B. Hakikat Belajar dan Pembelajaran 1. Pengertian Belajar
Belajar dapat dianggap suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya
interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu belajar dapat terjadi kapan saja dan di mana saja. Salah satu pertanda bahwa
seseorang itu telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat
pengetahuan, keterampilan, sikap dan bahasanya. Belajar dan pembelajaran merupakan konsep yang saling berkaitan.
Khususnya apabila proses belajar itu diselenggarakan secara formal di sekolah-sekolah, tidak lain dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan pada
diri siswa secara terencana, baik dalam aspek pengetahuan, keterampilan maupun sikap. Menurut pandangan teori behavioristik dalam
Suprihatiningrum, 2013: 15 “belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon”. Artinya belajar
merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara
stimulus dan respon. Menurut “Skinner dalam Ruminiati, 2006: 1.5 belajar merupakan
suatu proses atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progressif”. Teori Skinner ini sangat besar pengaruhnya terhadap pendidikan,
khususnya dalam lapangan metodologi dan teknologi pembelajaran. Sementara itu Thorndike dalam Budiningsih, 2005: 21, menjelasakan bahwa
“belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon”. Stimulus yaitu hal-hal yang dapat merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran,
perasaan, atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui alat indera. Sedangkan respon yaitu reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar,
yang juga dapat berupa pikiran, perasaan, atau gerakantindakan. “Gagne dalam Ruminiati, 2006: 1.6 juga berpendapat bahwa
terjadinya belajar seseorang karena dipengaruhi faktor dari luar dan faktor dari dalam diri orang tersebut dimana keduanya saling berinteraksi”. Ada tiga
tahap dalam belajar yaitu 1 persiapan untuk belajar dengan melakukan tindakan mengarahkan perhatian yang biasa disebut dengan apersepsi,
pengharapan, dan mendapatkan kembali informasi; 2 pemerolehan dan untuk perbuatan performansi, yang digunakan untuk persepsi selektif, sandi
semantik, pembangkitan kembali, respon dan penguatan; dan 3 alih belajar yaitu pengisyaratan untuk membangkitkan dan memberlakukan secara umum.
Sejalan dengan hal tersebut Watson dalam Budiningsih, 2005: 22 juga mengungkapkan bahwa belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan
respon, namun stimulus dan respon yang dimaksud harus berbentuk tingkah laku yang dapat diamati observabel dan dapat diukur. Pengertian belajar
yang dikemukakan oleh para ahli saling berkaitan, hal ini terbukti bahwa proses belajar juga memiliki sifat terus menerus dan berkelanjutan, sehingga
ada perubahan tingkah laku yang diharapkan oleh pelakunya. Suprihatiningrum 2013: 30 dalam bukunya Ausubel juga
mengungkapkan bahwa belajar dikatakan bermakna meaningful jika informasi yang akan dipelajari siswa disusun sesuai dengan struktur
kognitif yang dimiliki siswa sehingga siswa dapat mengaitkan informasi barunya dengan struktur kognitif yang dimilikinya.
Belajar dalam hal ini memiliki makna adanya perubahan dalam diri seseorang menjadi lebih baik dan siswa dapat mengimplementasikan
pengetahuan yang didapat melalui belajar dalam kehidupan sehari-hari. Selain menghasilkan perubahan dalam aspek kognitif, aspek afektif dan psikomotor
siswa akan menjadi lebih baik. Sejalan dengan hal tersebut Sanjaya dalam Prastowo, 2013: 49 belajar
dimaknai suatu proses aktivitas mental seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya, sehingga menghasilkan perubahan tingkah laku
yang bersifat positif, baik perubahan dalam aspek pengetahuan, afeksi, maupun psikomotorik.
Hal ini relevan dengan kurikulum 2013 di sekolah dasar yang mengutamakan tiga ranah yaitu, sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
diintegrasikan dalam suatu proses dan diimplementasikan dalam bentuk suatu tindakan. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, peneliti menyimpulkan
bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok untuk membangun suatu
pengetahuan melalui interaksi dengan lingkungan yang menyebabkan adanya perubahan pengetahuan, sikap, dan pola pikir yang dapat diamati dan diukur.
2. Pengertian Pembelajaran
Istilah pembelajaran telah dikenal oleh masyarakat luas, terlebih di dalam dunia pendidikan. Istilah pembelajaran mulai populer semenjak
lahirnya Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003. Menurut “Undang-undang ini, pembelajaran diartikan sebagai proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Menurut pengertian tersebut pembelajaran merupakan