UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR ROLL DEPAN DENGAN MODIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 KRANDEGAN

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR ROLL DEPAN DENGAN MODIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 KRANDEGAN SKRIPSI

Oleh : SUYADI X4711229

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama

: Suyadi

NIM

: X4711229

Jurusan / Program Studi : Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan / Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “UPAYA PENINGKATAN HASIL

MODIFIKASI MEDIA

PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 KRANDEGAN”

ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, Juli 2012 Yang membuat pernyataan,

Suyadi

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR ROLL DEPAN DENGAN MODIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 KRANDEGAN

Oleh : SUYADI X4711229

Skripsi diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan

Rekreasi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA Juli 2012

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta, Juli 2012

Pembimbing I,

Drs. Mulyono, MM. NIP 19510809 197611 1 001

Pembimbing II,

Drs. Sarjoko Lelono, M.Kes. NIP 19600119 198503 1 007

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari

: Selasa Tanggal : 31 Juli 2012

Tim Penguji Skripsi :

Nama Terang

Tanda Tangan Ketua

: Drs. Sunardi, M.Kes.

__________________ Sekretaris : Sri Santoso Sabarini, S.Pd., M.Or.

__________________ Anggota I : Drs. Mulyono, MM.

__________________ Anggota II : Drs. Sarjoko Lelono, M.Kes.

Disahkan oleh : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret An. Dekan Pembantu Dekan I,

Prof. Dr.rer.nat. H. Sajidan, M.Si. NIP 19660415 199103 1 002

ABSTRAK

Suyadi. UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR ROLL DEPAN DENGAN

MODIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS IV SD

NEGERI 1 KRANDEGAN. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni 2012.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penerapan modifikasi media pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan dan hasil belajar roll depan pada siswa Kelas IV SD Negeri 1 Krandegan, Kecamatan Banjarnegara, Kabupaten Banjarnegara tahun pelajaran 2011/2012.

Penelitian ini berupa Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas IV SD Negeri 1 Krandegan, Kecamatan Banjarnegara, Kabupaten Banjarnegara tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 36 siswa terdiri dari 12 siswa putra dan 24 siswa putri. Data hasil belajar roll depan diperoleh melalui tes unjuk kerja, lembar observasi digunakan untuk mengumpulkan data kegiatan siswa di dalam mengikuti proses pembelajaran roll depan melalui penerapan modifikasi media pembelajaran.

Hasil penelitian ini menunjukkan peningkatan pada kemampuan dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran roll depan meningkat dari 47% pada kondisi awal (pra siklus) menjadi 69% pada akhir siklus I dan meningkat menjadi 89% pada akhir siklus II.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa penerapan modifikasi media pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan dan hasil belajar roll depan pada siswa Kelas IV SD Negeri 1 Krandegan, Kecamatan Banjarnegara, Kabupaten Banjarnegara tahun pelajaran 2011/2012.

Kata Kunci : roll depan, peningkatan hasil belajar, media pembelajaran

MOTTO

# Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain (Hadits) #

# Dengan ilmu hidup menjadi mudah, dengan seni hidup menjadi indah, dengan

agama hidup menjadi terarah (Buya Hamka) #

PERSEMBAHAN

Teriring syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk :

v “Sekolah Dasar Negeri 1 Krandegan” Tempat aku mengabdi yang telah membuat aku menjadi manusia yang berarti.

v “Istri dan anak-anakku tersayang” Terima kasih karena senantiasa mendukung dan memberi semangat dalam setiap

langkah-langkahku serta menjadikan sumber inspirasi dan motivasiku..

v “Teman-teman mahasiswa program PPKHB S.1 Penjaskesrek 2011 ”

Terima kasih atas semangat, perjuangan dan kerjasamanya.

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih Maha Penyanyang, yang memberi ilmu, inspirasi, dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “UPAYA PENINGKATAN HASIL

MODIFIKASI MEDIA

PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 KRANDEGAN”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi, Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta;

2. Prof. Dr.rer.nat. H. Sajidan, M.Si., Pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta;

3. Drs. Mulyono, MM., Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta;

4. Waluyo, S.Pd., M.Or., Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan danIlmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta;

5. Drs. Mulyono, MM., selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam menyusun PTK;

6. Drs. Sarjoko Lelono, M.Kes., selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam menyusun PTK;

7. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

yang secara tulus memberikan ilmu dan masukan-masukan kepada penulis;

8. Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Banjarnegara;

9. Kepala UPT Dindikpora Kecamatan Banjarnegara, Kabupaten Banjarnegara;

10. Kepala Sekolah Dasar Negeri 1 Krandegan, Kecamatan Banjarnegara, Kabupaten Banjarnegara yang telah memberikan izin dan tempat penelitian sekaligus sebagai guru pamong dalam pelaksanaan penelitian;

11. Siswa kelas IV SDN 1 Krandegan, Kecamatan Banjarnegara, Kabupaten Banjarnegara yang telah bersedia menjadi subjek penelitian;

12. Rekan-rekan guru SDN 1 Krandegan dan teman sejawat sebagai observator yang telah memberikan kontribusi dan membantu dalam melakukan penelitian;

13. Rekan-rekan mahasiswa program PPKHB S.1 Penjaskesrek angkatan 2011 yang telah membantu dalam penelitian dan penulisan skripsi ini;

14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu terlaksananya penelitian dan penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Surakarta, 25 Juli 2012

Penulis

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Alur Kerangka Berpikir .................................................................................. 21

