payudaraphantom. Penelitian terbarulainnyamelaporkankejadian47 13 berat, 39 sedang,danringan 48 nyeripascamastektomi2-3tahunsetelah
operasi Fine, Burton, Passik, 2011.
Intensitas nyeri yang dirasakan pasien kanker tergantung kepada jenis kanker,letak kanker, stadium kanker dan berapa banyak nervus yang
rusak karena kanker itu sendiri maupun diakibatkan oleh pengobatan yang dilakukan Baradero koleganya, 2007. Nyeri pada kanker menjadi
kronik seiring dengan perjalanan penyakit kanker itu sendiri dan sebagai komplikasi dari pengobatan.
2. Intensitas Nyeri
2.1 Definisi Intensitas Nyeri Intensitas nyeri adalah gambaran tentang seberapa parah nyeri
yang dirasakan oleh individu. Pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan individual, dan kemungkinan dalam intensitas yang sama dirasakan
sangat berbeda oleh dua orang yang berbeda. Pengukuran nyeri dengan pendekatan objektif yang paling mungkin adalah menggunakan respon
fisiologik tubuh terhadap nyeri itu sendiri Tamsuri, 2004.
2.2 Klasifikasi Nyeri pada Kanker Menurut Casasola 2006, nyeri kanker dapat diklasifikasikan
menjadi 2 yaitu :
Universitas Sumatera Utara
2.2.1 Nyeri Nosiseptik Nyeri nosiseptik dihasilkan dari rangsangan pada jalur nosiseptik
pada jaringan viseral atau somatik, yang disebabkan oleh peradangan. Nyeri kanker nosiseptik somatik berasal dari struktur
jaringan lunak yaitu sistem saraf dan nonvisceral pada sumber termasuk tulang, otot, kulit dan sendi. Nyeri biasanya terlokasisasi
dan karakter nyeri biasanya tajam, sakit dan berdenyut. Nyeri somatik biasanya berhubungan dengan kerusakan jaringan.
Nyeri kanker nosiseptik visceral berasal dari organ bagian dalam toraks, abdomen atau pelvis. Nyeri viseral biasanya tidak jelas dan
tumpul. Nyeri sulit dilokalisasi. 2.2.2 Nyeri Neuropatik
Nyeri neorupatik disebabkan oleh patologi yang mempengaruhi sistem saraf, daripada aktivasi dari nosiseptor oleh rangsangan.
Pada keganasan, nyeri neuropatik dihasilkan oleh tekanan pada saraf, disertai saraf yang mengalami kerusakan dan nyeri
simpatik. Karakter nyeri yang disebabkan tekanan pada saraf seperti rasa
terbakar, tertusuk, dan seperti tersetrum. Hasil radiologi akan menunjukkan keganasan yang menekan struktur saraf.
Kerusakan saraf pada pasien kanker merupakan proses kompleks yang disebabkan oleh banyak mekanisme. Biasanya berhubungan
dengan hilangnya fungsi saraf afferent pada bagian yang nyeri.
Universitas Sumatera Utara
Nyeri simpatik berhubungan dengan vasodilatasi kutaneus, peningkatan temperature kulit, pola berkeringat yang abnormal,
perubahan trophic dan allodynia. 2.3 Fisiologi Nyeri
Organ tubuh yang berfungsi untuk menerima rangsangan nyeri disebut reseptor nyeri Tamsuri, 2004. Reseptor nyeri disebut juga
nosiseptor. Berdasarkan letaknya, nosiseptor dapat dikelompokkan dalam beberapa bagian tubuh yaitu pada kulit kutaneus, somatik
dalam deep somatic dan pada daerah viseral. Fisiologi nyeri melalui proses-proses berikut :
2.3.1 Tranduksi Selama fase tranduksi, jaringan yang mengalami kerusakan
melepaskan mediator biokimia yaitu prostaglandin, bradikinin, serotonin, histamine dan substansi P yang akan mengaktifkan
reseptor-reseptor nyeri nosiseptor. Rangsangan nyeri noxious stimuli juga menyebabkan perpindahan ion melalui membran sel
yang dapat mengaktifkan reseptor Kozier,dkk, 2004. Pada fase ini stimuli nyeri diubah menjadi suatu aktifitas listrik yang akan
diterima ujung-ujung saraf.
2.3.2 Transmisi Transmisi nyeri terdiri dari 3 bagian. Bagian pertama, implus
nyeri disalurkan dari serabut saraf perifer ke medula spinalis.
Universitas Sumatera Utara
Subtansi P sebagai neurotransmitter membantu transmisi implus melewati sinaps dari saraf aferen primer ke saraf kedua di dorsal
horn pada medula spinalis. Bagian kedua, transmisi dari medula spinalis melalui jalur spinathalamic menuju batang otak dan
thalamus. Bagian ketiga meliputi transmisi implus antara thalamus ke somatik sensori di korteks serebri dimana implus
tersebut diterjemahkan dan dirasakan sebagai persepsi nyeri Kozier,dkk, 2004.
2.3.3 Persepsi Persepsi merupakan titik kesadaran seseorang terhadap nyeri.
Pada saat individu menjadi sadar akan nyeri, maka akan terjadi reaksi yang kompleks Potter Perry, 2005.
