19 c. tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan;
d. anggota tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian atau subbab yang sama bertemu dalam kelompok baru kelompok ahli
untuk mendiskusikan subbab mereka; e. setelah selesai diskusi sebagian tim ahli tiap anggota kembali ke
kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang subbab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya
mendengarkan dengan seksama; f. tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi;
g. gurumemberi evaluasi; h. penutup.
2.4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Salah satu model pembelajaran yang digunakan dalam usaha meningkatkan hasil belajar fisika siswa adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD
Student Teams Achievement Divisions. Model pembelajaran tipe STAD ini dikembangkan oleh Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkins.
Pembelajaran kooperatif STAD ini merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil
dengan jumlah anggota 4-5 orang siswa secara heterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok,
kuis, dan penghargaan kelompok. Trianto, 2011:68 menyatakan bahwa pada STAD siswa ditempatkan dalam
tim beranggotakan 4-5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. Guru menyajikan pelajaran, dan kemudian
siswa bekerja dalam tim mereka memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Kemudian, seluruh siswa diberikan tes tentang
materi tersebut, pada tes ini mereka tidak diperbolehkan saling membantu.
20 Seperti halnya pembelajaran lainnya, pembelajaran kooperatif tipe STAD ini
juga membutuhkan persiapan yang matang sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan.
Menurut Trianto, 2011:69 persiapan-persiapan tersebut antara lain: a. Perangkat Pembelajaran
Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran ini perlu dipersiapkan perangkat pembelajarannya, yang meliputi Rencana Pembelajaran
RP, Buku Siswa, Lembar Kegiatan Siswa LKS beserta lembar jawabannya.
b. Membentuk Kelompok Kooperatif Menentukan anggota kelompok diusahakan agar kemampuan siswa
dalam kelompok adalah heterogen dan kemampuan antar satu kelompok dengan kelompok lainnya relatif homogen.
c. Menentukan Skor Awal Skor awal yang dapat digunakan dalam kelas kooperatif adalah nilai
ulangan sebelumnya. Skor awal ini dapat berubah setelah ada kuis. d. Pengaturan Tempat Duduk
Pengaturan tempat duduk dalam kelas kooperatif perlu juga diatur dengan baik, hal ini dilakukan untuk menunjang keberhasilan
pembelajaran kooperatif apabila tidak ada pengaturan tempat duduk dapat menimbulkan kekacauan yang menyebabkan gagalnya
pembelajaran pada kelas kooperatif. e. Kerja Kelompok
Untuk mencegah adanya hambatan pada pembelajaran kooperatif tipe STAD, terlebih dahulu diadakan latihan kerja sama kelompok. Hal ini
21 bertujuan untuk lebih jauh mengenalkan masing-masing individu
dalam kelompok. Langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD ini didasarkan pada langkah-
langkah kooperatif yang terdiri atas enam langkah atau fase. Fase-fase dalam pembelajaran seperti dalam Tabel 4.
Tabel 4. Fase-Fase dalam pembelajaran kooperatif
Fase Kegiatan Guru
Fase 1 Menyampaikan tujuan dan
memotivasi siswa Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar. Fase 2
Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan
demonstrasi atau lewat bahan bacaan. Fase 3
Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar
melakukan transisi secara efisien.
Fase 4 Membimbing kelompok
bekerja dan belajar Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka
mengerjakan tugas mereka. Fase 5
Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah
dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
Fase 6 Memberikan penghargaan
Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.
Ibrahim, dkk dalam Trianto 2011:71
Penghargaan atas keberhasilan kelompok dapat dilakukan oleh guru degan melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut :
a. Menghitung skor individu Menurut Slavin 2005:159 untuk memberikan skor perkembangan
individu dihitung pada Tabel 5.
Tabel 5. Perhitungan Skor Perkembangan Nilai Tes
Skor Perkembangan
Lebih dari 10 poin di bawah skor awal
5 poin 10 poin dibawah sampai 1 poin di
10 poin
22 bawah skor awal
Skor awal sampai 10 poin di atas skor awal
20 poin Lebih dari 10 poin di atas skor awal
30 poin Nilai sempurna tanpa memerhatikan
skoe awal 30 poin
b. Menghitung skor kelompok Skor kelompok ini dihitung dengan membuat rata-rata skor
perkembangan anggota kelompok, yaitu dengan menjumlah semua skor perkembangan yang diperoleh anggota kelompok dibagi dengan
jumlah anggota kelompok. Sesuai dengan rata-rata skor perkembangan kelompok , diperoleh kategori skor kelompok tercantum pada Tabel 6.
Tabel 6. Tingkat Penghargaan Kelompok Rata-rata Tim
Predikat
- Tim baik
Tim hebat Tim super
Sumber : Ratumanan, 2002 dalam Trianto 2011:72 c. Pemberian hadiah dan pengakuan skor kelompok
Setelah masing-masing kelompok memperoleh predikat, guru memberikan hadiah atau penghargaan kepada masing-masing kelompok sesuai dengan
predikatnya. Dalam membagi siswa ke dalam tim, seimbangkan timnya supaya a tiap
tim terdiri atas level yang kinerjanya berkisar dari yang rendah, sedang dan tinggi, dan b level kinerja yang sedang dari semua tim yang ada di kelas
hendaknya setara. Salah satu contoh pembagian tim dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Membagi Siswa ke dalam Tim Kemampuan
Peringkat Nama Tim
23
Siswa berprestasi tinggi 1
A 2
B 3
C 4
D 5
E 6
F 7
G 8
H
Siswa berprestasi sedang
9 H
10 G
11 F
12 E
13 D
14 C
15 B
16 A
17 18
19 A
20 B
21 C
22 D
23 E
24 F
25 G
26 H
Siswa berprestasi rendah
27 H
28 G
29 F
30 E
31 D
32 C
33 B
34 A
Robert E. Slavin, 2005 : 150-152
2.5. Hasil Belajar