PENINGKATAN HASIL BELAJAR MEMBACA PETA PADA PEMBELAJARAN TEMA INDAHNYA NEGERIKU DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PETA PUZZLE PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 GUMUKMAS TAHUN PELAJARAN 2013/2014

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MEMBACA PETA PADA PEMBELAJARAN TEMA INDAHNYA NEGERIKU DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PETA PUZZLE PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 GUMUKMAS TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh

Cica Anggun Lestari ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa yang diketahui dari hasil observasi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peningkatan hasil belajar membaca peta pada pembelajaran tema Indahnya Negeriku dan untuk meningkatkan kinerja guru selama proses pembelajaran dengan menggunakan media peta puzzle.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan model Hopkins, yang dilaksanakan selama 3 siklus. Setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 1 Gumukmas yang berjumlah 25 orang siswa, pengumpulan data menggunakan lembar observasi, lembar kerja siswa, soal tes, dan daftar nilai hasil belajar. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif dan persentase.

Peningkatan hasil belajar dirinci sebagai berikut: Ketuntasan ranah kognitif sebanyak 18 orang siswa (72%) pada siklus I, 20 orang siswa (80%) pada siklus II, menjadi 22 orang siswa (88%) pada siklus III. Ketuntasan ranah afektif adalah 60% pada siklus I, menjadi 72% pada siklus II, dan menjadi 84% pada siklus III. Ketuntasan ranah psikomotor adalah 76% pada siklus I, menjadi 88% pada siklus II, dan menjadi 92% pada siklus III. Peningkatan hasil belajar juga dibuktikan dengan meningkatnya nilai rata-rata kelas. Pada kondisi awal 64,36 setelah dilakukan tindakan nilai rata-rata menjadi 72,4 pada siklus I, meningkat menjadi 76,5 pada siklus II dan menjadi 77,2 pada siklus III. Penilaian kinerja guru adalah 72,83 pada siklus I, menjadi 75 pada siklus II, dan menjadi 84,78 pada siklus III.


(2)

(3)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Bagan Kerangka Pikir ... 40

3.1 Siklus PTK Model Hopkins ... 50

4.1 Rekapitulasi Kinerja Guru ... 89

4.2 Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 90

4.3 Hasil Belajar Ranah Afektif ... 92


(4)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

PERSETUJUAN ... iii

PENGESAHAN ... iv

PERNYATAAN ... v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... vi

MOTTO ... ... vii

PERSEMBAHAN ... viii

SANWACANA ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Pembatasan Masalah ... 8

D. Rumusan Masalah ... 8

E. Tujuan Penelitian ... 9

F. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Media Peta Puzzle ... 11

1. Pengertian Media Pembelajaran ... 11

2. Manfaat Media Pembelajaran ... 13

3. Ragam Media Pembelajaran ... 15

4. Langkah-langkah Pengembanagan Media Pembelajaran ... 16

5. Pengertian Peta Puzzle ... 19

6. Kegiatan Kelompok Diskusi Efektif dengan Media Peta Puzzle ... 21

B. Hakikat Belajar dan Pembelajaran ... 23

1. Pengertian Belajar ... 23

2. Pengertian Pembelajaran ... 25

3. Hasil Belajar ... 27

C. Pembelajaran Tematik Terpadu ... 29


(5)

5. Membaca Peta ... 37

D. Kerangka Pikir... 39

E. Hipotesis Tindakan ... 41

BAB III METODE PENELITIAN A.Jenis Penelitian ... 42

B.Setting Penelitian ... 43

1. Subjek Penelitian ... 43

2. Lokasi Penelitian ... 43

3. Waktu Penelitian ... 44

C.Teknik Pengumpulan Data ... 44

1. Jenis Data ... 44

2. Alat Pengumpul Data ... 44

D.Teknik Analisis Data ... 47

E. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ... 49

F. Alur Penelitian ... 51

G.Kriteria Keberhasilan Penelitian ... 64

H.Jadwal Penelitian ... 64

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Profil SD Negeri 1 Gumukmas ... 66

B. Hasil Penelitian ... 67

1. Siklus 1 ... 67

a. Perencanaan ... 67

b. Pelaksanaan ... 67

c. Hasil Observasi Ranah Afektif pada Siklus I ... 70

1) Hasil Penilaian Ranah Afektif Siswa ... 70

2) Kinerja Guru ... 71

3) Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa ... 71

4) Hasil Penilaian Ranah Psikomotor Siswa ... 72

d. Refleksi Siklus I ... 73

e. Saran Perbaikan/Tindakan Kelas untuk Siklus II ... 74

2. Siklus II ... 74

a. Perencanaan ... 74

b. Pelaksanaan ... 75

c. Hasil Observasi Ranah Afektif pada Siklus II ... 77

1) Hasil Penilaian Ranah Afektif Siswa ... 77

2) Kinerja Guru ... 78

3) Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa ... 78

4) Hasil Penilaian Ranah Psikomotor Siswa ... 79

d. Refleksi Siklus II ... 80

e. Saran Perbaikan/Tindakan Kelas untuk Siklus III ... 81

3. Siklus III ... 82

a. Perencanaan ... 82


(6)

3) Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa ... 86

4) Hasil Penilaian Ranah Psikomotor Siswa ... 86

d. Refleksi Siklus III ... 87

C. Pembahasan ... 89

1. Hasil Belajar Siswa dalam Proses Pembelajaran ... 89

2. Kinerja Guru dalam Proses Pembelajaran ... 93

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 95

B.Saran ... 96

DAFTAR PUSTAKA ... 98


(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat Penelitian Pendahuluan dari Unila ... 101

2. Surat Izin Penelitian dari Unila ... 102

3. Surat Pernyataan dari SD ... 103

4. Surat Keterangan Penelitian dari SD ... 104

5. Pemetaan Kompetensi ... 105

6. Silabus ... 106

7. RPP ... 111

8. Lembar Observasi Ranah Afektif Siklus I ... 139

9. Lembar Observasi Ranah Psikomotor Siklus I ... 142

10. Lembar Kinerja Guru Siklus I ... 144

11. Lembar Hasil Belajar Ranah Kognitif Siklus I ... 146

12. Lembar Observasi Ranah Afektif Siklus II ... 148

13. Lembar Observasi Ranah Psikomotor Siklus II ... 151

14. Lembar Kinerja Guru Siklus II ... 153

15. Lembar Hasil Belajar Ranah Kognitif Siklus II ... 155

16. Lembar Observasi Ranah Afektif Siklus III ... 157

17. Lembar Observasi Ranah Psikomotor Siklus III ... 160

18. Lembar Kinerja Guru Siklus III ... 162

19. Lembar Hasil Belajar Ranah Kognitif Siklus III ... 164


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Hasil Ulangan Tengah Semester Genap Siswa Kelas IV ... 4

1.2 Persentase Nilai Ulangan Harian Siswa Kelas IV ... 5

3.1 Contoh Lembar Pengamatan Hasil Belajar Ranah Afektif Siswa .... 45

3.2 Contoh Lembar Pengamatan Hasil Belajar Ranah Psikomotor Siswa 46 3.3 Tabel Penilaian Kinerja Guru ... 46

3.4 Tabel Penilaian Afektif ... 47

3.5 Kriteria Hasil Observasi Ranah Afektif ... 48

3.6 Tabel Penilaian Ranah Psikomotor ... 48

3.7 Kriteria Hasil Observasi Ranah Psikomotor ... 48

3.8 Kriteria Hasil Belajar Kognitif ... 48

3.9 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 65

4.1 Rekapitulasi Hasil Penilaian Ranah Afektif Siklus I ... 70

4.2 Rekapitulasi Kinerja Guru pada Siklus I ... 71

4.3 Rekapitulasi Hasil Belajar Ranah Kognitif Siklus I ... 72

4.4 Rekapitulasi Hasil Penilaian Ranah Psikomotor Siklus I ... 72

4.5 Rekapitulasi Hasil Penilaian Ranah Afektif Siklus II ... 77

4.6 Rekapitulasi Kinerja Guru pada Siklus II ... 78

4.7 Rekapitulasi Hasil Belajar Ranah Kognitif Siklus II ... 79

4.8 Rekapitulasi Hasil Penilaian Ranah Psikomotor Siklus II ... 79

4.9 Rekapitulasi Hasil Penilaian Ranah Afektif Siklus III ... 85

4.10 Rekapitulasi Kinerja Guru pada Siklus III ... 85

4.11 Rekapitulasi Hasil Belajar Ranah Kognitif Siklus III ... 86

4.12 Rekapitulasi Hasil Penilaian Ranah Psikomotor Siklus III ... 87

4.13 Rekapitulasi Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 89

4.14 Rekapitulasi Hasil Belajar Ranah Afektif ... 91

4.15 Rekapitulasi Hasil Belajar Ranah Psikomotor ... 92


(9)

(10)

(11)

MOTO

“Allah SWT memberikan hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa diberi hikmah, sesungguhnya dia telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang mempunyai akal sehat”. (QS. al-Baqarah 2: 269)


(12)

(13)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap Bismillahirrohmaanirrohim Skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Kedua orangtuaku, Bapak Hermanto dan Ibu Kotijah yang telah sepenuh hati memberikan doa, bimbingan dan dukungan yang tak pernah putus sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

2. Kakakku, dan kedua adikku yang selalu memberikan doa, motivasi, kasih sayang dan canda tawa disela waktuku ketika kuliah.

3. Teman-teman PGSD 2010 yang selalu memberi motivasi dan semangat untuk sama-sama berjuang menyelesaikan studi di Universitas Lampung.

4. Saudara, keluarga besar di Lampung Barat tempat KKN dan teman-teman di lingkungan tempat tinggal yang selalu mendoakan keberhasilanku dan menemani dalam suka maupun duka.

5. Ibu Bapak Guru dan Dosen tercinta yang telah mengajar dan membimbing saya selama ini dengan penuh kesabaran.

6. Semua pihak Universitas Lampung yang telah memberi kesempatan untuk mengenyam pendidikan hingga Strata satu (S1).


(14)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Cica Anggun Lestari (Penulis) lahir di Desa Pajaresuk, Kecamatan Pringsewu pada tanggal 10 April 1992, sebagai anak ke dua dari empat bersaudara, dari pasangan Bapak Hermanto dan Ibu Kotijah.

Pendidikan Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SD Negeri 1 Pajaresuk Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu pada tahun 2004, Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 4 Pringsewu Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu diselesaikan pada tahun 2007, dan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Pringsewu Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu diselesaikan pada tahun 2010. Pada tahun 2010, penulis melanjutkan pendidikan program Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Lampung.


(15)

SANWACANA

Alkhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan seluruh alam, atas berkat, rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi dengan judul

”Peningkatan Hasil Belajar Membaca Peta pada Pembelajaran Tema Indahnya Negeriku dengan Menggunakan Media Peta Puzzle pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Gumukmas Tahun Pelajaran 2013/2014” telah diselesaikan dengan baik.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak sekali mendapatkan bantuan, bimbingan, motivasi, doa dan saran-saran yang membangun dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto, M. Si., selaku Rektor Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Bujang Rahman, M. Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan kemudahan dan dukungan yang teramat besar terhadap perkembangan program studi S1 PGSD.

3. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M. Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan sumbangsih untuk kemajuan kampus PGSD.

4. Bapak Dr. Darsono, M. Pd., selaku ketua program studi PGSD.

5. Bapak Drs. Sugiman, M. Pd., selaku pembahas yang selalu memberikan saran yang sangat membangun guna penyempurnaan skripsi ini sehingga dapat diselesaikan dengan baik dan diselesaikan pada waktu yang tepat.


(16)

menyelesaikan studi, selalu menyempatkan waktu untuk membimbing selama proses penyusunan skripsi sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

7. Bapak Drs. Syaifuddin Latif, M. Pd., selaku pembimbing II yang telah banyak membantu, membimbing dan memberikan saran serta motivasi untuk senantiasa sabar dan gigih sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

8. Ibu Martini, S.Pd. SD., selaku Kepala Sekolah Dasar Negeri 1 Gumukmas kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di sekolah tersebut.

9. Ibu Kotijah, S.Pd. SD., selaku guru kelas IV SD Negeri 1 Gumukmas yang telah bersedia menjadi teman sejawat dan membantu penulis selama melaksanakan penelitian.

10.Bapak/Ibu Dosen dan Staf Karyawan S1 PGSD UPP Kampus yang telah memberikan bantuan serta motivasi dalam penulisan skripsi.

11.Keluarga besar yang selalu memberikan doa, motivasi serta dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

12.Teman-teman satu angkatan 2010 terimakasih atas bantuan, dukungan, dan doa yang telah diberikan.

13.Siswa-siswi kelas IV SD Negeri 1 Gumukmas, atas partisipasi, dukungan dan doanya.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga amal baik yang telah mereka berikan senantiasa mendapatkan ridhla dari Allah SWT, sehingga skripsi ini bermanfaat bagi semua orang. Amiin.

Pringsewu, 31 Mei 2014 Penulis,


(17)

SANWACANA

Alkhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan seluruh alam, atas berkat, rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi dengan judul

”Peningkatan Hasil Belajar Membaca Peta pada Pembelajaran Tema Indahnya Negeriku dengan Menggunakan Media Peta Puzzle pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Gumukmas Tahun Pelajaran 2013/2014” telah diselesaikan dengan baik.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak sekali mendapatkan bantuan, bimbingan, motivasi, doa dan saran-saran yang membangun dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto, M. Si., selaku Rektor Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Bujang Rahman, M. Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan kemudahan dan dukungan yang teramat besar terhadap perkembangan program studi S1 PGSD.

3. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M. Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan sumbangsih untuk kemajuan kampus PGSD.

4. Bapak Dr. Darsono, M. Pd., selaku ketua program studi PGSD.

5. Bapak Drs. Sugiman, M. Pd., selaku pembahas yang selalu memberikan saran yang sangat membangun guna penyempurnaan skripsi ini sehingga dapat diselesaikan dengan baik dan diselesaikan pada waktu yang tepat.


(18)

menyelesaikan studi, selalu menyempatkan waktu untuk membimbing selama proses penyusunan skripsi sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

7. Bapak Drs. Syaifuddin Latif, M. Pd., selaku pembimbing II yang telah banyak membantu, membimbing dan memberikan saran serta motivasi untuk senantiasa sabar dan gigih sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

8. Ibu Martini, S.Pd. SD., selaku Kepala Sekolah Dasar Negeri 1 Gumukmas kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di sekolah tersebut.

9. Ibu Kotijah, S.Pd. SD., selaku guru kelas IV SD Negeri 1 Gumukmas yang telah bersedia menjadi teman sejawat dan membantu penulis selama melaksanakan penelitian.

10.Bapak/Ibu Dosen dan Staf Karyawan S1 PGSD UPP Kampus yang telah memberikan bantuan serta motivasi dalam penulisan skripsi.

11.Keluarga besar yang selalu memberikan doa, motivasi serta dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

12.Teman-teman satu angkatan 2010 terimakasih atas bantuan, dukungan, dan doa yang telah diberikan.

13.Siswa-siswi kelas IV SD Negeri 1 Gumukmas, atas partisipasi, dukungan dan doanya.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga amal baik yang telah mereka berikan senantiasa mendapatkan ridhla dari Allah SWT, sehingga skripsi ini bermanfaat bagi semua orang. Amiin.

Pringsewu, 31 Mei 2014 Penulis,


(19)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan menjadi salah satu faktor penting dalam pembangunan nasional di Indonesia. Hal ini nampak jelas pada tujuan nasional yang termaktub dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini menunjukkan bahwa melalui pendidikan warga negara Indonesia agar berkembang menjadi manusia yang lebih berkualitas sehingga bermanfaat untuk dirinya sendiri, orang lain, bangsa, negara dan agamanya.

Pendidikan juga berupaya untuk mengembangkan potensi siswa melalui kegiatan pembelajaran di sekolah guna menyiapkan masa depannya. Hal tersebut sejalan dengan Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Bab 1 pasal 1 ayat 1 dikemukakan bahwa

“pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.

Berkenaan dengan hal tersebut, bila dilihat dari usaha pemerintah untuk mewujudkan pendidikan nasional, terbukti dengan selalu adanya perbaikan kurikulum, sebab kurikulum merupakan salah satu unsur yang bisa


(20)

memberikan kontribusi yang signifikan untuk mewujudkan proses

berkembangnya kualitas peserta didik. Sebagaimana dalam Permendikbud No. 67 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar, dikemukakan bahwa kurikulum bertujuan menyiapkan manusia sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.

Kenyataannya siswa belum sepenuhnya mampu berpikir abstrak untuk memahami konten mata pelajaran yang terpisah. Oleh karena itu usaha pemerintah dalam menetapkan Kurikulum 2013 harus selalu mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk guru yang mengajar di sekolah.

Seiring dengan berlakunya Kurikulum 2013, Nuh (dalam Afriki, 2013: iii) mengungkapkan Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis

kompetensi. Di dalamnya dirumuskan secara terpadu kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dikuasai peserta didik. Selain itu“Prastowo (2013: 217), memaparkan bahwa Kurikulum 2013 merupakan kegiatan pembelajaran di sekolah dasar yang akan dilaksanakan berdasarkan pada standar kompetensi lulusan, kompetensi inti, dan

kompetensi dasar”. Pemaparan tersebut menunjukkan betapa pentingnya hasil belajar yang harus dicapai peserta didik guna menyiapkan masa depannya melalui pembelajaran tematik terpadu yang mengaitkan pembelajaran dengan konteks dunia nyata.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013 menjelaskan bahwa di dalam Kurikulum 2013 pendekatan pembelajaran tematik terpadu dipilih dengan beberapa alasan. Salah satunya adalah melalui pendekatan terpadu, pembelajaran

multidisipliner-interdisipliner diwujudkan agar tumpang tindih antar materi mata pelajaran dapat dihindari demi tercapainya efisiensi materi pembelajaran dan efektivitas penyerapannya oleh peserta didik.


(21)

Berkenaan dengan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa pendekatan yang digunakan dalam Kurikulum 2013 adalah pendekatan ilmiah atau Scientific Approach.Pendekatan ilmiah ini menginspirasi siswa untuk berpikir kritis dalam menggali informasi dengan cara mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membuat jejaring atau mengkomunikasikan hasil temuan. Selain itu Kurikulum 2013 di sekolah dasar memberi relevansi materi pelajaran yang berlandaskan masalah dalam konteks dunia nyata.

Sementara itu berdasarkan observasi dan wawancara peneliti dengan guru pada bulan Maret 2014 mengenai data pembelajaran kelas IV SD Negeri 1 Gumukmas pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014 didapatkan hasil bahwa proses pembelajaran belum sepenuhnya menggunakan tematik terpadu seperti yang ditekankan pada Kurikulum 2013, yaitu guru masih mendominasi proses pembelajaran dan masih terpaku pada buku. Selain itu siswa belum memiliki kemandirian untuk menyelesaikan masalah yang disajikan atau masih bergantung pada guru dalam menyelesaikan tugas. Selain itu diperoleh data hasil belajar pada ulangan Tengah Semester Genap tahun pelajaran 2013/2014 yang memuat 5 mata pelajaran yaitu Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS), Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Matematika, Bahasa Indonesia dan PPKn, menunjukkan hasil yang dianggap perlu

ditingkatkan. Hasil belajar ulangan tengah semester genap dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.


(22)

Tabel 1.1 Hasil Ulangan Tengah Semester Genap Siswa Kelas IV No. Nama Siswa

Mata Pelajaran

Jumlah Nilai

Rerata Nilai

IPS IPA MTK Bhs

Ind PPKn

1 Diah Yuliana 60 60 50 80 60 310 62

2 Prana Alfat R 67 40 70 70 57 304 60,8

3 Ismi Nabila 55 80 75 70 64 344 68,8

4 Tri Astuti 65 40 60 70 51 286 57,2

5 Abdila F 75 80 80 70 61 366 73,2

6 Sinta Dewi 67 70 75 68 50 330 66

7 Feri F 70 80 75 70 55 350 70

8 Gita Noviana 65 80 90 78 81 394 78,8

9 Ardiansyah 70 70 70 65 48 323 64,6

10 Eka Nadia S 80 80 95 80 90 425 85

11 Alvin Naufal 85 70 55 80 57 347 69,4

12 Endang S 67 80 60 70 65 342 68,4

13 M. Bagus S 45 70 55 65 47 282 56,4

14 Amanda Putri 80 90 55 75 63 363 72,6

15 Arifatun Kh 87 80 85 80 76 408 81,6

16 Andri Saputri 65 40 60 65 47 277 55,4

17 Y. Bagus P 73 40 50 65 49 277 55,4

18 Bintang Arya 60 40 35 65 55 255 51

19 Dita Ferlinda 40 80 45 70 51 286 57,2

20 Eviyana Sari 60 40 35 65 50 250 50

21 Irfan Ardana 50 50 45 75 55 275 55

22 Irsadin Naim 35 40 40 65 37 217 43,4

23 Rezatama O 75 60 75 65 58 333 66,6

24 Risma Okta 82 50 90 70 64 356 71,2

25 Rika P 72 70 65 75 63 345 69

KKM 66 66 66 66 66

Tuntas 66% 66% 44% 68% 12%

Belum Tuntas 44% 44% 56% 32% 88% Rata-rata kelas 64,36 (Sumber: Data Wali Kelas IV SD Negeri 1 Gumukmas)

Berdasarkan data di atas diketahui bahwa kriteria ketuntasan minimal (KKM) pada setiap mata pelajaran adalah 66. Persentase ketuntasan tiap mata pelajaran menunjukkan jumlah siswa tuntas dan belum tuntas. Sebesar 66% dari seluruh jumlah siswa atau sebanyak 14 orang siswa telah mencapai KKM untuk mata pelajaran IPS, 66% dari seluruh jumlah siswa atau sebanyak 14 orang siswa telah mencapai KKM untuk mata pelajaran IPA, 44% dari seluruh jumlah siswa atau sebanyak 11 orang siswa telah mencapai KKM untuk mata pelajaran Matematika, 68% dari seluruh jumlah siswa atau


(23)

sebanyak 17 orang siswa telah mencapai KKM untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, dan 12% dari seluruh jumlah siswa atau hanya 3 orang siswa yang telah mencapai KKM untuk mata pelajaran PPKn.

