Face Shieldspelindung muka Contact Lenses Protective Clothing Footwear Pelindung kakisepatu tertutup harus selalu digunakan setiap

adalah salah satu contoh produk yang ditawarkan, adalah merupakan kombinasi atau hybrid dari goggle dan kacamata pelindung.

c. Face Shieldspelindung muka

Pelindung muka digunakan ketika bekerja dengan zat-zat kimia dengan volume besar. Face shields dapat juga melindungi muka dari percikan atau partikel-partikel berukuran kecil.

d. Contact Lenses

Contact lenses dapat juga digunakan di laboratorium, tetapi tidak dapat melindungi dari kontak dengan bahan-bahan kimia. Jika contact lense terkontaminasi dengan zat-zat kimia berbahaya cuci mata dengan air mengalir dan keluarkan contact lense segera. Contact lense yang telah terkontaminasi zat-zat kimia sebaiknya dibuang. 2. Baju dan Sepatu Pelindung Protective Clothing Footwear

a. Protective Clothing

Baju pelindung atau Labjas sangat besar peranannya ketika kita bekerja di laboorium. Labjas dapat melindungi dari percikan zat-zat kimia dan zat kontaminan lainnya yang bersifat korosif maupun cairan yang menyebabkan iritasi. Baju pelindung sebaiknya secara teratur dicuci dengan bersih agar bahan- bahan kimia yang kemungkinan menempel dapat dibersihkan, dan sebaiknya proses pencuciannya dipisah dengan 73 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0 baju-baju atau pakaian lainnya, agar tidak mengkontaminasi. Baju laboratorium sebaiknya dapat menutupi tubuh dengan baik, seperti berlengan panjang, tidak terlalu sempit atau terlalu besar.

