat
mencerminkan nilai kuantitatif dari produk kepada pelanggan. 4. Sistem Distribusi, yaitu saluran perdagangan grosir dan eceran
yang dilalui produk hingga mencapai konsumen akhir yang membeli dan menggunakannya.
5. Komunikasi PemasaranPromosi, yang meliputi periklanan,
personal selling
, promosi penjualan,
direct marketing
, dan
public relation.
2.1.3.2 Strategi Kepuasaan Pelanggan
Strategi kepuasan
pelanggan menyebabkan
para pesaing
harus berusaha
keras dan
memerlukan biaya
tinggi dalam
usahanya untuk
merebut pelanggan.
Satu
Universitas Sumatera Utara
hal yang
perlu diperhatikan
disini adalah
bahwa kepuasan
pelanggan merupakan
strategi jangka
panjang yang
membutuhkan komitmen,
baik menyangkut
dana maupun
sumber daya
manusia
Schnaars, 1991.
Ada beberapa strategi yang dapat dipadukan untuk meraih dan meningkatkan kepuasan pelanggan, yaitu:
1. Strategi pemasaran berupa
Relationship Marketing
McKenna, 1991, yaitu strategi dimana transaksi pertukaran antara penjual
dan pembeli berkelanjutan, tidak berakhir setelah penjualan selesai. Dengan kata lain, dijalin suatu kemitraan dengan
pelanggan secara terus menerus Jackson, 1985 dalam Schnaars 1991, yang pada akhirnya akan menimbulkan kesetiaan
pelanggan sehingga terjadi bisnis ulangan
repeat bussines .
Betapa pentingnya hubungan ditunjukkan dengan pernyataan Levitt dalam Schnaars, 1991 bahwa “Semakin banyak kegiatan
ekonomi dunia yang dilakukan melalui hubungan jangka panjang antara pembeli dan penjual”.
2. Strategi
Superior Customer Service
Schnaars, 1991, yaitu menawarkan pelayanan yang lebih baik daripada pesaing. Hal ini
membutuhkan dana yang besar, kemampuan sumber daya manusia, dan usaha yang gigih agar dapat tercipta suatu pelayanan
yang superior. Oleh karena itu, seringkali tetapi tidak harus perusahaan yang menawarkan
customer service
uang lain akan
Universitas Sumatera Utara
membebankan harga yang lebih tinggi pada produknya. Akan tetapi mereka biasanya memperoleh manfaat besar dari pelayanan
yang lebih baik tersebut,yaitu berupa tingkat pertumbuhan yang cepat dan besarnya laba
gain
yang diperoleh. Contoh pelayanan superior yang dapat diberikan adalah distributor komputer
memberikan pelayanan konsultasi gratis seputar permasalahan komputer, surat kabar yang memberikan jasa pelayanan gratis
dalam menentukan format iklan bagi pemasang iklan, lembaga pendidikan kursus tertulis memberikan kesempatan kepada setiap
calon peserta untuk mencoba modul nya selama jangka waktu tertentu misalnya dua bulan, toko khusus pakaian yang
memberikan keleluasan untuk menukarmengembalikan jas, jaket, sweater atau pakaian lainnya selama tenggang waktu tertentu, dan
lain-lain. 3.
Strategi
Uncounditional Guarantees
Hart, 1988. Strategi ini berintikan komitmen untuk memberikan kepuasan kepada
pelanggan yang pada gilirannya akan menjadi sumber dinamisme penyempurnaan mutu produk atau jasa dan kinerja perusahaan.
Selain itu juga akan meningkatkan motivasi para karyawan untuk mencapai tingkat kinerja yang lebih baik daripada sebelumnya.
4. Strategi Penanganan Keluhan yang EfisienSchnaarss, 1991.
Penanganan keluhan memberikan peluang untuk mengubah seorang pelanggan yang tidak puas menjadi pelanggan produk
perusahaan yang puasatau bahkan menjadi pelanggan abadi.
Universitas Sumatera Utara
5. Strategi Peningkatan Kinerja Perusahaan, meliputi berbagai upaya
seperti melakukan pemantauan dan pengukuran kepuasan pelanggan secara berkesinambungan, memberikan pendidikan
atau pelatihan menyangkut komunikasi,
salesmanship
, dan
public relation
kepada pihak manajemen dan karyawan, memasukkan unsur
kemampuan untuk
memuaskan pelangganyang
penilaiannya bisa didasarkan pada survey pelanggan ke dalam sistem penilaian prestasi karyawan, dan memberikan
empowermen
yang lebih besar kepada para karyawan dalam melaksanakan tugasnya.