3.1. Diagram Daur Penelitian Tindakan Kelas ..................................................... 24

3.2. Bagan Alur Proses Perbaikan Pembelajaran ................................................. 24

4.1. Grafik Ketuntasan Belajar pada Pra Siklus ................................................... 29

4.2. Grafik Ketuntasan Belajar pada Siklus I ....................................................... 34

4.3. Grafik Ketuntasan Belajar pada Siklus II ...................................................... 39

4.4. Grafik Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa dari Studi Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II ...................................................................................... 41

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1. Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus) ............................................................. 28

4.2. Hasil Belajar Roll Depan pada Siklus I .......................................................... 33

4.3. Hasil Belajar Roll Depan pada Siklus II ........................................................ 39

4.4. Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa dari Studi Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II ..................................................................................................... 41

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I Pertemuan 1 ................. 45

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I Pertemuan 2 ................. 56

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II Pertemuan 1 ................ 67

4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II Pertemuan 2 ................ 78

5. Data Prestasi Siswa pada Siklus I .................................................................... 90

6. Data Prestasi Siswa pada Siklus II ................................................................... 92

7. Data Hasil Observasi Pembelajaran Siklus I Pertemuan 1 ............................. 94

8. Data Hasil Observasi Pembelajaran Siklus I Pertemuan 2 ............................. 96

9. Data Hasil Observasi Pembelajaran Siklus II Pertemuan 1 ............................ 98

10. Data Hasil Observasi Pembelajaran Siklus II Pertemuan 2 ............................ 100

11. Surat KeteranganMelaksanakan Penelitian ..................................................... 102

12. Dokumentasi Kegiatan ...................................................................................... 103

13. Dokumentasi Siklus I ........................................................................................ 104

14. Dokumentasi Siklus II ....................................................................................... 105

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani di sekolah merupakan bagian dari pendidikan pada umumnya, pendidikan jasmani membentuk atau membangun manusia seutuhnya dari segi lahir maupun batin. Segi lahir atau jasmani ini meliputi pertumbuhan fisik, perkembangan fisik, kesehatan dan rehabilitasi. Pertumbuhan dan perkembangan fisik akan lebih cepat melalui pembelajaran pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani membentuk siswa mempunyai gaya hidup berolahraga sehingga menjadi perilaku hidup sehat, sedangkan rehabilitasi dalam hal ini maksudnya perbaikan sikap tubuh, misalnya: sikap jalan yang kurang baik, sikap duduk yang salah dan lain-lain. Hal ini dalam pendidikan jasmani dapat dibenahi sebelum menjadi sikap yang permanen. Segi batin atau rohani yang dapat dibentuk melalui pendidikan jasmani meliputi kejujuran, disiplin, percaya diri dan menghilangkan egoisme. Segi batin atau rohani ini terbentuk melalui aktivitas pendidikan jasmani yang sifatnya bermain dan bukan permainan.

Pendidikan jasmani disekolah terbagi menjadi beberapa cabang olahraga yaitu: cabang olahraga bola besar, cabang olahraga bola kecil, cabang olahraga

atletik, cabang olahraga senam. Pembelajaran yang ada unsur permainannya seperti pada cabang olahraga bola besar di sekolah, siswa sangat antusias dalam mengikutinya. Hal ini merupakan modal utama atau syarat utama yang paling penting dalam pembelajaran, dengan antusias atau rasa senang tujuan pembelajaran akan mudah tercapai. Keadaan yang sebaliknya, siswa kurang suka dalam mengikuti pembelajaran maka tujuan dari pembelajaran sulit tercapai. Ketidaksukaan ini menyebabkan siswa malas dalam beraktivitas. Cabang olahraga senam lantai yaitu: roll depan, roll belakang, meroda, hand stand, kop stand, lompat harimau, salto depan, salto belakang, flikflak, dan hand spring.

Materi pembelajaran senam lantai untuk tingkat sekolah dasar kelas IV mempelajari roll depan. Senam lantai di tiap kejuaraan baik ditingkat daerah maupun nasional sudah dipertandingkan, adanya kejuaraan yang bertaraf nasional atau kejurnas diberbagai kota dapat menjadi pemicu pada cabang olahraga senam khususnya senam lantai supaya tidak dipandang sebelah mata. Roll depan merupakan cabang pembelajaran senam lantai yang pada umumnya pembelajaran senam lantai oleh siswa kurang diminati. Hal ini kurangnya antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran senam lantai. Kurangnya antusias siswa dapat disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya penyajian materi yang kurang variatif, sehingga menyebabkan siswa malas mengikutinya.

Pembelajaran senam lantai hanya diperkenalkan sebagian kecil atau sekilas, pembelajaran hanya berorientasi pada pembelajaran teknik, setelah itu pembelajaran dilanjutkan kegiatan yang lain misalnya kegiatan sepak bola atau kasti. Keadaan ini sering terjadi bilamana pembelajaran teknik sudah selesai, sehingga orientasi siswa tidak kepada materi pembelajaran senam lantai, tetapi pada bermain sepak bola dan kasti akibatnya kurang baik bagi cabang senam, pembelajaran senam lantai terkesan tidak tuntas.

Peneliti mengamati pada saat pembelajaran senam lantai khususnya roll depan atau roll belakang baik pada siswa putra dan putritidak antusias mengikutinya.

