BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sejarah telah mencatat bahwa Islam merupakan suatu kerangka bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan peradaban di dunia. Perkembangan ilmu
pengetahuan dan peradaban yang telah dibentuk oleh dunia Islam pada abad pertengahan banyak melahirkan tokoh-tokoh ilmuan dari berbagai ilmu
pengetahuan. Tetapi setelah abad ke-13 ketika Bagdad dihancurkan oleh Hulagu Khan pada 1258 M, membawa dampak yang negatif bagi dunia Islam. Peradaban
dan kemajuan di bidang ilmu pengetahuan mengalami kemunduran termasuk di bidang keagamaan.
1
Di kalangan umat Islam pada saat itu mereka yang menyadari tentang keadaan kaum muslimin dan menilai kenyataan pemahaman dari praktek
keagamaan kini yang dianggap telah menyimpang dari ajaran agama Islam yang benar. Mereka berpendapat jika kaum muslimin kembali kepada prinsip-prinsip
ajaran Islam dan menggerakkan semangat ijtihad
2
dalam setiap proses pemikiran
1
Nurcholish Madjid, Khazanah Intelektual Islam. Jakarta: Bulan Bintang, 1984, h. 21
2
Ijtihad adalah salah satu kelebihan yang dimiliki Islam untuk menyesuaikan masalah dengan kebutuhan-kebutuhan zaman. Islam telah mengaitkan berbagai kebutuhan yang selalu
berubah dengan berbagai kebutuhan yang bersifat tetap. Seorang mujtahid yang mendalami agama bertugas menemukan benang merah yang menghubungkan kedua jenis kebutuhan tersebut. Mereka
memiliki kewajiban menjelaskan hukum Islam. Makna Ijtihad bukan berarti bahwa seorang duduk dan kemudian berbicara apa saja semaunya. Islam memilki serangkaian undang-undang yang bisa
berubah dan tidak tetap. Akan tetapi, karena undang-undang yang bisa berubah-ubah itu dikaitkan dengan undang-undang yang bersifat tetap dan tidak berubah, maka kebebasan sama sekali tidak
terlepas dari tangannya. Ijtihad dalam bidang agama menyebabkan manusia bisa melihat masalah
dan berpegang teguh pada warisan abad pertengahan yang telah dicapai oleh para ulama Islam terdahulu di bidang pemikiran keagamaan, maka kaum muslimin
akan memperoleh kembali kejayaan sebagaimana yang pernah dicapainya pada waktu lampau. Mereka inilah yang dengan gigih memperjuangkan ide-ide Islam
ke dalam usaha pembaharuan bagi umat Islam.
3
Pembaharuan dalam Islam atau gerakan modern Islam merupakan jawaban yang ditujukan terhadap krisis yang dihadapi umat Islam pada masanya.
Kemunduran Kerajaan Usmani yang merupakan pemangku khilafah Islam setelah abad ketujuh belas, telah melahirkan kebangkitan Islam dikalangan warga Arab di
penggiran imperium itu. Jamaluddin al-Afghani mengajarkan solidaritas Pan Islam dan pertahanan terhadap Imperialisme Eropa, dengan kembali kepada Islam
dalam suasana yang secara ilmiah di modernisasi. Pada saat kedatangan bangsa Eropa khususnya Belanda ke Indonesia
banyak orang-orang Islam Indonesia mulai menyadari bahwa mereka tidak akan mungkin berkompetisi dengan kekuatan-kekuatan yang menantang dari pihak
kolonialisme Belanda dan penetrasi Kristen. Tidak mungkin perjuangan Islam akan maju di Indonesia apabila mereka terus melanjutkan kegiatan dengan cara-
cara tradisional dalam menegakkan Islam. Mereka mulai menyadarai perlunya perubahan-perubahan dengan menggali ajaran-ajaran Islam untuk mengatasi Barat
dalam ilmu pengetahuan serta dalam memperluas daerah pengaruh, atau
dengan jelas. Lihat Murtadha Muthahhari, Islam dan Tantangan Zaman Bandung: Pustaka Hidayah, 2006, h. 169-171
3
M. Natsir, Disekitar Reformasi dan Modernisasi Mayarakat Islam, Bandung: Al-