Penentuan tingkat bahaya bahan kimia
Sebagai informasi berikut disajikan klasifikasi dan jenis bahan berbahaya yang harus diperhatikan jika berada dan
bekerja di laboratorium.
Class 1 - Explosives – semua ukuran
Class 2 - Compressed Gas flammable, non-flammable,
poison – semua
Class 3 - Flammable or Combustible Liquids - 10 gallon
Class 4 - Flammable Solids, Spontaneously Combustible,
Dangerous When Wet Materials - 2 pon
Class 5.1 - Oxidizers - 40 pon atau 5 gallon
Class 5.2 - Organic Peroxide - 2 pon
Class 6 - Poisonous or Infectious Materials – semua ukuran
Class 7 - Radioactive – semua ukuran
Class 8 - Corrosive - 40 pon or 5 gallon
Class 9 - Miscellaneous Hazardous Materials - User’s
judgment.
A. 5. 1. Pertolongan Pertama Keracunan Dalam Keadaan Darurat
a. ASAM KOROS1F: Tertelan asetat, khlorida, laktat, nitrat, fosfat, sulfat dan beberapa asam-asam lain berikan bubur aluminium
hidroksida atau milk of magnesia dan diikuti putih telur yang
dikocok dengan air. Jangan diberi karbonat atau soda kue. b.
ALKALI: Tertelan amo-nia, amoniak, kalsium hidroksida, soda abu berikan eairan asam asetat encer 1, cuka encer
1:4, asamsitrat 1, atau air jeruk, lanjutkan dengan air susu atau putih telur.
91 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
c. GARAM ARSEN: Tertelan, usahakan pemuntahan dan
berikan milik of magnesia.
d. LOGAM: Tertelan Cadmium, Timah, Bismut, dan logam
lain berikan antidote umum, susu atau putih telur. e.
ASAM HYDROFLUORIC , cuci dengan air mengalir selama 5
menut. Gunakan 2.5 kalsium glukonat gel, Jika gel tersebut tidak tersedia, lanjutkan pencucian selama 15 menit,
keringkan dengan kain yang lunak perlahan, agar tidak melaukai bagian yang terkontaminasi. Segera hubungi dokter
setelah pencucian selesai dilakukan. f.
PHENOL dengan konsentrasi lebih dari 10, cuci dengan air mengalir selama 15 menit atau sampai bagian yang
terkena fenol berubah warna dari putih menjadi pink. Oleskan larutan polyetilen glikol dengan BM 400 jika ada. Segera
hubungi dokter untuk memastikan efek kecelakan yang berlangsung.
A. 5. 2 Penanggulangan Bahaya Kebakaran
Di Laboratorium selalu ada kemungkinan bahaya kebakaran. Alat-alat dari kaca, porselen dapat merengat sehingga isinya
tumpah. Alkohol, eter, benzen, karbondisulfida, aseton, petroleum eter dan pelarut organik lain yang mudah menguap
adalah cairan yang sering dipergunakan yang mudah sekali terbakar. Maka dari itu alat pemadam api harus senantiasa
disediakan. Jika terjadi kebakaran jangan panik Pakailah pemadam api
yang biasanya terletak di dinding dan bacalah aturan penggunaannya. Sesudah memakai alat pemadam api, ruangan
harus dibuka lebar agar sirkulasi udara berjalan lancar, karena
92 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
Tetraklorida yang keluar itu dapat membentuk fosgen suatu gas yang amat beracun, setelah itu ruangan harus dibersihkan.
Dalam keadaan darurat kain yang tebal karung, kain pel yang dibasahi dengan air dapat digunakan secepatnya untuk
menyelubungi api. Api yang disebabkan oleh cairan yang mudah terbakar seperti eter dan alkohol. Air tidak dapat dipergunakan
untuk cairan yang tidak bercampur dengan air, seperti: benzen bensin, minyak tanah dan bahan lain. Dalam hal ini pasir kering
adalah alat pemadam yang terbaik, maka-nya suatu peti berisi pasir kering harus selalu disediakan di dalam laboratorium. Bak
pasir ini harus dibedakan dengan bak pasir yang digunakan untuk pembuangan sementara zat-zat kimia.
