KEGIATAN BELAJAR 4 MENJAGA KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI
LABORATORIUM SEKOLAHMADRASAH
Kompetensi yang diharapakan setelah anda mempelajari kegiatan belajar 4 adalah memahami tentang menjaga
kesehatan dan keselamatan kerja di Laboratorium sekolahmadrasah, Terutama yang berkaitan dengan:
4.1. Menjaga kesehatan diri dan lingkungan 4.2. Menggunakan peralatan kesehatan dan keselamatan kerja
laboratorium 4.3. Menangani bahan-bahan berbahaya dan beracun sesuai
dengan prosedur yang berlaku
4.4. Mengurangi limbah laboratorium sesuai dengan prosedur yang
berlaku 4.5. Memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan
Agar anda memiliki kompetensi yang diharapkan, maka dalam modul ini akan diasjikan konsep, uraian dan contoh
tentang menjaga kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium beserta contoh dan latihannya.
A. Konsep, Uraian dan Contoh Menjaga Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Laboratorium
A. 1. Menjaga Kesehatan Diri dan Lingkungan
Penyakit berbahaya atau kecelakaan yang mematikan dapat terjadi di laboratorium. Berdasarkan alasan tersebut,
setiap orang yang bekerja di laboratorium baik gurulaboransiswa harus mengetahui cara yang benar dan
segala sesuatu yang dilakukan di laboratorium. Sehingga baik gurulaboransiswa terbiasa dengan apa yang boleh dan tidak
boleh dilakukan di laboratorium
What are the safety do’s and don’ts in the laboratory
[Dhanlal De Lloy Chem. Dept, The
University of The West Indies, St.Augustine campus The
61 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
Republic of Trinidad and Tobago, 2000;
Department Of Health And Human Services, US, 2007]
. Untuk dapat memahami bagaimana menjaga kesehatan diri
dan lingkungan dalam laboratorium, untuk itu kita harus mengetahui bahan-bahanzat kimia yang bersifat racun dapat
masuk ke dalam tubuh. Beberapa jalur masuk Routes of Entry
bahan-bahan kimia ke dalam tubuh adalah sebagai berikut;
1. Kulit dan mata
Skin and Eye Contact
Salah satu jalur masuknya zat kimia ke dalam tubuh adalah melalui kontak langsung dengan
kulit atau mata. Kontak bahan kimia dengan kulit umumnya akan
menimbulkan reaksi lokal seperti terbakar atau terluka atau, terabsorbsi pada
saluran darah dan dapat menyebabkan efek racun pada bagian tubuh lainnya.
Absorpsi zat kimia melalui kulit dipengaruhi oleh kesehatan kulit dan sifat zat kimia tersebut. Kulit kering atau pecah-pecah atau
terluka akan lebih mudah mengabsorpsi zat kimia. Senyawa- senyawa yang dapat melarutkan lemak, seperti beberapa pelarut
organik, dapat dengan mudah memasuki kulit, dan bila kulit sudah menyerap senyawa organik tersebut maka kulit tersebut
tidak dapat menyerap senyawa lain yang lebih dibutuhkan oleh tubuh.
Penggunaan sarung tangan dan Jas laboratorium dapat meminimalkan pemaparan zat kimia pada kulit. Gejala
pemaparan zat kimia pada kulit antara lain menyebabkan kulit menjadi kering, kulit mengalami perubahan warna menjadi pucat
atau kemerahan dan melepuh, bentol-bentol, dan gatal-gatal.
62 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
Jika zat kimia kontak dengan kulit, bilas daerah yang terkena kontak dengan air paling sedikit 15 menit, lepaskan Jas-Lab bila
perlu. Jika gejala masih ada, hubungi paramedis atau dokter. Hindari penggunaan pelarut organik dalam mencuci
tangan. Pelarut tersebut akan menghilangkan minyak pelindung alami kulit dan akan menyebabkan iritasi dan peradangan.
Dalam beberapa kasus, pencucian tangan dengan pelarut organik akan mempercepat absorbsi zat kimia beracun.
Zat kimia yang kontak dengan mata dapat membahayakan, menyebabkan terluka dan sakit atau sampai
kelhilangan penglihatan. Penggunaan sarung tangan atau pelindung muka dapat mengurangi resiko kontaknya zat kimia
dengan mata secara langsung. Mata yang terkena kontak dengan bahan-bahan kimia harus segera dicuci dengan air mengalir
minimal 15 menit. Jika menggunakan contact lensa maka benda tersebut harus segera dikeluarkan ketika proses pencucian,
jangan menunda proses pencucian mata yang terkena zat kimia. Sebaiknya hubungi dokter segera bila masih ada gejala yang
dirasakan.
2. InhalasiInhalation
Saluran pernafasan adalah rute yang umum masuknya gas, uap, partikel dan aerosol asap, kabut
tipis dan gas berbahaya. Material ini akan masuk menuju paru-paru dan menyebabkan efek lokal, atau
diabsobsi ke dalam pembuluh darah. Faktor-faktor yang menyebabkan zat-zat tersebut diabsorpsi adalah tekanan
gas atau material, kelarutan, ukuran partikel, konsentrasinya di uadara, dan sifat-sifat kimia zat tersebut. Tekanan uap adalah
indikator dari seberapa cepat zat-zat menguap ke udara dan seberapa tinggi konsentrasinya di udara. Bila konsentrasi zat
kimia tersebut tinggi maka dapat menyebabkan tingginya
63 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
terpaparnya paru-paru dan tingginya zat kimia yang diserap oleh pembuluh darah. Gejala yang ditimbulkan bila pemaparannya
tinggi adalah kepala pusing, produksi mucus meningkat, mata, hidung dan tenggorokan mengalami iritasi. Material kimia yang
mudah menguap, disarankan dibuka pada labotatorium yang memiliki ventilasi yang baik, dan menghindari zat berbaya
tersebut.
3. Tertelan
Ingestion
Saluran pencernaan adalah jalur kemungkinan lain untuk rute masuknya senyawa toksin. Meskipun
tertelannya senyawa kimia secara langsung di laboratorium tidaklah umum, tetapi masuknya
senyawa kimia dalam saluran pencernaan tersebut dapat terjadi karena terpaparnya makanan, atau
minuman akibat dari sentuhan tangan yang mengandung bahan kimia, atau karena terhirupnya partikel melalui sistem
pernafasan. Kemungkinan kontaminasi tersebut dapat dikurangi dengan tidak makan, minum, merokok, atau menyimpan
makanan dalam laboratorium, dan dengan cara mencuci tangan dengan bersih setelah bekerja dengan bahan kimia, walaupun
pada saat bekerja menggunakan sarung tangan sebagai pelindung.