6. Menerapkan
Quality Function Deployment QFD
, yaitu praktik untuk merancang suatu proses sebagai tanggapan terhadap
kebutuhan pelanggan.
2.1.3.3 Strategi Produk
Secara garis besar strategi produk dapat dikelompokkan menjadi 8 jenis atau kategori, yaitu:
1. Strategi
Positioning Product
Merupakan strategi yang berusaha menciptakan diferensiasi yang unik dalam benak pelanggan sasaran, sehingga terbentuk citra
image
merek atau produk yang lebih unggul dibandingkan merek atau produk pesaing.
2. Strategi
Pre Positioning Product
Universitas Sumatera Utara
Strategi ini dibutuhkan bilamana terjadi salah satu dari empat kemungkinan berikut:
a. Ada pesaing yang masuk dan produknya diposisikan
berdampingan dengan merek perusahaan, sehingga membawa dampak buruk terhadap pangsa pasar perusahaan.
b. Preferensi konsumen telah berubah.
c. Ditemukan kelompok preferensi pelanggan baru, yang diikuti
dengan peluang yang menjanjikan. d.
Terjadi kesalahan dalam
positioning
sebelumnya. 3.
Strategi
Overlap Product
Strategi ini adalah strategi pemasaran yang menciptakan persaingan terhadap merek tertentu milik perusahaan sendiri.
4. Strategi Lingkup Produk
Strategi ini berkaitan dengan perspektif terhadap bauran produk suatu perusahaan, misalnya jumlah lini produk dan banyaknya
item dalam setiap lini yang ditawarkan. 5.
Strategi Desain Produk Strategi ini berkaitan dengan tingkat standarisasi perusahaan
memiliki tiga pilihan strategi, yaitu produk standar,
customized product
produk disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan tertentu, dan produk standar dengan modifikasi.
6. Strategi Eliminasi Produk
Pada hakikatnya produk yang tidak sukses atau tidak sesuai dengan portopolio produk perusahaan perlu dihapuskan, karena
Universitas Sumatera Utara
bisa merugikan perusahaan yang bersangkutan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
7. StrategiProduk Baru
Pengertian produk baru dapat meliputi produk orisinil, produk yang disempurnakan, produk yang dimodifikasi, dan merek baru
yang dikembangkan melalui usaha riset dan pengembangan. 8.
Strategi Diversifikasi Diversifikasi adalah upaya mencari dan mengembangkan produk
atau pasar yang baru, atau keduanya, dalam rangka mengejar pertumbuhan,
peningkatan penjualan,profitabilitas,dan
fleksibilitas.
2.1.3.4
Strategi Penetapan Harga
Secara garis besar strategi penetapan harga dapat dikelompokan, yaitu:
1. Strategi Penetapan Harga Produk Baru
Harga yang ditetapkan atas suatu produk baru harus dapat memberikan pengaruh yang baik bagi pertumbuhan pasar.
2. Strategi Penetapan Harga yang Sudah Mapan
Ada beberapa faktor yang menyebabkan suatu perusahaan harus selalu meninjau strategi penetapan harga produk-produknya
yang sudah ada dipasar, diantaranya yaitu : a.
Adanya perubahan dalam lingkungan pemasaran misalnya ada pesaing besar yang menurunkan harganya.
Universitas Sumatera Utara
b. Adanya pergeseran permintaan, misalnya terjadi perubahan
selera konsumen.
3. Strategi Fleksibiltas Harga
Fleksibilitas dapat dilakukan dengan jalan menetapkan harga yang berbeda pada pasar yang berlainan atas dasar lokasi
geografis, waktu, penyampaianpengiriman, atau kompleksitas produk yang diharapkan.
4. Strategi PenetapanHarga Untuk Membentuk Pangsa Pasar
Strategi ini dilaksanakan dengan jalan menetapkan harga serendah mungkin untuk produk baru
2.1.3.5 Strategi Distribusi
Secara garis besar strategi distribusi yang dapat digunakan yaitu: 1.
