Kerangka Teori dan Konsepsi Kerangka Teori

11 judul mengenai Tinjauan Yuridis Pembubaran Perseroan Terbatas PT Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007. Oleh karena itu, penulis berkeyakinan bahwa judul tesis ini dan permasalahan yang diajukan belum pernah diteliti dan dibahas, sehingga dapat dikatakan asli. Namun ada penelitian yang mendekati dengan penelitian penulis yaitu : Yang dilakukan oleh Magdalena Simarmata, yang berjudul : Analisis Yuridis Terhadap Pembubaran Perseroan Terbatas Melalui Rapat Umum Pemegang Saham RUPS Studi Pembubaran PT Ulu Musi Agung Tenera, adapun permasalahannya : 1. Bagaimana Pelaksanaan Pembubaran Perseroan Terbatas Melalui Rapat Umum Pemegang Saham RUPS PT.Ulu Musi Agung Tertera ditinjau dari Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. 2. Bagaimana Peranan Notaris Pada Saat Terjadinya Pembubaran Perseroan Terbatas melalui Rapat Umum Pemegang Saham RUPS. 3. Bagaimana Tanggung Jawab Pemegang Saham, Direksi Dan Likuidator Bila Proses Pembubaran Tidak Sesuai Dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

F. Kerangka Teori dan Konsepsi

A. Kerangka Teori

Perkembangan ilmu hukum tidak terlepas dari teori hukum sebagai landasannya dan tugas teori hukum adalah untuk menjelaskan nilai-nilai hukum dan Universitas Sumatera Utara 12 postulat-postulatnya hingga dasar-dasar filsafatnya yang paling dalam, 15 sehingga penelitian ini tidak terlepas dari teori-teori ahli hukum yang dibahas dalam bahasa dan sistem pemikiran para ahli hukum sendiri. Jelaslah kiranya bahwa seorng ilmuan mempunyai tanggung jawab sosial yang terpikul dibahunya. Bukan karena dia adalah warga masyarakat yang kepentingannya terlibat secara langsung di masyarakat melainkan juga karena dia mempunyai fungsi tertentu dalam kelangsungan hidup masyarakat. 16 Teori adalah untuk menerangkan atau menjelaskan mengapa gejala spesifik atau proses tertentu terjadi 17 , dan suatu teori harus diuji dengan menghadapkan pada fakta-fakta yang dapat menunjukkan ketidak kebenarannya 18 . Kerangka teori adalah kerangka pemikiran atau butir-butir pendapat, teori thesis mengenai sesuatu kasus atau permasalahan problem yang menjadi bahan perbandingan, pegangan teoritis. Teori yang digunakan dalam tesis ini adalah teori Positivisme Hukum. Teori Positivisme Hukum adalah teori murni yang merupakan realitis radikal. Dimana teori murni memperlihatkan kecondongannya dengan menyajikan hukum positif yang bebas dari ketercampuran hukum ”ideal’ atau hukum yang 15 W. Friedman, Teori dan Filsafat Hukum Legal Theory, Jakarta : Rajawali Pers, 1990, halaman 2. 16 Jujun S. Suryasumantri, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, Jakarta : Pustaka Sinar Harahap, 1999, halaman 237. 17 J.J.J. M. Wuisman, Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, Asas-asas, Penyunting : M. Hisyam. Jakarta : FE UI, 1996, halaman 203 lihat M. Solly Lubis, Filsafat Ilmu dan Penelitian, Bandung : CV Mandar Maju, 1994, halaman 27 menyebutkan, bahwa teori yang dimaksud disini adalah penjelasan mengenai gejala yang terdapat dalam dunia fisik tersebut tetapi merupakan suatu abstraksi intelektual dimana pendekatan secara rasional digabungkan dengan pengalaman empiris. Artinya dijelaskannya. Suatu penjelasan biar bagaimanapun meyakinkan. Tetapi harus didukung oleh fakta empiris untuk dapat dinyatakan benar. 18 Ibid halaman 21. Universitas Sumatera Utara 13 ”benar”. Dalam konteks ini, teori murni bermaksud menyajikan hukum sebagaimana adanya, bukan sebagaimana seharusnya. 19 Johon Austin mengemukakan : Hukum adalah peraturan-peraturan yang berisi perintah, yang dibebankan untuk mengatur makhuk berpikir, perintah mana dilakukan oleh makhluk yang memegang dan mempunyai kekuasaan. Austin menganggap hukum sebagai sistem yang logis, tetap dan bersifat tertutup closed logical sistem. Hukum tidak berdasarkan pada nilai-nilai yang baik atau buruk, melainkan didasarkan pada kekuasaan dari penguasa. 20 Kaitan teori yang dipergunakan dalam penulisan ini berawal pada hak perorangan yang lahir dari perjanjian dalam mendirikan badan hukum yang berbentuk perusahaan terbatas. Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang perseroan terbatas, menyatakan bahwa Perseroan Terbatas, yang selanjutnya disebut perseroan adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang diterapkan dalam undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya. Menurut definisi tersebut diatas maka unsur-unsur Perseroan Terbatas, yang selanjutnya disebut perseroan, adalah : 21 a. Suatu badan hukum. b. Persekutuan modal. c. Dasar pendirian perseroan adalah perjanjian. 19 Hans Kelsen, Teori Hukum Murni Dasar-Dasar Ilmu Hukum Normatif dengan judul buku asli Pure Theory of law Alih Raisaul Muttaqin Bandung : Nusa Media, 2008 halaman 121 20 Soejono Sukanto, Pokok-pokok Sosiologi Hukum, Jakarta : Raja Grafindo Persada,1999 halaman 30 21 Hardijan Rusli, Perseroan Terbatas dan Aspek Hukumnya, Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 1997, halaman 17. Universitas Sumatera Utara 14 d. Modal dasar terbagi dalam saham. e. Memenuhi ketentuan peraturan. Untuk dapat disebut sebagai perseroan terbatas suatu badan usaha harus mempunyai ciri-ciri antara lain harus mempunyai kekayaan sendiri, ada pemegang saham sebagai pemasok modal yang tanggung jawabnya tidak melebihi dari nilai saham yang diambilnya modal yang disetor dan harus ada pengurus yang terorganisir guna mewakili perseroan dalam menjalankan aktivitasnya dalam lalu lintas hukum di luar maupun di dalam pengadilan dan tidak bertanggung jawab secara pribadi terhadap perikatan-perikatan yang dibuat oleh perseroan terbatas. Ini berarti bahwa badan usaha disebut perseroan harus menjadi dirinya sebagai badan hukum, sebagai subjek hukum yang berdiri sendiri mempunyai harta kekayaan tersendiri terpisah dari harta kekayaan para pendirinya, pemegang saham, dan para pengurusnya. Pada dasarnya dalam pembuatan akta pendirian perseroan terbatas yang memuat Anggaran Dasar dan keterangan lain yang ditetapkan oleh Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007, para pihak dapat dengan bebas membuat isi dari Akta Pendirian tersebut, artinya selain ketentuan-ketentuan yang harus diikuti dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 para pihak juga dapat menuangkan apa yang ingin mereka perjanjikan dengan ketentuan bahwa apa yang akan mereka perjanjikan tersebut tidak melanggar undang-undang dan ketentuan umum. Hal ini tentunya bukan hal yang tidak mempunyai dasar, namun ketentuan tersebut didasarkan kepada ketentuan Pasal 1338 ayat 1 Kitab Undang-Undang Universitas Sumatera Utara 15 Hukum Perdata KUHPerdata yang menganut asas kebebasan berkontrak. Pasal 1338 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata menyebutkan bahwa : 1. Semua perjanjian dibuat sesuai dengan undang-undang berlaku sebagai undang- undang bagi mereka yang membuatnya. 2. Perjanjian ini tidak dapat ditarik kembali selain dengan kesepakatan kedua belah pihak atau karena alasan-alasan yang ditentukan oleh undang-undang. 3. Perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik. Dalam Pasal 1338 ayat 1 KUHPerdata ini dapat ditemukan suatu asas lain dari hukum perajanjian KUHPerdata, yaitu adanya atau dianutnya sistem terbuka atau asas kebebasan berkontrak menyimpulkannya ialah dengan jalan menekankan pada perkataan ”semua” yang ada dimuka perkataan perjanjian. 22 Pasal 1338 ayat 1 KUHPerdata seolah-olah membuat suatu pernyataan bahwa kita diperbolehkan membuat perjanjian apa saja dan itu akan mengikat sebagaimana mengikatnya undang-undang. Membuat suatu perjanjian harus memperhatikan apa yang biasa disebut sebagai asas konsensualitas yang didalam Pasal 1320 KUHPerdata dinyatakan bahwa untuk perjanjian yang sah perlu dipenuhi 4 empat syarat, yaitu : a. Kesepakatan mereka yang mengikatkan diri. b. Kecakapan untuk membuat suatu perjanjian. c. Suatu pokok persoalan tertentu. d. Suatu sebab yang tidak terlarang atau sebab yang halal. 22 R. Subekti, Aneka Perjanjian, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1995, halaman 5. Universitas Sumatera Utara 16 Apabila dalam undang-undang tidak terdapat ketentuan-ketentuan yang mengatur soal-soal tertentu, atau meskipun ada ketentuan, tetapi ketentuan itu tidak mengikat, maka perseroan terbatas bebas mengatur soal demikian dalam akta pendirian. 