4. Suntikan
Injection
Kemungkinan akhir terpaparnya bahan kimia dalam tubuh adalah melalui rute penyuntikan.
Masuknya zat kimia melalui penyuntikan sangat efektif karena dapat langsung dapat menembus kulit,
masuk dalam peredaran darah, dan masuk ke dalam sistem organ tertentu. Masuknya zat kimia melalui injeksi mungkin
64 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
dapat terjadi pada saat menangani penyuntikan hewan, atau karena kecelakaan pada saat bekerja menggunakan pipet,
peralatan kaca yang pecah, atau benda-benda tajam yang sudah terkontaminasi dengan senyawa racun.
Jika kecelakaan karena injeksi terjadi, cuci bagian yang terkena injeksi dengan sabun dan air, kemudian jika diperlukan
segera mencari pertolongan pada paramedis atau dokter. Perhatian dan konsentrasi penuh sangatlah penting dilakukan
pada saat menggunakan benda-benda tajam di Laboratorium. Setelah anda mempelajari cara masuknya zat-zat kimia
berbahaya di laboratorium, untuk menjaga diri dan lingkungan kita terhadap bahaya tersebut maka pada saat di laboratorium
harus juga diperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
1. Tingkah laku Conduct
a.
Jangan bercanda atau bermain-main di laboratorium.
b.
Jangan berkejar-kejaran di laboratorium.
c.
Melakukan eksperimen tanpa ijin adalah kegiatan yang sangat dilarang. Artinya lakukan suatu kegiatan praktikum
sesuai petunjuk yang diberikan. Jangan pernah mencoba-coba tanpa mengetahui reaksi yang akan terjadi. Hal ini memicu
terjadinya kecelakaan.
d.
Jangan duduk pada meja kerja untuk praktikum.
2. Prosedur umum di laboratorium General Work
Procedure a. Mengetahu prosedur gawat darurat.
b. Khusus untuk siswa, jangan melakukan pekerjaan praktikumeksperimen di laboratorium tanpa bimbingan
supervisorguru. c. Setiap siswa harus selalu melakukan eksperimen sesuai
petunjuuk guru.
65 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
d. Segera melaporkan semua kejadian diluar prosedur eksperimen, seperti menumpahkan zat, kecelakaan, atau
kejadian berbahaya lainnya pada gurusupervisor. e. Jangan pernah meninggalkan eksperimen yang sedang
berlangsung. f. Harus berhati-hati pada saat bekerja dengan perlatan kaca
dan peralatan laboratorium lainnya pada keadaan panas, walaupun alat tersebut terlihat tidak ada bedanya dengan
kondisi pada saat dingin. g. Jangan mengarahkan tabung reaksi terbuka kearah sendiri
maupun orang lain selama proses reaksi dalam tabung tersebut berlangsung.
h. Jangan mengisimengambil zat cair menggunakan pipet dengan bantuan mulut, tetapi selalu gunakan alat bantu
yang tepat seperti a pipetting device.
i. Pastikan tidak ada zat yang mudah terbakar di sekitar kita, ketika akan menyalakan korek apilampu spirtusbusen.
j. Jangan meninggalkan pembakar bunsen dalam keadaan menyala bila tidak dibawah pengawasan kita.
k. Matikan semua peralatan untuk pemanas, tabung gas, and keran air ketika tidak digunakan.
l. Jangan memindahkan perlatan atau bahan kimia apa-pun ke luar dari laboratorium tanpa seijin gurusupervisor.
m. Jas laboratoriumCoats, tas dan barang-barang milik pribadi harus disimpan pada diluar area praktikum, tidak pada
meja praktikum atau lorong jalan keluar. n. Untuk siswa, jika anda anda mengeahui berilah informasi
pada gurusupervisor bila memiliki kelainan atau alergi terhadap bahan kimia tertentu.
o. Jagalah agar lantai tetap kering dan bersih dari berbagai barang-barang seperti tumpahan air, tumpahan zat atau
barang lainnya.
66 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
3. Perlengakapan dalam laboratorium Apparel in the
Laboratory
a. Selalu gunakan pelindung mata sesuai prosedur pada saat anda bekerja di laboartorium.
b. Gunakan sarung tangan disposable, ketika bekerja dengan zat-zat berbahaya. Tanggalkan sarung tangan sebelum
meninggalkan laboratorium. c. Gunakan baju lab berlengan panjang, sepatu tertutup, tidak
berhak tinggi, tidak licin, dan tahan terhadap zat-zat kimia. d. Gunakan celana yang menutupi seluruh kaki pada saat
bekerja di laboratorium. e. Untuk yang memiliki rambut panjang, harus diikat secara
rapih dan jangan menggunakan perhiasan berlebihan, tidak dibolehkan menggunakan kuku palsu pada saat bekerja di
laboratorium, karena akan memicu kecelakaan seperti mudah terbakar. Karena umumnya kuku palsu tersebut terbuat dari
polimer yang tidak tahan terhadap api.
4. Menjaga kebersihan agar tetap sehat Hygiene
Practices
a. Jauhkan tangan pada wajah, mata atau mulut ketika
sedang memegang zat kimia pada saat praktikum atau di laboratorium.
b. Jangan pernah membawa, membuka atau menutup
makanan dan minuman, di dalam laboratorium atau area penyimpanan zat kimia.
c. Jangan pernah menggunakan peralatan gelas
dilaboratorium untuk makan dan minum. d.
Jangan menggunakan kosmetik sambil bekerja di laboratorium atau areapenyimpanan zat-zat kimia.
e. Cucuilah tangan setelah melepaskan sarung tangan,
dan sebelum meninggalkan laboratorium.
67 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
f. Tanggalkan semua alat pelindung laboratorium
seperti sarung tangan, Lab jas, kacamata pelindung sebelum meninggalkan laboratorium.
5. Prosedur Gawat daruratEmergency Procedure
a. Mengetahui semua jalan keluar dari lokasi laboratorium dan dari gedung secara keseluruhan.
b. Mengetahui lokasi telepon darurat ditempatkan. c. Mengetahui lokasi dan mengetahui bagaimana
mengoperasikan alat-alat darurat berikut ini: 1.
Alat pemadam kebakaranFire extinguishers 2.
System alarm pada keadaan emergency Alarm systems
with pull stations 3.