Strategi Struktur Saluran Distribusi Strategi ini berkaitan dengan penentuan jumlah perantara yang
digunakan untuk mendistribusikan barang dari produsen ke konsumen.
2. Strategi Cakupan Distribusi
Strategi ini berkaitan dengan penentuan jumlah perantara disuatu wilayah atau
market exposure
. 3.
Strategi Saluran Distribusi Berganda Strategi Saluran Distribusi Berganda
multiplechannel strategy
yaitu penggunaan lebih dari satu saluran yang berbeda untuk melayani beberapa segmen pelanggan.
Universitas Sumatera Utara
4. Strategi Modifikasi Saluran Distribusi
Strategi Modifikasi Saluran Distribusi
Channel Modification Strategy
adalah strategi mengubah susunan saluran distribusi yang ada berdasarkan evaluasi dan peninjauan ulang.
2.1.3.6 Strategi Promosi
Strategi promosi
berkaitan dengan
masalah-masalah perencanaan,pelaksanaan, dan pengendalian komunikasi persuasif
dengan pelanggan.Strategi promosi ini biasanya untuk menentukan proporsi
personal selling
, iklan dan promosi penjualan. Ada strategi pokok dalam strategi promosi, yaitu:
1. Strategi Bauran Promosi
Strategi ini berupaya memberikan distribusi yang optimal dari setiap metode promosi.
2. Strategi Penjualan
Yang dimaksud denganstrategi penjualan adalah memindahkan posisi pelanggan ke tahap pembelian dalam proses pengambilan
keputusan melalui penjualan tatap muka.
2.2 Retailing mengecer
Retailing
merupakan sebuah kegiatan penjualan barang dan jasa secara langsung kepada konsumen akhir untuk pemakaian pribadi dan
rumah tangga, bukan untuk keperluan bisnis. Ada empat fungsi
retailing
,yaitu: 1.
Membeli dan menyiapkan barang.
Universitas Sumatera Utara
2. Memindahkan hak milik barang tersebut kepada konsumen akhir.
3. Memberikan informasi mengenai sifat dasar dan pemakaian barang
tersebut. 4.
Memberikan kredit kepada konsumen dalam kasus tertentu. Adapun yang dimaksud dengan
retailer
atau
retail store
adalah perusahaan yang fungsi utamanya menjual produk kepada konsumen akhir
untuk pemakaian pribadi dan rumah tangga.Penekanan pada fungsi utama tertentu ini untuk menunjukkan bahwa
retailer
merupakan lembaga yang dapat berdiri sendiri.
Dalam memilih
retailer store
, pembeli mempertimbangkan banyak hal. Faktor utama yang diperhatikan adalah yang berkaitan dengan
kebutuhan ekonominya. Dilain pihak, kebutuhan emosional seperti gengsi juga kadangkala mempengaruhi pilihannya. Faktor-faktor ekonomi
yang relevan dalam memilih
retailer store
, yaitu: 1.
Harga Ada
retailer store
yang memasang harga mati seperti supermarket dan
department store
dan ada pula yang menetapkan harga fleksibel atau dapat ditawar seperti
discount store
. 2.
Kemudahan Kemudahan, seperti kemudahan parkir, bisa cepat pergi setelah
membayar, dan mudah mencari barang yang diinginkan meliputi proses menemukan, membandingkan, dan memilih.
3. Kualitas Produk yang Ditawarkan
4. Bantuan Wiraniaga
Universitas Sumatera Utara
Apakah harus swalayan, membantu secara pasif, atau membantu secara aktif.
5. Reputasi Kejujuran dan Pelajaran dalam Jual Beli
6. Nilai yang Ditawarkan
Yaitu perbedaan total
customer value
dan total
costumer cost
.Total
customer value
sekumpulan manfaat yang diharapkan pelanggan dari produk dan jasa, meliputi
product value
misalnya keandalan, daya tahan keawetan, unjuk kerja,
service value
penyerahan barang, pelataihan, instalasi, perawatan, reparasi,
personel value
kompeten,
responsibility
, empati, dapat dipercaya, dan
image value
citra perusahaan.Sedangkan total
customer cost
terdiri dari harga yang dibayarkan, biaya waktu, biaya tenaga, dan biaya psikis.
7. Jasa-jasa khusus yang ditawarkan seperti pengiriman barang gratis,
pembelian kredit dan bisa mengembalikan atau menukar barang yang sudah dibeli.
2.2.1 Jenis-Jenis Retailing
Mayer1988 mengklafikasikan
retailing
berdasarkan lima kriteria yaitu tipe kepemilikan, produk atau jasa yang dijual,
non-store retailing
, strategi penetapan harga dan lokasi. a. Tipe Kepemilikan
Berdasarkan tipe kepemilikan, retailing dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu:
1.
Independent Retail Firm
, yaitu suatu outlet pengecer yang dimiliki dan dioperasikan secara independen dan tanpa afiliasi
Universitas Sumatera Utara
penggabungan contohnya warung, kios, atau toko barang kelontong yang dimiliki orang perorang baik yang berlokasi
dipasar regional, pasar impres, pasar tradisional, perumahan penduduk, jajaran rumah toko ruko maupun dilokasi-lokasi
lainnya. 2.
Waralaba
Franchising
, yaitu suatu sistem pemasaran atau distribusi barang dan jasa, dimana sebuah perusahaan induk
franchisor
memberikan pada individu atau perusahaan lain
franchis
e yang berskala kecil atau menengah. Hak-hak istimewa untuk melakukan suatu sistem usaha tertentu dengan
cara yang sudah ditentukan 3.
Corporate Chain,
yaitu sekelompok yang terdiri dari dua atau lebih usahabisnis yang saling berkaitan atau berhubungan
dalam satu manajemen yang dimiliki oleh suatu kelompok pemegang saham. Wujudnya bisa berupa jaringan toko serba
ada
departement store
, pasar swalayan
supermarket
,
specialty store,
maupun jaringan
superstore
. Contohnya adalah Matahari Group, Ramayana Group, Robinson Group, Cahaya
Group, dan lain lain.Keuntungan dari
corporate chain
ini adalah volume penjualan yang tinggi, kemampuan untuk membeli
dalam kuantitas sangat besar, dan kemampuan untuk memperkerjakan karyawan dengan kemampuan khusus dalam
pengembangan materi – materi promosi penjualan.
Universitas Sumatera Utara
b. Produk atau Jasa yang Dijual Berdasarkan kriteria ini,
retailing
dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu
sevice retailing
dan
product retailing
. 1
. Service Retailing
ada 3 jenis, yaitu: a.
Rented-Boods service
dalam jenis para pelanggan menyewa dan menggunakan produk-produk tertentu. Contohnya
penyewaan mobil,
carpet cleaner
, kaset video,
laser disc
dan
apartment
.
b. Owned-Boods Service
Pada
Owned-BoodsService
, produk-produk yang dimiliki oleh konsumenditingkatkan, atau dikembangkan bentuk
kerjanya, atau dipelihara dan dirawat.
c. Non-BoodsService
, karakteristik khusus pada jenis ini adalah jasa personal yang bersifat
intangible
tidak berbentuk produk fisik ditawarkan kepada konsumen .
2. Produk
Retailing
Ada beberapa jenis diantaranya: a.
Toko Serba Ada
Department Store
Departemen Perdagangan Amerika Serikat mendefenisikan
department store
sebagai suatu perusahaan eceran yang mempececerkan paling sedikit 20-orang dan memiliki
penjualan pakaian dan peralatan rumah tangga sejumlah 20atau lebih dari penjualan totalnya.
Universitas Sumatera Utara
b.
Speciality Store
ciri khas
speciality store
adalah konsentrasinya pada jenis barang dagangan yang terbatas
dari sedikit.
c. Catalog Showroom
Catalog Showroom
menawarkan harga rendah, merk nasional, dan daerah perbelanjaan yang kecil dengan yang
berdekatan dengan tempat pajangan
display
ecerannya.
d. Food and Drug Retailer
Ada tiga jenis
food and drug
, yaitu pasar swalayan supermarket dan super
drug store, confemince store
,
combination store
.
3. Non-Store Retailing
a.
Telephone
and
media retailers
dalam kategori ini, pengecer menggunakan kontak via telepon
retail marketing
dan media periklanan seperti TV, radio, surat kabar, dan
majalah untuk menginformasikan dan membujuk konsumen untuk membeli produk-produknya
b. Vending Machines
Mesin khusus ini banyak dijumpai di Bank, pasar swalayan, hotel, dan kantor tertentu
c. Mail Order
Penjualan dilakukan melalui pesanan dengan menggunakan katalog tertentu via pos.
