18
3.3 Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah Secara Maserasi
Sebanyak 100 g serbuk nano daun sirih merah dimaserasi dengan 750 ml etanol 70 dalam wadah tertutup rapat dan dibiarkan pada suhu kamar selama
5 hari sambil sesekali diaduk. Setelah 5 hari maserat dipisahkan dan ampas dimaserasi kembali dengan etanol 70, filtrat dimasukkan dalam wadah dan
disimpan di tempat yang terlindung dari cahaya selama 2 hari, kemudian dienap tuangkan Ditjen POM, 1979. Perlakuan ekstraksi yang sama juga dilakukan
pada serbuk daun sirih merah.
3.4 Pemeriksaan Organoleptis Daun Sirih Merah 3.4.1 Pemeriksaan organoleptis daun sirih merah
Daun sirih merah di karakterisasi secara organoleptis dengan mengamati bentuk, warna, dan bau, serta rendemannya.
3.4.2 Pemeriksaan partikel serbuk nano dan serbuk daun sirih merah
Pemeriksaan karakteristik serbuk nano dan serbuk daun sirih merah menggunakan mikroskop pemindai elektron. Mikroskop ini terdiri dari sebuah
senapan elektron yang memproduksi berkas elektron pada tegangan dipercepat sebesar 2 – 30 kV. Berkas elektron tersebut dilewatkan pada beberapa lensa
elekromagnetik untuk menghasilkan gambar berukuran kecil dari 10 nm pada sampel yang ditampilkan dalam bentuk film fotografi atau kedalam tabung layar
Angraeni, 2008.
3.4.3 Pemeriksaan organoleptis ekstrak etanol daun sirih merah
ekstrak etanol dari daun sirih merah di karakterisasi secara organoleptis dengan mengamati bentuk, warna, dan bau, serta rendemannya.
3.5 Pembuatan Media
Universitas Sumatera Utara
19
3.5.1 Media Mueller Hinton agar MHA + dektose 2
MHA mengandung kaldu daging 2,0 gram, kasein hidrolisat 17,5 gram, amidon 1,5 gram, agar-agar 13,0 gram, Dektrose 2,0 .
Cara Pembuatan: Sebanyak 34 g sediaan MHA + dektrose 2 ke dalam 1 liter air suling,
lalu dipanaskan sambil diaduk hingga media larut dan menjadi jernih. Kemudian media disterilkan di dalam autoklaf pada suhu 121
o
C selama 15 menit.
3.5.2 Larutan NaCl 0,9
Sebanyak 0,9 g NaCl kemudian dilarutkan dalam air suling dan dicukupkan hingga 100 ml dan disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121
o
C selama 15 menit Ditjen POM RI, 1979.
3.5.3 Pembuatan larutan flukonazol 25 µg
Dipipet larutan infus flukonazol sebanyak 1 mL konsentrasi 2mgmL, dimasukkan ke dalam labu tentukur 10 mL dan dicukupkan dengan akuadest steril
hingga garis tanda konsentarsi 200 µgmL larutan ini digunakan sebagai LIB I. kemudian diipipet lagi l,25 mL dimasukkan kedalam labu tentukur 10 ml
25 µgmL larutan inilah yang digunakan sebagai kontrol positif.
3.5.4 Pembuatan agar miring
Ke dalam tabung reaksi dimasukkan 10 ml media MHA + 2 dektose cair, tabung diletakkan sedemikian rupa sehingga kemiringan permukaan media
lebih kurang 45
o
, mulut tabung ditutup dengan kapas dan dibiarkan memadat pada suhu kamar.
3.6 Pembiakan Jamur 3.6.1 Pembuatan stok kultur
Universitas Sumatera Utara
20 Biakan jamur Candida albicans dari strain utama diinokulasikan pada
permukaan media MHA+ 2 dektrose miring, biakan jamur tersebut diinkubasikan pada suhu 25
o
C selama 48 jam.
3.6.2 Penyiapan inokulum
Koloni jamur Candida albicans dari stok kultur di pindahkan secara aseptik ke dalam 10 ml larutan NaCl 0,9, kemudian di homogenkan. Turbiditas
inokulum jamur diatur menggunakan spektrofotometri pada panjang gelombang 580 nm hingga diperoleh transmitan 25 Ditjen POM RI, 1995.
3.7 Pembuatan Larutan Uji Ekstrak Etanol Serbuk Nano Dan Serbuk Daun Sirih Merah
Sebanyak 2 g ekstrak etanol dari serbuk nano daun sirih merah, dilarutkan dengan 5 ml etanol 70 dan diencerkan dengan air suling steril hingga 10 ml
konsentrasi 200 mgml. Larutan tersebut diencerkan kembali hingga diperoleh konsentrasi ektrak etanol nano 1, 2, 3, 4, 5, 6, 10, 20, 30, 40, 50, 100, 125, 150,
dan 175 mgml. Perlakuan yang sama juga dilakukan pada ekstrak etanol serbuk daun sirih merah.
3.8 Pengujian Aktivitas Antijamur Flukonazol dan Etanol 35 terhadap Jamur
Candida albicans.
Sebanyak 0,1 ml inokulum jamur Candida albicans dimasukkan ke dalam cawan petri yang sudah disterilkan lalu ditambahkan 15 ml media MHA +
dekstrose 2 cair. Campuran dihomogenkan dan dibiarkan memadat pada suhu kamar. Pencadang kertas yang mengandung larutan etanol 35 digunakan sebagai
kontrol negatif. Sedangkan Flukonazol 25 µg digunakan sebagai kontrol positif. diletakkan dipermukaan media, lalu cawan ditutup, dan dibungkus. Seluruh cawan
petri diinkubasi pada suhu 25°C selama 48 jam Ditjen POM, 1995. Setelah
Universitas Sumatera Utara
21 diinkubasi, diameter zona hambat disekitar pencadang diukur menggunakan
jangka sorong.
3.9 Pengujian Aktivitas Antijamur Ekstrak Etanol Nano Simplisia dan Serbuk Simplisia Daun Sirih Merah terhadap Jamur
Candida albicans.
Pengujian aktivitas antijamur ekstrak etanol nano simplisia dan ekstrak etanol serbuk simplisia daun sirih merah dilakukan menggunakan metode difusi
agar. Sebanyak 0,1 ml inokulum jamur Candida albicans dimasukkan ke dalam cawan petri yang sudah disterilkan lalu ditambahkan 15 ml media MHA +
dekstrose 2 cair. Campuran dihomogenkan dan dibiarkan memadat pada suhu kamar. Pencadang kertas yang mengandung ekstrak etanol nano simplisia dan
ekstrak etanol serbuk simplisia daun sirih merah dengan berbagai konsentrasi, diletakkan dipermukaan media, lalu cawan ditutup, dan dibungkus. Seluruh cawan
petri diinkubasi pada suhu 25°C selama 48 jam Ditjen POM, 1995. Setelah diinkubasi, diameter zona hambat disekitar pencadang diukur menggunakan
jangka sorong.
3.10 Analisis Statistika