Bahan tahan api yang dapat menghambat penyebarannya
A Fire blankets 4.
Alat pencuci mata atau keran air mengalir yang dapat digunkan untuk melindungi mata dari zat
berbahaya Eye washes
5. Alat P3K
First-aid kits 6.
Shower dengan air yang mengalir Deluge safety
showers d. Pada kasus tertentu dalam keadaan darurat atau
kecelakaan, ikuti prosedur emergency sesuai petunjuk guru
atau petugas evakuasi untuk dapat keluar dari gedung menuju jalan keluar terdekat.
A. 2. Menggunakan peralatan kesehatan dan keselamatan kerja
Laboratorium
Sebelum kita membahas lebih detail tentang menggunakan peralatan kesehatan dan keselamatan kerja di
Laboratorium, mari kita lihat dulu tentang beberapa metode yang umum digunakan untuk mengontrolmengendalikan
68 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
pemaparan zat-zat kimia berbahaya. Ada 3 tiga metode umum yang digunakan untuk mengontrol pemaparan zat-zat kimia
berbahaya. Dalam laboratorium, metode-metode tersebut atau kombinasi ketiganya digunakan untuk melindungi orang yang
bekerja di laboratorium terhadap pemaparan zat kimia. Ketiga metode pengendalian tersebut adalah sebagai berikut :
1. Pengendalian secara teknis Engineering Controls
Engineering controls adalah pengendalian pemaparan zat kimia berbahaya pada orang-orang yang bekerja di
laboratorium melalui pengubahan teknik atau metode yang digunakan selama bertinteraksi dengan zat-zat kimia dalam
laboratorium. Beberapa contoh yang termasuk dalam Engineering controls adalah :
a. Penggantian bahan kimia dengan bahan kimia lain yang memiliki toksisitas lebih rendah
b. Merubah metode yang digunakan untuk meminimalisisr kontak dengan bahan kimia berbahaya
c. Melakukan isolasilokalisasi daerah tempat melakukan proses percobaan eksperimen.
d. Menggunakan metode yang dapat meminimalisir pembentukan pencemar udara seperti debu atau
partikulat. e. Mengendalikan udara dalam laboratorium dengan
mengoptimalkan fungsi Local exhaust, termasuk optimalisasi penggunaan lemari asam.
2. Pengendalian melaui pemahaman prosedur kerja dan tertib administratif
Work Practices and Administrative Controls
Work Practices Controls adalah pengendalian pemaparan zat kimia melalui penekanan terhadap pemahaman prosedur
kerja yang akan dilakukan dalam laboratorium, diharapkan bila laboranpraktikan memahami prosedur kerja yang akan
69 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
dilakukan maka dapat meminimalisir kontaknya dengan zat kimia berbahaya.
Administrative controls adalah pengendalian pemaparan zat kimia dengan cara mengendalikan jadualschedules dari
para petugas di laboratorium sehingga tidak mengalami overexposed terhadap zat-zat kimia berbahaya. Namun
pendekatan ini sering tidak dapat dilakukan bila laboratorium
memiliki keterbatasan petugas, sehingga jarang bisa dilakukan.
3. Pengendalian melalui penggunaan alat pelindungPersonal Protective Equipment
Personal Protective Equipment adalah pengendalian yang lebih menekankan pada penggunaan alat pelindung terhadap
pemaparan zat-zat kimia berbahaya ketika kita bekerja di Laboratorium. Alat-alat yang termasuk dalam personal
protective equipment, adalah sarung tangan glove,
kacamata eye protection, pelindung pernafasan
respirators, Jas laboratorium protective clothing dan peralatan lainnya.
Setelah anda memahami cara-cara pengendalian terhadap pemaparan zat kimia berbahaya terhadap orang yang bekerja di
laboratorium, sekarang mari kita membahas lebih detail tentang alat-alat yang digunakan untuk melindungi diri kita saat bekerja
di laboratorium atau Personal Protective Equipment.
Personal protective equipment PPE adalah alat-alat spesifik yang digunakan untuk melindungi diri dari pemaparan
zat-zat kimia tidak berbahaya dan zat kimia yang berbahaya. PPE merupakan pengendalian terakhir yang harus dilakukan bila
engineering controls maupun Work Practices and Administrative Controls tidak dapat digunakan. Sehingga pengendalian ini harus
benar-benar dipahami oleh orang-orang yang bekerja di
70 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
laboratorium karena PPE adalah untuk melindungi diri kita sendiri yang tidak dapat dilakukan oleh orang lain. Berdasarkan hal
tersebut maka kita harus mengetahui betul fungsi, cara penggunaan yang benar, dan kelemahan atau keterbatasan dari
alat pelindung yang kita gunakan. Pada gambar 4.1 disajikan alat-alat pelindung yang dapat digunakan untuk melindungi diri
di laboratorium.
Gambar 4.1. Personal protective equipment PPE dan
daerah yang dilindungi. Urutan dari atas ke bawah menunujukkan, 1 Alat pelindung muka dapat digunakan
kacamata dan Sheilding 2 alat pelindung telinga digunakan ear protection 3 alat pelindung pernafasan digunakan respirator 4
alat pelindung badan digunakan baju laboratorium apronLab Cloting 6 alat pelindung tangan digunakan sarung tangan dan
7 alat pelindung kaki adalah sepatu atau
footwear.
1. Eye ProtectionPelindung Mata
a. Kaca mata pelindungSafety Glasses
kacamata pelindung hampir mirip dengan kacamata normal namum
umumnya kacamata pelindung memiliki frame lebih kuat. Kacamata pelindung
71 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
standar biasanya diberi kode dengan Z87 pada bagian framenya. Kaca mata pelindung harus dapat melindungi
mata dari objek-objek yang merusak mata seperti partikel, serpihan kaca atau metal. Banyak kecelakan terjadi di
laboratorium karena tidak menggunakan kacamata pelindung pada saat bekerja di lab. Saat ini produk
kacamata pelindung sangat bervariasi, yang terpenting adalah kacamta tersebut harus pas atau
fit and comport pada saat digunakan. Kelemahan kacamata pelindung
adalah tidak dapat melindungi dari percikan bahan kimia yang mungkin masuk melalui bagian bawah, samping atau
bagian atas. Sehingga masih memungkinkan percikan zat kimia masuk pada mata. Kacamata pelindung juga tidak
dapat sepenuhnya melindungi dari debu dan bubuk bahan kimia, sehingga bahan-bahan tersebut juga dapat masuk
ke mata melalui bagian seperti diuraikan di atas. Kacamata pelindung khusus seperti safety goggles lebih disarankan
sebagai pelindung mata ketika kita bekerja di laboratorium.