Universitas Sumatera Utara
d. Direct Selling
Direct selling
merupakan penjualan
barang-barang konsumsi langsung ke perorangan, dirumah-rumah maupun
tempat kerja. Melalui transaksi yang diawali dan diselesaikan oleh tenaga penjualnya.
e. Electronic Shopping
4. Strategi Penetapan Harga Setiap pengecer menawarkan harga yang sangat bervariasi,
mulai dari yang murah. Untuk merek barang yang sama harga yang ditetapkan bisa berbeda antara retailer yang satu dengan
yang lain. 5. Lokasi
Retailer juga dapat dikelompokkan berdasarkan lokasinya, yaitu
downtown central bussiness bistricts
,
strive development
, dan pusat perbelanjaan
shopping centre
termasuk mall-mall.
2.2.2 Strategi 7R dalam Retailing
Agar pengecer bisa memenuhi fungsinya sebagai pengecer yang benar Right Retailer
1. Right Product Strategi ini mencakup 4 faktor utama yaitu: estetika desain atau
modal, bentuk, warna, ukuran, fungsionalsesuai dengan maksud dan tujuan produk faktor penunjang psikologis seperti Citra Merk,
Universitas Sumatera Utara
Citra Produsen dan pelayanan yang mendukung dan menyertai penjualan produk.
2. Right Quality Untuk mendapatkan hasil optimal dibutuhkan keseimbangan antara
jumlah pembeli pelanggan dengan pembeli pengecer serta antara kebutuhan konsumsi pelanggan dengan kebutuhan persediaan
barang dagang dari pengecer. 3. Right Price
Right Price harga yang bersedia dibayar konsumen dengan senang hati, pengecer pun sudi menerimanya dengan tangan terbuka, guna
memberikan kepuasan kepada pelanggan dan sekaligus menciptakan keuntungan bagi pengecer.
4. Right Time Banyak orang yang mengatakan bahwa waktuadalah uang, sehingga
waktu harus digunakan secara optimal. 5. Right Service
Layanan pelanggan meliputi segala macam bentuk pengkajian pelayanan, tindakan, dan informasi yang diberikan oleh penjual
untuk meningkatkan kemampuan pelanggan dalam mewujudkan nilai potensial yang terkandung dalam produk inti yang di berikan
pelanggan.
Universitas Sumatera Utara
6. Right Place Komponen ini menyangkut pemilihan dan penentuan lokasi mudah
dijangkau, didaerah pusat pembelanjaan atau dekat tempat pemukiman, aman dan sebagainya.
7. Right Atpears Promotion Komponen ini merupakan kombinasi aktifitas penyajian pesanan
yang benar kepada sasaran yang tepat melalui media yang passesuai.
2.2.3 Persaingan Bisnis Ritel
Persaingan bisnis ritel berada dalam lingkup lingkungan industri dan individual. Keragaman jenis bisnis ritel juga membawa
implikasi adanya persaingan pada jenis ritel yang sama dan pada sesama bisnis ritel dari kelas yang berbeda. Bahkan, pembahasan
persaingan bisnis ritel menjadi lebih menarik dengan memasukkan persaingan antar supplier meskipun bukan merupakan salah satu jenis
bisnis ritel, namun dalam lingkungan industri bisnis ritel supplier memiliki relevansi kuat untuk member corak dinamika persaingan
bisnis ritel. Tulus TH Tambunan dkk 2004 dalam penelitian mengenai
persaingan bisnis ritel di Jakarta, menyatakan bahwa persaingan dalam industri ritel yang ada di Jakarta dapat dilihat dari berbagai segi, yaitu
persaingan antara ritel modern dan tradisional, persaingan antar sesama ritel tradisional, dan persaingan antar supplier.
