pemberitaan tersebut terdapat unsur kesengajaan opzet dan unsur kesalahan schuld yang memenuhi unsur tindak pidana.
6
Peradilan terhadap pers selalu diartikan sebagai ancaman terhadap kebebasan pers freedom of the press . Mereka menghendaki kebebasan yang
sebesar-besarnya dalam melakukan tugas jurnalistik dengan tameng kebebasan pers amat penting dalam kehidupan demokrasi. Mereka menilai jika wartawan
atau pers salah dalam membuat berita itu adalah sesuatu yang wajar, sehingga tidak layak wartawan atau pers yang menulisnya diseret ke Pengadilan.
Atas dasar pemikiran yang diuraikan di atas maka penulis tertarik untuk mengkaji, meneliti dan menganalisa masalah ini dalam skripsi yag berjudul :
“ Analisis Hukum Islam terhadap Putusan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Tentang Perkara Pidana Penghinaan oleh Pers ”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Agar pembahasan lebih fokus dan tidak terlalu meluas, serta analisa masalahnya dapat dilakukan secara lebih mendalam, maka dalam penulisan
skripsi ini penulis mencoba membatasi masalah hanya pada tindak pidana penghinaan yang dilakukan oleh pers khususnya media cetak yang terjadi di
wilayah yuridiksi Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Penulis memfokuskan pada perkara No.1426Pid.B2OO3PN.Jkt.Pst.
6
Winata,” Kebebasan Pers Dalam RUU KUHP.” h.2
Adapun pembatasan masalahnya adalah sebagai berikut : 1.
Apakah yang dimaksud tindak pidana penghinaan ? 2.
Bagaimanakah Putusan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tentang sanksi hukuman yang dijatuhkan kepada pers ?
3. Bagaimanakah pandangan hukum Islam mengenai perkara pidana penghinaan
yang dilakukan oleh pers?
C. Tujuan dan Kegunaan
Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini, yaitu : 1.
Untuk menjelaskan tentang maksud dari penghinaan, khususnya penghinaan yang dilakukan oleh pers.
2. Untuk menjelaskan Putusan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
tentang perkara pidana penghinaan oleh pers serta sanksi hukuman yang dijatuhkan kepada pers.
3. Untuk menjelaskan pandangan hukum Islam tentang masalah tindak pidana
penghinaan oleh pers. Sedangkan kegunaan dari penulisan skripsi ini adalah :
1. Memberikan kontribusi keilmuan dalam hukum pidana Islam, mengenai
tindak pidana penghinaan khususnya yang dilakukan oleh pers media cetak. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin canggih.
2. Diharapkan dapat memberikan wawasan kepada insan pers, yaitu bahwa
dalam hukum Islam pun diatur mengenai tindak pidana penghinaan ini beserta
sanksinya sesuai dengan sifat hukum Islam yang menyeluruh..
D. Tinjauan Pustaka
Penelitian tentang tindak pidana penghinaan yang akhir-akhir ini menjadi pembahasan yang aktual telah dikaji dan diteliti oleh berbagai pihak dengan
tingkat akademis yang berbeda. Antara lain skripsi yang ditulis oleh M. Handrio Akbarullah, dengan judul ”Pencemaran nama baik oleh media massa pers
kajian hukum pidana dan perdata”. Dalam skripsinya ia menjelaskan bahwa pencemaran nama baik bisa diperkarakan pidana maupun perdata, Dalam
pemberitaan pers sudah ada aturan mainnya dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP , Kitab Undang-Undang Hukum Perdata KUHPer dan
ditambah UU No. 40 Tahun 1990. Maksud dari ketentuan ini agar tidak terjadi pelanggaran pencemaran nama dan kebebasan pers yang kebablasan di sengaja
itu, terdapat ketentuan hukuman pidana yang oleh kebanyakan wartawan ditolak dengan alasan bisa memasung kebebasan pers itu menjadi rambu-rambu agar pers
lebih arif dan seimbang dalam merumuskan sebuah berita. Sedangkan literatur yang lain yang membahas mengenai masalah ini yaitu
sebuah buku yang ditulis oleh Leden Marpaung dengan judul Tindak Pidana Kehormatan
di dalam bukunya ia menjelaskan tentang tindak pidana kehormatan dan bentuk-bentuknya, tindak pidana khusus yaitu tentang penghinaan terhadap
presiden dan menjelaskan penanganan perkara tindak pidana terhadap kehormatan.
Buku lainnya yang membahasa masalah ini yaitu karya Bambang Sadono yang berjudul Penyelesaian Delik Pers Secara Politis. Di dalamnya ia membahas
tentang banyak kasus yang memenuhi kualifikasi delik pers, namun diselesaikan di luar sistem pidana dan menunjukkan bahwa sistem peradilan pidana ternyata
bukan satu-satunya cara yang dipilih pemerintah untuk penyelesaian delik pers. Dalam penelitiannya ia membuktikan bahwa walaupun kebijakan pemerintah
untuk menyelesaikan delik pers secara politis dapat dimengerti, dari segi konsistensi yuridis mengandung kelemahan.Sementara ada juga keinginan
tertentu tetap memanfaatkan sistem peradilan pidana untuk menyelesaikan delik pers.
Adapun karya yang lain ditulis oleh Oemar Seno Adji yang berjudul Perkembangan Delik Pers Di Indonesia
yang menjelaskan tentang kwalifikasi delik pers, penyelesaiannya dan bahwa pertanggungjawaban pidana atas suatu
tulisan, dalam kehidupan pers, dikenal dua sistem berturut-turut. Dimana dalam sistem hukum pidana pertanggungjawaban pidana didasarkan atas ajaran
penyertaan dan ajaran kesalahan.
E. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan