11 Digesti adalah maserasi kinetik dengan adanya pengadukan kontinu pada
temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan kamar, yaitu secara umum dilakukan pada temperatur 40-50°
C Ditjen POM, 2000. f.
Infus Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air
bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur terukur pada suhu 96-98°
C selama waktu tertentu 15-20 menit Ditjen POM, 2000. g.
Dekok Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama
≥30°C dan temperatur sampai titik didih air Ditjen POM, 2000.
2.4 Flukonazol
Flukonazol merupakan obat antijamur golongan azol. Dimana mekanisme kerja obat ini mengganggu sintesis ergosterol, melalui penghambatan
enzim – enzim sitokrom P450. Dari beragam azol yang ada, flukonazol mempunyai penetrasi yang paling baik terhadap sistem saraf pusat. Flukonazol
juga dapat larut dalam air sehingga memungkinkan pemberian secara intravena Jawet, dkk., 2013; Katzung, 2004.
2.5 Nanopartikel
Nanopartikel merupakan ukuran partikel berukuran 10 - 1000 nm yang memiliki sistem potensial yang baik untuk dapat menyempurnakan kelarutan
suatu obat sehingga dapat diabsopsi dengan lebih cepat, sehingga cocok digunakan untuk memformulasikan suatu sediaan dengan sistem pengiriman obat
terkontrol Mohanraj dan Chen, 2006.
Universitas Sumatera Utara
12 Nanopartikel didefinisikan sebagai disepersi partikulat atau partikel-
partikel padat dengan ukuran dalam rentang 10-1000 nm. Tujuan utama dalam merancang nanopartikel sebagai sistem pemberian adalah untuk mengontrol
ukuran partikel, sifat-sifat permukaan dan pelepasan bahan aktif secara farmakologik untuk mencapai tempat tindakan spesifik obat pada laju Gupta dan
Kompella, 2006.
Nanoteknologi berkembang semakin pesat seiring dengan meningkatnya kebutuhan industri akan ukuran partikel yang semakin kecil. Pemanfaatan
teknologi nano tidak luput juga dalam dunia pengobatan herbal. Obat herbal yang berkhasiat biasanya diproduksi dengan menggunakan teknologi modern dan salah
satunya adalah teknologi nano. Banyak negara di dunia yang telah mengenal teknologi nano sejak 1990-an, seperti Amerika Serikat dan Jepang. Di Indonesia
teknologi nano baru populer sejak beberapa tahun yang lalu. Pemanfaatannya masih terbatas dan belum maksimal. Meskipun tergolong baru berkembang di
Indonesia, namun teknologi nano kini telah merambah berbagai bidang, termasuk bidang produksi makanan dan minuman kesehatan yang berbasis herbal Yadav,
dkk., 2011. Aplikasi teknologi nano dalam bidang farmasi mempunyai berbagai
keunggulan antara lain dapat meningkatkan kelarutan senyawa, mengurangi dosis pengobatan dan meningkatkan absorbsi. Oleh karena itu, bahan nanopartikel
banyak digunakan pada sistem penghantaran obat terbaru pada berbagai bentuk sediaan. Sifat pembawa bahan nanopartikel mempunyai berbagai keuntungan
seperti meningkatkan efek absorpsi, meningkatkan penetrasi zat aktif dan bersifat lepas terkendali. Teknologi nano dalam bidang farmasi mempunyai berbagai
Universitas Sumatera Utara
13 keunggulan antara lain dapat meningkatkan kelarutan senyawa atau zat aktif,
mengurangi dosis pengobatan dan meningkatkan absorbsi obat herbal dibandingkan dengan herbal yang tidak dinanonisasi Rismana, dkk., 2014.
2.6 Pengujian Aktivitas Antimikroba