Jika seorang pendidik guru memiliki sifat taqwa maka tentu apa yang ada pada diri guru akan ditiru dan menjadi teladan untuk
anak didiknya. Dalam memberikan teladan mengenai taqwa ini, seorang guru harus selalu berpegang teguh pada ajaran agama,
berakhlak mulia, dan menyayangi murid-muridnya. Metode pembiasaan. Seorang guru selain melatih diri sendiri
dalam bertaqwa juga harus selalu membiasakan dan melatih anak didiknya untuk selalu menerapkan sifat taqwa dalam keadaan apapun.
sifat taqwa ini dipraktikkan mula-mula sekali dengan memaksakan diri untuk selalu berbuat sesuatu yang diperintahkan Allah dan
meninggalkan larangan-larangan-Nya, hingga akhirnya menjadi watak dan tabiatnya sehari-hari dan dengan ini menjadi gampang dan mudah
berbuat kebaikan. Salah satu tujuan pendidikan dan latihan yang dapat melahirkan tingkah laku sebagai suatu tabiat atau kebiasaan ialah agar
perbuatan yang timbul dari akhlak baik tadi dirasakan sebagai suatu kenikmatan bagi yang melakukannya. Akhlak yang luhur yang
dipandang mulia oleh agama tidak mungkin akan dapat meresap dalam jiwa seseorang selama orang itu tidak membiasakan dirinya
beradat-istiadat yang baik dan selama ia belum suka meninggalkan kelakuan-kelakuan yang jahat dan keji.
Pendidik guru dapat juga menceritakan kisah-kisah teladan, baik kisah teladan para Nabi, Sahabat, dan Ulama-ulama tentang
ketaqwaannya kepada Allah, karena dari metode kisah ini, seorang murid bisa merasakan dan mengambil pelajaran dari kisah-kisah
tersebut. Sehingga murid akan mencontoh sifat-sifat taqwa yang ada pada tokoh-tokoh dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-
hari.
63
Imam Muslim, Pedoman bagi Orang Beriman, Gresik: Putra Belajar, 1999, Cet. I, h. 11
70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari berbagai uraian yang penulis paparkan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa :
1. Al-qur’an adalah sumber utama dalam ajaran Islam dan didalamnya
mengatur segala kehidupan manusia sehingga dapat dijadikan pedoman dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.
2. Jujur adalah berkata dan berbuat benar. Dengan sifat jujur mereka akan
dipercaya untuk memimpin hal-hal yang dianggap penting, sehingga apa yang mereka kerjakan akan cepat meraih kesuksesan dan
mendapatkan hasil yang memuaskan. 3.
Ikhlas adalah amal perbuatan yang dikerjakan hanya semata-mata karena Allah, bukan karena yang lain-Nya. Dalam melakukan segala
sesuatu di butuhkan sifat ikhlas karena Allah. Dengan sifat ikhlas seseorang akan melaksanakan segala sesuatu tanpa ada beban dan
tekanan, sehingga apa yang mereka kerjakan akan mendapatkan hasil yang memuaskan.
4. Adil adalah dapat menempatkan sesuatu pada tempatnya. keadilan
harus terus ditegakkan. Tanpa keadilan, maka tatanan dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan negara akan berantakan dan tidak sejahtera.
Seorang muslim harus tetap menegakkan keadilan dalam keadaan apapun dan terhadap siapapun tanpa memandang suku, agama dan
jabatan. 5.
Taqwa adalah melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan- Nya. seorang muslim harus selalu menanamkan sifat taqwa dalam
dirinya. Karena taqwa merupakan benteng dan pelindung yang dapat menghalau segala bentuk keburukan baik yang bersifat lahiriyah
maupun batiniyah.
Adapun aplikasi nilai-nilai pendidikan Akhlak tersebut dalam pendidikan adalah sebagai berikut:
1. Pendidikan jujur dapat diaplikasikan dengan menggunakan beberapa
metode, diantaranya metode ceramah, metode nasihat, metode teladan, metode pembiasaan dan metode kisah
2. Pendidikan ikhlas dapat diaplikasikan dengan menggunakan beberapa
metode, diantaranya metode ceramah, metode nasihat, metode teladan, metode pembiasaan dan metode kisah.
3. Pendidikan adil dapat diaplikasikan dengan menggunakan beberapa
metode, diantaranya metode ceramah, metode nasihat, teladan, dan metode kisah.
4. Pendidikan taqwa dapat diaplikasikan dengan menggunakan beberapa
metode, diantaranya metode ceramah, metode nasihat, metode teladan, metode pembiasaan dan metode kisah.
B. Saran
Berdasarkan pada kesimpulan sebagaimana yang telah dikemukakan di atas, maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Orang tua sebagai pendidik pertama yang mengajarkan pendidikan
akhlak pada anaknya, wajib menanamkan nilai-nilai pendidikan yang telah di ajarkan dalam al-
qur’an dan hadits, agar tercipta kepribdaian muslim yang berakhlak baik dan selalu menegakkan perintah-perintah
agama. 2.
Kehidupan dalam lingkungan masyarakat sangat berpengaruh dalam pembentukan kepribadian warganya, usaha orang tua dalam
menanamkan pendidikan akhlak pada anaknya akan ada kesulitan atau hambatan, tanpa dukungan masyarakat sekitarnya. Oleh karena itu
masyarakat hendaknya juga bertanggung jawab terhadap pendidikan akhlak warga masyarakatnya, agar tercipta lingkungan yang aman,
damai dan sejahtera.
3. Guru sebagai pendidik dalam lingkungan sekolah, hendaklah mampu
menjadi tauladan, memberikan motivasi, bimbingan dan mampu menanamkan nilai-nilai pendidikan akhlak pada anak didik. Agar
tercipta generasi yang berakhlakul karimah.