b. Kacamata pelindung khusus
Chemical Splash Goggles
Chemical Splash Goggles atau kacamata pelindung khusus harus digunakan ketika kita bekerja dengan bahan-
bahan kimia berbahaya yang potensial menimbulkan percikan. Seperti kacamata
pelindung atau safety glasses, goggles dapat
melindungi mata. Percikan zat kimia tersebut tidak langsung mengenai area mata karena alat tersebut melekat langsung
dengan area mata dan tidak memungkinkan cairan dapat masuk. Umumnya juga kacamata khusus ini kacanya terbuat dari kaca
spesifik. Goggles memiliki banyak variasi dan model dan menawarkan agar dapat dipakai dengan nyaman dan
melindunngi dari percikan bahan kimia berbahaya. Visorgogs,
72 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
adalah salah satu contoh produk yang ditawarkan, adalah merupakan kombinasi atau hybrid dari goggle dan kacamata
pelindung.
c. Face Shieldspelindung muka
Pelindung muka digunakan ketika bekerja dengan zat-zat kimia dengan volume besar. Face shields
dapat juga melindungi muka dari percikan atau partikel-partikel berukuran kecil.
d. Contact Lenses
Contact lenses dapat juga digunakan di laboratorium, tetapi tidak dapat melindungi dari kontak dengan bahan-bahan kimia. Jika
contact lense terkontaminasi dengan zat-zat kimia berbahaya cuci mata dengan air mengalir dan keluarkan contact lense
segera. Contact lense yang telah terkontaminasi zat-zat kimia sebaiknya dibuang.
2.
Baju dan Sepatu Pelindung Protective Clothing
Footwear
a. Protective Clothing
Baju pelindung atau Labjas sangat besar peranannya ketika kita bekerja di laboorium. Labjas dapat melindungi
dari percikan zat-zat kimia dan zat kontaminan lainnya yang bersifat korosif maupun cairan yang
menyebabkan iritasi. Baju pelindung sebaiknya secara teratur dicuci dengan bersih agar bahan-
bahan kimia yang kemungkinan menempel dapat dibersihkan, dan sebaiknya proses pencuciannya dipisah dengan
73 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
baju-baju atau pakaian lainnya, agar tidak mengkontaminasi. Baju laboratorium sebaiknya dapat menutupi tubuh dengan baik,
seperti berlengan panjang, tidak terlalu sempit atau terlalu besar.
b. Footwear Pelindung kakisepatu tertutup harus selalu digunakan setiap
saat dalam gedung dimana bahan-bahan kimia disimpan atau digunakan. Pemakaian sepatu terbuka, atau sandal tidak boleh
digunakan di Laboratorium atau dimana pekerjaan yang berkaitan dengan mekanik dilakukan. Sepatu pelindung harus
dapat melindungi kemungkinan pemaparan olah zat-zat penyebab korosif, pelarut organik, atau air yang dapat meresap
ke bagian dalam sepatu. Sepatu kulit yang sudah terpapar zat- zat kimia berbahaya sebaiknya tidak digunakan lagi.
3.
Sarung tangan Gloves
Pemilihan sarung tanganpelindung tangan yang tepat merupakan hal yang tidak mudah dan menjadi tantangan dalam
penataan laboratorium. Berdasarkan fakta menunjukkan bahwa dermatitis atau inflammasi kulit pada orang-orang yang bekerja
di Laboratorium kira-kira 40-45 disebabkan karena peilihan sarung tanganglove yang kurang tepat. Sehingga pemilihan
sarung tangan yang tepat merupakan hal penting yang harus duperhatikan. Sarung tangan tidak hanya berfungsi sebagai
pelindung dari zat kimia yang menyebabkan iritasi atau terbakar, tetapi juga dapat melindungi terhadap penyerapan zat-zat kimia
yang masuk lewat kulit. Dimethyl sulfoxida DMSO, nitrobenzene, dan beberapa pelarut adalah beberapa contoh zat-
zat kimia yang mudah terabsorbsi melalui kulit dan masuk ke pembuluh darah, zat-zat tersebut dapat menyebabkan efek yang
merugikan.
74 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
Sarung tangan pelindung harus digunakan ketika menangani zat- zat kimia berbahaya, zat kimia yang yang dapat menimbulkan
toksisitas, bahan-bahan yang korosif, benda-benda yang bergerigi atau tajam, dan material yang sangat dingin atau
sangat panas. Ketika menangangi zat-zat kimia di laboratorium, disposable latex, vinyl atau nitrile adalah jenis sarung tangan
yang biasa digunakan. Sarung tangan jenis ini akan melindungi tangan dari percikan bahan kimia berbahaya atau kontak
langsung dengan bahan-bahan tersebut. Ketika kita bekerja dengan bahan kimia yang
toksikberacun, bahan kimia korosif dengan konsentrasi tinggi, menangani zat kimia dalam waktu tertentu dan memungkinkan
zat-zat tersebut kontak dengan tangan, maka harus digunakan sarung tangan pelindung yang seseuai dengan kondisi yang kita
hadapi.
4.
Pelindung Pernafasan Respiratory Protection
Respirator hanya digunakan ketika
engineering controls, seperti ventilasi umum atau
lemari asam tidak berfungsi dengan optimal.
Respirator juga harus digunakan ketika
kita menangani zat-zat dengan konsentrasi tinggi contoh asam klorida, asam sulfat
pekat ,
zat padat dalam bentuk partikulat, zat-zat yang mudah menguap, serta zat yang menimbulkan bau.
Respirator yang baik adalah terbuat dari silicon atau karet yang memiliki bagian pelindung dari debu dan penyaring
udara atau supplied air for breathing. Selain itu respirator
75 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
pelindung harus pas dengan bagian yang harus dilindungi atau
proper fitting dan nyaman digunakan.
A.3. Menangani bahan-bahan berbahaya dan beracun sesuai dengan
prosedur yang berlaku
Di Indonesia, limbah berbahaya dan beracun B3, yang lebih dikenal sebagai lirnbah B3, diatur dengan PP No. 19 tahun
1994 dan peraturan lain yang terkait. Dalam peraturan tersebut ada 4empat badan yang diatur, yaitu Penghasil Limbah B3.
