Kinerja PPL yang baik dapat meningkatkan penerapan panca usahatani yang baik, dengan kinerja PPL dan penerapan panca usahatani yang baik akan mempengaruhi
peningkatan kemajuan suatu usahatani Kinerja PPL dalam penelitian ini mengacu kepada penelitian Thorik yang meliputi
: Identifikasi masalah usahatani jagung, penyusunan rencana kerja, pembinaan terhadap kelompok tani, transfer ilmu dan teknologi pertanian dan hubungan kerja
sama PPL dengan instansi terkait. Penerapan panca usahatani jagung pada penelitian ini mengacu kepada penelitian Fahrul Rozi yang meliputi : penggunaan
benih unggul bermutu, perbaikan cara bercocok tanam, pengairan dan drainase, pemupukan berimbang, pengendalian organism pengganggu. Kemajuan usahatani
pada penelitian ini mengacu pada buku usahatani Tjakrawiralaksana. 1985 yang meliputi : input modern, produktivitas dan pendapatan.
Berdasarkan uraian tersebut dapat digambarkan paradigma kerangka pemikiran
dalam penelitian ini, seperti yang tertera pada Gambar 1.
Gambar 1. Kerangka pemikiran
Gambar 1. Paradigma Kinerja Penyuluh Pertanian Lapang PPL dalam
penerapan panca usahatani jagung dan Hubungannya dengan Tingkat Kemajuan Usahatani Jagung
C. Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ; 1.
Adanya hubungan yang nyata antara kinerja PPL dengan tingkat penerapan panca usahatani di Kecamatan Ketapang Kabupaten Lampung Selatan
2. Adanya hubungan yang nyata antara kinerja PPL dengan kemajuan usahatani
jagung di Kecamatan Ketapang Kabupaten Lampung Selatan 3.
Ada hubungan yang nyata antara penerapan panca usahatani jagung dengan tingkat kemajuan usahatani jagung di Kecamatan Ketapang Kabupaten
Lampung Selatan
Variabel X Kineja PPL
1 Identifikasi masalah
usahatani jagung. 2
Penyusunan rencana kerja.
3 Pembinaan terhadap
kelompok tani. 4
Transfer ilmu dan teknologi pertanian.
5 Hubungan kerjasama
PPL dengan instansi tekait.
Variabel Z Tingkat kemajuan
usahatani jagung 1.
Menggunakan input modern
2. Produktivitas
3. Pendapatan
Usahatani Variabel Y
Penerapan Panca Usahatani Jagung
1 Penggunaan benih
unggul. 2
Perbaikan cara bercocok tanam.
3 Pengairan.
4 Pemupukan .
5 Pengendalian
organisme pengganggu .
III. METODE PENELITIAN
A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi
Berdasarkan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, secara operasional dapat diuraikan tentang definisi operasional, pengukuran, dan klasifikasi
variabel – variabel yang diteliti.
1. Variabel Bebas X
Kinerja PPL adalah akumulasi dari berbagai aktivitas penyuluh pertanian dalam melaksanakan tugasnya yang meliputi:
a. Identifikasi masalah usahatani jagung adalah kinerja PPLyang mencakup
keterlibatan dan peran PPL sebagai agen pembaharu dalam membantu menanggulangi masalah usahatani jagung di wilayah binaannya. Kinerja
PPL diukur dengan menggunakan pertanyaan yang berjumlah 5 pada PPL dan kelompok tani responden dan setiap pertanyaan mempunyai
kisaran skor 1 -3, dengan demikian diperoleh skor tertinggi 15 dan terendah 5, selanjutnya skor tersebut diklasifikasikan menjadi tinggi
11,68 – 15,00 sedang 8,34 – 11,67 dan rendah 5,00 – 8,33 dan rendah
3,00 – 5,00. Pertanyaan yang digunakan berdasarkan pada :
1 Keterlibatan dan peran PPL dalam mengidentifikasi masalah usahatani
jagung binaannya. a
Jika PPL selalu ikut berperan dan ikut membantu mengidentifikasi masalah petani jagung binaannya = 3.
b Jika PPL kadang – kadang berperan dalam mengidentifikasi
masalah petani jagung binaannya = 2. c
Jika PPL tidak pernah berperan dalam mengidentifikasi masalah petani jagung binaannya =1.
2 Keterlibatan dan peran PPL dalam proses pemecahan masalah petani
jagung binaannya. a
Jika terdapat masalah, PPL aktif membantu dan ikut memecahkan masalah = 3.
b Jika terdapat masalah, PPL hanya memberikan pemecahan
masalah = 2. c
Jika terdapat masalah, PPL tidak pernah aktif membantu dan ikut memecahkan masalah = 1.
3 Proses pengambilan keputusan
a Jika PPL melakukan musyawarah bersama kelompok tani jagung
binaannya dalam mengambil keputusan untuk menyelesaikan suatu permasalahan usahatani jagung = 3.
b Jika PPL melakukan musyawarah hanya dengan rekan seprofesi
dalam mengambil keputusan untuk menyelesaikan suatu permasalahan usahatani jagung = 2.
c Jika PPL tidak pernah melakukan musyawarah dengan petani dan
rekan seprofesi dalam mengambil keputusan untuk menyelesaikan permasalahan usahatani jagung = 1.
4 Jumlah dalam sebulan PPL melaksanaan penyuluhan pertanian ?.
a Dalam 1 bulan 3 – 4 kali, skor = 3.
b Dalam 1 bulan 1 – 2 kali, skor = 2.
c Tidak pernah melakukan penyuluhan, skor = 1.
5 Penyuluh Pertanian Lapang PPL melakukan pendampingan
kelompok tani jagung dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan teknologi.
a Melakukan pendampingan terhadap kelompok tani jagung dan
dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah disampaikan pada kegiatan penyuluhan pertanian, skor = 3.
b Melakukan pendampingan terhadap kelompok tani jagung dalam
mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah disampaikan pada kegitan penyuluhan pertanian secara tidak rutin,
skor = 2. c
Tidak pernah melakukan pendampingan terhadap kelompok tani jagung dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang telah disampaikan pada kegiatan penyuluhan pertanian, skor = 1.
b. Penyusunan rencana kerja adalah kinerja PPL dalam hal penyusunan
Program kerja, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan penyuluhan pertanian di wilayah Balai Penyuluhan Pertanian BPP Ketapang Kabupaten
Lampung Selatan. Penyusunan rencana kerja diukur dengan menggunakan pertanyaan yang berjumlah 6 pada kelompok tani dan PPL
responden dan setiap pertanyaan mempunyai kisaran skor 1 – 3, dengan
demikian diperoleh skor tertinggi 18 dan terendah 6, selanjutnya skor tersebut diklasifikasikan menjadi tinggi 14,02
– 18,00, sedang 10,01 –