Selain data nilai ulangan Tengah Semester, peneliti juga memperoleh data mengenai nilai ulangan harian siswa pada pembelajaran yang juga masih “rendah”, hal ini terbukti dari 25 orang siswa kelas IV hanya terdapat 5 orang siswa atau 20% dari seluruh jumlah siswa yang mendapat nilai>75.

Pemaparan mengenai nilai ulangan harian siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1.2 Persentase Nilai Ulangan Harian Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Gumukmas Tahun Pelajaran 2013/2014

No. Nilai Jml % Kategori

1 <50 3 12 Sangat Kurang

2 50–55 2 8 Kurang

3 56–65 6 24 Cukup

4 66–75 9 36 Baik

5 >75 5 20 Sangat Baik

Jumlah 25

(Sumber: Data Wali Kelas IV SD Negeri 1 Gumukmas)

Setelah ditelusuri lebih lanjut, ada beberapa permasalahan yang dapat dianalisis yang menyebabkan rendahnya hasil belajar pada nilai ulangan harian siswa, diantaranya adalah karena rendahnya kemampuan siswa dalam membaca simbol peta, rendahnya kemampuan siswa dalam membaca letak suatu wilayah pada peta, rendahnya kemampuan siswa dalam menentukan Sumber Daya Alam pada suatu daerah, rendahnya kemampuan siswa dalam


(24)

menggambar peta lingkungan setempat, rendahnya kemampuan siswa dalam mengukur jarak dengan menggunakan skala serta sulitnya siswa dalam menemukan suatu daerah tempat tinggal pada peta. Selain itu dalam penyampaian materi, guru juga kurang dapat mengaitkan pembelajaran dengan dunia nyata siswa. Kurangnya kreativitas guru dalam mengaitkan materi dengan dunia nyata siswa karena minimnya pemanfaatan media pembelajaran inovatif untuk mempermudah penyampaian materi. Kurikulum 2013 di sekolah dasar menekankan siswa untuk kreatif dan mampu mencari informasi secara mandiri sehingga mampu meningkatkan kualitas pendidikan untuk menghadapi masa depannya.

Berdasarkan permasalahan tersebut, pembelajaran di kelas hendaknya dimulai dengan pengajuan masalah yang diangkat dari permasalahan nyata agar secara mandiri siswa dapat menyelesaikan masalahnya, sedangkan untuk mencapai kompetensi yang diharapkan, media pendidikan dapat digunakan dan disesuaikan dengan materi yang berkaitan sehingga dapat memperjelas materi pembelajaran dan hasil belajar dapat ditingkatkan.

Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Angkowo dan Kosasih (dalam Rohman, 2013: 160) yang menyatakan bahwa media dapat

meningkatkan pengetahuan, memperluas pengetahuan, serta memberikan fleksibilitas dalam penyampaian pesan, yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar.

Berdasarkan pertimbangan tersebut,puzzledianggap salah satu media pembelajaran yang sesuai untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Sesuai dengan fungsi kognitif media yang diungkapkan oleh“Rohman (2013: 162) bahwa media visual (gambar) dapat memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam


(25)

gambar”, oleh karena itu petapuzzlediharapkan dapat menjadi salah satu media pembelajaran visual untuk menyelesaikan permasalahan pembelajaran pada tema Indahnya Negeriku pada tahun pelajaran 2013/2014 guna

meningkatkan hasil belajar membaca peta pada siswa kelas IV di SD Negeri 1 Gumukmas tahun pelajaran 2013/2014.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut:

1. proses pembelajaran belum sepenuhnya menggunakan tematik terpadu seperti yang ditekankan pada Kurikulum 2013 di sekolah dasar, yaitu guru masih mendominasi proses pembelajaran dan terpaku pada buku, 2. siswa belum memiliki kemandirian untuk menyelesaikan masalah yang

disajikan,

3. rendahnya kemampuan siswa dalam membaca simbol peta, membaca letak suatu wilayah pada peta, menentukan Sumber Daya Alam pada suatu daerah,

4. rendahnya kemampuan siswa dalam menggambar peta lingkungan setempat,

5. rendahnya kemampuan siswa dalam mengukur jarak dengan menggunakan skala,

6. sulitnya siswa dalam menemukan suatu daerah tempat tinggal pada peta, 7. siswa kurang diberi kesempatan untuk mengalami dan memperoleh


(26)

8. dalam penyampaian materi guru juga kurang dapat mengaitkan pembelajaran dengan dunia nyata siswa karena kurangnya kreativitas guru dalam memanfaatkan media pembelajaran,

9. rendahnya persentase yaitu 20% dari seluruh jumlah siswa yang mendapat nilai>75 pada hasil nilai ulangan harian siswa SD Negeri 1 Gumukmas.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penulis membatasi masalah sebagai berikut:

1. rendahnya hasil belajar membaca peta siswa kelas IV SD Negeri 1 Gumukmas.

2. tema yang akan dibahas dalam penelitian tindakan kelas ini adalah “Indahnya Negeriku”.

D. Rumusan Masalah

Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa karena kurangnya pemahaman membaca peta. Sehingga rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah penggunaan media petapuzzledalam pembelajaran tema “Indahnya Negeriku”dapat meningkatkan hasil belajar membaca peta pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Gumukmas?

2. Apakah penggunaan media petapuzzledalam pembelajaran tema “Indahnya Negeriku” dapat meningkatkan kinerja gurukelas IV SD Negeri 1 Gumukmas?


(27)

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar membaca peta dalam pembelajaran tema“Indahnya Negeriku”dengan menggunakan media petapuzzlepada siswa kelas IV SD Negeri 1 Gumukmas.

2. Untuk megetahui peningkatan kinerja guru dalam pembelajaran tema “Indahnya Negeriku” dengan menggunakan media petapuzzlepada siswa kelas IV SD Negeri 1 Gumukmas.

F. Manfaat Hasil Penelitian

Adapun penelitian ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang terkait diantaranya sebagai berikut.

1. Siswa, untuk meningkatkan hasil belajar khusunya dalam pemahaman membaca peta pada tema Indahnya Negeriku.

2. Guru, diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat mengembangkan dan memanfaatkan media pembelajaran demi kesempurnaan proses pembelajaran. Penelitian ini dapat membuka pandangan rekan-rekan guru guna meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan media petapuzzle melalui penelitian tindakan kelas.

3. Sekolah, diharapkan hasil penelitian ini dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri 1 Gumukmas dan membuka wawasan kependidikan para guru dan calon guru yang berkecimpung dalam dunia pendidikan.

4. Peneliti, menambah pengetahuan dan pengalaman melalui penelitian tindakan kelas, dengan menggunakan media petapuzzleuntuk


(28)

peningkatan hasil belajar membaca peta pada pembelajaran tema

“Indahnya Negeriku”. Selain itu hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan tindakan


(29)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Media PetaPuzzle

1. Pengertian Media Pembelajaran

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaruan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak menutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tututan zaman. Guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan efisien yang meskipun sederhana dan bersahaja, tetapi menjadi kewajiban dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Bahkan menurut pendapat“Arsyad (2013: 2) disamping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang akan digunakannya apabila media tersebut belum tersedia”. Hal tersebut menunjukkan bahwa media pembelajaran memiliki fungsi penting dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.

Katamediaberasal dari bahasa Latinmediusyang secara harfiah berarti

‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’. Menurut “Kamus Besar Bahasa

Indonesia kata media berarti alat (sarana) komunikasi seperti koran, majalah,

radio, televisi, film, poster, dan spanduk”. Sedangkan menurut pendapat “Gerlach &Ely (dalam Arsyad, 2013: 3) media apabila dipahami secara garis


(30)

besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang

membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap”.

Sejalan dengan hal tersebut “Rohman (2013: 129) membatasi pengertian

media yang sangat luas yakni alat dan bahan dalam kegiatan pembelajaran”.

Demikian dapat disimpulkan bahwa media merupakan alat atau sarana penyampaian informasi atau pesan.

Pengertian media pembelajaran banyak disampaikan oleh beberapa pakar pendidikan. Arsyad (2013: 4) menjelaskan pengertian media dalam pembelajaran adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat

merangsang siswa untuk belajar”. Dapat dipahami sumber belajar yang

dimaksud dalam hal ini adalah buku,tape recorder, kaset,video, film,slide, foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer. Penulis dapat menyimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi dalam proses pembelajaran sehingga dapat merangsang perhatian dan minat siswa dalam belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Adapun media pembelajaran apabila digunakan dengan baik dan efektif dapat memberi banyak manfaat baik kepada guru ataupun siswa.

Seperti yang diungkapkan oleh Kemp dan Dayton (dalam Rohman, 2013: 157) bahwa penggunaan media pembelajaran sebagai bagian dari integral pembelajaran di kelas atau sebagai cara utama pembelajaran langsung dapat menunjukkan dampak yang positif bagi pembelajaran yaitu sebagai berikut:

a. penyampaian pembelajaran menjadi lebih baku, b. pembelajaran bisa lebih menarik,

c. pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkannya teori belajar dan prinsip-prinsip psikologis yang diterima dalam hal partisipasi siswa, umpan balik dan pengetahuan,


(31)

d. lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat, e. sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap

proses belajar dapat ditingkatkan.

Dampak positif media yang diungkapkan oleh Kemp dan Dayton menunjukkan bahwa proses pembelajaran akan lebih menarik dengan diterapkannya media pembelajaran, sebab pembelajaran menjadi lebih interaktif sehingga sikap positif siswa dapat ditunjukkan pada saat proses belajar berlangsung.

2. Manfaat Media Pembelajaran

Media pembelajaran memiliki peran yang sangat penting dalam

pembelajaran. Karena proses pembelajaran yang sesungguhnya adalah proses komunikasi, penyampaian pesan dari pengantar ke penerima, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut memengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru. Maka dari itu media pembelajaran harus memiliki landasan bahwa media tersebut cocok digunakan dalam suatu pembelajaran.

Hal tersebut sejalan dengan ungkapan Ibrahim (dalam Arsyad, 2013: 20) yang menjelaskan betapa pentingnya media pembelajaran karena media pembelajaran membawa dan membangkitkan rasa senang dan gembira bagi murid-murid dan memperbarui semangat mereka... membantu memantapkan pengetahuan pada benak para siswa serta menghidupkan pelajaran.

Begitu pentingnya media pembelajaran, sehingga guru dituntut untuk dapan menggunakan media yang ada, bahkan lingkungan sekitar dapat dijadikan media pembelajaran jika masih efektif untuk dimanfaatkan. Sebab penggunaan media pembelajaran tidak harus dengan mengeluarkan biaya,


(32)

namun guru dapat selektif dan kreatif dalam mengembangkan media sehingga siswa dapat termotivasi dalam belajar.

Selain itu menurut Hamalik yang dikutip (dalam Rohman, 2013: 156) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar-mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.