Keadaan semacam ini menjadikan masalah agar bagaimana caranya pembelajaran senam lantai atau roll depan dapat meningkat. Karena tujuan pembelajaranpun pasti belum tercapai. Setelah melakukan pengamatan hal ini disebabkan oleh pembelajaran yang monoton atau pembelajaran yang berorientasi pada pembelajaran teknik, tidak adanya unsur bermain dalam penyajian materi pembelajaran. Sejalan dengan hal tersebut, peneliti mencoba pembelajaran dengan pendekatan inkuiri. Pendekatan inkuiri dapat berbentuk bermacam-macam permainan berguling, ini dikarenakan teknik yang utama pada teknik roll depan adalah teknik berguling. Pendekatan bermain diharapkan menjadi daya tarik tersendiri terhadap materi pembelajaran roll Keadaan semacam ini menjadikan masalah agar bagaimana caranya pembelajaran senam lantai atau roll depan dapat meningkat. Karena tujuan pembelajaranpun pasti belum tercapai. Setelah melakukan pengamatan hal ini disebabkan oleh pembelajaran yang monoton atau pembelajaran yang berorientasi pada pembelajaran teknik, tidak adanya unsur bermain dalam penyajian materi pembelajaran. Sejalan dengan hal tersebut, peneliti mencoba pembelajaran dengan pendekatan inkuiri. Pendekatan inkuiri dapat berbentuk bermacam-macam permainan berguling, ini dikarenakan teknik yang utama pada teknik roll depan adalah teknik berguling. Pendekatan bermain diharapkan menjadi daya tarik tersendiri terhadap materi pembelajaran roll

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti mengambil judul “Upaya

Peningkatan Hasil Belajar Roll Depan dengan Modifikasi Media Pembelajaran

pada Siswa Kelas IV SD Negeri I Krandegan”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah dengan modifikasi media pembelajaran senam dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada materi pembelajaran roll depan?

2. Bagaimanakah dengan modifikasi media pembelajaran senam dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pembelajaran roll depan?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini untuk meningkatkan kualitas pembelajaran senam lantai, khususnya sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran roll depan.

D. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

Penelitian ini bermanfaat untuk memperkaya penelitian yang telah ada dibidang olahraga, khususnya roll depan. Selain itu, juga sebagai penambah wawasan dalam ilmu keolahragaan.

2. Secara Praktis

Penelitian ini dijadikan sebagai informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam usaha meningkatkan pembelajaran senam lantai dengan memodifikasi media pembelajaran. Pihak-pihak tersebut khususnya bagi guru maupun siswa yang menjadi sasaran utama.

Bagi guru sebagai bahan pembelajaran supaya lebih baik dalam mengajar. Sedangkan bagi siswa sebagai pengetahuan agar lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran olahraga roll depan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Model Pembelajaran Inkuiri

Sejak manusia lahir ke dunia, manusia memiliki dorongan untuk menemukan sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentang alam sekitar di sekelilingnya merupakan kodrat manusia sejak ia lahir ke dunia. Sejak kecil manusia memiliki keinginan untuk mengenal segala sesuatu melalui indera penglihatan, pendengaran, pengecapan dan indera-indera lainnya. Hingga dewasa keingintahuan manusia secara terus menerus berkembang dengan menggunakan otak dan pikirannya. Pengetahuan yang dimiliki manusia akan bermakna (meaningfull) manakala didasari oleh keingintahuan itu. Didasari hal inilah suatu strategi pembelajaran yang dikenal dengan inkuiri dikembangkan.

Menurut Sanjaya (2008: 180) inkuiri berasal dari kata to inquire yang berarti ikut serta, atau terlibat, dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan, mencari informasi, dan melakukan penyelidikan. Ia menambahkan bahwa pembelajaran inkuiri ini bertujuan untuk memberikan cara bagi siswa untuk membangun kecakapan-kecakapan intelektual (kecakapan berpikir) terkait dengan proses-proses berpikir reflektif. Jika berpikir menjadi tujuan utama dari pendidikan, maka harus ditemukan cara-cara untuk membantu individu untuk membangun kemampuan itu.

Selanjutnya Sanjaya (2008;196) menyatakan bahwa ada beberapa hal yang menjadi ciri utama strategi pembelajaran inkuiri. Pertama, strategi inkuiri menekankan kepada aktifitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya pendekatan inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri. Kedua, seluruh

aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Artinya dalam pendekatan inkuiri menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa. Aktvitas pembelajaran biasanya dilakukan melalui proses tanya jawab antara guru dan siswa, sehingga kemampuan guru dalam menggunakan teknik bertanya merupakan syarat utama dalam melakukan inkuiri. Ketiga, tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental, akibatnya dalam pembelajaran inkuiri siswa tidak hanya dituntut agar menguasai pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya.

Sanjaya (2008:202) menyatakan bahwa pembelajaran inkuiri mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

a. Orientasi

Pada tahap ini guru melakukan langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang kondusif. Hal yang dilakukan dalam tahap orientasi ini adalah:

1) Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat

dicapai oleh siswa

2) Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkah-langkah inkuiri serta tujuan setiap langkah, mulai dari langkah merumuskan merumuskan masalah sampai dengan merumuskan kesimpulan

3) Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan

dalam rangka memberikan motivasi belajar siswa.

b. Merumuskan masalah

Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk memecahkan teka-teki itu. Teka-teki Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk memecahkan teka-teki itu. Teka-teki

c. Merumuskan hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan kemampuan menebak (berhipotesis) pada setiap anak adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji.

d. Mengumpulkan data

Mengumpulkan data adalah aktifitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Proses pemgumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya.

e. Menguji hipotesis

Menguji hipotesis adalah menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.

f. Merumuskan kesimpulan

Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data mana yang relevan.