Pengumpul Limbah B3 yang mengumpulkan limbah dari penghasil dan kemudian mengatur pengiriman ke penanganan
atau pembuangan akhir, Pengangkut Limbah B3, dan Pemroses Limbah B3 yang menangani dan atau membuang limbah B3.
Pada saat ini, hanya ada sedikit peraturan tentang limbah industri non-B3, disamping persyaratan umum untuk membuat
tempat sampah sendiri dan membuang secara langsung jika tidak diambil oleh petugas sarnpah. Peraturan yang terkait
dengan Limbah B3 adalah: 1. Keputusan No. O1BAPEDALO91995. Tentang Prosedur dan
Persyaratan Teknik dalam Penyimpanan dan Pengumpulan Limbah B3.
2. Keputusan Bapedal No. 03BAPEDAL091995. Tentang Ketentuan Teknik dalam Memproses Limbah B3.
3. Keputusan Bapedal No. 04BAPEDAL091995. Tentang Prosedur dan persyaratan untuk mengolah limbah B3,
Persyaratan untuk pengolahan awal limbah B3, dan lokasi penyimpanannya.
4. Keputusan Bapedal No.68BAPEDAL0595. Tentang cara mendapatkan ijin penyimpanan, pengumpulan, alat proses
operasi, dan pembuangan akhir limbah B3.
76 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
5. Peraturan Pemerintah No. 19 of 1994, Tentang manajemen limbah B3 mendefinisikan limbah B3 dan melarang
pembuangan limbah B3 ke udara, air, dan tanah. 6. Keputusan Menteri Perindustrian No. 148MSK41985.
Tentang Keselamatan penanganan bahan B3 di industri 7. Keputusan Menteri Tenaga Keija No. 03MEN1998 26-02-98.
Tentang berisi prosedur pelaporan dan kecelakaan yang tetjadi.
8. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Tentang keselamatan di tempat kerja, mengharapkan pencegahan
kecelakaan yang memadai dan pelaporan setiap insiden ke Menteri Tenaga Kerja.
Persyaratan umum dalam masalah limbah B3 menurut OSHA adalah:
1. Pembuatan program K3 oleh tiap perusahaan penghasil limbah B3 yang dirancang untuk melakukan identifikasi,
evaluasi, dan pengendalian bahaya keselamatan dan kesehatan, dan menyediakan tan-gap darurat.
2. Perusahaan melakukan evaluasi pendahuluan tentang karakteristik perusahaan sebelum dimulai oleh orang terlatih
untuk mengidentifikasikan potensi bahaya di tempat kerja dan untuk membantu memilih cara perlindungan karyawan yang
tepat. Termasuk di dalamnya adalah semua kondisi yang dicurigai kondisinya dapat dengan cepat membahayakan
kehidupan atau kesehatan, atau yang mungkin menyebabkan luka serius.
3. Pelaksanaan program pengendalian kontaminasi perusahaan pada karyawan. Program yang paling sederhana adalah
bahwa perusahaan harus memiliki denah perusahaan, zona kerja, cara komunikasi di perusahaan, praktek kerja aman,
dan identifkasi bantuan medis terdekat. Hal yang juga
77 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
diperlukan adalah penggunaan buddy system sebagai cara perlindungan pada situasi bahaya yang khusus sehingga
karyawan dapat saling mengawasi untuk memberikan pertolongan secara cepat bila diperlukan.
4. Memberikan pelatihan untuk karyawan sebelum diijinkan bekerja pada operasi limbah B3 atau tanggap darurat yang
dapat mendekatkan pada bahaya keselamatan dan kesehatan kerja. Tetapi, pekerja berpengalaman tetap diperbolehkan
untuk melanjutkan operasi dan kemudian diberikan pelatihan penyegaran bila diperlukan. Persyaratan pelatihan khusus
diberikan pada personil pembersih, operator peralatan, pekerja umum, dan supervisor pada berbagai jenjang personil
tanggap darurat. Mereka yang telah menyelesaikan pelatihan operasi limbah B3 harus mendapat sertifikat, sehingga
karyawan yang tidak memiliki sertifikat dan tidak memiliki pengalaman yang benar harus dilarang untuk bekerja pada
operasi yang berbahaya. 5. Pemeriksaan kesehatan setidaknya dilakukan setahun sekali
dan pada saat berhenti dari perusahaan pada semua karyawan yang terpapar oleh bahan berbahaya yang tingkat
keterpaparannya pada batas yang diijinkan atau melebihi batas tersebut, dan atau pada karyawan yang memakai
respirator resmi selama 30 hari atau lebih di perusahan. Beberapa pemeriksaan harus dilakukan bila seorang pekerja
terpapar oleh kebocoran bahan kimia yang tidak terduga atau darurat.
6. Pengendalian secara engineering, praktek kerja, dan APD, atau kombinasi ketiga cara tersebut, harus dilaksanakan
untuk menurunkan pemaparan sampai di bawah nilai ambang batas untuk bahan berbahaya terkait.
7. Pemantauan udara dilakukan untuk mengidentifikasi dan menghitung tingkat bahan berbahaya dengan pemantauan
78 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
berkala untuk menjamin bahwa APD yang tepat telah digunakan.
8. Pemberitahuan program dengan nama personil kunci dan penggantinya yang bertanggung jawab atas masalah
keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan, dan daftar persyaratan standarnya.
9. Pelaksanaan prosedur dekontaminasi sebelum karyawan atau peralatan keluar dari area yang berpotensi terpapar bahan B3;
prosedur operasi untuk meminimalkan pemaparan yang dapat terjadi akibat kontak dengan peralatan yang terpapar,
karyawan lain, dan pakaian yang digunakan; dan shower dan ruang ganti di tempat yang memerlukan.
10. Rencana tanggap darurat untuk menangani keadaan
darurat di perusahaan sebelum memulai operasi limbah B3. Rencana harus rnengarah pada: peran personil, jalur
kewenangan, pelatihan dan komunikasi; pengenalan dan pencegahan keadaan darurat; satpam; jalur dan prosedur
evakuasi; penanganan medis darurat; dan pemberitahuan keadaan darurat.
11. Rencana tanggap darurat di luar perusahaan untuk
koordinasi yang lebih baik pada keadaan darurat dengan lembaga yang terkait dan untuk melaksanakan kegiatan
pengendalian yang tepat.
Penanganan bahan kimia yang banyak dipergunakan merupakan persyaratan penting demi keselamatan dan
berhasilnya praktikum serta pekerjaan penelitian kimia. Oleh sebab itu hal-hal berikut ini perlu diperhatikan.