Pendapat para ahli semakin menunjukkan bahwa media pembelajaran memberi pengaruh positif terhadap tujuan pembelajaran. Adanya media dalam proses pembelajaran tidak hanya memudahkan siswa dalam belajar, namun guru juga menjadi lebih mudah untuk menyampaikan pesan atau materi yang akan disampaikan. Tidak berarti guru harus menggunakan media canggih, melainkan nilai efektivitas selama media tersebut dapat membantu proses belajar sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Media tidak harus mahal, melainkan semakin guru dapat memanfaatkan dan mengembangkan media pembelajaran yang sudah ada, nilai efektivitas media pembelajaran akan semakin tinggi. Begitu pentingnya media dalam proses pembelajaran, sekolah selalu berupaya untuk memililki media pembelajaran untuk

menunjang proses belajar.

Menurut“Levie, Lentz (dalam Rohman, 2013: 157) mengemukakan bahwa ada emapat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu (a) fungsi atensi, (b) fungsi afektif, (c) fungsi kognitif, dan (d) fungsi

kompensatoris”.Berdasarkan uraian tersebut dapat dikatakan bahwa model/metode yang digunakan dalam pembelajaran akan lebih bermanfaat dengan menggunakan media, serta pembelajaran yang diadakan akan lebih efektif dengan menggunakan media yang berbeda secara berkelanjutan.


(33)

Maksudnya adalah pembelajaran akan lebih efektif jika penggunaan media pembelajaran tersebut tidak monoton, yaitu dibuat dengan lebih bervariasi dan inovatif.

Sesuai dengan fungsi dan manfaat media pembelajaran, maka media pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah media peta puzzle. Media petapuzzlediharapkan dapat membantu siswa dalam belajar dan siswa dapat lebih mudah menerima materi pelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai yang dibuktikan hasil belajar yang meningkat.

3. Ragam Media Pembelajaran

Media pembelajaran sangat beraneka ragam. Berdasarkan hasil penelitian para ahli, media yang beraneka ragam itu hampir semua

bermanfaat. Menurut “Rohman(2013: 152) terdapat macam-macam media pembelajaran yaitu: a) media visual, b) media audio, c) media proyeksi diam, d) media audiovisual, dan e) media cetakan”.

Bertitik tolak pada pembagian macam-macam media pembelajaran tersebut, maka peneliti mengelompokkan media petapuzzleini pada media visual. Hal tersebut sejalan dengan pendapat“Arsyad (2013: 89) yang

menerangkan media visual (imageatau perumpamaan) memegang peran yang sangatpenting dalam proses belajar”. Media Visual dapat menumbuhkan

minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Biasanya agar lebih efektif, media visual sebaiknya ditempatkan pada konteks yang bermakna dan siswa harus berinteraksi dengan visual (image) untuk meyakinkan terjadinya proses informasi.


(34)

Bentuk visual berupa gambar representasi seperti gambar, lukisan atau foto yang menunjukkan tampaknya suatu benda, diagram yang melukiskan hubungan-hubungan konsep, peta yang menunjukkan hubungan-hubungan ruang antara unsur-unsur dalam isi materi, serta grafik seperti tabel danchart atau bagan. Khusus pengertian peta yang akan diuraikan lebih utama dalam penelitian ini,“Hisnu(2008: 3) menjelaskan pengertian peta adalah gambar seluruh atau sebagian dari permukaan bumi yang dilukiskan ke suatu bidang datar dengan perbandingan atau skala tertentu”. Banyak hal yang menuntut seseorang untuk menggunakan peta sebagai media/alat bantu menyelesaikan pekerjaannya.

Berdasarkan macam-macam media tersebut dapat disimpulkan bahwa media petapuzzletergolong media visual yang memuat gambar/foto dan unsur-unsur yang ada di dalamnya, atau potongan-potongan peta yang nantinya akan disusun menjadi gambar permukaan bumi sebagai media pembelajaran inovatif dan edukatif.

4. Langkah-langkah Pengembangan Media Pembelajaran

Kegiatan pengembangan media pembelajaran terdiri atas tiga langkah besar yang harus dilalui, yaitu kegiatan perencanaan, produksi dan penilaian. Seperti langkah-langkah yang akan dilakukan peneliti dalam mengembangkan media pembelajaran yaitu petapuzzle.Pengembangan media petapuzzle adalah pengembangan media atlas untuk dijadikan media yang lebih inovatif untuk digunakan dalam proses pembelajaran. Tidak serta merta meninggalkan peta dan atlas dalam pembelajaran, peneliti berusaha memberi kontribusi kepada sekolah untuk meningkatkan hasil belajar melalui media petapuzzle.


(35)

Terdapat langkah-langkah pengembangan media mulai dari perencanaan pembuatan media petapuzzle, hingga penerapannya di sekolah untuk menunjang proses belajar.

Menurut Sadiman (dalam Rohman, 2013: 122) dalam rangka melakukan desain atau rancangan terdapat langkah-langkah yang harus diambil dalam pengembangan program media yaitu sebagai berikut.

a. Menganalisis kebutuhan dan karakter siswa.

b. Merumuskan tujuan instruksional (instructional objective) dengan operasional yang khas.

c. Merumuskan butir-butir materi secara terperinci yang mendukung tercapainya tujuan.

d. Mengembangkan alat pengukur keberhasilan. e. Menulis naskah media.

f. Mengadakan tes dan revisi.

Langkah-langkah pengembangan media pembelajaran tersebut sesuai dengan langkah-langkah pengembangan media petapuzzleyang peneliti lakukan.

Berikut langkah-langkah pengembangan media petapuzzle. (a) Persiapan

Peneliti menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk membuat petapuzzle.Bahan yang digunakan adalah lem dan atlas untuk membuatpuzzle,yang menjadi potongan-potongan homogen atau acak. Alat yang digunakan untuk membuat petapuzzlediantaranya adalah kardus untuk alaspuzzlesupaya tidak terlalu tipis (bingkaipuzzle), gunting, pensil dan pengaris.

(b) Proses

Langkah awal dalam proses pembuatan petapuzzleadalah dengan menggunting kertas (atlas) yang sudah disiapkan selama proses penelitian, yaitu peta Provinsi Lampung, Indonesia, yang memuat


(36)

simbol-simbol peta, Sumber Daya Alam, Kekayaan Alam/Keindahan Alam serta Flora dan Fauna yang tersebar di Indonesia. Tempel pada kertaspuzzleyang sudah disiapkan supaya tidak terlalu tipis secara hati-hati sehingga ketikapuzzlesiap disusun menyerupai peta asli.

(c) Mengadakan tes dan revisi

Kegiatan untuk menguji atau mengetahui tingkat efektivitas dan kesesuaian media petapuzzleyang sudah dirancang dengan tujuan yang diharapkan dapat dikatakan bagian dari tes. Suatu program media yang oleh pembuatnya dianggap lebih baik, tetapi apabila program itu tidak menarik, atau sukar dipahami atau tidak merangsang proses belajar bagi siswa yang ditujunya, maka program semacam ini tentu saja tidak

dikatakan baik. Tes tersebut dilakukan dengan baik melalui perseorangan atau kelompok kecil melalui tes lapangan, yaitu dalam proses

pembelajaran yang sesungguhnya dengan menggunakan media peta puzzleyang dikembangkan. Sedangkan revisi adalah kegiatan untuk memperbaiki hal-hal yang dianggap perlu mendapatkan perbaikan atas hasil dari tes.

Jika semua langkah-langkah tersebut telah dilakukan dan telah dianggap tidak ada lagi yang perlu direvisi, maka langkah selanjutnya adalah media petapuzzletersebut siap untuk digunakan di dalam kelas. Akan tetapi bisa saja terjadi setelah dilakukan tes dalam pembelajaran ternyata setelah disajikan ada beberapa kekurangan dari aspek materi atau kualitas sajian medianya, maka dalam hal ini perlu adanya revisi


(37)

atau perbaikan terhadap aspek yang dianggap kurang untuk digunakan lagi dalam proses pembelajaran.

5. Pengertian PetaPuzzle

Peta bukan hal yang asing dalam dunia pendidikan, bahkan peta sering dijumpai dan digunakan oleh khalayak umum yang membutuhkan. Banyak hal yang membuat seseorang menggunakan peta, salah satunya untuk

mengetahui suatu wilayah tertentu. Menurut“Kamus Besar Bahasa Indonesia petamerupakan gambar atau lukisan pada kertas dan sebagainya yang

menunjukkan letak tanah, laut, sungai, gunung dan sebagainya”. Sedangkan menurut “Hisnu(2008: 3) peta ataumapadalah gambar seluruh atau sebagian dari permukaan bumi yang dilukiskan ke suatu bidang datar dengan

perbandingan atau skala tertentu”.Sehingga dapat peneliti simpulkan bahwa peta adalah gambar permukaan bumi yang dilukiskan pada bidang datar dengan skala tertentu.

Selanjutnya menurut “Salwah (dalam Resiyati, 2010: 19)puzzleadalah salah satu jenis mainan edukatif. Sebagaimana mainan balok, mainanpuzzle juga merupakan mainan edukasi tertua”.Puzzlememiliki jenis yang tak kalah banyak dari jenis mainan lainnya. Bahannya beraneka macam seperti karton, kardus, spon, gabus, logam, dan kayu.Puzzledapat berupa jigsaw atau bentuk tiga dimensi, menganut azas potongan homogen ataupun acak, biasanya berupa kepingan besar atau kecil atau gabungan keduanya, dapat berupa gambar yang dipecah atau komponen yang digabungkan, serta dapat pula berupa yang disusun pada landasan/bingkai tertentu atau harus dirakit menjadi bentuk tertentu sepertiwoodcraft.


(38)

Berdasarkan pengertian peta danpuzzletersebut dapat peneliti

simpulkan bahwa media petapuzzleini adalah media pembelajaran edukatif berupa potongan homogen ataupun acak yang memuat gambar/lukisan letak suatu wilayah atau unsur-unsur yang ada di dalamnya, berupa gambar yang dipecah menjadi komponen yang digabungkan. Setiap media pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, hanya saja guru

seharusnya dapat meminimalisir segala kekurangan media pembelajaran yang digunakan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang disesuaikan dengan materi pembelajaran. Meskipun tidak ada yang sempurna, namun guru

semaksimal mungkin menggunakan media yang paling efektif untuk digunakan. Sama halnya dengan media petapuzzleyang akan gunakan, disesuaikan dengan kondisi siswa serta materi pembelajaran yang terkait.

Menurut Maysky Mary (dalam Resiyati, 2010: 20) sisi edukasi mainan jenispuzzleberfungsi untuk:

1. melatih konsentrasi, ketelitian dan kesabaran, 2. memperkuat daya ingat,

3. mengenalkan anak pada sistim dan konsep hubungan,

4. dengan memilih gambar/bentuk, dapat melatih anak untuk berpikir matematis (menggunakan otak kirinya).

Meskipun demikian, mainan jenispuzzlejuga memiliki sisi negatif yaitu: 1. mediapuzzlelebih menekankan pada indera penglihatan (visual), 2. mediapuzzleyang terlalu kompleks sehingga kurang efektif untuk

pembelajaran dalam kelompok besar.

Berdasarkan kelebihan media petapuzzle,dapat peneliti simpulkan bahwa media ini sesuai dengan tingkat efektivitas media pembelajaran, maka dari itu diharapkan tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan meminimalisir sisi negatif media petapuzzle. Sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.


(39)

6. Kegiatan Kelompok Diskusi Efektif dengan Media PetaPuzzle

Diskusi kini dianggap menjadi salah satu metode pembelajaran yang efektif, karena melalui kegiatan kelompok siswa dapat bekerja sama menyelesaikan suatu permasalahan. Begitu juga dengan media petapuzzle diharapkan dapat direalisasikan dengan kondusif melalui kegiatan kelompok.

Berkenaan dengan kelompok,“Winkel & Waber WS(dalam Resiyati, 2010: 20) mengemukakan ada enam hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan dan melaksanakan kegiatan kelompok (diskusi),

diantaranya perilaku yang diharapkan, fungsi kepemimpinan, pola persahabatan, norma/aturan, kemampuan berkomunikasi dan

kebersamaan”.Penjelasan tersebut akan diurankan sebagai berikut; a) Perilaku yang diharapkan

Pernyataan tujuan yang jelas, pasti, dan realistik menjadikan pedoman dan arah kerja siswa dalam kegiatan kelompok. Tidak boleh terjadi siswa tidak dapat bekerja sama dalam kegiatan kelompok.

b) Fungsi Kepemimpinan

Untuk memperlancar tercapainya tujuan kegiatan kelompok perlu adanya seorang pemimpin. Guru hendaknya mengembangkan kegiatan kelompok yang tidak didominasi oleh seseorang atau beberapa orang saja, tetapi memberikan kesempatan kepada semua anggota kelompok untuk berpartisipasi dalam kegiatan kelompok.

c) Pola Persahabatan

Kegiatan kelompok akan berhasil dengan baik apabila hubungan interpersonal antar siswa cukup baik. Terjalin hubungan persahabatan yang baik sangat diharapkan.


(40)

d) Norma/Aturan

Norma atau aturan diperlukan anggota kelompok sebagai pedoman setiap anggotanya. Dapat dikatakan media dapat menunjang proses pembelajaran, selain tujuan yang dicapai norma/aturan dapat dibentuk seiring proses pembelajaran berlangsung.

e) Kemampuan Berkomunikasi

Kemampuan berkomunikasi berkaitan dengan kemampuan verbal dan non verbal, dalam penyampaian pendapat dan menangkap pendapat orang lain. Guru hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk memahami pendapatnya.

f) Kebersamaan

Kegiatan kelompok akan berlangsung dengan baik bila setiap anggota kelompok memiliki rasa kebersamaan. Setiap anggota kelompok harus merasa bahwa tugas kelompok adalah tanggungjawab bersama. Misalnya kebersamaan pada saat menggunakan media petapuzzlepada

pembelajaran tema Indahnya Negeriku.

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa perilaku yang diharapkan dari penggunaan media petapuzzlejika digunakan dalam diskusi kelompok. Proses pembelajaran juga akan efektif jika dalam pemilihan media disesuaikan dengan kondisi fisik dan lingkungan siswa.


(41)

B. Hakikat Belajar dan Pembelajaran 1. Pengertian Belajar

Belajar dapat dianggap suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu belajar dapat terjadi kapan saja dan di mana saja. Salah satu pertanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan, sikap dan bahasanya.

Belajar dan pembelajaran merupakan konsep yang saling berkaitan. Khususnya apabila proses belajar itu diselenggarakan secara formal di

sekolah-sekolah, tidak lain dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan pada diri siswa secara terencana, baik dalam aspek pengetahuan, keterampilan maupun sikap. Menurut pandangan teori behavioristik (dalam

Suprihatiningrum, 2013: 15)“belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon”. Artinya belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon.

Menurut“Skinner (dalam Ruminiati, 2006: 1.5) belajar merupakan suatu proses atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara

progressif”. Teori Skinner ini sangat besar pengaruhnya terhadap pendidikan, khususnya dalam lapangan metodologi dan teknologi pembelajaran.


(42)

“belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon”. Stimulus yaitu hal-hal yang dapat merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan, atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui alat indera.

Sedangkan respon yaitu reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar, yang juga dapat berupa pikiran, perasaan, atau gerakan/tindakan.

“Gagne (dalam Ruminiati, 2006: 1.6) juga berpendapat bahwa terjadinya belajar seseorang karena dipengaruhi faktor dari luar dan faktor dari dalam diri orang tersebut dimana keduanya saling berinteraksi”. Ada tiga tahap dalam belajar yaitu (1) persiapan untuk belajar dengan melakukan tindakan mengarahkan perhatian yang biasa disebut dengan apersepsi, pengharapan, dan mendapatkan kembali informasi; (2) pemerolehan dan untuk perbuatan (performansi), yang digunakan untuk persepsi selektif, sandi semantik, pembangkitan kembali, respon dan penguatan; dan (3) alih belajar yaitu pengisyaratan untuk membangkitkan dan memberlakukan secara umum.

Sejalan dengan hal tersebut Watson (dalam Budiningsih, 2005: 22) juga mengungkapkan bahwa belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon, namun stimulus dan respon yang dimaksud harus berbentuk tingkah laku yang dapat diamati (observabel) dan dapat diukur. Pengertian belajar yang dikemukakan oleh para ahli saling berkaitan, hal ini terbukti bahwa proses belajar juga memiliki sifat terus menerus dan berkelanjutan, sehingga ada perubahan tingkah laku yang diharapkan oleh pelakunya.

Suprihatiningrum (2013: 30) dalam bukunya Ausubel juga

mengungkapkan bahwa belajar dikatakan bermakna (meaningful) jika informasi yang akan dipelajari siswa disusun sesuai dengan struktur kognitif yang dimiliki siswa sehingga siswa dapat mengaitkan informasi barunya dengan struktur kognitif yang dimilikinya.


(43)

Belajar dalam hal ini memiliki makna adanya perubahan dalam diri seseorang menjadi lebih baik dan siswa dapat mengimplementasikan

pengetahuan yang didapat melalui belajar dalam kehidupan sehari-hari. Selain menghasilkan perubahan dalam aspek kognitif, aspek afektif dan psikomotor siswa akan menjadi lebih baik.

Sejalan dengan hal tersebut Sanjaya (dalam Prastowo, 2013: 49) belajar dimaknai suatu proses aktivitas mental seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya, sehingga menghasilkan perubahan tingkah laku yang bersifat positif, baik perubahan dalam aspek pengetahuan, afeksi, maupun psikomotorik.

Hal ini relevan dengan kurikulum 2013 di sekolah dasar yang

mengutamakan tiga ranah yaitu, sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diintegrasikan dalam suatu proses dan diimplementasikan dalam bentuk suatu tindakan. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok untuk membangun suatu

pengetahuan melalui interaksi dengan lingkungan yang menyebabkan adanya perubahan pengetahuan, sikap, dan pola pikir yang dapat diamati dan diukur.

2. Pengertian Pembelajaran

Istilah pembelajaran telah dikenal oleh masyarakat luas, terlebih di dalam dunia pendidikan. Istilah pembelajaran mulai populer semenjak lahirnya Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003.

Menurut “Undang-undang ini, pembelajaran diartikan sebagai proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Menurut pengertian tersebut pembelajaran merupakan


(44)

bantuan yang diberikan pendidik agar terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan serta pembentukan sikap dan keyakinan pada peserta didik.

Menurut “ Susanto (2013: 19) pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik”.Hal ini sejalan

dengan pendapat “Suprihatiningrum (2013: 75) bahwa pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang melibatkan informasi dan lingkungan yang disusun secara terencana untuk memudahkan siswa dalam belajar”.

Lingkungan yang dimaksud dalam hal ini tidak hanya berupa tempat ketika pembelajaran berlangsung, tetapi juga metode, media dan peralatan yang diperlukan untuk menyampaikan informasi.

Media petapuzzlemerupakan sarana pembelajaran yang digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.Hal ini seperti yang diungkapkan “Gagne (dalam

Suprihatiningrum, 2013: 76) yang menyatakan bahwa,instruction is a set of event that effect learners in such a way that learning is facilitated”. Oleh

karena itu menurut Gagne, mengajar atauteachingmerupakan bagian dari suatu pembelajaran (instruction), peran guru lebih ditekankan untuk merancang berbagai sumber, fasilitas dan media inovatif untuk digunakan atau dimanfaatkan siswa dalam belajar. Peneliti simpulkan bahwa

pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan pendidik untuk membantu siswa agar dapat menerima pengetahuan dengan cara yang lebih mudah melalui metode/cara dan media pembelajaran guna mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.


(45)

3. Hasil Belajar

Setelah belajar, tujuan utama yang ingin dicapai dalam kegiatan

pembelajaran adalah hasil belajar. Hasil belajar digunakan untuk mengetahui sebatas mana peserta didik dapat memahami serta mengerti materi tersebut. Penilaian hasil belajar merupakan bagian dari proses pembelajaran dimana siswa dapat mengetahui kemampuannya dan guru dapat mengevaluasi sejauh mana keberhasilan siswa.

Menurut “Susanto (2013: 5) hasil belajar merupakan

perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari belajar”.

Pengertian tentang hasil belajar dipertegas oleh Nawawi (dalam Susanto, 2013: 5) yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.

Sedangkan menurut “Gagne dan Briggs (dalam Suprihatiningrum, 2013:

37) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa sebagai akibat perbuatan belajar dan dapat diamati melalui penampilan siswa

(learner’s performance)”.Sejalan dengan pendapat tersebut“Reigeluth

(dalam Suprihatiningrum, 2013: 37) juga berpendapat bahwa hasil belajar atau pembelajaran dapat juga dipakai sebagai pengaruh yang memberikan suatu ukuran nilai dari metode (strategi) alternatif dalam kondisi yang

berbeda”.

Berdasarkan pendapat di atas dapat peneliti simpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu hasil yang diperoleh siswa setelah siswa tersebut


(46)

ataupun psikomotor dan diwujudkan dalam bentuk skor atau angka setelah mengikuti tes. Aspek penilaian yang mencakup tiga ranah dijelaskan dalam teori“Bloom (dalam Rohman, 2013: 113) bentuk perilaku sebagai tujuan pembelajaran, dalam hal ini adalah hasil belajar dapat diklasifikasikan menjadi 3 domain, yaitu: domain kognitif, afektif, dan psikomotorik”. a. Domain kognitif

Domain kognitif adalah tujuan pendidikan yang berhubungan dengan kemampuan intelektual atau berpikir, dan kemampuan memecahkan masalah.Menurut “Suprihatiningrum (2013: 38) kawasan kognitif adalah

kawasan yang membahas tujuan pembelajaran berkenaan dengan proses mental yang berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang

lebih tinggi, yakni evaluasi”. Jadi kemampuan ini berhubungan dengan berpikir dan memecahkan masalah secara intelektual.

b. Domain afektif

Domain afektif berkenaan dengan sikap, nilai-nilai dan apresiasi. Domain ini merupakan kelanjutan dari tujuan pendidikan dari domain kognitif, sebab seseorang hanya akan memiliki sikap tertentu terhadap suatu objek jika telah memiliki kemampuan kognitif tingkat tinggi. Menurut“Krathwohl (dalam Rohman, 2013: 114), domain afektif memiliki 5 tingkatan, yaitu penerimaan, merespons, menghargai, mengorganisasi/mengatur diri dan karakterisasi nilai atau pola hidup”.