Alasan rasional penggunaan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri adalah bahwa siswa akan mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai pendidikan jasmani dan akan lebih tertarik terhadap pembelajaran senam lantai jika mereka dilibatkan secara aktif dalam “melakukan” penyelidikan. Investigasi yang dilakukan oleh siswa merupakan tulang punggung pembelajaran dengan pendekatan inkuiri. Investigasi ini difokuskan untuk memahami konsep-konsep senam lantai dan meningkatkan keterampilan proses berpikir ilmiah siswa. Sehingga diyakini bahwa pemahaman konsep merupakan hasil dari proses berpikir ilmiah tersebut.

Pembelajaran dengan pendekatan

inkuiri yang mensyaratkan keterlibatan aktif siswa diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar dan sikap anak terhadap pelajaran matematika, khususnya kemampuan pemahaman dan komunikasi matematis siswa. Pembelajaran dengan pendekatan inkuiri merupakan pendekatan pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar berpikir ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah. Siswa benar-benar ditempatkan sebagai subjek yang belajar, peranan guru dalam pembelajaran dengan pendekatan inkuiri adalah sebagai pembimbing dan fasilitator. Tugas guru adalah memilih masalah yang perlu disampaikan kepada kelas untuk dipecahkan. Namun dimungkinkan juga bahwa masalah yang akan dipecahkan dipilih oleh siswa. Tugas guru selanjutnya adalah menyediakan sumber belajar bagi siswa dalam rangka memecahkan masalah. Bimbingan dan pengawasan guru masih diperlukan, tetapi intervensi terhadap kegiatan siswa dalam pemecahan masalah harus dikurangi.

Dalam mengembangkan sikap inkuiri di kelas, guru mempunyai peranan sebagai konselor, konsultan dan teman yang kritis. Guru harus dapat membimbing dan merefleksikan pengalaman kelompok melalui tiga tahap: (1) Tahap problem solving atau tugas; (2) Tahap pengelolaan kelompok; (3) Tahap pemahaman secara individual, dan pada saat yang sama guru sebagai instruktur harus dapat memberikan kemudahan bagi kerja kelompok, melakukan intervensi dalam kelompok dan mengelola kegiatan pengajaran.

Pendekatan inkuiri terbagi menjadi tiga jenis berdasarkan besarnya intervensi guru terhadap siswa atau besarnya bimbingan yang diberikan oleh guru kepada siswanya. Ketiga jenis pendekatan inkuiri tersebut adalah:

a. Inkuiri Terbimbing (guided inquiry approach)

Pendekatan inkuiri terbimbing yaitu pendekatan inkuiri dimana guru membimbing siswa melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan awal dan mengarahkan pada suatu diskusi. Guru mempunyai peran aktif dalam menentukan permasalahan dan tahap-tahap pemecahannya. Pendekatan inkuiri terbimbing ini digunakan bagi siswa yang kurang berpengalaman belajar dengan pendekatan inkuiri. Dengan pendekatan ini siswa belajar lebih beorientasi pada bimbingan dan petunjuk dari guru hingga siswa dapat memahami konsep-konsep pelajaran. Pada pendekatan ini siswa akan dihadapkan pada tugas-tugas yang relevan untuk diselesaikan baik melalui diskusi kelompok maupun secara individual agar mampu menyelesaikan masalah dan menarik suatu kesimpulan secara mandiri.

Pada dasarnya siswa selama proses belajar berlangsung akan memperoleh pedoman sesuai dengan yang diperlukan. Pada tahap awal, guru banyak memberikan bimbingan, kemudian pada tahap-tahap berikutnya, bimbingan tersebut dikurangi, sehingga siswa mampu melakukan proses inkuiri secara mandiri. Bimbingan yang diberikan dapat berupa pertanyaan- pertanyaan dan diskusi multi arah yang dapat menggiring siswa agar dapat memahami konsep pelajaran matematika. Di samping itu, bimbingan dapat Pada dasarnya siswa selama proses belajar berlangsung akan memperoleh pedoman sesuai dengan yang diperlukan. Pada tahap awal, guru banyak memberikan bimbingan, kemudian pada tahap-tahap berikutnya, bimbingan tersebut dikurangi, sehingga siswa mampu melakukan proses inkuiri secara mandiri. Bimbingan yang diberikan dapat berupa pertanyaan- pertanyaan dan diskusi multi arah yang dapat menggiring siswa agar dapat memahami konsep pelajaran matematika. Di samping itu, bimbingan dapat

b. Inkuiri Bebas (free inquiry approach)

Pada umumnya pendekatan ini digunakan bagi siswa yang telah berpengalaman belajar dengan pendekatan inkuiri. Karena dalam pendekatan inkuiri bebas ini menempatkan siswa seolah-olah bekerja seperti seorang ilmuwan. Siswa diberi kebebasan menentukan permasalahan untuk diselidiki, menemukan dan menyelesaikan masalah secara mandiri, merancang prosedur atau langkah-langkah yang diperlukan.

Selama proses ini, bimbingan dari guru sangat sedikit diberikan atau bahkan tidak diberikan sama sekali. Salah satu keuntungan belajar dengan metode ini adalah adanya kemungkinan siswa dalam memecahkan masalah open endeddan mempunyai alternatif pemecahan masalah lebih dari satu cara, karena tergantung bagaimana cara mereka mengkonstruksi jawabannya sendiri. Selain itu, ada kemungkinan siswa menemukan cara dan solusi yang baru atau belum pernah ditemukan oleh orang lain dari masalah yang diselidiki.