2.3.4 Modulasi Sering didefinisikan sebagai descending system. Modulasi terjadi
saat neuron di batang otak mengirim sinyal kembali ke kornu dorsal di medulla spinalis. Serabut descending melepaskan
substansi P seperti opiod, serotonin, dan norepinefrin yang dapat menghambat implus nyeri di dorsal horn Kozier,dkk, 2004.
2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas nyeri Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi intensitas
nyeri yang dirasakan oleh pasien antara lain :
Universitas Sumatera Utara
2.4.1 Usia Usia merupakan variabel yang penting dalam mempengaruhi
nyeri individu. Anak yang masih kecil mempunyai kesulitan dalam memahami nyeri dan prosedur pengobatan yang dapat
menyebabkan nyeri. Anak-anak juga belum dapat mengucapkan kata-kata untuk mengungkapkan nyeri yang ia rasakan Prasetyo,
2010. Sedangkan pada orang dewasa, nyeri yang mereka rasakan sangat kompleks, karena mereka umumnya memiliki berbagai
macam penyakit dengan gejala yang sering sama dengan bagian tubuh yang lain Taylor, 1997 dalam Potter Perry, 2009.
2.4.2 Jenis Kelamin Jenis kelamin secara umum, pria dan wanita tidak berbeda secara
bermakna dalam merespons terhadap nyeri Gill, 1990 dikutip dari Potter Perry, 2005. Akan tetapi dari penelitian terakhir
memperlihatkan hormon seks paa mamalia berpengaruh terhadap toleransi terhadap nyeri. Hormon seks testosterone menaikkan
ambang nyeri pada percobaan binatang sedangkan estrogen meningkatkan pengenalansensitivitas terhadap nyeri Prasetyo,
2010.
2.4.3 Kebudayaan Latar belakang etnik dan budaya telah lama diketahui sebagai
faktor yang mempengaruhi reaksi dan ekspresi seseorang
Universitas Sumatera Utara
terhadap nyeri. Perilaku yang berhubungan dengan nyeri adalah bagian dari proses sosialisasi. Walaupun ada sedikit variasi pada
ambang nyeri, latar belakang budaya dapat mempengaruhi level nyeri yang individu dapat di toleransi Kozier,dkk, 2004.
2.4.4 Makna Nyeri Makna nyeri pada seseorang mempengaruhi pengalaman nyeri
dan cara seseorang beradaptasi terhadap nyeri. Seorang wanita yang merasakan nyeri saat bersalin akan mempersepsikan nyeri
secara berbeda dengan wanita lain yang nyeri karena dipukul suami Prasetyo, 2010.
2.4.5 Ansietas dan Stres Ansietas sering menyertai nyeri. Ancaman yang tidak diketahui
dan ketidakmampuan mengontrol nyeri atau kejadian yang memperberatnya dapat menambah persepsi nyeri. Pasien yang
percaya bahwa mereka mampu mengontrol nyerinya memiliki tingkat ansietas yang lebih rendah Kozier,dkk, 2004.
2.4.6 Pengalaman nyeri masa lalu Pengalaman nyeri sebelumnya merubah sensitivitas pasien
terhadap nyeri Kozier,dkk, 2004. Tetapi tidak selalu berarti bahwa individu tersebut akan mudah menerima nyeri pada masa
yang akandatang. Apabila individu sejak lama mengalami nyeri yang berat, maka ansietas atau bahkan rasa takut akan muncul.
Sebaliknya, apabila individu mengalami nyeri dengan jenis sama
Universitas Sumatera Utara
dan berulang tetapi nyeri tersebut dapat hilang akan lebih mudah bagi individu tersebut menginterpretasikan sensasi nyeri dan
akibatnya pasien akan lebih siap untuk melakukan tindakan- tindakan yang diperlukan untuk menghilangkan nyeri Potter
Perry, 2005. 2.4.7 Lingkungan dan Dukungan Sosial
Lingkungan asing seperti rumah sakit, dengan kegaduhannya dan aktivitasnya
dapat memperparah
nyeri Kozier,dkk,
2004.Individu yang mengalami nyeri sering kali bergantung pada anggota keluarga atau teman dekat untuk memperoleh
dukungan, bantuan atau perlindungan. Walaupun nyeri tetap klien
rasakan, kehadiran
orang yang
dicintai dapat
meminimalkan kesepian dan ketakutan Potter Perry, 2005. 2.5 Pengukuran intensitas nyeri
2.5.1 Skala Numerik NyeriNumeric Rating Scale Penggunaan skala numerik nyeri sangat mudah dan metode yang
reliable untuk menentukan intensitas nyeri pasien Kozier,dkk, 2004. Berat ringannya rasa sakit atau nyeri dibuat menjadi terukur
dengan mengobyektifkan pendapat subyektif nyeri. Skala numerik dari 0 hingga 10, di bawah ini, nol 0 merupakan keadaan tanpa
atau bebas nyeri, sedangkan sepuluh 10, suatu nyeri yang sangat hebat Brunner Suddarth, 2001. Skala numerik nyeri valid
Universitas Sumatera Utara
digunakan untuk mengkaji nyeri pada berbagai tipe nyeri seperti nyeri akut, nyeri pada kanker, dll
Gambar 1.Skala Numerik Nyeri
3. Perilaku Nyeri