1. Perhatikan label yang tertera pada wadah asli bahan kimi 2. Tutup wadah harus dihindarkan dari segala kemungkinan
kontaminasi dehidrasi, dan penyerapan uap air dari udara.
79 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
3. Kembalikan semua zat atau larutan yang sudah digunakan ke tempat semula, yaitu tempat penyimpanan yang aman sesuai
dengan standar. 4. Setiap akan menggunakan reagensia atau larutan kimia encer
kocoklah dulu. 5. Kelebihan reagensia atau larutan yang digunakan jangan
dituang ke wadah aslinya, maka pakai seperlunya. 6. Pipet tak boleh langsung digunakan menyedot dalam wadah
asli, tetapi tuanglah seperlunya ke wadah lain yang bersih. Untuk zat-zat kimia yang sangat pekat pakailah pipet dengan
bantuan filler untuk mengambil bahan tersebut. 7. Gunakan semua alat pelindung keselamatan selama bekerja
dan mempersiapkan zat. Banyak bahan kimia yang harus ditangani dengan hati-hati
sekali karena sifatnya yang berbahaya atau racun. Beberapa bahan kimia yang umum digunakan perlu mendapat perhatian
khusus karena dapat mengganggu kesehatan. Bahan-bahan itu di antaranya:
1. ZATPADAT
a. KALIUM HIDROKSIDA potasiumhidroxide, kalium-hidroksida KOH BM = 56.00.
b. NATRIUM HIDROKSIDA sodiumhidroxide, natriumhid- rokskla, kostik soda, soda api NaOH. BM = 40,01,
Kedua basa di atas bersifat higroskopis, korosif dan mudah menyerap gas karbondioksida dari udara, merusak jaringan
tubuh, terkena kulit terasa gatal. c. PERAKNITRAT
silvernitrat, perak nitrat, nitrito deargento AgNO
3
BM =. 169, senyawa ini beracun dan korosif. Mengganggu kulit
80 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
dan mukosa. Simpanlah dalam bo-tol berwarna gelap dan jauhkan dari bahan yang mudah ter-bakar.
d. RAKSAII KLORIDA
mercurybicloride sublimat HgCl
2
BM = 27l,52. RAKSA OKSIDA
Mercuryoksida, raksa II oksidaHgO BM = 216,61. RAKSA
quick-silver, raksa Hg BM = 200,59. Senyawa raksa di atas sangat beracun. Cucilah tangan
setelah bekerja dengan bahan ini. Jangan sampai menghirup debu bahan ini yang akan merusak mukosa
membran. Bernafas terlalu lama dengan udara yang bercampur uap air raksa berakibat sakit kepala, badan
kurus, tangan gemetar, dan gigi sakit. Jika raksa tertumpah, lantai harus disapu dengan suatu campuran
tepung belerang dan soda kering. Gejala keracunannya ada dua macam, yaitu:
1. Akut: Pusing, muntah, sakit perut, diare, dan kerusakan
ginjal. 2.
Kronis: Bengkak pada mulut dan gusi, air liur keluar berlimpah, gigi menjadi goyah,
kerusakan ginjal, gemetar, gangguan syaraf.
2. ZATCAIR
a. AMONIAK amoniak NH
3
BM = 17,03. Menghirup uap NH
3
, konsentrasi tinggi dapat menyebabkan pembengkakan
saluran pernafasan dan sesak nafas asfixia. Terkena amoniak konsentrasi 0,5 vv selama setengah jam
dapat menyebabkan kebutaan, kalau sebentar me- nyebabkan pingsan.
81 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
b. ASAM FLORIDA Hidrogenflorida, hidrofluoric acid, asamflorida HF, BM =
20,008. Asam ini maupun uapnya sangat beraeun, menyebabkan iritasi kulit, mata dari saluran pernafasan.
Kontak dengan amonia dan kebanyakan logam menghasilkan gas yang beraeun. Ingat HF dapat
memakan kaca, sangat korosif dapat menembus kulit, papan, dan bahan lain.
c. ASAM KLORIDA hidrochloric acid, asamklorida HCl, BM = 36,45. Menyebabkan luka bakar dan dermatitis kulit
melepun, demikian juga uapnya. d.
ASAM NITRAT nitric acid, salpetersaure, asam-nitrat HNO
3
BM - 63,016 bersifat korosif, menyebabkan luka bakar bila kontak
dengan kulit. Uapnya bila tersedot ke dalam pernafasan dapat mematikan.
e. ASAM SIANIDA hidrocianic acid, prussic acid, samsianida
HCN, BM = 27,06. Asam sianida dan garam-garamnya adalah zat-zat yang sangat beraeun, baik masuk melalui
mulut, paru-paru, atau melalui luka-luka. Larutannya tidak boleh dipipet dengan mulut, Menghirup sedikit gas HCN
dapat menyebabkan pingsan dan kematian, hindarkan kontak dengan kulit. Untunglah baugasini jelas.
f. ASAM SULFAT sulfuric acid, asam sulfat H
2
SO
4,
BM = 98,08. Merusak jaringan tubuh, sangat korosif,
higroskopis, dan bersifat membakar bahan organife. Untuk pengencerannya tuangkanlah perlahan ke dalam pengecer.
Dapat larut dalam air dan alkohol dengan menimbulkan panas dan penyusutan volume. Menghirup uap asamsulfat
pekat dapat merusak paru-paru. Kontak dengan kulit
82 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
menyebabkan kulit melepuh dan dengan rfiata dapat menyebabkan kebutaan.
g. Bahan lain yang merusak kulit antara lain: H
2
O
2
pekat, Bromin pekat, persenyawaan Krom, kapur klor, persulfat,
NH
4 2
S dan zat lain. h.
Pelarut-pelarut yang menghasilkan uap beracun: Cs
2
karbondisulfida, C
6
H
6
benzen, CHC1
3
kloroform, CC1
4
tetraklor.
3. GAS
a. ASAMSULFIDA hidrogensulfide, hydrosulfuric acid, asam hidrdsulfur H
2
S, BM = 34,08: Mudah, terbakar dan beracun, tnenghirup gas ini dapat menyebabkan pingsan,
gangguan pernafasan bahkan kematian. Pancaindra terganggu yang menyebabkan tak dapat lagi merasakan
gas yang busuk berbau kentut ini. Pada perbandingan 1 : 10 di udara baunya telah nyata sekali, maka bahayanya
tidak besar. Jika ruangan berbau gasini, jendela harus dibuka lebar-lebar.
b. ARSEN HIDRIDA arsen hidrida AsH
3
. Keracunan gas ini bejakibat: sakit kepala, muka pucat, muntah, dan mencret.