Sedangkan belajar dengan metode ini mempunyai beberapa kelemahan, antara lain: 1) waktu yang diperlukan untuk menemukan sesuatu relatif lama sehingga melebihi waktu yang sudah ditetapkan dalam kurikulum, 2) karena diberi kebebasan untuk menentukan sendiri permasalahan yang diselidiki, ada kemungkinan topik yang diplih oleh siswa di luar konteks yang ada dalam kurikulum, 3) ada kemungkinan setiap kelompok atau individual mempunyai topik berbeda, sehingga guru akan membutuhkan waktu yang lama untuk memeriksa hasil yang diperoleh siswa, 4) karena topik yang diselidiki antara kelompok atau individual berbeda, ada kemungkinan kelompok atau individual lainnya kurang Sedangkan belajar dengan metode ini mempunyai beberapa kelemahan, antara lain: 1) waktu yang diperlukan untuk menemukan sesuatu relatif lama sehingga melebihi waktu yang sudah ditetapkan dalam kurikulum, 2) karena diberi kebebasan untuk menentukan sendiri permasalahan yang diselidiki, ada kemungkinan topik yang diplih oleh siswa di luar konteks yang ada dalam kurikulum, 3) ada kemungkinan setiap kelompok atau individual mempunyai topik berbeda, sehingga guru akan membutuhkan waktu yang lama untuk memeriksa hasil yang diperoleh siswa, 4) karena topik yang diselidiki antara kelompok atau individual berbeda, ada kemungkinan kelompok atau individual lainnya kurang

c. Inkuiri Bebas yang Dimodifikasikan ( modified free inquiry approach)

Pendekatan ini merupakan kolaborasi atau modifikasi dari dua pendekatan inkuiri sebelumnya, yaitu: pendekatan inkuiri terbimbing dan pendekatan inkuiri bebas. Meskipun begitu permasalahan yang akan dijadikan topik untuk diselidiki tetap diberikan atau mempedomani acuan kurikulum yang telah ada. Artinya, dalam pendekatan ini siswa tidak dapat memilih atau menentukan masalah untuk diselidiki secara sendiri, namun siswa yang belajar dengan pendekatan ini menerima masalah dari gurunya untuk dipecahkan dan tetap memperoleh bimbingan. Namun bimbingan yang diberikan lebih sedikit dari Inkuiri terbimbing dan tidak terstruktur.

Dalam pendekatan inkuiri jenis ini guru membatasi memberi bimbingan, agar siswa berupaya terlebih dahulu secara mandiri, dengan harapan agar siswa dapat menemukan sendiri penyelesaiannya. Namun, apabila ada siswa yang tidak dapat menyelesaikan permasalahannya, maka bimbingan dapat diberikan secara tidak langsung dengan memberikan contoh-contoh yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi, atau melalui diskusi dengan siswa dalam kelompok lain.

2. Senam Lantai

a. Pengertian Senam Lantai

Senam lantai (flour exercise) adalah satu bagian dari rumpun senam. Sesuai istilahnya gerakan-gerakan senam dilakukan di atas lantai yang beralaskan matras atau permadani. selain itu senam lantai juga disebut dengan istilah senam bebas karena pada waktu melakukan gerakan tidak membawa atau menggunakan alat. Unsur-unsur gerakannya terdiri dari mengguling, melompat berputar di udara menumpu dengan dua tangan atau Senam lantai (flour exercise) adalah satu bagian dari rumpun senam. Sesuai istilahnya gerakan-gerakan senam dilakukan di atas lantai yang beralaskan matras atau permadani. selain itu senam lantai juga disebut dengan istilah senam bebas karena pada waktu melakukan gerakan tidak membawa atau menggunakan alat. Unsur-unsur gerakannya terdiri dari mengguling, melompat berputar di udara menumpu dengan dua tangan atau

Senam lantai dibagi menjadi dua kategori, yaitu senam lantai yang menggunakan alat dan tanpa menggunakan alat.

1) Rangkaian Senam lantai dengan Alat

a) Guling depan diatas peti lompat.

b) Lompat Jongkok diatas peti lompat.

2) Rangkaian Senam Lantai Tanpa Alat

a) Berguling Ke Depan (Forward Roll) Cara melakukannya sebagai berikut: (1) Sikap permulaan jongkok,kedua tangan menumpu pada matras

selebarbahu. (2) Kedua kaki diluruskan, siku tangan ditekuk, kepala dilipat

sampai dagumenyentuh dada. (3) Mengguling ke depan dengan mendaratkan tengkuk terlebih dahulu dankedua kaki dilipat rapat pada dada. (4) Kedua tangan melemaskan tumpuan dari matras, pegang mata

kaki danberusaha bangun. (5) Kembali berusaha bangun.

b) Kayang

Kayang adalah posisi kaki bertumpu dengan empat titik dalam keadaanterbalikdengan meregang dan mengangkat perut dan panggul. Nilai dari pada gerakan kayangyaitu dengan menempatkan kaki lebih tinggi memberikan tekanan pada bahu dansedikit pada pinggang. Manfaat dari gerakan kayang adalah untuk meningkatkankelentukan bahu, bukan kelentukan pinggang.

Cara melakukan gerakan kayang sebagai berikut: (1) Sikap permulaan berdiri, keduan tangan menumpu pada

pinggul.