Universitas Sumatera Utara
Menurut pakar ritel koestarjono Prodjolalito dalam Tulus TH Tambunan dkk, 2004, permasalahan utama antara ritel modern
minimarket, supermarket dan hypermarket dan ritel tradisional, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta adalah lokasi, di mana ritel
modern dengan kekuatan modalnya yang luar biasa berkembang begitu pesat yang lokasinya berdekatan dengan lokasi ritel tradisional yang
sudah lebih dulu berada di lokasi tersebut. Regulasi mengenai pengaturan lokasi bagi ritel modern sudah
dibuat baik melalui peraturan dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.Jarak minimum antara ritel modern dengan ritel
tradisional biasanya sudah ditentukan untuk memberi kesempatan bagi pasar-pasar tradisional untuk tetap bisa mendapatkan pembeli dari
masyarakat sekitar pasar tersebut.Namunkenyataannya, masih banyak ditemukan ritel modern yang didirikan berdekatan atau bahkan
bersebelahan dengan ritel tradisional. Persaingan antara ritel modern dan ritel tradisional semakin
tidak seimbang dengan adanya jam buka ritel modern terutama minimarket yang panjang, bahkan hingga 24 jam penuh. Kelebihan
lain ritel modern adalah kondisi yang nyaman, kebersihan yang terjaga, berkesan elit, pelayanan bagus dan barang-barang yang dijual murah,
lengkap, dan berkualitas. Persaingan bisnis ritel berikutnya terjadi antara sesama perusahaan ritel modern baik dalam kategori yang sama
maupun yang sifatnya tidak langsung karena dalam kategori yang berbeda.
Universitas Sumatera Utara
Penelitian Tulus TH tambunan dkk diatas menyebutkan, persaingan pada kelas minimarket bisa dilihat dari strategi dan
ekspansi yang dilakukan pihak Indomaret, Alfamart, Cirkel K, AM PM. Sementara persaingan di kelas yang lebih besar yakni supermarket
Alfa, Hero, Super Indo, Matahari, dan Rench 99 Market juga sangat sengit. Demikian juga, persaingan yang tidak kalah sengit terjadi
antara sesama raksasa hypermarket, seperti Carefour, Giant, dan Makro.Tak jarang terjadi perang harga secara terang-terangan antar
mereka. Misalnya melalui iklan di media massa, spanduk, ataupun katalog. Penelitian tersebut mengutip pengamatan Abdullah 2003,
menyatakan persaingan antar sesama
department store
juga cukup sengit, seperti Sogo, Metro, Rimo, Matahari, Ramayana, dan Pojok
Busana yang terus aktif berekspansi. Bentuk persaingan yang terjadi antara sesama perusahaan ritel
modern dalam kategori yang sama, sebagaimana dapat disarikan dari penelitian di atas, adalah dalam hal perebutan segmen pasar, sistem
pelayanan, persaingan harga, dan kualitas produk. Sementara persaingan antara sesama perusahaan ritel modern
dalam kategori yang berbeda seringkali menjadi tidak relevan karena masing-masing telah menempatkan diri pada segmen pasar yang
berbeda. Walaupun ditemukan pula ritel modern kecil yang mati karena kalah bersaing dengan ritel modern besar.
Dalam hal persaingan antara sesama ritel tradisional, penelitian diatas menyebutkan bahwa berbeda dengan retailer modern yang
Universitas Sumatera Utara
dalam menentukan lokasinya selalu mempertimbangkan banyaknya konsumen,
accessibility
dan
feasibility
, bagi ritel tradisional, lokasi tidaklah mempengaruhi omset penjualan perharinya.Masing-masing
pedagang tradisional sudah mempunyai pelanggan sendiri.Tidak adanya kesepakatan harga di antara para pedagang, menimbulkan
persaingan di antara mereka sehingga mereka berusaha dengan caranya sendiri untuk menggaet pelanggan.Selanjutnya, penelitian diatas
memasukkan persaingan antar supplier, baik yang dilakukan oleh produsen langsung maupun oleh agen dalam kajian persaingan bisnis
ritel. Persaingan yang terjadi antar supplier adalah persaingan dalam
memberikan keuntungan bagi ritel.Namun, ternyata persaingan tersebut hanya ditemukan dalam kaitannya dengan ritel modern.Salah
satu penyebabnya adalah karena lemahnya posisi tawar
bargaining position
para supplier terhadap pengusaha ritel modern.Ritel modern biasanya menerapkan aturan yang ketat atas kemungkinan suatu
produk bisa diterima, sementara banyak supplier yang ingin memasok produknya ke ritel modern.Ritel modern juga bisa dibuat sesuai
keinginan retailer. Supplier yang bisa memenuhi keinginan retailer dan menyisihkan supplier-supplier yang lain yang akhirnya bisa memasok
produknya ke ritel modern.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang sedang diteliti adalah sebagai berikut :
1. Robiah 2009 skripsi yang disajikan penulis adalah “Strategi
Pengembangan Usaha Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsyudin Kombo Bekasi”. Alat analisis yang digunakan penulisan adalah :
matriks IFE, matriks EFE, I-E, matriks SWOT dan QSPM. Berdasarkan hasil matriks IFE, yang menjadi kekuatan utama adalah
mutu produk yang baik dan kelemahan utama adalah kegiatan promosi yang masih terbatas. Hasil matriks EFE menunjukkan peluang utama
adanya loyalitas konsumen dan yang menjadi ancaman utama adalah semakin banyakanya rumah makan tradisional yang bermunculan.
