87 sebagai rangkaian kegiatan analisis saling susul menyusul. Adapun
penjabarannya adalah sebagai berikut:
1. Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting dan membuang yang tidak perlu.
Reduksi data situasi sosial dalam penelitian ini difokuskan pada guru, murid dan proses kegiatan belajar berlangsung di kelas XI IPS 5 SMA Negeri 10
Bandar Lampung.
2. Display Data
Setelah data direduksi maka langkah berikutnya adalah men-display data proses ini dilakukan dengan jalan membuat teks yang bersifat naratif. Dengan
men-display data akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi dan merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami
tersebut.
3. Menarik Kesimpulan
Tahap ini merupakan jawaban dari kesimpulan awal yang bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang
menguatkan. Dengan demikian kesimpulan mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang telah ditetapkan, tetapi mungkin juga tidak. Reduksi
data, display data, verifikasi data merupakan sesuatu yang saling menjalin pada saat sebelum, selama dan sesudah pengumpulan yang diikat dalam satu
kegiatan analisis. Penarikan kesimpulan dilakukan sebagai jawaban singkat atas tujuan penelitian yang telah dirumuskan berdasarkan hasil analisis kajian
88 yang telah dilakukan dan sebagai dasar untuk memberikan saran-saran yang
bermanfaat dalam mengurangi beberapa masalah siswa di sekolah.
131
V. SIMPULAN DAN SARAN A.
Simpulan
Berdasarkan paparan tentang model interaksi sosial peran teman sebaya dalam
pembentukan nilai kepribadian siswa di lingkungan sekolah yang telah dibahas dalam beberapa bab terdahulu, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai
berikut: Pembentukan kepribadian seseorang merupakan hasil perpaduan dari berbagai
faktor yang saling terkait satu dengan yang lainnya, dengan berbagai proses pendukungnya. Salah satu faktor yang memegang peranan penting di dalam hal
ini adalah interaksi sosial. Karena pada dasarnya manusia selama hidupnya mengalami interaksi sosial, yang memungkinkan manusia yang bersangkutan
berkembang. Model interaksi sosial pada hakekatnya bertolak dari pemikiran pentingnya
hubungan pribadi interpersonal relationship dan hubungan sosial atau hubungan individu dengan lingkungan sosialnya. Mengingat pertemanan itu merupakan
suatu interaksi yang bersifat dinamis sehingga dapat diasumsikan bahwa yang lebih di perlukan oleh siswa adalah pengetahuan tentang memilih teman dan
132 mengembangkan persahabatan agar lebih produktif terhadap perkembangannya.
Hasil yang di dapat penulis di lapangan mengungkapkan bahwa model interaksi sosial dalam pertemanan di sekolah yaitu siswa saling memberi dan menerima
take and give dan ketergantungan. Pertemanan sebagai salah satu proses interaksi dimana siswa akan mengalami
proses timbal balik misalnya pengaruh-mempengaruhi antar teman sebaya. Peran teman sebaya dalam penelitian ini yaitu 1 pertemanan memberikan informasi-
informasi baru; 2 teman sebaya memberikan informasi berinteraksi dengan teman yang lain; 3 Keakraban hubungan pertemanan dengan teman sebaya.
Kepribadian merupakan watak seseorang di dalam perilakunya yang cenderung menunjukkan pola yang sama. Nilai kepribadian yang terbentuk dari model
interaksi sosial peran teman sebaya di lingkungan sekolah yaitu bersahabat, peduli sosial, toleransi.
B. Saran Berdasarkan simpulan di atas, dalam penelitian ini ada beberapa saran yang dapat
dipertimbangkan tentang interaksi sosial peran teman sebaya dalam pembentukan nilai kepribadian siswa di lingkungan sekolah sebagai berikut.
1. Siswa hendaknya membentuk interaksi sosial yang baik serta positif dengan
semua warga di sekolah, mengikuti kegiatan-kegiatan di dalam kelas agar menjadi siswa yang cakap dalam pergaulan.
2. Siswa hendaknya memilih teman dengan baik yang akan membawa pengaruh
positif terhadap dirinya.