18
a. Motivasi belajar b. Bahan belajar.
c. Alat Bantu Belajar. d. Suasana belajar
e. Kondisi siswa yang belajar.
2.1.1.3 Peran Guru Dalam Kegiatan Pembelajaran
Peran guru dalam pembelajaran yaitu membuat desain instruksional, menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar, bertindak mengajar atau
membelajarkan, mengevaluasi hasil belajar yang berupa dampak pengajaran. Selain itu, menurut Djamarah 2000: 43-48 bahwa tugas dan tanggung jawab
guru atau lebih luasnya pendidik sebagai berikut. 1 Korektor, 2 Inspirator, 3 Informator, 4 Organisator, 5 Motivator, 6 Inisiator, 7 Fasilitator, 8
Pembimbing, 9 Demonstrator, 10 Pengelola kelas, 11 Mediator, 12
Supervisor, 13 Evaluator.
Oleh karena itu, jelaslah bahwa kata “pendidik” dalam perspektif pendidikan yang selama ini berkembang di masyarakat memiliki makna yang lebih luas,
dengan tugas, peran, dan tanggung jawabnya adalah mendidik peserta didik agar tumbuh dan berkembang potensinya kearah yang lebih sempurna.
2.1.2 Tinjauan Tentang Teori Pembelajaran
Teori pembelajaran pada dasarnya merupakan penjelasan bagaimana terjadinya belajar atau bagaimana informasi diproses dalam pikiran siswa.
Berdasarkan suatu teori belajar, diharapkan suatu teori pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar. Gagne 1992: 25 menyatakan untuk terjadinya
belajar pada siswa diperlukan kondisi belajar, baik dalam kondisi internal maupun eksternal. Kondisi internal merupakan peningkatan memori sebagai hasil
19
belajar terdahulu dan memori siswa yang terdahulu merupakan komponen kemampuan yang baru dan ditempatkan bersama-sama.
Kondisi eksternal meliputi aspek atau benda yang dirancang dalam pembelajaran. Gagne menekankan pentingnya kondisi internal dan eksternal
dalam suatu pembelajaran agar siswa memperoleh hasil yang diharapkan. Dengan demikian, sebaliknya memperhatikan atau menata pembelajaran yang
memungkinkan mengaktifkan memori siswa yang sesuai agar informasi yang baru dapat dipahaminya. Kondisi eksternal ini bertujuan antara lain merangsang
ingatan siswa, menginformasikan tujuan pembelajaran, membimbing belajar materi yang baru, memberikan kesempatan kepada siswa menghubungkan
dengan informasi yang baru. Salah satu teori atau pandangan yang sangat terkenal berkaitan dengan teori
belajar konstruktivisme adalah teori perkembangan mental Piaget. Teori ini biasa juga disebut teori perkembangan intelektual atau teori perkembangan kognitif.
Teori belajar tersebut berkenaan dengan kesiapan anak untuk belajar, yang dikemas dalam tahap perkembangan intelektual yang dimaksud dilengkapi
dengan ciri-ciri tertentu dalam mengkontruksi ilmu pengethuan. Misalnya, pada tahap sensori motor anak berfikir melalui gerakan atau perbuatan Ruseffendi,
1988: 132 dalam Trianto, 2009: 24. Selanjutnya, piaget yang dikenal sebagai kontruktivis pertama Dahar,
2006:159 menegaskan bahwa pengetahuan tersebut dibangun dalam pikiran anak melalui asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah penyerapan informasi baru
dalam pikiran. Sedangkan, akomodasi adalah menyusun kembali struktur pikiran
20
karena adanya informasi baru, sehingga informasi tersebut mempunyai tempat Ruseffendi, 1988: 133 dalam Trianto, 2009: 35.
Lebih jauh Piaget mengemukakan bahwa pengetahuan tidak diperoleh secara pasif oleh seseorang, meleinkan melalui tindakan. Bahkan, perkembangan
kognitif anak bergantung pada seberapa jauh mereka aktif memanipulasi dan berinteraksi dengan lingkungannya. Sedangkan, perkembangan kognitif itu
sendiri merupakan proses berkesinambungan tentang keadaan ketidakseimbangan dan keadaan keseimbangan Poedjiadi, 1999: 61. Dari pandangan Piaget tentang
tahap perkembangan kognitif anak dapat dipahami bahwa pada tahap tertentu cara maupun kemampuan anak mengkonstruksi ilmu berbeda-beda berdasarkan
kematangan intelektual anak. Berkaitan dengan anak dan lingkungan belajarnya menurut pandangan konstruktivisme.
Margareth Bell 1991: 222 mengajukan karakteristik sebagai berikut: 1 siswa tidak dipandang sebagai sesuatu yang pasif melainkan memiliki tujuan, 2
belajar mempertimbangkan seoptimal mungkin proses keterlibatan siswa, 3 pengetahuan bukan sesuatu yang datan dari luar melainkan dikonstruksi secara
personal, 4 pembelajaran bukanlah transmisi pengetahuan, melainkan melibatkan pengaturan situasi kelas, 5 kurikulum bukanlah sekedar dipelajari,
melainkan seperangkat pembelajaran, materi dan sumber. Pandangan tentang anak dari kalangan konstruktivistik yang lebih mutakhir
yang dikembangkan dari teori belajar kognitif Piaget menyatakan bahwa ilmu pengetahuan dibangun dalam pikiran seorang anak dengan kegiatan asimilasi dan
akomodasi sesuai dengan skemata yang dimilikinya. Dari pengertian di atas, dapat dipahami bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang berlangsung secara