Obatnya makan norit dan bernafas panjang di udara terbuka yang segar.
c. KARBON MONOKSIDA karbon monoksida, CO di laboratorium gas ini terbentuk dari asamformiat atau asam
oksalat yang dipanaskan dengan asam sulfat pekat, keracunan gas CO menyebabkan sakit kepala, pusing, dan
lelah. d. KLORIN DAN BROMIN
klor brom C1
2
Br
2
. Seperti NO
2
kedua gas ini juga merusak alat pernafasan. Akan tetapi berkat sifatnya yang
83 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
berbau menyengat orang mulai membatuk sebelum tercapai kepekatan yang berbahaya.
e. NITROGEN DIOKSIDA nitrogendioksida NO
2
. Gas ini racun dan berbahaya, terja-di bila menggunakan HNO
3
pekat dan logam atau zat organik. Mempengaruhi paru-paru dan
menyebabkan batuk. Keracunan dan kebakaran, luka serta Icecelakaan lain
dapat dihindkrkan apabila dipatuhi aturan.
1. Sebelum Mulai Praktikum:
a. Pakailahalatpelindungjas-lab, masker, kacamata, sarung tangan melindungi pakaian dan tubuh Anda.
b. Kesadaran bahaya setiap saat jika bekerja kurang berhati- hati.
c. Kesadaran bahaya akan setiap bahan kimia sebelum praktikum dimulai.
d. Jika akan mencium gas yang berbau, janganlah secara langsung, tetapi kibaslah dengan tangan ke arah kita.
e. Sebelum mengambil zat dari botol, bacalah dengan benar nama dan rumus zat. Kekeliruan dalam mengambil zat
akan berbahaya dan menimbulkan reaksi lain. f. Patuhilah disiplin, peraturan labor, karena pelanggarannya
akan Anda rasakan dampak ,dan sangsinya pada diri sendiri dan orang lain.
g. Bila akan mengambil zat dengan volume tepat, hendaklah diambil dari buret atau dengan pipet dengan bola hisap.
h. Jika bekerja teratur, kemungkinan terjadinya kecelakaan lebih kecil daripada dalam keadaan meja kotor, alat-alat
dan botol berantakan.
84 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
i. Tahu dan siap apa yang harus dilakukan jika terjadi keadaan darurat, kebakaran, peledakan, dan sebagainya.
2. Sedang dan Selesai Praktikum
a. Bila memanaskan atau mereaksikan zat dalam tabung reaksi, jangan diarahkan ke muka teman atau ke wajah
sendiri. b. Jangan mencicipi suatu zat . kimia, kecuali bila ada
perintah dari ahli kimia, analis atau guru. c. Jangan menengok ke dalam cawan, pinggan, beker yang
sedang digunakan untuk pemijaran. d. Jangan memanaskan bahan kimia terlalu cepat dengan api
yang besar. e. Simpanlah semua bahan kimia di tempatnya di wadah
tertutup dengan label yang sesuai serta peringatan ba- hayanya.
f. Jangan menyimpan bahan kimia berbahaya dalam wadah bekas makanan atau minurnan dalam alat laboratorium.
g. Jangan makan, minum, merokok di laboratorium. h. Untuk pengerjaan bahan yang mudah menguap
pergunakanlah almari asam atau ruangan asam dengan fentilasi yang cukup atau pompa pengisap.
A.4. Mengurangi limbah laboratorium sesuai dengan prosedur yang berlaku
Pencegahan polusilimbah berarti tidak menghasilkan buangan pada tempat berlangsungnya eksperimen dengan cara
mengurangi dari sumbernya. Pengurangan limbah tersebut termasuk pada aktivitas recycling, mengurangi jumlah bahan
85 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
yang digunakan, atau mengganti bahan berbahaya dengan bahan lainnya yang tidak berbahaya.
A. 4. 1. Menagapa Meminimalisir dan mencegah limbahpolusi sangat
penting?
a. Minimalisasi polosilimbah adalah tanggung jawab semua karena sangat berkaitan dengan menjaga lingkungan.
Dengan mnegurangi limbah berarti juga akan membantu melindungi lingkungan kita. Sekolah adalah tempat yang
sangat baik dalam melakukan sosialisasi pengurangan limbah, karena di sekolah tempat dilaksanankannya
pendidikan untuk generasi saat ini maupun generasi penerus.
b. Meminimalisasi dan mencegah terjadinya polusilimbah dapat meningkatkan keamanan di laboratorium. Jadi jika
kita menggunakan bahan kimia dalam jumlah kecil secara tidak langsung kita nakan melindungi diri kita, siswa dan
lingkungan. c. Meminimalisasi dan mencegah terjadinya polusilimbah
juga dapat dapat menghemat biaya. Beberapa langkah yang disarankan dan harus diperhatikan untuk
meminimalkan limbah di laboratorium
1. Pembelian bahan kimia Purchasing Chemicals
Efektivitas pengurangan limbah dapat diawali dari kebijakan pembelian bahan-bahan kimia yang diperlukan di
laboratorium. Disarankan bahwa pembelian bahan kimia sebaiknya hanya yang dibutuhkan saja. Sehingga buatlah
perencanaan yang matang dan hitunglah kebutuhan yang diperlukan secermat mungkin.
86 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
2. Pelaksanaan praktikumeksperimen
Pengurangan jumlah limbah tidak akan secara drastis mengubah secara umum praktikum yang telah dirancang.
Pelaksanaan praktikum yang terencana dengan baik meruapakan langkah awal untuk hal tersebut. Sehingga tidak
terjadi kesalahan yang memerlukan pengulangan yang berkali-kali. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk
mengurangi limbah pada saat praktikum adalah :
a. Mengajari-Melatih-dan MengefektifkanSumber dan Prosedur
Berilah contoh bagaimana menggunakan sumber-sumber bahan, air atau aliran listrik dengan effisien dan efektif.
Beberapa contohnya adalah sebagai berikut :
Pelajari prosedur praktikum dengan teliti dan pahami langkah-langkahnya dengan benar.
Matikan lampu atau air pada saat tidak digunakan. Dan jangan biarkan alat elektrik berfungsi jika tidak
digunakan.
Buatlah kelompok pada saat melakukan praktikum
Amatilah semua aktivitas siswa dan bimbinglah bagaimana cara menghemat zat yang digunakan.
b. Merancang eksperimen dengan meminimalkan limbah
Set up experiments with waste minimization in mind
Lakukan penimbnagan bahan-bahan berbahaya oleh guru, tidak dibiarkan siswa menimbang sendiri.
