Hakikat Belajar Kajian Teori

10

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Hakikat Belajar

2.1.1.1 Pengertian Belajar Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya Slameto 2010 : 2. Hamalik 2013 : 27 menyatakan bahwa belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan tingkah laku. Menurut ahli pendidikan modern, belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Tingkah laku yang baru itu misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, timbulnya pengertian baru, serta timbul dan berkembangya sifat- sifat sosial, dan susila, serta emosional Aqib, 2002 : 42. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perkembangan yang ditandai dengan perubahan tingkah laku seseorang yang merupakan hasil dari pengalaman dan latihan dalam berinteraksi dengan lingkungan. Seseorang dapat dikatakan belajar apabila telah terjadi perubahan tingkah laku dalam diri seseorang tersebut. Dan sebaliknya maka tidaklah dikatakan belajar apabila seseorang tersebut setelah belajar tidak terjadi perubahan tingkah laku. 2.1.1.2 Tujuan Belajar Dalam proses belajar di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Artinya, berhasil atau tidaknya suatu tujuan pendidikan tergantung pada proses belajar yang dilakukan guru dan siswa sebagai peserta didik. Di dalam usaha pencapaian tujuan kegiatan belajar perlu diciptakannya kondisi lingkungan yang kondusif agar proses belajar berjalan secara efektif dan efisien. Menurut Sardiman 2014 : 26 ditinjau secara umum, tujuan belajar terdiri dari tiga jenis, yakni : a Untuk mendapatkan pengetahuan Pengetahuan tidak terlepas dari kemampuan berfikir seseorang. Dengan kata lain, seseorang tidak dapat mengembangkan kemampuan berfikir tanpa bahan pengetahuan, sebaliknya kemampuan berfikir akan memperkaya pengetahuan. b Penanaman konsep dan keterampilan Penanaman konsep atau merumuskan konsep juga merupakan suatu keterampilan. Keterampilan tersebut bersifat jasmani maupun rohani. Keterampilan jasmani adalah keterampilan yang dapat dilihat, diamati sehingga akan menitik beratkan pada keterampilan gerak, atau penampilan dari anggota tubuh seseorang yang sedang belajar. sedangkan keterampilan rohani adalah keterampilan yang bersifat abstrak, menyangkut persoalan-persoalan penghayatan dan keterampilan berfikir serta kreativitas untuk menyelesaikan dan merumuskan suatu masalah atau konsep. c Pembentukan sikap Tujuan belajar yang ketiga yaitu belajar untuk membentuk sikap, mental, perilaku, dan pribadi anak didik yang diharapkan ada perubahan tingkah laku dalam berinteraksi yang sesuai dengan nilai- nilai dan norma-norma yang berlaku. Dalam proses belajar diharapkan peserta didik mendapatkan pengetahuan, keterampilan, dan pembentukan sikap. 2.1.1.3 Prinsip-prinsip Belajar Adapun prinsip-prinsip belajar dalam pembelajaran menurut Hamdani 2011:22 adalah 1 kesiapan belajar; 2 perhatian; 3 motivasi; 4 keaktifan siswa; 5 mengalami sendiri; 6 pengulangan; 7 materi pelajaran yang menantang; 8 balikan dan penguatan; 9 perbedaan individual. Prinsip belajar sepanjang hayat sejalan dengan empat pilar pendidikan yang telah direkomendasikan oleh UNESCO dalam Zahroh 2015:135-138 antara lain : a. Learning to Know Belajar untuk mengetahui adalah belajar dengan cara memahami terlebih dahulu apa yang akan dipelajari. b. Learning to Do Belajar untuk berbuat atau untuk melakukan adalah belajar dengan cara memahami dan mengerti terlebih dahulu isi dari apa yang kita baca. c. Learning to Live Together Belajar untuk hidup bersama merupakan pembelajaran yang lebih menekankan pada manusia sebagai makhluk sosial. d. Learning to Be Belajar menjadi dirinya sendiri yang sadar diri akan kekurangan dan kelemahan yang ada pada dirinya sendiri, sehingga mau mengubahnya menjadi lebih baik lagi. 2.1.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar Menurut Slameto 2010:54-72 proses belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, dan faktor yang mempengaruhinya adalah : A. Faktor Intern 1. Faktor Jasmaniah a Faktor Kesehatan Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu. b Cacat Tubuh Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat, belajarnya juga terganggu. 2. Faktor Psikologis Adapun faktor yang tergolong dalam faktor psikologis yaitu intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan. 3. Faktor Kelelahan Faktor kelelahan dibedakan menjadi dua macam, kelelahan jasmani terlihat dari lemahnya fungsi tubuh, sehingga terlihat kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Sedangkan kelelahan rohani terlihat dari adanya kelesuan, perasaan bosan, dan hilangnya minat terhadap sesuatu sehingga tidak ada dorongan untuk menghasilkan sesuatu. B. Faktor Ekstern 1. Faktor Keluarga a. Cara orang tua mendidik, salah satu faktor yang paling berpengaruh terhadap hasil belajar anak yaitu faktor didikan orang tua. Karena orang tua lah yang lebih banyak mempunyai waktu untuk berinteraksi dengan anak dibandingkan seorang guru disekolahnya. b. Relasi antar anggota keluarga, relasi antara anak dengan keluarga berpengaruh kelancaran belajar anak yang akan berdampak pada hasil belajar anak. c. Suasana rumah, yaitu kejadian yang sering terjadi dirumah. Agar anak mampu belajar dengan baik dan penuh konsentrasi, hendaknya diciptakan suasana rumah yang nyaman dan tenang. d. Keadaan ekonomi keluarga, erat hubungannya dengan belajar anak. dimana untuk mendukung proses belajar anak diperlukan fasilitas belajar seperti buku-buku, alat tulis-menulis, dan penerangan. e. Pengertian orang tua, diwujudkan dengan selalu memantau hasil perkembangan belajar anak. Orang tua wajib memberikan dorongan belajar dan membantu mengatasi kesulitan belajar anak. f. Latar belakang kebudayaan, kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu kepada anak ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, agar mendorong semangat untuk belajar. 2. Faktor Sekolah Adapun berbagai faktor sekolah yang mempengaruhi belajar peserta didik, yaitu metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran,keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah. 3. Faktor Masyarakat, juga merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh tersebut terjadi karena keberadaan siswa dalam masyarakat. Lingkungan masyarakat yang baik akan berpengaruh positif pada proses belajar siswa, dan sebaliknya lingkungan masyarakat yang buruk akan berdampak buruk pula pada proses belajar siswa.

2.1.2 Hakikat Pembelajaran