b. Footwear Pelindung kakisepatu tertutup harus selalu digunakan setiap

saat dalam gedung dimana bahan-bahan kimia disimpan atau digunakan. Pemakaian sepatu terbuka, atau sandal tidak boleh digunakan di Laboratorium atau dimana pekerjaan yang berkaitan dengan mekanik dilakukan. Sepatu pelindung harus dapat melindungi kemungkinan pemaparan olah zat-zat penyebab korosif, pelarut organik, atau air yang dapat meresap ke bagian dalam sepatu. Sepatu kulit yang sudah terpapar zat- zat kimia berbahaya sebaiknya tidak digunakan lagi. 3. Sarung tangan Gloves Pemilihan sarung tanganpelindung tangan yang tepat merupakan hal yang tidak mudah dan menjadi tantangan dalam penataan laboratorium. Berdasarkan fakta menunjukkan bahwa dermatitis atau inflammasi kulit pada orang-orang yang bekerja di Laboratorium kira-kira 40-45 disebabkan karena peilihan sarung tanganglove yang kurang tepat. Sehingga pemilihan sarung tangan yang tepat merupakan hal penting yang harus duperhatikan. Sarung tangan tidak hanya berfungsi sebagai pelindung dari zat kimia yang menyebabkan iritasi atau terbakar, tetapi juga dapat melindungi terhadap penyerapan zat-zat kimia yang masuk lewat kulit. Dimethyl sulfoxida DMSO, nitrobenzene, dan beberapa pelarut adalah beberapa contoh zat- zat kimia yang mudah terabsorbsi melalui kulit dan masuk ke pembuluh darah, zat-zat tersebut dapat menyebabkan efek yang merugikan. 74 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0 Sarung tangan pelindung harus digunakan ketika menangani zat- zat kimia berbahaya, zat kimia yang yang dapat menimbulkan toksisitas, bahan-bahan yang korosif, benda-benda yang bergerigi atau tajam, dan material yang sangat dingin atau sangat panas. Ketika menangangi zat-zat kimia di laboratorium, disposable latex, vinyl atau nitrile adalah jenis sarung tangan yang biasa digunakan. Sarung tangan jenis ini akan melindungi tangan dari percikan bahan kimia berbahaya atau kontak langsung dengan bahan-bahan tersebut. Ketika kita bekerja dengan bahan kimia yang toksikberacun, bahan kimia korosif dengan konsentrasi tinggi, menangani zat kimia dalam waktu tertentu dan memungkinkan zat-zat tersebut kontak dengan tangan, maka harus digunakan sarung tangan pelindung yang seseuai dengan kondisi yang kita hadapi. 4. Pelindung Pernafasan Respiratory Protection Respirator hanya digunakan ketika engineering controls, seperti ventilasi umum atau lemari asam tidak berfungsi dengan optimal. Respirator juga harus digunakan ketika kita menangani zat-zat dengan konsentrasi tinggi contoh asam klorida, asam sulfat pekat , zat padat dalam bentuk partikulat, zat-zat yang mudah menguap, serta zat yang menimbulkan bau. Respirator yang baik adalah terbuat dari silicon atau karet yang memiliki bagian pelindung dari debu dan penyaring udara atau supplied air for breathing. Selain itu respirator 75 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0 pelindung harus pas dengan bagian yang harus dilindungi atau proper fitting dan nyaman digunakan. A.3. Menangani bahan-bahan berbahaya dan beracun sesuai dengan prosedur yang berlaku Di Indonesia, limbah berbahaya dan beracun B3, yang lebih dikenal sebagai lirnbah B3, diatur dengan PP No. 19 tahun 1994 dan peraturan lain yang terkait. Dalam peraturan tersebut ada 4empat badan yang diatur, yaitu Penghasil Limbah B3. Pengumpul Limbah B3 yang mengumpulkan limbah dari penghasil dan kemudian mengatur pengiriman ke penanganan atau pembuangan akhir, Pengangkut Limbah B3, dan Pemroses Limbah B3 yang menangani dan atau membuang limbah B3. Pada saat ini, hanya ada sedikit peraturan tentang limbah industri non-B3, disamping persyaratan umum untuk membuat tempat sampah sendiri dan membuang secara langsung jika tidak diambil oleh petugas sarnpah. Peraturan yang terkait dengan Limbah B3 adalah: 1. Keputusan No. O1BAPEDALO91995. Tentang Prosedur dan Persyaratan Teknik dalam Penyimpanan dan Pengumpulan Limbah B3. 2. Keputusan Bapedal No. 03BAPEDAL091995. Tentang Ketentuan Teknik dalam Memproses Limbah B3. 3. Keputusan Bapedal No. 04BAPEDAL091995. Tentang Prosedur dan persyaratan untuk mengolah limbah B3, Persyaratan untuk pengolahan awal limbah B3, dan lokasi penyimpanannya. 4. Keputusan Bapedal No.68BAPEDAL0595. Tentang cara mendapatkan ijin penyimpanan, pengumpulan, alat proses operasi, dan pembuangan akhir limbah B3. 76 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0 5. Peraturan Pemerintah No. 19 of 1994, Tentang manajemen limbah B3 mendefinisikan limbah B3 dan melarang pembuangan limbah B3 ke udara, air, dan tanah. 6. Keputusan Menteri Perindustrian No. 148MSK41985. Tentang Keselamatan penanganan bahan B3 di industri 7. Keputusan Menteri Tenaga Keija No. 03MEN1998 26-02-98. Tentang berisi prosedur pelaporan dan kecelakaan yang tetjadi. 8. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Tentang keselamatan di tempat kerja, mengharapkan pencegahan kecelakaan yang memadai dan pelaporan setiap insiden ke Menteri Tenaga Kerja. Persyaratan umum dalam masalah limbah B3 menurut OSHA adalah: 1. Pembuatan program K3 oleh tiap perusahaan penghasil limbah B3 yang dirancang untuk melakukan identifikasi, evaluasi, dan pengendalian bahaya keselamatan dan kesehatan, dan menyediakan tan-gap darurat. 2. Perusahaan melakukan evaluasi pendahuluan tentang karakteristik perusahaan sebelum dimulai oleh orang terlatih untuk mengidentifikasikan potensi bahaya di tempat kerja dan untuk membantu memilih cara perlindungan karyawan yang tepat. Termasuk di dalamnya adalah semua kondisi yang dicurigai kondisinya dapat dengan cepat membahayakan kehidupan atau kesehatan, atau yang mungkin menyebabkan luka serius. 3. Pelaksanaan program pengendalian kontaminasi perusahaan pada karyawan. Program yang paling sederhana adalah bahwa perusahaan harus memiliki denah perusahaan, zona kerja, cara komunikasi di perusahaan, praktek kerja aman, dan identifkasi bantuan medis terdekat. Hal yang juga 77 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0 diperlukan adalah penggunaan buddy system sebagai cara perlindungan pada situasi bahaya yang khusus sehingga karyawan dapat saling mengawasi untuk memberikan pertolongan secara cepat bila diperlukan. 4. Memberikan pelatihan untuk karyawan sebelum diijinkan bekerja pada operasi limbah B3 atau tanggap darurat yang dapat mendekatkan pada bahaya keselamatan dan kesehatan kerja. Tetapi, pekerja berpengalaman tetap diperbolehkan untuk melanjutkan operasi dan kemudian diberikan pelatihan penyegaran bila diperlukan. Persyaratan pelatihan khusus diberikan pada personil pembersih, operator peralatan, pekerja umum, dan supervisor pada berbagai jenjang personil tanggap darurat. Mereka yang telah menyelesaikan pelatihan operasi limbah B3 harus mendapat sertifikat, sehingga karyawan yang tidak memiliki sertifikat dan tidak memiliki pengalaman yang benar harus dilarang untuk bekerja pada operasi yang berbahaya. 5. Pemeriksaan kesehatan setidaknya dilakukan setahun sekali dan pada saat berhenti dari perusahaan pada semua karyawan yang terpapar oleh bahan berbahaya yang tingkat keterpaparannya pada batas yang diijinkan atau melebihi batas tersebut, dan atau pada karyawan yang memakai respirator resmi selama 30 hari atau lebih di perusahan. Beberapa pemeriksaan harus dilakukan bila seorang pekerja terpapar oleh kebocoran bahan kimia yang tidak terduga atau darurat. 6. Pengendalian secara engineering, praktek kerja, dan APD, atau kombinasi ketiga cara tersebut, harus dilaksanakan untuk menurunkan pemaparan sampai di bawah nilai ambang batas untuk bahan berbahaya terkait. 7. Pemantauan udara dilakukan untuk mengidentifikasi dan menghitung tingkat bahan berbahaya dengan pemantauan 78 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0 berkala untuk menjamin bahwa APD yang tepat telah digunakan. 8. Pemberitahuan program dengan nama personil kunci dan penggantinya yang bertanggung jawab atas masalah keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan, dan daftar persyaratan standarnya. 9. Pelaksanaan prosedur dekontaminasi sebelum karyawan atau peralatan keluar dari area yang berpotensi terpapar bahan B3; prosedur operasi untuk meminimalkan pemaparan yang dapat terjadi akibat kontak dengan peralatan yang terpapar, karyawan lain, dan pakaian yang digunakan; dan shower dan ruang ganti di tempat yang memerlukan. 10. Rencana tanggap darurat untuk menangani keadaan darurat di perusahaan sebelum memulai operasi limbah B3. Rencana harus rnengarah pada: peran personil, jalur kewenangan, pelatihan dan komunikasi; pengenalan dan pencegahan keadaan darurat; satpam; jalur dan prosedur evakuasi; penanganan medis darurat; dan pemberitahuan keadaan darurat. 11. Rencana tanggap darurat di luar perusahaan untuk koordinasi yang lebih baik pada keadaan darurat dengan lembaga yang terkait dan untuk melaksanakan kegiatan pengendalian yang tepat. Penanganan bahan kimia yang banyak dipergunakan merupakan persyaratan penting demi keselamatan dan berhasilnya praktikum serta pekerjaan penelitian kimia. Oleh sebab itu hal-hal berikut ini perlu diperhatikan. 1. Perhatikan label yang tertera pada wadah asli bahan kimi 2. Tutup wadah harus dihindarkan dari segala kemungkinan kontaminasi dehidrasi, dan penyerapan uap air dari udara. 79 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0 3. Kembalikan semua zat atau larutan yang sudah digunakan ke tempat semula, yaitu tempat penyimpanan yang aman sesuai dengan standar. 4. Setiap akan menggunakan reagensia atau larutan kimia encer kocoklah dulu. 5. Kelebihan reagensia atau larutan yang digunakan jangan dituang ke wadah aslinya, maka pakai seperlunya. 6. Pipet tak boleh langsung digunakan menyedot dalam wadah asli, tetapi tuanglah seperlunya ke wadah lain yang bersih. Untuk zat-zat kimia yang sangat pekat pakailah pipet dengan bantuan filler untuk mengambil bahan tersebut. 7. Gunakan semua alat pelindung keselamatan selama bekerja dan mempersiapkan zat. Banyak bahan kimia yang harus ditangani dengan hati-hati sekali karena sifatnya yang berbahaya atau racun. Beberapa bahan kimia yang umum digunakan perlu mendapat perhatian khusus karena dapat mengganggu kesehatan. Bahan-bahan itu di antaranya:

1. ZATPADAT