1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia untuk meningkatkan kualitas hidup dan kemampuannya agar
berguna untuk diri maupun orang disekitarnya.Pentingnya pendidikan tersebuttertuang dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan diri, masyarakat, bangsa dan negara” Depdiknas 2010 : 12.
Pendidikan merupakan suatu kebutuhan bagi setiap orang untuk mewujudkan harapan dan cita-cita demi kelangsungan hidupnya.
Keberhasilan pendidikan tidak terlepas dari peran guru sebagai pendidik. Menurut UU Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
“Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”. Di dalam proses pembelajaran, hal
terpenting terletak pada interaksi guru dengan siswa. Guru mengharapkan siswa dapat berperan aktif, untuk mendukung pembelajaran yang interaktif.
Partisipasi siswa dalam pembelajaran tidak terlepas juga dari peran guru yang merupakan penentu keberhasilan pembelajaran di kelas. Hal tersebut
juga terdapat dalam tujuan Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3, yang menyatakan bahwa seorang guru
dalam menjalankan peranannya harus memiliki kemampuan untuk bisa mengembangkan setiap potensi yang ada pada peserta didik.
Proses pembelajaran di sekolah diharapkan dapat mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang berwawasan dan memiliki perilaku sosial
yang tinggi. Pendidikan tentang sosial di sekolah bersinggungan dengan mata pelajaran yaitu IPS. Ilmu Pengetahuan Sosial IPS adalah mata
pelajaran yang berdiri sendiri sebagai integrasi dari sejumlah konsep disiplin ilmu sosial, humaniora, sains bahkan berbagai isu dan masalah sosial
kehidupan Sapriya, 2009:20. Dalam Pasal 37 UU Sisdiknas dikemukakan bahwa mata pelajaran IPS merupakan muatan wajib yang harus ada dalam
kurikulum pendidikan dasar dan menengah Depdiknas dalam Mulyasa, 2008:45. Pembelajaran IPS perlu diberikan kepada siswa SD karena IPS
merupakan mata pelajaran yang mengajarkan siswa dalam mengenal lingkungan sosial di masyarakat, mengajarkan siswa agar lebih peka
terhadap permasalahan yang ada di masyarakat, dan mengajarkan siswa mengenal nilai-nilai sosial di masyarakat, serta untuk mengajarkan siswa
dalam mengatasi masalah yang terjadi di kehidupan sehari-hari. Mengingat konteks mata pelajaran IPS sedemikian luasnya maka
dalam pembelajaran IPS dibutuhkan peranan guru yang sangat baik
sehingga siswa merasa tertarik untuk mengikuti pembelajaran. Untuk itu guru harus mampu memiliki kompetensi dan peran yang sesuai dalam
pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Secara konseptual peran guru dalam proses pembelajaran meliputi
banyak hal antara lain informatory, organisator, motivator, direktor, inisiator, transmitter, fasilitator, mediator, dan evaluator Sardiman,
2014:144-146. Akan tetapi kini guru hanya dipahami sebagai tenaga pengajar semata. Fenomena kurang pemahanam guru terhadap perannya
perlu mendapat perhatian sehingga guru lebih optimal dalam menjalankan perannya. Guru sekarang dituntut lebih maju, lebih pintar, memahami hal-
hal baru sesuai dengan perkembangan zaman. Terlebih dalam pembelajaran IPS guru harus kreatif dan memiliki inovasi dalam mengembangkan
pembelajaran sehingga pembelajaran terlihat menyenangkan dan tidak membosankan.
Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Balitbang 2003 bahwa dari 146.052 SD di Indonesia, ternyata hanya 8 sekolah yang mendapat
pengakuan dunia dalam kategori The Primary Years Program PYP. Selain itu, terdapat survey dari Political and Economic Risk Consultant PERC
kualitas pendidikan Indonesia berada pada urutan ke 12 dari 12 negara di ASIA. Melihat kondisi seperti itu, untuk memperbaiki mutu pendidikan di
Indonesia maka diperlukan usaha dan peran guru sebagai pendidik dalam mewujudkan suasana pembelajaran yang kondusif. Dengan optimalnyaperan
guru diharapkan siswa akan lebih aktif, kreatif, dan senang dalam mengikuti pembelajaran, sehingga tujuan dari pembelajaran dapat terwujud.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti dalam pembelajaran IPS guru sering menyampaikan materi dengan bermacam-
macam metode agar siswa lebih memahami setiap pesan yang disampaikan oleh guru, guru juga memberikan motivasi kepada siswa ketika
pembelajaran. Selain itu guru menggunakan media pembelajaran sebagai penunjang untuk memudahkan siswa dalam memahami materi yang
diajarkan, dan ketika pembelajaran guru juga sudah membimbing siswa dengan baik sehingga pembelajaran berlagsung secara kondusif. Hal ini
menunjukkan bahwa guru melakukan perannya diantaranya yaitu perencana, motivator, fasilitator, dan pembimbing.
Penelitian yang mendukung penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Nurul Hikmah, Yohanes Bahari, Imran pada tahun 2015
dengan judul “Peranan Guru dalam Membina Perilaku Siswa Bermasalah pada Proses Belajar Mengajar Sosiologi Kelas XI SMK Negeri 01
Pangkalanbun” dengan hasil, adapun peranan guru dilihat dari tiga peranan penting yaitu, peranan guru sebagai teladan berupa menjadi contoh bagi
siswa, menggunakan bahasa yang santun dan mendidik, mau bekerja keras, dan datang ke sekolah tepat waktu. Sebagai motivator berupa mendorong
siswa untuk belajar sungguh-sungguh, memberikan penguatan kepada siswa, dan menanamkan disiplin bagi siswa untuk mengikuti pelajaran di
kelas. Peranan guru sebagai pengawas berupa memberikan nasihat dan
peringatan kepada siswa yang melakukan pelanggaran dan memberikan hukuman yang mengandung efek jera. Nurul Hikmah, Yohanes Bahari,
Imran 2015. Peranan Guru dalam Membina Perilaku Siswa Bermasalah pada Proses Belajar Mengajar Sosiologi. 4, 1-14.
Penelitian lain yang mendukung penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Veny Widayanti pada tahun 2014 dengan judul “Pengaruh
Peran Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X Pada Mata Pelajaran Alat Ukur” dengan hasil, peran guru diukur dengan menggunakan enam
indikator yaitu, memberikan bantuan kepada siswa dengan menceritakan sesuatu yang baik, memberikan jawaban langsung pada pertanyaan yang
diminta oleh
siswa, memberikan
kesempatan untuk
berpendapatmemberikan evaluasi, member kesempatan menghubungkan dengan pengalamannya sendiri, penerapan prinsip-prinsip kerja praktek
otomotif, dan penerapan sebagai motivator. Secara keseluruhan tanggapan responden mengenai peran guru menunjukkan 38 siswa 48,7 memiliki
tanggapan cukup, 37 siswa 47,4 memiliki tanggapan tinggi, 2 siswa 2,6 memiliki tanggapan sangat tinggi, dan 1 siswa 1,3 memiliki
tanggapan rendah. Dapat disimpulkan sebagian besar siswa kelas X TKR SMK Ganesa Demak, yaitu 48,7 memiliki keyakinan bahwa selama ini
guru mempunyai peran cukup tinggi dalam proses pembelajaran di kelas. Widayanti, Veny November, 2014. Pengaruh Peran GuruTerhadap Hasil
Belajar Siswa Kelas X Pada Mata Pelajaran Alat Ukur. 4, 77-90.
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka peneliti mengkaji permasalahan tersebut melalui judul “Peran Guru dalam Proses
Pembelajaran IPS di Kelas IV SD Gugus Gatotkaca Kecamatan Semarang Barat Kota Semarang
”.
1.2 PEMBATASAN MASALAH DAN RUMUSAN MASALAH