Sehingga kemampuan yang berhubungan dengan sikap, nilai, minat, dan apresiasi dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.


(47)

c. Domain psikomotorik

Doamain psikomotorik meliputi semua tingkah laku yang

menggunakan syaraf dan otot badan berhubungan dengan kemampuan keterampilan atauskillseseorang. Persepsi berkenaan dengan penggunaan indera dalam melakukan kegiatan.

C. Pembelajaran Tematik Terpadu

Kurikulum 2013 yang menggunakan pendekatanscientificuntuk ditekankan dalam pembelajaran tematik terpadu adalah salah satu pendekatan pembelajaran dimana kompetensi (sikap, pengetahuan, keterampilan) dari berbagai mata pelajaran digabungkan menjadi satu untuk merumuskan pemahaman yang lebih mendalam dan bermakna bagi siswa. Hal tersebut relevan dengan Permendikbud No. 67 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum sekolah dasar, yaitu Kurikulum 2013 dikembangkan melalui penyempurnaan pola pikir pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif. Demikian yang akan diterapkan dalam pembelajaran tematik terpadu di kelas.

1. Pengertian Pembelajaran Tematik Terpadu

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “tematik” diartikan

sebagai“tema”; dan “tema” sendiri berarti “pokok pikiran; dasar

cerita (yang dipercakapkan, dipakai sebagai dasar mengarang,

mengubah sajak, dan sebagainya)”. Berkenaan dengan hal tersebut

tematik dapat diartikan sebuah pendekatan. Menurut“Prastowo

(2013: 126) pembelajaran tematik dimaknai sebagai pola


(48)

kreativitas, nilai, dan sikap pembelajaran dengan menggunakan

tema”.Sementara itu konsep pembelajaran terpadu yang dikemukakan oleh“John Dewey (dalam Prastowo, 2003: 129) adalah pendekatan untuk mengembangkan pengetahuan siswa dalam pembentukan pengetahuan berdasarkan pada interaksi dengan lingkungan dan pengalaman kehidupannya”. Berdasarkan uraian tersebut dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa istilah“tematik” dan “terpadu” yang

digunakan dalam pembelajaran tematik dan pembelajaran terpadu tak lain merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek, baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Adanya pemaduan tersebut peserta didik akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran jadi bermakna bagi peserta didik.

Konteks implementasi kurikulum 2013 itu sendiri pembelajaran tematik terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang

melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada peserta didik. Dikatakan bermakna pada pembelajaran tematik terpadu, artinya peserta didik akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung selanjutnya menghubungkan dengan konsep lain yang sudah mereka pahami.

Adapun strategi dari pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu yaitu mulai dari Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) yang tersusun secara tematik terpadu di dalam kurikulum 2013 adalah


(49)

mata pelajaran IPA, IPS, Matematika, Bahasa Indonesia, PPKn, SBdP, dan PJOK. Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu bergantung pada kesesuaian rencana yang dibuat dengan kondisi dan potensi peserta didik (minat, bakat, kebutuhan dan kemampuan).

2. Prinsip-prinsip Model Pembelajaran Tematik

Prinsip-prinsip dalam pembelajaran tematik terpadu tak lain bagian dari hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran tematik terpadu. Menurut“Trianto (dalam Prastowo, 2013: 133) yang menglasifikasikan prinsip-prinsip model pembelajaran tematik dalam empat kelompok, yaitu prinsip penggalian tema, pengelolaan pembelajaran, evaluasi, dan reaksi”.

a. Prinsip Penggalian Tema

Prinsip penggalian tema merupakan prinsip utama dalam

pembelajaran tematik. Tema-tema yang saling tumpang tindih dan ada keterkaitan menjadi target utama dalam pembelajaran. Oleh karena itu, dalam penggalian tema memerhatikan hal-hal berikut:

1) tema tidak terlalu luas, akan tetapi dengan mudah dapat untuk memadukan banyak mata pelajaran,

2) tema bermakna, sehingga dapat memberikan bekal bagi siswa untuk belajar selanjutnya,

3) tema disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologi siswa, 4) tema yang dikembangkan mewadahi sebagian besar minat siswa, 5) tema yang dipilih mempertimbangkan peristiwa-peristiwa


(50)

6) tema yang dipilih mempertimbangkan kurikulum yang berlaku serta harapan masyarakat (asas relevansi),

7) tema yang dipilih mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar.

b. Prinsip Pengelolaan Pembelajaran

Menurut Prabowo (dalam Prastowo, 2013: 135) hendaklah guru dapat berlaku sebagai berikut:

1) guru hendaknya jangan menjadisingle actoryang mendominasi pembicaraan dalam proses pembelajaran,

2) pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang menuntut adanya kerjasama kelompok, 3) guru perlu mengakomodasi terhadap ide-ide yang terkadang sama

sekali tidak terpikirkan dalam perencanaan. c. Prinsip Evaluasi

Pada dasarnya evaluasi menjadi fokus dalam setiap kegiatan. Oleh karena itu dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran tematik

dibutuhkan beberapa langkah positif, yaitu:

1) memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri (self evaluationatauself assessment) di samping bentuk evaluasi lainnya,

2) guru perlu mengajak siswa untuk mengevaluasi perolehan belajar yang telah dicapai berdasarkan kriteria keberhasilan pencapaian tujuan yang akan dicapai.


(51)

d. Prinsip Reaksi

Prinsip ini dampak pengiring (nurturant effect) yang penting bagi perilaku secara sadar belum tersentuh oleh guru dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, guru dituntut untuk mampu

merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, sehingga tercapai secara tuntas tujuan-tujuan pembelajaran. Guru bereaksi terhadap aksi siswa dalam semua peristiwa, serta tidak mengarahkan aspek yang sempit, tetapi ke sebuah kesatuan yang utuh dan bermakna.

Pembelajaran tematik memungkinkan hal tersebut dan guru

hendaknya menemukan kiat-kiat untuk memunculkan hal-hal yang dicapai melalui dampak pengiring tersebut.

Berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran tematik tersebut, peneliti berusaha menyesuaikan tema Indahnya Negeriku yang termuat dalam tema ke 6 semester genap dengan kondisi siswa kelas IV SD Negeri 1 Gumukmas tahun pelajaran 2013/2014.

3. Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Tematik Terpadu

Pembelajaran yang diharapkan mampu mengakses kemampuan siswa dalam kehidupan nyata harus diikuti dengan penilaian yang dapat

mengukur dan menilai apa yang telah dikuasai siswa. Menilai secara akurat tentang apa yang telah dipelajari dan dikuasai oleh siswa dapat dilakukan melalui pendekatan penilaian yang berbasis kriteria. Penilaian autentik (autentic assessment) merupakan salah satu penilaian yang diharapkan mampu mengungkap kemampuan siswa sesuai perolehannya. Maka dari itu guru harus melakukan pengembangan penilaian autentik


(52)

yang berkelanjutan (continous autentic assessment) yang menjamin pencapaian dan penguasaan kompetensi.

Menurut Majid (dalam Hendarni, 2006: 5) penilaian autentik adalah proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan siswa melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran dan kompetensi telah benar-benar dikuasai dan dicapai.

Pendapat“Nurhadi, dkk (dalam Hendarni, 2006: 6) penilaian autentik adalah kegiatan menilai apa yang seharusnya dinilai. Penilaian autentik merupakan prosedur penilaian pada pembelajaran yang berbasis

kontekstual”.

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat peneliti simpulkan bahwa suatu penilaian dikatakan autentik bila melibatkan siswa dalam penugasan yang bersifat menyeluruh, signifikan dan bermakna seperti penugasan yang melibatkan serangkaian kegiatan siswa. Serangkaian kegiatan siswa yang melibatkan pengetahuan dan keterampilan berpikir serta mampu

mengkomunikasikan siswa terhadap pekerjaan-pekerjaan yang akan dinilai. Lebih jelas lagi bahwa penilaian menjadi autentik jika guru menguji secara langsung performansi siswa dengan tugas-tugas yang melibatkan kemampuan intelektual secara bermakna.

Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pembelajaran Kurikulum 2013. Menurut“Santrock (dalam Muchtar, 2010: 72-73) penilaian autentik dikembangkan karena penilaian tradisional yang selama ini digunakan mengabaikan konteks dunia nyata dan kurang

menggambarkan kemampuan siswa secara holistik”. Oleh karena itu


(53)

penilaian autentik mengevaluasi pengetahuan atau keahlian siswa dalam konteks yang mendekati dunia nyata”. Maka dari itu ada beberapa penilaian autentik yang dipilih peneliti untuk mengetahui hasil belajar siswa yaitu sebagai berikut.

a. Portofolio

Portofolio merupakan kumpulan pekerjaan siswa (tugas-tugas) dalam periode waktu tertentu yang dapat memberikan informasi penilaian. Fokus tugas-tugas pembelajaran dalam portofolio adalah pemecahan masalah, berpikir dan pemahaman, menulis, komunikasi dan pandangan siswa sendiri terhadap dirinya sebagai pelajar. Tugas yang diberikan kepada siswa dalam penilaian portofolio adalah tugas dalam konteks kehidupan sehari-hari. Siswa diharapkan untuk

mengerjakan tugas tersebut secara kreatif, sehingga siswa memperoleh kebebasan dalam belajar. Selain itu portofolio juga memberikan

kesempatan yang lebih luas untuk berkembang serta memotivasi siswa. Sebagai contoh siswa diminta untuk mencari potensi wisata/sumber daya alam di lingkungan daerah tempat tinggal. Portofolio bukan hanya merupakan tempat penyimpanan pekerjaan siswa, tetapi merupakan sumber informasi untuk guru dan siswa, yang memuat perkembangan pengetahuan dan kemampuan siswa selama melakukan kegiatan pembelajaran. Portofolio juga dapat memberikan informasi untuk tindak lanjut dari suatu pekerjaan yang telah dilakukan siswa sehingga guru dan siswa berkesempatan untuk mengembangkan kemampuannya.


(54)

b. Demonstrasi/Presentasi

Demonstrasi dapat dijadikan bentuk penilaian autentik dengan memberikan kesempatan siswa untuk mendemonstrasikan

kemampuannya di depan kelas/khalayak umum. Siswa diminta menampilkan hasil penugasan mengenai kompetensi yang telah dikuasai. Sedangkan teman yang lain dapat memberikan evaluasi terhadap tampilan tersebut. Demonstrasi dalam kegiatan diskusi kelompok sering disebut presentasi, yang nantinya akan diterapkan peneliti pada proses pembelajaran.

c. Ceklis dan pedoman observasi

Ceklis dan pedoman observasi merupakan bentuk penilaian autentik yang dilakukan dengan cara pengamatan langsung terhadap siswa dalam kegiatan belajar, melaksanakan tugas-tugas kegiatan pembelajaran dan perilaku siswa sehari-hari sebagai hasil dari belajar.