(2) Kedua kaki ditekuk, siku tangan ditekuk, kepala di lipat

kebelakang. (3) Kedua tangan diputar ke belakang sampai menyentuh

matrassebagai tumpuan. (4) Posisi badan melengkung bagai busur.

c) Sikap Lilin

Sikap lilin merupakan sikap tidur terlentang kemudian kedua kaki diangkat keras diatas (rapat) bersama-sama, pinggang ditopang kedua tangan dan pundak tetapmenempel pada lantai. Dalam melakukan sikap lilin, kekuatan otot perut berfungsiuntuk kedua tangan menopang pinggang.

Cara melakukan gerakan sikap lilin sebagai berikut: (1) Tidur terlentang, kedua tangan di saping badan, pandangan

keatas. (2) Angkat kedua kaki lurus ke atas dan rapat. (3) Yang menjadi landasan adalah seluruh pundak dibantu

keduatangan menopang pada pinggang. (4) Pertahankan sikap ini beberapa saat.

d) Guling Lenting (1) Latihan rangkaian berakan berguling.

Cara melakukannya sebagai berikut: (a) Sikap permulaan berbaring menelantang atau duduk

telumpar (b) Mengguling ke belakang, tungkai keras, kaki dekat kepala, lenganbengkok, tangan menumpu di samping kepala, ibu jari dekat dengan telinga.

(c) Mengguling ke depan disertai dengan lecutan tungkai ke atas depan, tanganmenolak badan melayang dan membusur, kepala rapat.

(d) Mendarat dengan kaki rapat, dorong panggul ke depan,

badan membusurdengan keras ke atas. (2) Lenting kepala/dahi

Cara melakukannya sebagai berikut: (a) Membungkuk bertumpu pada dahi dan membentuk segi tiga samasisi, punggung tegak lurus, tungkai rapat dan lurus, jari-jari kaki bertumpu dilantai.

(b) Mengguling ke belakang disertai lecutan tungkai serentak tanganmenolak sekuat-kuat kepala pasif, badan melayang dan membusur.

(c) Mendarat dengan kaki rapat, badan membusur lengan ke

atas.

e) Berguling Ke Depan Dilanjutkan Lenting Tengkuk/Kepala Sebelum latihan rangkaian gerakan berguling ke depan lenting tengkuk/kepala, akan dibahas dulu bagaimana melakukan guling depan yang betul.

Cara melakukan gerakan guling depan sebagai berikut: (1) Sikap permulaan jongkok tangan menumpu pada matras selebar

bahu. (2) Luruskan kedua kaki, siku tangan di tekuk, kepala dilipat

sampai dagudengan menyentuh dada. (3) Mengguling ke depan dengan mendaratkan kuduk terlebih dahulu dankedua kaki dilipat rapat pada dada. (4) Kedua tangan melepaskan tumpuan dari matras, pegang mata

kaki danberusaha bangun. (5) Kembali berusaha jongkok.

f) Berdiri Tangan (Hands Stand) (1) Berdiri Tangan (Hands Stand)

Cara melakukannya sebagai berikut: (a) Sikap permulaan berdiri tegak, salah satu kaki sedikit ke

depan. (b) Bungkukkan badan, tangan menumpu pada matras selebar bahulengan keras, pandangan sedikit ke depan, pantat didorong setinggi-tingginya,tungkai depan bengkok sedang tungkai belakang lurus.

(c) Ayunkan tungkai belakang ke atas, kencangkan otot perut. (d) Kedua tungkai rapat dan lurus merupakan satu garis

dengan badandan lengan, pandangan diantara tumpuan tangan, badan dijulurkan ke atas.

(e) Perhatikan keseimbangan. (2) Berdiri Tangan Dengan Sikap Kaki Dibuka

Cara melakukannya sebagai berikut: (a) Sikap permulaan berdiri tegak, salah satu kaki sedikit ke

depan. (b) Bungkukan badan, tangan menumpu pada matras selebar bahulurus, pandangan sedikit lurus ke depan, pantat

didorong setinggi-tingginya,tungkai ke depan bengkok, sedang tungkai belakang lurus.

(c) Ayunkan tungkai belakang ke atas, diikuti tungkai yang

lain. (d) Kedua tungkai rapat dan lurus merupakan satu garis denganlengan, setelah itu kaki di buka ke samping kiri dan kanan, pertahankan sikapini beberapa saat, selanjutnya kaki dirapat kembali lalu dibuka ke depan dan kebelakang

pandangan diantara tumpuan kedua tangan.

g) Lenting Tangan (Hand Spring)

Gerakan lenting tangan bukanlah suatu hal yang mudah, maka untuk dapat melakukangerakan tersebut perlu latihan secara bertahap, yaitu : (1) Latihan melecutkan kedua kaki dilanjutkan dengan sikap

kayang. Bentuk latihanini dilakukan dari sikap tidur telentang. (2) Latihan melecutkan kedua kaki dilanjutkan dengan sikap

berdiri. (3) Setelah menguasai latihan di atas, maka dilanjutkan dengan gerakan lencutankedua kaki dari sikap handstand, kemudian mendarat dengan kaki pada matras danlangsung berdiri.

