Metode kisah adalah metode yang penting untuk diterapkan oleh seorang pendidik. Karena metode kisah ini mempunyai daya tarik yang
menyentuh perasaan. sehingga akan meningkatkan aspek keimanan, timbulnya kesadaran moral, dan hidup sesuai dengan kehendak
Tuhan. Misal dari contoh kisah tentang keadilan yang dilakukan Rasulullah saw. Yaitu:
Seorang wanita yang berasal dari suku Bani Makhzum pernah mencuri. Karena takut tangannya akan dipotong, sanak familinya
mengutus Usamah bin Zaid untuk memohon pengampunan pada Nabi atas nama wanita itu. Ketika Nabi mendengar kasusnya, tanda-tanda
kemarahan tampak pada wajah Nabi. “Apakah kau mencoba membelokkanku dari batasan-batasan yang
telah ditetapkan Allah?” tanya Nabi. Usamah bin Zaid langsung
mengakui kesalahannya dan memohon pada Nabi untuk mendoakan pengampunan bagi dirinya. Nabi kemudian berkhotbah pada orang-
orang yang berkumpul disitu. Beliau berkata,”orang-orang di masa lalu mendapatkan kesulitan
karena memberikan kelonggaran sikap pada orang-orang yang memiliki jabatan tinggi ketika mereka melakukan pencurian. Padahal,
hal itu sangat berlawanan dengan hukuman yang diberikan pada setiap pencuri dari kalangan rakyat rendah. Demi Zat yang menguasai
jiwaku, jika Fatimah anakku yang mencuri, aku sendirilah yang memotong tangannya.”
61
Dari kisah diatas dapat diambil pelajaran bahwa keadilan itu harus tetap ditegakkan, tanpa memandang kaya atau miskin, musuh
atau saudara kita sendiri. Sebagaimana di sebutkan dalam surat Al- Maidah ayat 8 :
61
Maulana Wahiduddin Khan, Buku Kecil Kearifan Islam, Jakarta: Pustakan Alvabet, 2005, Cet. II, h.160-161
“Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena
adil itu lebih dekat kepada takwa”. Al-Maidah : 8
4. Aplikasi Ketaqwaan dalam Pendidikan
Seorang pendidik guru harus memiliki sifat taqwa dalam dirinya dan mampu mengajarkan sifat taqwa pada anak didiknya.
Taqwa akan membawa manusia menuju keselamatan dunia dan akhirat. Dan memberi keberuntungan karena Allah sangat menyukai
hambanya yang bertaqwa.
“Maka sesungguhnya Allah itu menyukai orang yang bertaqwa. QS. Ali Imran: 76
62
Pendidik Guru dapat menerapkan sikap taqwa dengan menggunakan metode ceramah atau nasihat, yaitu: menjelaskan dan
memberi pemahaman kepada siswa bahwa segala perkara yang berlaku dalam kehidupan jika dilakukan dan ditinggalkan itu karena
Allah maka itulah yang dinamakan taqwa dan menjelaskan sifat taqwa ini sangat penting untuk dimiliki oleh seorang muslim, karena dengan
taqwa ini manusia akan diberi kemudahan hidup oleh Allah dan dicintai olehNya. Allah berfirman:
“Dan barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusanNya. QS. At-
Thalaq:4
63
62
Imam Muslim, Pedoman bagi Orang Beriman, Gresik: Putra Belajar, 1999, Cet. I, h. 8
Jika seorang pendidik guru memiliki sifat taqwa maka tentu apa yang ada pada diri guru akan ditiru dan menjadi teladan untuk
anak didiknya. Dalam memberikan teladan mengenai taqwa ini, seorang guru harus selalu berpegang teguh pada ajaran agama,
berakhlak mulia, dan menyayangi murid-muridnya. Metode pembiasaan. Seorang guru selain melatih diri sendiri
dalam bertaqwa juga harus selalu membiasakan dan melatih anak didiknya untuk selalu menerapkan sifat taqwa dalam keadaan apapun.
sifat taqwa ini dipraktikkan mula-mula sekali dengan memaksakan diri untuk selalu berbuat sesuatu yang diperintahkan Allah dan
meninggalkan larangan-larangan-Nya, hingga akhirnya menjadi watak dan tabiatnya sehari-hari dan dengan ini menjadi gampang dan mudah
berbuat kebaikan. Salah satu tujuan pendidikan dan latihan yang dapat melahirkan tingkah laku sebagai suatu tabiat atau kebiasaan ialah agar
perbuatan yang timbul dari akhlak baik tadi dirasakan sebagai suatu kenikmatan bagi yang melakukannya. Akhlak yang luhur yang
dipandang mulia oleh agama tidak mungkin akan dapat meresap dalam jiwa seseorang selama orang itu tidak membiasakan dirinya
beradat-istiadat yang baik dan selama ia belum suka meninggalkan kelakuan-kelakuan yang jahat dan keji.
Pendidik guru dapat juga menceritakan kisah-kisah teladan, baik kisah teladan para Nabi, Sahabat, dan Ulama-ulama tentang
ketaqwaannya kepada Allah, karena dari metode kisah ini, seorang murid bisa merasakan dan mengambil pelajaran dari kisah-kisah
tersebut. Sehingga murid akan mencontoh sifat-sifat taqwa yang ada pada tokoh-tokoh dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-
hari.
63
Imam Muslim, Pedoman bagi Orang Beriman, Gresik: Putra Belajar, 1999, Cet. I, h. 11