4. Tema Indahnya Negeriku

Berdasarkan pedoman Buku Guru (dalam Kemendikbud 2013) Pembelajaran tematik terpadu untuk siswa kelas IV SD/MI Kurikulum 2013 semester genap terdapat enam tema. Tiap tema terdiri atas 3 subtema yang diuraikan ke dalam beberapapembelajaran. “Indahnya Negeriku”

merupakan tema ke enam dari keseluruhan tema pada tahun pelajaran

2013/2014. Pada tema “Indahnya Negeriku” terbagi dalam tigasubtema. Subtema 1, Keanekaragaman Hewan dan Tumbuhan; Subtema 2,

Keindahan Alam Negeriku dan Subtema; 3, Indahnya Pengalaman Sejarah. Penelitian ini menggunakan Subtema 2 dalam pembelajaran yaitu


(55)

Keindahan Alam Negeriku pada pembelajaran 1 dan 5. Pada Subtema ini materi pembelajaran masih terkait dengan materi membaca peta

lingkungan setempat, hanya saja pada pembelajaran tematik pembelajaran lebih dikaitkan dengan keadaan nyata sehingga materi lebih kompleks dan relevan dengan kehidupan sehari-hari.

5. Membaca Peta

Membaca peta bukan hal yang asing bagi kehidupan kita. Istilah

“membaca peta”sering dijumpai pada saat mencari informasi dari peta. Membaca peta juga menjadi kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari karena berkaitan erat dengan kehidupan sosial yang sangat luas.“Hisnu (2008: 10) mengungkapkan dalam bukunya yang termuat sebagai literatur pembelajaran sekolah dasar bahwa terdapat langkah-langkah yang harus diperhatikanpada saat membaca peta”. Kegiatan membaca peta memiliki

tujuan yang berbeda-beda diantaranya sebagai berikut.

a. Membaca untuk menemukan peta kabupaten dan provinsi,

bahwasannya peta kabupaten/kota dan provinsi bisa ditemukan dalam atlas. Atlas adalah buku yang berisi gambar-gambar peta. Membaca peta bisa dilakukan dengan menemukan tempat kabupaten/kota dan provinsi di atlas.

b. Menentukan letak wilayah, membaca peta dalam hal ini adalah letak suatu wilayah bisa ditunjukkan dengan menyebutkan letak

astronomisnya. Selain menyebutkan, juga dapat menentukan letak astronomis suatu wilayah dengan cara menarik garis lurus mendatar (horizontal) di wilayah terluar sebelah utara dan selatan. Kemudian


(56)

menarik garis tegak lurus di wilayah terluar sebelah barat dan timur. Sehingga dapat menyebutkan angka koordinat garis bujur kedua garis tersebut.

c. Menyebutkan batas wilayah, membaca peta dalam hal batas-batas wilayah adalah dapat menyebutkan batas-batas-batas-batas wilayah pada wilayah provinsi lain di sebelah timur, selatan, barat, dan utara. Selain itu juga dapat menyebutkan dan menunjukkan kenampakan alam seperti selat, laut, atau samudera.

d. Menyebutkan pembagian wilayah, membaca peta dalam hal

pembagian wilayah berarti dapat menentukan pembagian wilayah di peta. Dapat menentukan jumlah kabupaten/kota dalam provinsi, dan menentukan jumlah kecamatan dalam kabupaten di wilayah yang sedang dipelajari.

e. Menyebutkan kenampakan-kenampakan alam dan buatan, membaca simbol-simbol yang memiliki arti yang biasa terdapat di sebuah peta. Selain itu juga terdapat simbol-simbol untuk kenampakan alam dan buatan yang dapat dipahami.

f. Menyebutkan flora, fauna dan hasil tambang yang terdapat dalam suatu wilayah, membaca peta dalam hal ini artinya dapat mengetahui kekayaan alam yang dimiliki suatu wilayah dan dapat menyebutkan hasil tambang yang ada pada suatu wilayah.

g. Menyebutkan keindahan alam negeri di suatu wilayah, dengan membaca peta keindahan alam negeri, dapat menjelaskan tempat-tempat yang memiliki potensi keindahan alam sebagai tempat-tempat


(57)

pariwisata seperti keindahan alam Kepulauan Raja Ampat, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Danau Toba di Sumatra Utara dan Way Kambas di Lampung.

D. Kerangka Pikir

Hasil ulangan harian siswa kelas IV SD Negeri 1 Gumukmas tahun pelajaran 2013/2014 dalam pembelajaran tematik menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Terbukti dari 25 orang siswa hanya 5 orang siswa yang mendapat nilai 75. Penggunaan media petapuzzlediharapkan dapat mengatasi masalah tersebut, sehingga membantu siswa memahami materi membaca peta padapembelajaran tema “Indahnya Negeriku”.

Berdasarkan kelebihan media petapuzzle, peneliti berkeyakinan bahwa penggunaan media pembelajaran ini sangat efektif untuk

meningkatkan hasil belajar membaca peta pada tema Indahnya Negeriku pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Gumukmas tahun pelajaran 2013/2014. Maka dalam penelitian ini peneliti membuat kerangka pikir sebagai berikut:


(58)

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir

Berdasarkan kerangka pikir di atas dijelaskan bahwa dalam proses pembelajaran sudah menggunakan Kurikulum 2013 yaitu dengan pendekatan scientifictematik terpadu, guru menyajikan materi berdasarkan tema tidak lagi terpisah seperti halnya mata pelajaran.

Kondisi Awal (Hasil Belajar Rendah)

1. Kurikulum 2013 2. Bahan Ajar 3. Media PetaPuzzle

Masukan (Input) Tindakan

Pembelajaran Kurikulum 2013 dengan media peta puzzle:

1. PendekatanScientific

2. Mengorganisasikan siswa untuk menggunakan media petapuzzle

3. Evaluasi hasil

Keluaran (Output)

1. Hasil belajar (kognitif, afektif dan psikomotor) tinggi


(59)

Penyajian bahan ajar ditunjang dengan menggunakan media petapuzzle yang dapat membuat suasana di kelas aktif, menyenagkan, mandiri dan terciptalah pembelajaran yang lebih bermakna. Media petapuzzlesangat cocok dengan perkembangan peserta didik dalam pembelajaran tematik terpadu jika diimplementasikan pada tema Indahnya Negeriku, sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan akan tercapai yaitu hasil belajar siswa yang meliputi kognitif, afektif dan psikomotor meningkat.

E. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian pustaka di atas dapat dirumuskan suatu hipotesis tindakan yaitu:

1. Jika dalam pembelajaran tema Indahnya Negeriku menggunakan media petapuzzlesesuai dengan langkah-langkah yang tepat maka hasil belajar membaca peta siswa kelas IV SD Negeri 1 Gumukmas tahun pelajaran 2013/2014 dapat meningkat.

2. Jika dalam pembelajaran tema Indahnya Negeriku menggunakan media petapuzzlesesuai dengan langkah-langkah yang tepat maka kinerja guru kelas IV SD Negeri 1 Gumukmas tahun pelajaran 2013/2014 dapat ditingkatkan.


(60)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian ini tidak hanya memecahkan persoalan di kelas saja, tetapi juga berupaya meningkatkan hasil belajar membaca peta pada

tema “Indahnya Negeriku”, serta berupaya meningkatkan kinerja guru melaluirefleksi,colaboratifdanpartisipatif. Menurut Aqib (2006: 12) dijelaskan 3 pengertian penelitian tindakan kelas sehingga menjadi referensi dalam melaksanakan penelitian.

Penelitian tindakan kelas yaitu:

1. Penelitian adalah kegiatan mencermati objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi

bermanfaat untuk meningkatkan mutu dari suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

2. Tindakan adalah sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus kegiatan.

3. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seseorang guru.

Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu kegiatan yang sengaja dilakukan oleh

peneliti kepada siswa dengan tujuan tertentu yang dijelaskan dalam rangkaian kegiatan berdaur siklus untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Begitu pula dalam hal ini diharapkan melalui penelitian tindakan kelas kemampuan


(61)

siswa khususnya membaca peta pada tema“Indahnya Negeriku”dapat meningkat.

B. SettingPenelitian 1. Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan secara kolaboratif partisipatif antara peneliti dengan guru. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 1 Gumukmas yang berjumlah 25 orang siswa terdiri dari 12 orang siswa laki-laki, dan 13 orang siswa perempuan. Peneliti adalah mahasiswi Universitas Lampung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian yang berjudul “PeningkatanHasil Belajar Membaca Peta pada Pembelajaran Tema Indahnya Negeriku dengan Menggunakan Media PetaPuzzlepada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Gumukmas Tahun Pelajaran

2013/2014”dilaksanakan di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 1 Gumukmas yang berlokasi di Jl. Raya Gumukmas No. 11 Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pringsewu. Pemilihan tempat didasari pada:

a. Sekolah Dasar Negeri 1 Gumukmas sudah mulai menerapkan Kurikulum 2013.

b. Lokasi penelitian tidak jauh dari peneliti sehingga mempermudah proses penelitian.

c. Tidak mengganggu proses pembelajaran di sekolah. d. Telah mendapat izin dari Kepala SD Negeri 1 Gumukmas.


(62)

3. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014 selama kurang lebih 5 bulan. Kegiatan penelitian dimulai dari perencanaan sampai penulisan laporan hasil penelitian.

C. Teknik Pengumpulan Data 1. Jenis Data

Jenis data yang dikumpulkan adalah data hasil belajar siswa (kognitif, afektif, dan psikomotor). Sedangkan teknik pengumpulan data yang

digunakan adalah teknik tes dan non tes (observasi) sebagai alat evaluasi hasil belajar.

2. Alat Pengumpul Data

Alat yang digunakan dalam mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah:

a. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengumpulkan data yang berkenaan dengan hasil belajar ranah afektif dan ranah psikomotor selama pembelajaran berlangsung dengan menggunakan media peta puzzle.Penilaian hasil belajar ranah afektif siswa dipilih sikap kerjasama, kedisiplinan, keberanian, toleransi dan kesungguhan untuk diteliti. Berikut lembar observasi berupa tabel pengamatan yang disajikan sebagai pedoman penilaian:


(63)

Tabel 3.1 Contoh Lembar Pengamatan Hasil Belajar Ranah Afektif Siswa

No. Sikap yang diamati Indikator

1 Kerjasama

a. Aktif dalam diskusi kelompok b. Bersedia membatu teman yang

mengalami kesulitan c. Mendahulukan kepentingan

kelompok daripada kepentingan pribadi

d. Saling membagi tugas dalam berdiskusi

2 Kedisiplinan

a. Masuk kelas tepat waktu b. Memperhatikan ketika guru

memberi pengarahan

c. Patuh terhadap peraturan di kelas d. Mengerjakan/mengumpulkan

tugas sesuai jumlah dan waktu yang ditentukan

3 Keberanian

a. Berani menunjukkan hasil kerja b. Berani untuk presentasi hasil

kerja

c. Berani mengungkapkan pendapat/saran/komentar d. Berani menjawab pertanyaan

4 Toleransi

a. Bisa menerima pendapat teman b. Dapat menghormati perbedaan

pendapat

c. Dapat memberi solusi ketika ada perbedaan pendapat

d. Saling percaya dengan hasil kerja teman sekelompoknya

5 Kesungguhan

a. Totalitas dalam presentasi kelompok

b. Bersungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas

c. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi

d. Memiliki etos kerja yang tinggi Sumber: Hendarni (2006: 68)

Berikut contoh instrumen lembar observasi/pengamatan yang digunakan untuk memperoleh data hasil belajar ranah psikomotor (keterampilan) siswa.