Jika baju Lab anda terkena apai. Copot baju lab tersebut dan
jatuhkan ke lantai dan matikan api segera. Jika ada praktikan baju labnya terkena api, lakukan hal yang sama seperti di atas.
Gunakan safety shower segera.
Jika api menyebar dengan cepat, Aktifkan alamrm tanda
kebakaran untuk menginformasikan pada penghuni sekitarnya. Jika alamrm tanda kebakaran tidak dapat berfungsi maka
berteriaklah meminta pertolongan segera. Jika ada blower yang sedang berfungsi biarkan tetap berfungsi agar area tersebut
bebas dari asap. Tutup pintu bagaian yang terbakar agar api tidak menyebar ke area lainnya.
Evakuasi. Keluarkan semua orang yang sedang dilaboratorium
ke daerah yang lebih aman. Informasikan pada mereka kemana harus menuju tempat aman. Pastikan arah penyebaran api, dan
tempat penyimpanan bahan-bahan kimia dalam laboratorium tersebut.
Jangan memasuki gedungLaboratorium. Sebelum
dipastikan kondisinya aman oleh petugas pemadam
93 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
kebakaranpolisi jangan memasuki gedunglaboratorium dengan
alasan apapun. B. Latihan
B.1. Lembar Kerja Laboran 4.1 Tujuan : Peserta pelatihan dapat memahami cara
penanggulangan kecelakaan yang ditimbulkan oleh
bahan-bahan kimia. Tugas:
1. Jelaskan alat pelindung apa saja yang harus digunakan untuk melindungi diri dan lingkungan pada saat anda bekerja
dilaboratorium. 2. Adakah alat-alat pelindung lain yang harus disediakan di
laboratorium selain alat-alat yang telah di uraikan pada kegiatan belajar di atas.
3. Bagaimana kendala yang sering ada pada laboratorium anda dalam penyediaan maupun pemeliharaan alat-alat tersebut.
4. Sarankan bagaimana sebaiknya anda menanggulangi hal tersebut.
B.2. Lembar Kerja Laboran 4.2 Tujuan : Peserta pelatihan dapat memahami cara pengurangan
zat kimia dengan pendekatan lainnya. Tugas:
1. Apakah anda mengetahui beberapa alternatif pengurangan bahan kimia dengan metode lainnya. cobalah anda cari dari
berbagai sumber atau diskusikan dengan kelompok apa metode yang ditawarkan.
2. Bagaimana kekurangan dan kelebihan metode alternatif yang ditawarkan.
94 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
3. Bagaimana kemungkinan metode tersebut dapat diterapkan pada laboratorium anda.
B.3. Lembar Kerja Laboran 4.3 Tujuan : Peserta pelatihan dapat memahami cara merancang
eksperimen dengan skala kecil. Tugas:
1. Pahami prosedur pelaksanaan praktikum dengan skala kecil berikut ini :
Redox Titration of Manganese with Microscale experiment
Using a graduated or volumetric pipette, place 1.00 ± 0.01 mL of 0.0100M KMNO
4
solution into each of three 10-mL flasks. Label as A, B, and C.
Acid Solution Titration. Add 1.0 mL of 1M H
2
SO
4
to flask A. Charge a microburet with 0.0200M NaHSO
3
solution and slowly titrate the permanganate solution drop by drop until the purple
color of the solution disappears. Record the volume of NaHSO
3
added.
Neutral Solution Titration. Recharge the microburet with 0.0200M NaHSO
3
solution. Record initial volume and titrate the KMNO
4
solution in flask B. The purple color of permanganate will change to brown suspension of MnO
2
at the endpoint. Record the final volume.
Basic Solution Titration. Add 1.0 mL of 1 M NaOH to the permanganate solution in flask C. Recharge the microburet with
NaHSO
3
solution. Record initial volume. Titrate to dark green- colored endpoint of MNO4
2-
. The remainder of the experimental calculations and exercises are
provided in the textbook.
Taken from Szafran, et al., 1993 p. 270
95 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
2. Bagaimana kekurangan dan kelebihan metode alternatif yang ditawarkan tersebut?
3. Bagaimana kemungkinan metode tersebut dapat diterapkan pada laboratorium anda.
C. Umpan Balik