(4) Latihan lenting tangan

(a) Dengan melakukan awalan beberapa langkah. (b) Letakkan kedua telapak tangan di atas matras. (c) Kemudian diikuti dengan lecutan kedua kaki ke atas depan. (d) Lecutan tersebut dibantu dengan gerakan pinggul,

pinggang, dan tolakankedua tangan. (e) Dan kedua kaki mendarat pada matras secara bersamaan dan kembali padasikap berdiri kedua tangan lurus ke atas.

h) Gerakan Meroda (Radschlag)

Meroda adalah suatu gerakan ke samping dengan bertumpu atas kedua tangan dan kakiterbuka lebar. Meroda dapat dilakukan dengan gerakan ke kiri dan ke kanan. Gerakanini kelihatannya mudah untuk dilakukan, tetapi gerakan ini memerlukan koordinasi gerakan yang tinggi. Tanpa adanya koordinasi yang baik maka gerakan ini sukardilakukan.

Cara melakukannya sebagai berikut:

(1) Mula-mula berdiri tegak menyamping, kedua kaki dibukasedikit lebar, kedua tangan lurus ke depan atas serong ke samping (serupa huruf v)dan pandangan ke depan.

(2) Kemudian jatuhkan badan ke samping kiri, letakkan telapaktangan ke samping kiri, kemudian kaki kanan terangkat lurus ke atas.disusuldengan meletakkan telapak tangan ke kanan di samping tangan kiri.

(3) Saat kaki kanan diayunkan, maka kaki kiri ditolak pada lantai,sehingga kedua kaki terbuka dan serong ke samping. (4) Kemudian letakkan kaki kanan ke samping tangan kanan,tangan kiri terangkat ke disusul dengan meletakkan Kaki kiri disamping kakikanan.

(5) Badan terangkat, kedualengan lurus ke atas ke posisi semula.

i) Berguling Ke Belakang (Back Roll)

Guling ke belakang adalah menggulingkan badan ke belakang dimana posisi badantetap harus membulat, yaitu kaki dilipat, lutut tetap melekat di dada, kepaladitundukkan sampai dagu melekat di dada.

Cara melakukannya: (1) Sikap permulaan dalam posisi jongkok, kedua tangan didepan

dan kaki sedikit rapat. (2) Kepala ditundikkan kemudian kaki menolak ke belakang. (3) Pada saat panggul mengenai matras, kedua tangan segeradilipat

kesamping telinga dan telapak tangan menghadap ke bagian atas untuk siapmenolak.

(4) Kaki segera diayunkan ke belakang melewati kepala, dengan dibantu kedua tangan menolak kuat dan kedua kaki dilipat sampai ujung kaki dapat mendarat di atas matras, ke sikap jongkok.

3. Hasil Belajar Siswa

Abdurrahman dalam Jihad dan Haris (2009: 14) mengemukakan hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh setelah melalui kegiatan pembelajaran. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relative menetap.

Menurut Hamalik (2008: 54) hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian dan sikap-sikap, serta apersepsi dan abilitas. Sedangkan menurut Juliah dalam Jihad dan Haris (2009: 15) hasil belajar adalah segala sesuatu yang menjadi milik siswa sebagai suatu akibat dari kegiatan belajar mengajar yang dilakukannya.

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak di bidang kognitif (penguasaan intelektual), bidang afektif (sikap), dan bidang psikomotor (kemampuan atau keterampilan bertindak) setelah melalui proses kegiatan belajar mengajar (Sudjana, 2009: 49).

Menurut Horward Kingsley dalam Sudjana (2005: 45) hasil belajar terbagi dari tiga macam, yakni:

a. Keterampilan dan kebiasaan

b. Pengetahuan dan pengertian

c. Sikap dan cita-cita Dari masing-masing golongan tersebut dapat diisi dengan bahan yang ditetapkan dalam kurikulum sekolah. Sedangkan Gagne mengemukakan lima kategori tipe hasil belajar, yakni:

a. Informasi verbal (verbal Informatiaon)

b. Keterampilan intelektual (intelektual skill)

c. Strategi kognitif (cognitive strategy)

d. Sikap (attitude)

e. Keterampilan motoris (motor skill)

f. Keterampilan motoris

Dalam sistem Pendidikan Nasional hasil belajar menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benjamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif (cognitive domain), ranah afektif (affective domain), dan ranah psikomotoris (psychomotor domain). Ranah kognitif meliputi hasil belajar intelaktual yang terdiri dari enam aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Ke enam tingkatan ini bersifat hierarki, artinya yang satu lebih tinggi dari yang lainnya dan urutannya harus benar atau tidak boleh menempatkan evaluasi sebelum sintesis dan sintesis sebelum analisis, demikian seterusnya. Ranah afektif meliputi sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, menghargai dan internalisasi. Ranah psikomotor berkaitan dengan keterampilan atau kemampuan bertindak.

Dari uraian di atas maka bahwa hasil belajar pada hakikatnya adalah hasil perubahan tingkah laku. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotoris. Jadi, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah pencapaian bentuk perubahan perilaku yang cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris akibat proses kegiatan belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu.

Untuk memperoleh hasil belajar, dilakukan evaluasi atau penilaian yang merupakan tindak lanjut sekaligus cara untuk mengukur tingkat penguasaan siswa. Selain mengukur hasil belajar, penilaian dapat juga ditujukan kepada proses pembelajaran, yaitu untuk mengetahui sejauh mana tingkat keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Semakin baik proses pembelajaran dan keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, maka seharusnya hasil belajar yang diperoleh siswa akan semakin tinggi sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya.

