Pili Pengukuran Pertumbuhan Mikroorganisme

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

g. Inti sel

Sel bakteri tidak mempunyai pembungkus inti yang sebenarnya. Di dalam inti, terdapat kromosom sebagai pusat informasi genetik yang mengatur semua kegiatan dari bakteri tersebut.

h. Kapsul

Kapsul merupakan suatu lapisan tipis, berada di luar dinding sel dan secara kimiawi tersusun atas polisakarida, polipeptida, atau kedua-duanya.

i. Flagela

Flagel kuman merupakan tambahan pada sel yang menyerupai benang dan seluruhnya terdiri atas protein, dengan garis tengah 12-30 mm. flagel merupakan alat penggerak bagi bentuk-bentuk kuman yang memilikinya.

j. Pili

Banyak kuman-kuman Gram negatif memiliki tonjolan-tonjolan pada permukaan sel yang kaku yang dinamakan pili.

k. Spora

Beberapa bakteri gram positif dalam keadaan tertentu dapat membentuk resting cells yang disebut endospora spora. Pembentukan spora akan terjadi apabila nutrisi esensial yang diperlukan tidak memenuhi kebutuhan untuk pertumbuhan bakteri. Dzen, Sjoekoer M. et al., 2003.

2.5.2. Pertumbuhan Bakteri

Pertumbuhan adalah peningkatan jumlah semua komponen dari suatu organisme secara teratur, sedangkan perkembangbiakan sel adalah akibat pertumbuhan dalam organisme unisel, pertumbuhan mengakibatkan peningkatan jumlah individu yang merupakan anggota suatu populasi atau biakan Jawetz et al., 1996. Tiap-tiap bakteri mempunyai temperatur optimum, yaitu dimana bakteri dapat tumbuh dengan baik. Berdasarkan batas-batas suhu pertumbuhan bakteri dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 1. Psikrofilik, optimum pada suhu 10-20 2. Mesofilik, optimum pada suhu 20-40 3. Termofilik, optimum pada suhu 50-60 Bakteri patogen bagi manusia umumnya tumbuh dengan baik pada suhu 37 dengan pH optimum 7,2-7,6. Tidak semua bakteri memerlukan oksigen, berdasarkan kebutuhan terhadap oksigen bakteri dapat digolongkan menjadi lima, yaitu : 1 Bakteri aerob mutlak, yaitu bakteri yang memerlukan oksigen untuk pertumbuhannya. 2 Bakteri anaerob fakultatif, yaitu bakteri yang dapat tumbuh dengan adanya oksigen maupun tanpa adanya oksigen. 3 Bakteri anerob aerotoleran, yaitu bakteri yang tidak mati dengan adanya oksigen. 4 Bakteri anaerob mutlak, yaitu bakteri yang hidup apabila tidak ada oksigen. 5 Bakteri mikroaerofilik, yaitu bakteri yang kebutuhan oksigenya rendah.