23 Kebebasan para pihak yang diberikan oleh Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas ini dapat diambil contoh dengan adanya suatu ketentuan yang menyebutkan suatu perbuatan hukum yang dilakukan para pendiri untuk kepentingan perseroan sebelum perseroan disahkan, mengikat perseroan setelah perseroan menjadi badan hukum apabila : a. Perseroan secara tegas menyatakan menerima semua perjanjian yang dibuat oleh pendiri atau orang lain yang ditugaskan pendiri dengan pihak ketiga. b. Perseroan secara tegas menyatakan mengambil alih semua hak dan kewajiban yang timbul dari perjanjian yang dibuat pendiri atau orang lain yang ditugaskan pendiri, walaupun perjanjian tidak dilakukan atas nama perseroan atau c. Perseroan mengukuhkan secara tertulis semua perbuatan hukum yang dilakukan atas nama perseroan. Perseroan Terbatas didirikan oleh 2 dua orang atau lebih dengan akta notaris yang dibuat dalam bahasa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 7 ayat 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Akta 23 Rochmat Soemitro, Hukum Perseroan Terbatas, Yayasan, dan Wakaf, Bandung : Eresco, 1993, halaman 1. Universitas Sumatera Utara 17 pendirian memuat anggaran dasar dan keterangan la in berkaitan dengan pendirian perseroan. Keterangan lain tersebut memuat sekurang-kurangnya : 24 a. Nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan, tempat tinggal, dan kewarganegaraan pendiri perseorangan, atau nama, tempat kedudukan dan alamat lengkap serta nomor dan tanggal keputusan menteri mengenai pengesahan badan hukum dari pendiri Perseroan; b. Nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan, tempat tinggal, kewarganegaraan anggota Direksi dan Dewan Komisaris yang pertama kali diangkat; c. Nama pemegang saham yang telah mengambil bagian saham, rincian jumlah saham, dan nilai nominal saham yang telah ditempatkan dan disetor. Dalam pembuatan akta pendirian, pendiri dapat diwakili oleh orang lain berdasarkan surat kuasa. Setiap pendiri Perseroan wajib mengambil bagian saham pada saat Perseroan didirikan. Perseroan memperoleh status badan hukum pada tanggal diterbitkannya keputusan menteri mengenai pengesahan badan hukum Perseroan. Untuk memperoleh keputusan menteri mengenai pengesahan badan hukum Perseroan, hal pertama yang harus dilakukan pendiri adalah mengajukan nama Perseroan. Kemudian, Pendiri bersama-sama mengajukan permohonan melalui jasa teknologi informasi sistem administrasi badan hukum secara elektronik kepada Menteri dengan mengisi format isian yang memuat sekurang-kurangnya: 1. Nama dan tempat kedudukan Perseroan; 24 Pasal 8 ayat 2 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Universitas Sumatera Utara 18 2. Jangka waktu berdirinya Perseroan; 3. Maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perseroan; 4. Jumlah modal dasar, modal ditempatkan, dan modal disetor; 5. Alamat lengkap Perseroan. Dalam hal pendiri tidak mengajukan sendiri pengajuan nama Perseroan maupun permohonan, pendiri hanya dapat memberi kuasa kepada notaris. Permohonan untuk memperoleh keputusan menteri harus diajukan kepada Menteri paling lambat 60 enam puluh hari terhitung sejak tanggal akta pendirian ditandatangani, dilengkapi keterangan mengenai dokumen pendukung. Ketentuan mengenai dokumen pendukung diatur dengan peraturan menteri. Daftar Perseroan diselenggarakan oleh Menteri. Daftar Perseroan memuat data tentang Perseroan yang meliputi: 25 a. Nama dan tempat kedudukan, maksud dan tujuan serta kegiatan usaha, jangka waktu pendirian, dan permodalan. b. Alamat lengkap Perseroan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5. c. Nomor dan tanggal akta pendirian dan keputusan menteri mengenai pengesahan badan hukum Perseroan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat 4. d. Nomor dan tangga l akta perubahan anggaran dasar dan persetujuan Menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat 1. e. Nomor dan tanggal akta perubahan anggaran dasar dan tanggal penerimaan pemberitahuan oleh Menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat 2. f. Nama dan tempat kedudukan notaris yang membuat akta pendirian dan akta perubahan anggaran dasar. g. Nama lengkap dan alamat pemegang saham, anggota Direksi, dan anggota Dewan Komisaris Perseroan. h. Nomor dan tanggal akta pembubaran atau nomor dan tanggal penetapan pengadilan tentang pembubaran Perseroan yang telah diberitahukan kepada Menteri. i. Berakhirnya status badan hukum Perseroan. 