Oleh karena itu, kemajuan prestasi belajar siswa tidak hanya diukur dari tingkat penguasaan ilmu pengetahuan tetapi juga sikap dan keterampilan. Dengan Oleh karena itu, kemajuan prestasi belajar siswa tidak hanya diukur dari tingkat penguasaan ilmu pengetahuan tetapi juga sikap dan keterampilan. Dengan

Untuk mengetahui indikator hasil belajar terlebih dahulu harus ditetapkan apa yang menjadi kriteria keberhasilan pengajaran, baru kemudian ditetapkan alat untuk menaikkan keberhasilan belajar secara tepat. Mengingat pengajaran merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan, maka disini dapat ditentukan dua kriteria yang bersifat umum. Menurut Sudjana dalam Jihad dan Haris (2009: 20) kedua kriteria tersebut adalah:

a. Kriteria ditinjau dari sudut prosesnya Kriteria dari sudut prosesnya menekankan kepada pengajaran sebagai suatu proses yang merupakan interaksi dinamis sehingga siswa sebagai subjek mampu mengembangkan potensinya melalui belajar sendiri.

Semakin baik proses pembelajaran dan keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, maka seharusnya hasil belajar yang diperoleh siswa akan semakin tinggi sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya.

b. Kriteria ditinjau dari hasilnya Di samping tinjauan dari segi proses, keberhasilan pengajaran dapat

dilihat dari segi hasil yang didapatkan oleh siswa setelah melalui pengalaman belajarnya. Hasil pembelajaran dapat dilihat dari sejauhmana tingkat kemampuan anak dalam memahami materi, disamping itu adanya perubahan perilaku dan sikap siswa yang lebih baik.

B. Kerangka Berfikir

Proses pembelajaran Pedidikan Jasmani di SD Negeri 1 Krandegan, Kecamatan Banjarnegara, Kabupaten Banjarnegara dengan efektif dan optimal Proses pembelajaran Pedidikan Jasmani di SD Negeri 1 Krandegan, Kecamatan Banjarnegara, Kabupaten Banjarnegara dengan efektif dan optimal

Media bidang miring dapat menjadi media pembelajaran yang memudahkan siswa untuk melakukan gerakan khususnya roll depan dan sekaligus tidak membahayakan.

Secara sederhana, kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

B.

Gambar 2.1 Alur Kerangka Berpikir

Guru kurang kreatif dan inoovatif dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani

a. Siswa kurang tertarik dan cepat bosan dengan pembelajaran pendidikan jasmani.

b. Tingkat kesegaran jasmani rendah.

c. Hasil belajar roll depan masih kurang

Siklus I: Guru dan peneliti menyusun

bentuk pengajaran

bertujuan untuk

meningkatkan hasil belajar roll depan melalui

modifikasi media pembelajaran.

Kondisi Akhir

meningkatkan hasil belajar roll depan

Siklus II: Upaya perbaikan Siklus I sehingga meningkatkan hasil belajar roll depan siswa melalui modifikasi media pembelajaran.

Kondisi awal

Tindakan Tindakan

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti mengambil lokasi di SD Negeri 1 Krandegan, Kecamatan Banjarnegara, Kabupaten Banjarnegara dengan pertimbangan lebih dekat dan peneliti bertugas sehari-hari pada SD Negeri 1 Krandegan sebagai guru Penjasorkes.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan sebanyak 2 (dua) siklus 4 x pertemuan dengan waktu pelaksanaan sebagai berikut :

Siklus I

Pertemuan 1

: Sabtu, 19 Mei 2012

Pertemuan 2

: Sabtu, 26 Mei 2012

Siklus II

Pertemuan 1

: Sabtu, 9 Juni 2012

Pertemuan 2

: Sabtu, 16 Juni 2012

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa Kelas IVSD Negeri 1 Krandegan, Kecamatan Banjarnegara, Kabupaten Banjarnegara tahun pelajaran 2011/2012yang berjumlah 36anak, terdiri dari 12 anak laki-laki dan 24 anak perempuan.

C. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa Kelas IV dan guru Penjasorkes yang melaksanakan pembelajaran. Sedangkan teman sejawat bertugas sebagai observer untuk mengamati proses pembelajaran. Data yang diperoleh dari siswa yaitu data tentang hasil belajar siswa, yang meliputi aspek afektif (pengamatan sikap), aspek kognitif (pemahaman konsep/pengetahuan siswa tentang roll depan), dan aspek psikomotorik (unjuk kerja kemampuan siswa melakukan roll depan).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Data diperoleh/dikumpulkan melalui tes dan observasi. Tes berupa evaluasi akhir siklus meliputi penilaian sikap, pengetahuan, dan unjuk kerja roll depan. Observasi meliputi pengamatan siswa, guru, sarana prasarana dan media/alat bantu dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Setelah data terkumpul, selanjutnya data- data tersebut diolah dengan menggunakan statistik sederhana. Sedangkan alat pengumpulan data adalah lembar penilaian afektif, kognitif, dan psikomotorik (unjuk kerja), serta lembar pengamatan kegiatan pembelajaran.

Teknik pengolahan data dilakukan dari hasil evaluasi dan hasil pengamatan tersebut diperoleh nilai tertinggi, nilai terendah, nilai rata-rata, dan ketuntasan belajar sesuai dengan KKM. Kemudian dari pengolahan data tersebut dianalisis untuk mengetahui keberhasilan individu maupun keberhasilan penelitian tindakan kelas.

E. Analisis Data

Setelah pengumpulan dan pengolahan data, langkah selanjutnya adalah analisis data. Data yang telah diolah kemudian dianalisis dengan deskriptif komparatif, yaitu dengan membandingkan hasil dengan indikator kinerja dan membandingkan hasil antarsiklus.

F. Prosedur Penelitian