2.6. Pengukuran Pertumbuhan Mikroorganisme

Pengukuran pertumbuhan mikroorganisme dapat diketahui dari kurva pertumbuhan bakteri tersebut. Kurva pertumbuhan bakteri dibagi menjadi beberapa fase, yaitu : Jawetz dkk. 1996. 1. Fase Lag Pada fase ini sel-sel yang kekurangan metabolit dan enzim sebagai akibat keadaan yang tidak menguntungkan dalam pembiakan terdahulu, menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Disini dapat terlihat mulai bertambah besarnya ukuran sel. 2. Fase Eksponensial Pada fase ini sel-sel mulai mengadakan perubahan bentuk dan meningkat jumlahnya sehingga kurva meningkat dengan tajam. Kegiatan metabolismenya tinggi dan lebih peka terhadap antibiotik. Fase ini dipengaruhi beberapa faktor yaitu bentuk dan sifat mikroba terhadap UIN Syarif Hidayatullah Jakarta lingkungannya, kandungan nutrient dalam medium, temperatur, kadar oksigen, cahaya, dan lain-lain. 3. Fase Stationer Berkurangnya zat-zat makanan dalam perbenihan atau penumpukan hasil metabolisme beracun menyebabkan pertumbuhan terhenti, sehingga gambaran grafik akan mendatar. 4. Fase Kematian Merupakan akhir dari suatu kurva, dimana jumlah individu secara tajam menurun. Matinya sel-sel mikroba ini disebabkan habisnya zat makanan dan menumpuknya zat beracun. Pertumbuhan mikroorganisme dapat diukur berdasarkan konsentrasi sel jumlah sel per satuan isi kultur ataupun densitas sel berat kering dari sel- sel per satuan isi kultur. Dua parameter ini tidak selalu sama karena berat kering sel rata-rata bervariasi pada tahap berlainan dalam pertumbuhan kultur. Densitas sel adalah kuantitas yang lebih bermakna, sedangkan dalam penelitian mengenai inaktivasi mikroorganisme, konsentrasi sel adalah kuantitas yang bermakna. Pertumbuhan mikroorganisme dapat diukur dengan dua cara yaitu secara langsung dan tidak langsung. Pengukuran pertumbuhan mikroorganisme secara langsung dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu: a. Pengukuran menggunakan counting chamber bilik hitung Pada pengukuran ini, untuk bakteri digunakan bilik hitung Petroff Hasser, sedangkan untuk mikroorganisme eukariot digunakan hemositometer. Keuntungan mengunakan metode ini adalah mudah, murah, dan cepat, serta bisa diperoleh informasi tentang ukuran dan morfologi mikroorganisme. Kerugiannya adalah populasi mikroorganisme yang digunakan harus banyak minimum berkisar 10 6 CFUmL, karena pengukuran dengan volume dalam jumlah sedikit tidak dapat membedakan antara sel hidup dengan sel mati, serta kesulitan menghitung sel yang mortal Prescott et al., 2002. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta b. Pengukuran menggunakan elektronik counter Pada pengukuran ini, suspensi mikrorganisme dialirkan melalui lubang kecil orifice dengan bantuan aliran listrik. Elektroda yang ditempatkan pada dua sisi orifice mengukur tahanan listrik ditandai dengan naiknya tahanan pada saat bakteri melalui orifice. Pada saat inilah sel terhitung.Keuntungan metode ini adalah hasil bisa diperoleh dengan lebih cepat dan lebih akurat, serta dapat menghitung sel dengan ukuran besar. Kerugiannya adalah metode ini tidak bisa digunakan untuk menghitung bakteri karena adanya gangguan debris, filament, dan sebagainya, serta tidak dapat membedakan antara sel hidup dan sel mati. c. Pengukuran dengan plating technique Metode ini merupakan metode penghitungan jumlah sel tampak visible dan didasarkan pada asumsi bahwa bakteri hidup akan tumbuh, membelah, dan memproduksi satu koloni tunggal. Satuan penghitungan yang dipakai adalah CFU colony forming unit dengan cara membuat seri pengenceran sampel dan menumbuhkan sample pada media padat. Pengukuran dilakukan pada plate dengan jumlah koloni berkisar 25-250 atau 30-300. Keuntungan metode ini adalah sederhana, mudah, dan sensitif karena menggunakan colony counter sebagai alat hitung dan dapat digunakan untuk menghitung mikroorganisme pada sampel makanan, air, ataupun tanah. Kerugiannya adalah harus digunakan media yang sesuai dan penghitungannya yang kurang akurat karena satu koloni tidak selalu berasal dari satu individu sel. d. Pengukuran dengan menggunakan tehnik filtrasi membran membrane filtration technique Pada metode ini sampel dialirkan pada suatu sistem filter membran dengan bantuan vacuum. Bakteri yang terperangkap selanjutnya ditumbuhkan pada media yang sesuai dan jumlah koloni dihitung.Keuntungan metode ini adalah dapat menghitung sel hidup dan sistem penghitungannya langsung, sedangkan kerugiannya adalah tidak ekonomis. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Metode pengukuran pertumbuhan mikroorganisme secara tidak langsung dapat dilakukan dengan sebagai berikut: a. Pengukuran kekeruhanturbidity Bakteri yang bermultiplikasi pada media cair akan menyebabkan media menjadi keruh. Alat yang digunakan untuk pengukuran adalah spektrofotometer atau kolorimeter dengan cara membandingkan densitas optik optical density, OD antara media tanpa pertumbuhan bakteri dan media dengan pertumbuhan bakteri Brock brock, 1973. b. Pengukuran aktivitas metabolik Metode ini didasarkan pada asumsi bahwa jumlah produk metabolik tertentu, misalnya asam atau CO 2 , menunjukkan jumlah mikroorganisme yang terdapat dalam media.Misalnya pengukuran produksi asam untuk menentukan jumlah vitamin yang dihasilkan mikroorganisme. c. Pengukuran berat sel kering BSK Metode ini umum digunakan untuk mengukur pertumbuhan fungi berfilamen.

2.7. Bakteri Uji

Dokumen yang terkait

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Ceplukan (Physalis minima L.) Terhadap Bakteri Shigella dysenteriae, Escherichia coli Dan Salmonella typhimurium

21 148 72

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Binara Dan Ekstrak Etanol Daun Ulam-Ulam Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus Dan Escherichia Coli

8 82 96

Isolasi dan Skrining Fitokimia Bakteri Endofit Dari Daun Rambutan (Nephelium lappaceum L.) Yang Berpotensi Sebagai Antibakteri

18 134 81

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN ASAM JAWA (Tamarindus indica L.) TERHADAP Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Terhadap Staphylococcus aureus ATCC 6538 Dan Escherichia coli ATCC 11229.

0 2 14

PENDAHULUAN Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Terhadap Staphylococcus aureus ATCC 6538 Dan Escherichia coli ATCC 11229.

0 1 4

DAFTAR PUSTAKA Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Terhadap Staphylococcus aureus ATCC 6538 Dan Escherichia coli ATCC 11229.

0 1 4

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN ASAM JAWA (Tamarindus indica L.) TERHADAP Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Terhadap Staphylococcus aureus ATCC 6538 Dan Escherichia coli ATCC 11229.

0 2 13

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus ATCC Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Rosela(Hibiscus sabdariffa L) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus ATCC 6538 DAN Esc

1 8 15

PENDAHULUAN Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Rosela(Hibiscus sabdariffa L) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus ATCC 6538 DAN Escherichia coli ATCC.

0 5 4

Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol Daun Petai (Parkia speciosa Hassk.) terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923 dan Escherichia coli ATCC 25922.

2 18 141