(64)

Tabel 3.2 Contoh Lembar Pengamatan Hasil Belajar Ranah Psikomotor Siswa

Berikut contoh instrumen pengamatan yang digunakan untuk memperoleh data kinerja guru.

Tabel 3.3 Tabel Penilaian Kinerja Guru

No. Aspek yang

diamati Indikator

1 Komponen Rencana Pembelajaran Tematik

a. Bahan pembelajaran sesuai dengan tema b. Perumusan tujuan pembelajaran

c. Pengorganisasian materi pembelajaran

d. Penentuan sumber belajar dan alat bantu pengajar e. Penentuan jenis kegiatan belajar

f. Penepatan alokasi waktu mengajar g. Pilihan media pembelajaran

h. Kebersihan, kerapihan, dan penggunaan bahasa tulis 2 Komponen Proses Pembelajaran Menggunakan Media Peta Puzzle

a. Persiapan kondisi pembelajaran

b. Menyajikan masalah yang relevan dengan tema c. Pembelajaran sesuai dengan tujuan, siswa, materi,

dan tema

d. Alat bantu pembelajaran sesuai dengan tujuan, siswa, dan materi

e. Kegiatan pembelajaran dalam urutan yang logis f. Mempergunakan variasi stimulus dalam

pembelajaran

g. Meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran h. Kebersihan, kerapihan, dan penggunaan bahasa

tulis serta lisan

i. Menyimpulkan materi pembelajaran j. Efektifitas penggunaan waktu k. Penampilan guru dalam pembelajaran l. Pelaksanaan evaluasi proses

m. Evaluasi hasil

n. Tindak lanjut pembelajaran o. Interaksi siswa dengan guru

No. Keterampilan yang diamati Indikator

1 Peniruan

a. Mengerjakan tugas sesuai dengan yang diinstruksikan b. Mengerjakan tugas dengan benar

2 Manipulasi

a. Membuat pertanyaan dari materi yang belum dipahami

b. Membuat kesimpulan dari hasil pekerjaan

3 Artikulasi

a. Mengkomunikasikan hasil temuan

b. Menanggapi tanggapan teman


(65)

b. Soal Tes

Soal tes digunakan untuk mengumpulkan data berupa nilai-nilai siswa guna mengetahui peningkatan hasil belajar kognitif siswa kelas IV pada pembelajarantema “Indahnya Negeriku” dengan menggunakanmedia petapuzzle. Tes hasil belajar berupa tes formatif yang diberikan pada akhir pembelajaran (tertera pada halaman lampiran).

D. Teknik Analisis Data

Penilaian ini dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Data yang terkumpul disajikan di dalam tabel. Analisis kualitatif akan digunakan untuk menganalisis data yang menunjukkan dinamika proses. Data mengenai hasil belajar ranah afektif dan ranah psikomotor diperoleh dengan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan siswa selama

pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi. Data mengenai hasil belajar ranah kognitif diperoleh melalui tes hasil belajar. 1) Rumus analisis ranah afektif (kerjasama, kedisiplinan, keberanian,

toleransi dan kesungguhan) yaitu:

= × 100

Tabel 3.4 Tabel Penilaian Ranah Afektif

No Nama siswa

Indikator/ Aspek yang dinilai Jml. Skor N P Kerjasama Kedisiplinan Keberanian Toleransi Kesungguhan

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 A

2 B

3 C

4 D

5 E

6 F


(66)

Tabel 3.5 Kriteria Hasil Observasi Ranah Afektif Nilai

Predikat Kategori

Skala 0–100

86-100 A

SB (Sangat Baik)

81-85 A-76-80 B+ B (Baik) 71-75 B 66-70 B-61-65 C+ C (Cukup) 56-60 C 51-55

C-46-50 D+ K (Kurang)

Sumber: Kemendikbud (2013:131)

2) Rumus Penilaian Ranah Psikomotor (Peniruan, Manipulasi, Artikulasi)

Tabel 3.6 Tabel Penilaian Ranah Psikomotor

No. Nama siswa

Indikator/ Aspek yang dinilai Jml.

Skor N P Peniruan Manipulasi Artikulasi

a b a b a b

1 A 2 B 3 C 4 D 5 E 6 F

Tabel 3.7 Kriteria Hasil Observasi Ranah Psikomotor Nilai

Predikat Kategori

Skala 0–100

86-100 A

SB (Sangat Baik)

81-85 A-76-80 B+ B (Baik) 71-75 B 66-70 B-61-65 C+ C (Cukup) 56-60 C 51-55

C-46-50 D+ K (Kurang)

Sumber: Kemendikbud (2013:131)


(67)

3) Rumus Penilaian Hasil Belajar Kognitif

Rumus menghitung nilai hasil belajar siswa secara individual.

Tabel 3.8 Kriteria Hasil Belajar Kognitif Nilai

Predikat Kategori

Skala 0–100

86-100 A

SB (Sangat Baik)

81-85

A-76-80 B+

B (Baik)

71-75 B

66-70

B-61-65 C+

C (Cukup)

56-60 C

51-55

C-46-50 D+ K (Kurang)

Sumber: Kemendikbud (2013:131)

Rumus menghitung nilai rata-rata seluruh siswa yaitu: =

Keterangan: = nilai rata-rata

= jumlah nilai yang diperoleh

=jumlah siswa

Sumber: Sudijono (2001: 264)

Rumus analisis ini digunakan untuk melakukan perencanaan lanjut dalam siklus PTK sebagai bahan refleksi dalam memperbaiki rancangan pembelajaran.

E. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

Prosedur penelitian yang digunakan berbentuk siklus, siklus ini tidak hanya berlangsung satu kali, tetapi terus dilakukan hingga tercapai tujuan


(1)

65

Tabel 3.9 Jadwal Pelaksanaan Penelitian

No Kegiatan

Bulan

Januari Februari Maret April Mei 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Persiapan ×

a. Pengajuan judul ×

b. Penyusunan proposal PTK × × × × × × × × ×

c. Seminar proposal PTK ×

d. Perbaikan proposal PTK ×

2 Pelaksanaan sikus I ×

a. Perencanaan tindakan ×

b. Pelaksanaan tindakan dan

observasi ×

c. Refleksi ×

3 Pelaksanaan siklus II ×

a. Perencanaan tindakan ×

b. Pelaksanaan tindakan dan

observasi ×

c. Refleksi ×

4 Pelaksanaan siklus III ×

a. Perencanaan tindakan ×

b. Pelaksanaan tindakan dan

observasi ×

c. Refleksi ×

5 Penyusunan laporan hasil

penelitian ×

a. Menyusun hasil penelitian ×

b. Menyelenggarakan seminar

hasil penelitian ×

6 Penggandaan dan pengiriman

hasil ×


(2)

✁ ✂

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Gumukmas pada tema “Indahnya Negeriku”dengan

menggunakan media petapuzzledapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Penggunaan media petapuzzledalam proses pembelajaran tema

“Indahnya Negeriku” dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini sesuai dengan pengamatan observer terhadap siswa pada siklus I, siklus II dan siklus III. Ketuntasan belajar dirinci sebagai berikut.

a) Ketuntasan belajar ranah kognitif meningkat dari 14 orang siswa (56%) pada pra siklus menjadi 18 orang siswa (72%) pada siklus I, kemudian meningkat menjadi 20 orang siswa (80%) pada siklus II dan meningkat lagi menjadi 22 orang siswa (88%) pada siklus III.

Peningkatan terhitung dari pra siklus ke siklus I sebesar 16%, siklus I ke siklus II yaitu sebesar 8%, dan peningkatan terhitung dari siklus II ke siklus III sebesar 8%.

b) Ketuntasan belajar ranah kognitif siswa meningkat berdasarkan nilai rata-rata kelas yaitu dari kondisi awal adalah 64,36. Setelah


(3)

✄☎

kelas menjadi 72,4 pada siklus I, meningkat menjadi 76,5 pada siklus II, dan nilai rata-rata kelas meningkat lagi menjadi 77,2 pada siklus III. c) Ketuntasan belajar ranah afektif meningkat dari siklus I jumlah siswa

yang tuntas adalah 15 orang siswa (60%), meningkat menjadi 18 orang siswa (72%) pada siklus II, dan meningkat menjadi 21 orang siswa (84%) pada siklus III.

d) Ketuntasan belajar ranah psikomotor meningkat dari siklus I jumlah siswa yang tuntas adalah 19 orang siswa (76%), meningkat menjadi 22 orang siswa (88%) pada siklus II dan meningkat menjadi 23 orang siswa (92%) pada siklus III.

e) Kinerja guru dalam pelaksanaan tindakan kelas selama proses pembelajaran berlangsung pada siklus I diperoleh nilai 72,83, meningkat menjadi 75 pada siklus II dan meningkat menjadi 84,78 pada siklus III.

B. Saran

1. Kepada siswa hendaknya dapat berpikir kreatif memanfaatkan media peta puzzleuntuk membantu menerima materi pelajaran sehingga hasil belajar meningkat.

2. Kepada guru hendaknya dapat memanfaatkan media pembelajaran yang efektif, inovatif dan edukatif untuk menunjang materi pembelajaran sehingga tidak mengalami kesulitan saat menyampaikan materi pelajaran. 3. Kepada sekolah hendaknya dapat mengembangkan dan memperkenalkan

media petapuzzleuntuk dimanfaatkan dengan baik dalam proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.


(4)

✆✝

4. Kepada peneliti lain hendaknya dapat menyempurkan dan menggunakan media sesuai dengan materi yang diajarkan sehingga ketika melakukan penelitian lanjutan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.


(5)

(6)

Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN MEDIA PETA TERHADAP PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 GUNUNG REJO KECAMATAN WAY LIMA KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2012-2013

0 15 52

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN INQUIRY PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 PRINGSEWU BARAT TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 12 67

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA TEMPAT TINGGALKU MENGGUNAKAN MODEL TEAM GAMES TOURNAMENT DAN MEDIA GRAFIS PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 GUMUKMAS PAGELARAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 6 67

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PERMAINAN BAHASA DENGAN MEDIA GAMBAR PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS I B SD NEGERI 1 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 12 82

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MEMBACA PETA PADA PEMBELAJARAN TEMA INDAHNYA NEGERIKU DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PETA PUZZLE PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 GUMUKMAS TAHUN PELAJARAN 2013/2014

3 50 88

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IV B SD NEGERI 02 KOTAGAJAH TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 19 83

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI 2 JATIAGUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 24 45

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR ROLL DEPAN DENGAN MODIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 KRANDEGAN

1 2 58

PENGEMBANGAN MEDIA PUZZLE UNTUK KECAKAPAN MEMBACA PETA BUTA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

1 6 12

BERBANTUAN MEDIA PUZZLE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA TEMA INDAHNYA KERAGAMAN DI NEGERIKU MUATAN IPS DAN BAHASA INDONESIA

0 2 22