Pengertian Tindak Pidana TINDAK PIDANA DAN PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA

BAB II TINDAK PIDANA DAN PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA

A. Pengertian Tindak Pidana

Istilah tindak pidana adalah istilah yang secara resmi digunakan dalam peraturan peerundang-undangan. Dalam tulisan para pakar hukum, adakalanya digunakan istilah delik untuk pengertian tindak pidana. Istilah delik berasal dari kata delict dalam bahasa Belanda. Sementara itu ada pula yang menggunakan istilah perbuatan pidana untuk tindak pidana. Istilah perbuatan pidana diambil dari frasa Criminal Act dalam bahasa Inggris, dalam bahasa Belanda selain digunakan istilah delict juga straafbaar feit. Sementara itu, istilah yang digunakan dalam bahasa Inggris adalah Criminal Act. 1 Straafbaar feit, terdiri dari 3 kata, yakni straaf, baar dan feit. Secara literlijk kata ”straaf artinya pidana, ”baar” artinya dapat atau boleh dan ”feit” adalah perbuatan. Dalam kaitannya dengan istilah straafbaar feit secara utuh, ternyata straaf diterjemahkan juga dengan kata hukum, padahal sudah lazim hukum itu adalah berupa terjemahan dari kata recht, seolah-olah arti straaf sama dengan recht, yang sebenarnya tidak demikian halnya. 2 1 Sutan Remi Sjahdeni, Pertanggungjawaban Pidana Koorporasi, Jakarta: PT.Raja Grafindo Pers, 2006, h.25 2 Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana Bagian I, Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2002, h.69. 13 Untuk kata ”baar” ada dua istilah yang digunakan yakni boleh dan dapat. Sedangkan kata ”feit” digunakan empat istilah yakni tindak, peristiwa, pelanggaran dan perbuatan. Adapun mengenai istilah straafbaar feit ini, para sarjana hukum telah merumuskan suatu teori yang berbeda, antara lain : 1. Menurut Simons, seorang ahli hukum pidana Belanda, tindak pidana delict adalah kelakuan, perbuatan handeling yang diancam dengan pidana, bersifat melawan hukum yang berhubungan dengan kesalahan, dilakukan oleh orang yang bertanggungjawab. 2. Menurut Profesor Pompe, staraafbaar feit secara teoritis dapat dirumuskan sebagai suatu pelanggaran norma gangguan terhadap tertib hukum yang sengaja ataupun tidak dengan sengaja telah dilakukan oleh seorang pelaku, dimana penjatuhan hukuman terhadap pelaku tersebut adalah perlu demi terpelihara tertib umum dan kepentingan hukum. 3 3. Menurut R. Soesilo mendefinisikan bahwa tindak pidana sebagai suatu perbuatan yang dilarang atau diwajibkan Undang-Undang yang apabila dilakukan atau diabaikan, maka orang yang melakukan atau yang mengabaikan itu diancam dengan pidana 4. Menurut Bambang Poernomo, bahwa istilah straafbaar feit dibedakan pengertiannya menjadi dua, yaitu : 3 P.A.F. Lamintang, Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia, Jakarta: PT.Citra Aditya Bakti, 1997, h. 182. a. Pengertian menurut teori, bahwa yang dimaksud dengan straafbaar feit yaitu suatu pelanggaran terhadap norma atau aturan yang dilakukan karena kesalahan si pelanggar, diancam dengan pidana untuk mempertahankan tata hukum dan menyelamatkan kesejahteraan umum. b. Pengertian menurut hukum positif, bahwa yang dimaksud dengan straafbaar feit yaitu suatu kejadian feit yang oleh peraturan perundang- undangan dirumuskan sebagai perbuatan yang dapat dihukum. Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa suatu perbuatan merupakan tindak pidana yang merupakan perilaku melanggar ketentuan pidana, yang berlaku ketika perilaku itu dilakukan, baik perilaku tersebut berupa melakukan perbuatan tertentu yang dilarang oleh ketentuan pidana maupun tidak melakukan perbuatan tertentu yang diwajibkan oleh ketentuan pidana.

B. Unsur-Unsur Tindak Pidana

Dokumen yang terkait

Hukum Tidak Tertulis Sebagai Sumber Hukum untuk Putusan Pengadilan Perkara Pidana

7 92 392

Dasar Pertimbangan Hakim dalam Menjatuhkan Putusan Bebas (vrijspraak) terhadap Terdakwa dalam Tindak Pidana Korupsi (Studi Putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Medan No.51/Pid.Sus.K/2013/PN.Mdn)

2 101 101

Peranan Dokter Dalam Pembuktian Perkara Pidana (Studi Putusan Pengadilan Negeri Medan)

1 57 110

Analisis Terhadap Putusan Hakim Dalam Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkoba (Studi Terhadap Putusan Pengadilan Negeri Medan)

3 130 140

Analisis Yuridis Normatif Terhadap Putusan Hakim Nomor: 582/Pid.B/2013/PN.Mlg Dalam Perkara Tindak Pidana Perjudian (Studi Putusan Pengadilan Negeri Malang Nomor: 582/Pid.B/2013/PN.Mlg)

1 8 31

Disparitas pemidanaan kasus korupsi dalam pandangan hukum islam dan hukum positif Indonesia : studi pemidanaan terhadap kasus korupsi di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan

1 9 91

Perjudian dalam pendangan hukum pidana Islam dan KUHP (kajian dalam Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan)

2 20 102

Tinjauan Hukum Pidana Islam terhadap Putusan Mahkamah Agung Tentang Illegal Logging : Perkara No.761 K/Pid.Sus/2007

1 19 77

Analisis hukum islam terhadap Putusan Majelis Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Tentang Perkara Pidana Penghinaan oleh Pers : Putusan No.1426/PID.B/2003/PN.Jkt.Pst

0 7 86

Tinjauan Viktimologis terhadap Korban Pemerkosaan dihubungkan dengan Putusan Pengadilan Negeri Bandung pada Perkara Nomor 624/PID.B/2006/PN.BDG

4 39 98