Jika zat kimia kontak dengan kulit, bilas daerah yang terkena kontak dengan air paling sedikit 15 menit, lepaskan Jas-Lab bila
perlu. Jika gejala masih ada, hubungi paramedis atau dokter. Hindari penggunaan pelarut organik dalam mencuci
tangan. Pelarut tersebut akan menghilangkan minyak pelindung alami kulit dan akan menyebabkan iritasi dan peradangan.
Dalam beberapa kasus, pencucian tangan dengan pelarut organik akan mempercepat absorbsi zat kimia beracun.
Zat kimia yang kontak dengan mata dapat membahayakan, menyebabkan terluka dan sakit atau sampai
kelhilangan penglihatan. Penggunaan sarung tangan atau pelindung muka dapat mengurangi resiko kontaknya zat kimia
dengan mata secara langsung. Mata yang terkena kontak dengan bahan-bahan kimia harus segera dicuci dengan air mengalir
minimal 15 menit. Jika menggunakan contact lensa maka benda tersebut harus segera dikeluarkan ketika proses pencucian,
jangan menunda proses pencucian mata yang terkena zat kimia. Sebaiknya hubungi dokter segera bila masih ada gejala yang
dirasakan.
2. InhalasiInhalation
Saluran pernafasan adalah rute yang umum masuknya gas, uap, partikel dan aerosol asap, kabut
tipis dan gas berbahaya. Material ini akan masuk menuju paru-paru dan menyebabkan efek lokal, atau
diabsobsi ke dalam pembuluh darah. Faktor-faktor yang menyebabkan zat-zat tersebut diabsorpsi adalah tekanan
gas atau material, kelarutan, ukuran partikel, konsentrasinya di uadara, dan sifat-sifat kimia zat tersebut. Tekanan uap adalah
indikator dari seberapa cepat zat-zat menguap ke udara dan seberapa tinggi konsentrasinya di udara. Bila konsentrasi zat
kimia tersebut tinggi maka dapat menyebabkan tingginya
63 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
terpaparnya paru-paru dan tingginya zat kimia yang diserap oleh pembuluh darah. Gejala yang ditimbulkan bila pemaparannya
tinggi adalah kepala pusing, produksi mucus meningkat, mata, hidung dan tenggorokan mengalami iritasi. Material kimia yang
mudah menguap, disarankan dibuka pada labotatorium yang memiliki ventilasi yang baik, dan menghindari zat berbaya
tersebut.
3. Tertelan
Ingestion
Saluran pencernaan adalah jalur kemungkinan lain untuk rute masuknya senyawa toksin. Meskipun
tertelannya senyawa kimia secara langsung di laboratorium tidaklah umum, tetapi masuknya
senyawa kimia dalam saluran pencernaan tersebut dapat terjadi karena terpaparnya makanan, atau
minuman akibat dari sentuhan tangan yang mengandung bahan kimia, atau karena terhirupnya partikel melalui sistem
pernafasan. Kemungkinan kontaminasi tersebut dapat dikurangi dengan tidak makan, minum, merokok, atau menyimpan
makanan dalam laboratorium, dan dengan cara mencuci tangan dengan bersih setelah bekerja dengan bahan kimia, walaupun
pada saat bekerja menggunakan sarung tangan sebagai pelindung.
4. Suntikan
Injection
Kemungkinan akhir terpaparnya bahan kimia dalam tubuh adalah melalui rute penyuntikan.
Masuknya zat kimia melalui penyuntikan sangat efektif karena dapat langsung dapat menembus kulit,
masuk dalam peredaran darah, dan masuk ke dalam sistem organ tertentu. Masuknya zat kimia melalui injeksi mungkin
64 | K E M E N D I K N A S - D I T J E N P M P T K - 2 0 1 0
dapat terjadi pada saat menangani penyuntikan hewan, atau karena kecelakaan pada saat bekerja menggunakan pipet,
peralatan kaca yang pecah, atau benda-benda tajam yang sudah terkontaminasi dengan senyawa racun.
Jika kecelakaan karena injeksi terjadi, cuci bagian yang terkena injeksi dengan sabun dan air, kemudian jika diperlukan
segera mencari pertolongan pada paramedis atau dokter. Perhatian dan konsentrasi penuh sangatlah penting dilakukan
pada saat menggunakan benda-benda tajam di Laboratorium. Setelah anda mempelajari cara masuknya zat-zat kimia
berbahaya di laboratorium, untuk menjaga diri dan lingkungan kita terhadap bahaya tersebut maka pada saat di laboratorium
harus juga diperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
1. Tingkah laku Conduct