Pada pemetaan matriks IE, posisi Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsyudin berada pada kuadran IV, yaitu
growth and build
tumbuh dan bina.Hasil matriks SWOT menghasilkan delapan alternatif
strategi yang dapat digunakan oleh Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsyudin. Untuk hasil matriks QSPM, alternatif strategi yang
diprioritaskan adalah melakukan promosi yang lebih gencar melalui penyebaran brosur dan pemasangan spanduk, dengan jumlah nilai TAS
5,23.43. 2. Yulie A.C Hutagalung Universitas Sumatera Utara, 2013 dalam
skripsi “Strategi Pengembangan Bisnis, studi kasus pada Rumah Makan Minang Setia, Medan.Masalah dari penelitian ini adalah
bagaimana strategi pengembangan bisnis yang dapat dilakukan pada
Universitas Sumatera Utara
dilakukan pada Rumah Makan Minang Setia Medan. Hasil dari penelitian ini menghasilkan kesimpulan sebagai berikut : 1 Strategi
pengembangan bisnis yang sesuaibagi Rumah Makan Minang Setia Jl. Jamin Ginting No.326 Medan adalah strategi agresif yakni strategi
yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang, 2 Kendala tersebar pihak Rumah Makan Minang Setia dalam
mengembangkan usahanya adalah keterbatasan dari segi keuangan. Dilihat dari persoalan masalah peneliti dan peneliti terdahulu memiliki
persoalan masalah yang sama dan sama-sama membutuhkan strategi yang tepat untuk melakukan strategi pengembangan usaha.
3. Pretty Elisabeth Siahaan Institut Pertanian Bogor, 2008, dalam skripsi tentang strategi pengembangan usaha mengangkat judul
penelitian “Analisis Strategi Pengembangan Usaha Restoran Rice Bowl”. Penelitian yang dilakukan oleh Pretty memiliki permasalahan
yang sama dengan penelitian Restoran Sop Saudara yaitu, memerlukan strategi yang dapat dilakukan untuk dapat mengembangkan usaha dan
mengidentifikasi faktor internal dan eksternal apa saja yang dapat mempengaruhi restoran dalam pengembangan usahanya. Pada
penelitian ini mendapatkan hasil bahwa Restoran Rice Bowl masih cenderung terlalu berhati-hati dalam melakukan upaya pengembangan
usaha.Standar Operasional Perusahaan pada Restoran Rice Bowl yang jelas dan terarah menjadi faktor kekuatan. Untuk faktor ancaman yang
dihadapi adalah isu flu burung dan kenaikan harga bahan baku makanan dan kelangkaan bahan bakar minyak tanah dan gas elpiji.
Universitas Sumatera Utara
4. Alam Lazuardi Institut Pertanian Bogor, 2009 dalam skripsinya meneliti tentang “Formulasi Strategi Pengembangan Usaha Restoran
Macaroni Panggang Bogor”. Permasalahan yang dihadapi olehRestoran Macaroni Panggang Bogor ini adalah karena
kecenderungan perkembangan restoran di Kota Bogor terus meningkat dari tahun ke tahun dan persaingan semakin ketat, maka Restoran
Macaroni Panggang harus menyiapkan langkah-langkah yang tepat dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat. Sama dengan
permasalah pada Restoran Sop Saudara, karena banyaknya persaingan yang ada di Jalan Ringroad memaksa pemilik harus dapat menyiapkan
strategi-strategi untuk menyiapkan persaingan yang semakin ketat agar dapat unggul dalam bersaing. Untuk tujuan penelitian akan diteliti juga
sama yaitu mengidentifikasi faktor eksternal dan internal yang ada di perusahaan dan mengidentifikasi strategi apa saja yang dapat
dilakukan perusahaan agar dapat unggul dalam bersaing. Hasil dari penelitian Restoran Macaroni Panggang dalam menghadapi faktor
eksternal berada pada kondisi rata-rata.Adapun ancaman yang harus dihadapi adalah tingkat persaingan perusahaan sejenis. Sedangkan
untuk analisis dari faktor internal menunjukkan bahwa kemampuan internal Restoran Macaroni Panggang adalah kondisi menengah yaitu
dengan rasa dan kualitas produk yang baik. Sedangkan untuk kelemahannya adalah pemasaran dan promosi yang cenderung pasif.