Walaupun akan merepotkan guru namun, hal ini akan membuat siswa lebih produktif dalam melaksnakan
eksperimen.
Buat kelompok untuk pelaksanaan praktikum, sehingga akan mengurangi jumlah bahan kimia berbahaya
Gunakan demonstrasi kalau memungkinkan dilakukan.
Sediakan tempat pelarut khusus, jangan biarkan siswa mengambil langsung dari stok. Simpan larutan stok
pada tempat penyimpanan standar.
87 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
c. Mengurangi skala bahan kimiaReduced scale chemistry
Jika anda tidak dapat mengganti prosedur eksperimen dalam skla kecil secara utuh, maka kurangilah jumlah zat
yang digunakan sepertiga atau setengahnya secara keseluruhan. Sehingga dengan mengurangi sebanyak 50
anda masih dapat menbggunakan alat-alat kimia seperti biasanya. Sebaiknya pelaksanaan prosedur tersebut diuji
coba dulu sebelum diaplikasikan pada siswa.
d. Merancang praktikum dengan skala kecilMicroscale chemistry
Saat ini sudah banyak dirancang eksperimen dengan skala kecil. Beberapa literatur yang dapat digunakan untuk
merancang percobaan dalam skala kecil adalah :
Ehrenkranz Mauch , 1993, and
Waterman Thompson ,
1993.
B. 5. Memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan
Jenis kecelakaan pada laboratorium dapat bermacam- macam, diantaranya adalah kebakaran, terciprat bahan kimia
dengan konsentrasi pekat, luka terkena benda tajam seperti syringe, atau pecahan kaca, ledakan bahan kimia tertentu, atau
karena sakit. Pada saat terjadi kecelakaan pastikan bahwa ada orang yang dapat dimintai pertolongan dan menghubungi pihak-
pihak yang berwenang seperti pemadam kebakaran, polisi, rumah sakit, dokter atau ketua laboratorium. Namun dapat juga
dilakukan pertolongan pertama pada kecelakaan sebelum ditangani oleh orang yang profesional.
Pertolongan pertama pada kecelakaan bahan kimia sebelum pertolongan dokter dapat dilakukan, pada saat menolong
usahakan pencegahan kontak antaran bahan kimia dengan tubuh korban secepat mungkin.
88 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
1. Cucilah bahan kimia yang masih kontak dengan tubuh kulit, mata, dan anggota lain.
2. Usahakan korban tidak kedinginan. Jangan berikan minuman beralkohol karena mempercepat penyerapan racun.
3. Kalau sukar bernafas, bantu dengan cara pernafasan dari mulut ke mulut.
4. Mintalah bantuan dokter terdekat.
Apabila Keracunan Melalui Mulut
1. Berilah minum air susu 2 sampai 4 gelas kecuali keracunan fosfor. Bila korban pingsan, jangan memberikan sesuatu
melalui mulut.
2. Usahakan supaya muntah dengan segera dengan memasukkan jari telunjuk ke pangkal lidah yang digerak-
gerakkan atau dengan memberi air garam hangat. Ulangi
permuntahan sampai cairan jernih. Janganlah diusahakan muntah bila korban tidak sadar.
3. Berilah antidote yang cocok dengan bahan racun yang tertelan, kalau tidak diketahui berilah satu sendok antidote
umum dalam segelas air hangat.
Bubuk antidote umum: 2 bagian arang aktif roti yang kosong atau norit 1 bagian Magnesiumoksida milk of magnesia 1
bagian asam tannat. Jangan memberikan bahan tersebut tanpa petunjuk dokter atau tenaga medis lainnya.
Bila Keracunan Melalui Kulit
1. Cuci bagian tubuh yang terkena dengan air bersih minimal 15 menit.
2. Tanggalkan pakaian yang terkena bahan. 3. Jangan mengoleskan minyak, mentega atau natrium carbonat
kecuali untuk keracunan tertentu.
89 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
4. Apabila terkena mata cucilah dengan air bersih yang hangat dengan pelupuk mata terbuka.
Keracunan melalui Mata Chemicals in Eyes
1. Segera cuci mata dengan air mengalir paling sedikit 15 menit. Bagian mata diusahakan terbuka pada saat
pencucian. Usahakan aliran air tidak masuk ke hidung agar kontaminan tidak terhirup kembali ke dalam tubuh.
2. Keluarkan kontak lense ketika proses pencucian berlangsung. Jangan memasukkan kembali kontak lense
yang sudah terkontaminasi. 3. Hubungi dokter segera jika masih dirasakan sakit atau
tidak nyaman. Jelaskan pada dokter zat apa yang digunakan dan bagaimana kecelakaan tersebut terjadi.
Keracunan melalui saluran pernafasan Chemical
Inhalation
1. Tutup tabung yang berisi zat beracun tersebut, kemudian buka jendela atau
bagian lainnya yang memingkinkan sirkulasi udara bertambah dan udara segar
masuk ke laboratorium. 2. Jika timbul gejala, seperti pusing, hidung terasa panas dan
iritasi, atau gejala lainnya segera hubumgi dokter, dan ceritakan denga jelas bahan kimia apa yang menyebabkan
gejala tersebut. 3. Cek MSDS untuk menentukan apakah pengaruh bahan
kimia tersebut pada kesehatan termasuk efek yang dapat muncul belakangan.
90 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
Penentuan tingkat bahaya bahan kimia
Sebagai informasi berikut disajikan klasifikasi dan jenis bahan berbahaya yang harus diperhatikan jika berada dan
bekerja di laboratorium.
Class 1 - Explosives – semua ukuran
Class 2 - Compressed Gas flammable, non-flammable,
poison – semua
Class 3 - Flammable or Combustible Liquids - 10 gallon
Class 4 - Flammable Solids, Spontaneously Combustible,
Dangerous When Wet Materials - 2 pon
Class 5.1 - Oxidizers - 40 pon atau 5 gallon
Class 5.2 - Organic Peroxide - 2 pon
Class 6 - Poisonous or Infectious Materials – semua ukuran
Class 7 - Radioactive – semua ukuran
Class 8 - Corrosive - 40 pon or 5 gallon
Class 9 - Miscellaneous Hazardous Materials - User’s
judgment.
A. 5. 1. Pertolongan Pertama Keracunan Dalam Keadaan Darurat