5. Andita Anastasia Saputri Universitas Sumatera Utara, 2010, dalam skripsinya meneliti tentang “Strategi Usaha Dalam Upaya
Universitas Sumatera Utara
Meningkatkan Usaha Studi Pada Restoran Sop Saudara Jalan Ringroad Medan”.Permasalahan yang dihadapi oleh Restoran Sop
Saudara Jalan Ringroad Medan ini adalah tentang analisis SWOT dan bagaimana strategi pengembangan yang diterapkan oleh Restoran Sop
Saudara. Dari analisis lingkungan eksternal menjelaskan bahwa Restoran Sop Saudara memiliki
peluang dan ancaman terkait dengan kegiatan pengembangan usaha Restoran Sop Saudara di Medan. Faktor eksternal yang menjadi
peluang bagi Restoran Sop Saudara adalah : 1 Rendahnya tawar menawar pembeli dan penjual, 2 Menetapkan
cash on delivery,
3 Tidak ada usaha sejenis disekitar lokasi usaha. Untuk yang menjadi
ancaman adalah : a Tingginya ancaman pesaing baru atau adanya tempat makan baru yang semakin sering muncul di daerah Jalan
Ringroad, b Harga bahan baku yang tidak stabil. Hasil analisis lingkungan internal menjelaskan bahwa Restoran Sop Saudara
memiliki kekuatan dan kelemahan terkait dengan kegiatan pengembangan usaha Restoran Sop Saudara di Medan. Faktor internal
yang menjadi kekuatan bagi Restoran Sop Saudara adalah : 1 Letak restoran yang strategis dan mudah dijangkau, 2 Pelayanan kepada
konsumen yang memuaskan, 3 Rasa dan kualitas produk yang baik, 4 Fasilitas yang memadai. Faktor strategis internal yang menjadi
kelemahan Sop Saudara adalah : 1.aPemasaran
dan promosi
yang cenderung
pasif, b
Kurangnyadisiplin karyawan, c Manajemen keuangan yang lemah.
Universitas Sumatera Utara
2.Kelemahan terbesar
pihak Restoran
Sop Saudara
dalam mengembangkan usahanya adalah tidak adanya manajemen
keuangan yang teratur. 3. Strategi pengembangan usaha yang sesuai bagi Restoran Sop Saudara
adalah strategi agresif yakni strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Jenis Penilitian
Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian komparatif dengan analisa kualitatif. Metode
penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi yang
alamiah sebagai lawan dari eksperimen di mana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampelsumber data dilakukan secara
purposive
dan
snowball
, tekhnik pengumpulan data dengan triangulasi gabungan, analisis data bersifat induktifkualitatif, penelitiannya lebih
menekankan pada makna dari pada generalisasi Sugiyono, 2006:14-15. Pada penelitian kualitatif, penelitian dilakukan objek yang alamiah
maksudnya, objek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak begitu mempengaruhi dinamika
pada objek tersebut. Menurut Nazir 2005: 58 penelitian komparatif adalah sejenis
penelitian deskriptif yang ingin mencari jawaban secara mendasar tentang sebab-akibat, dengan menganalisis faktor-faktor penyebab
terjadinya ataupun munculnya suatu fenomena tertentu.Jadi penelitian
komparatif
adalah jenis penelitian yang digunakan untuk membandingkan antara dua kelompok atau lebih dari suatu variabel tertentu.
Tujuan penulis menggunakan pendekatan komparatif dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui atau menggambarkan kenyataan
Universitas Sumatera Utara