25 Pasal 29 ayat 2 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Universitas Sumatera Utara 19 j. Neraca dan laporan laba rugi dari tahun buku yang bersangkutan bagi Perseroan yang wajib diaudit. Menteri mengumumkan dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia: a. Akta pendirian Perseroan beserta keputusan menteri. b. Akta perubahan anggaran dasar Perseroan beserta keputusan menteri. c. Akta perubahan anggaran dasar yang telah diterima pemberitahuannya oleh Menteri. 2 Pengumuman dilakukan oleh Menteri dalam waktu paling lambat 14 empat belas hari terhitung sejak tanggal diterbitkannya keputusan Menteri atau sejak diterimanya pemberitahuan. Modal dasar dari membuat suatu Perseroan Terbatas adalah Rp 50.000.000,- lima puluh juta rupiah sebagaimana tercantum dalam Pasal 32 UUPT dan modal yang dipakai bisa dari modal sendiri ataupun dari Loan pinjaman dalam negeri maupun luar negeri dan didalam organ suatu Perseroan Terbatas terdapat Direksi, Komisaris, dan Rapat Umum Pemegang Saham RUPS dengan tugasnya masing – masing. Untuk mendirikan Perseroan Terbatas harus dengan menggunakan akta resmi akta yang dibuat oleh notaris yang di dalamnya dicantumkan nama lain dari perseroan terbatas, modal, bidang usaha, alamat perusahaan, dan lain-lain. Akta ini harus disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Universitas Sumatera Utara 20 dahulu Menteri Kehakiman. Untuk mendapat izin dari menteri kehakiman, harus memenuhi syarat sebagai berikut: 26 1. Perseroan terbatas tidak bertentangan dengan ketertiban umum dan kesusilaan 2. Akta pendirian memenuhi syarat yang ditetapkan Undang-Undang 3. Paling sedikit modal sudah terjual 20 dan 10 sudah disetor. Setelah mendapat pengesahan, dahulu sebelum adanya undang-undang mengenai Perseroan Terbatas Undang-Undang Nomor 1 tahun 1995 Perseroan Terbatas harus didaftarkan ke Pengadilan Negeri setempat, tetapi setelah berlakunya Undang-Undang Nomor 1 tahun 1995 tersebut, maka akta pendirian tersebut harus didaftarkan ke Kantor Pendaftaran Perusahaan sesuai undang-undang wajib daftar perusahaan tahun 1982 dengan kata lain tidak perlu lagi didaftarkan ke Pengadilan Negeri, dan perkembangan tetapi selanjutnya sesuai Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007, kewajiban pendaftaran di Kantor Pendaftaran Perusahaan tersebut ditiadakan juga. Sedangkan tahapan pengumuman dalam Berita Negara Republik Indonesia BNRI tetap berlaku, hanya yang pada saat Undang-Undang Nomor 1 tahun 1995 berlaku pengumuman tersebut merupakan kewajiban Direksi Perseroan Terbatas yang bersangkutan tetapi sesuai dengan Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 diubah menjadi merupakan kewenangankewajiban Menteri Hukum dan HAM. Setelah tahap tersebut dilalui maka perseroan telah sah sebagai badan hukum dan perseroan terbatas menjadi dirinya sendiri serta dapat melakukan perjanjian- perjanjian dan Kekayaan perseroan terpisah dari kekayaan pemiliknya. Modal dasar 26 Farida Hasyim, Hukum Dagang, Jakarta : Sinar Grafika : 2009, halaman 151. Universitas Sumatera Utara 21 perseroan adalah jumlah modal yang dicantumkan dalam akta pendirian sampai jumlah maksimal bila seluruh Saham dikeluarkan. Selain modal dasar, dalam perseroan terbatas juga terdapat modal yang ditempatkan, modal yang disetorkan dan modal bayar. Modal yang ditempatkan merupakan jumlah yang disanggupi untuk dimasukkan, yang pada waktu pendiriannya merupakan jumlah yang disertakan oleh para persero pendiri. Modal yang disetor merupakan modal yang dimasukkan dalam perusahaan. Modal bayar merupakan modal yang diwujudkan dalam jumlah uang. Dalam perseroan terbatas selain kekayaan perusahaan dan kekayaan pemilik modal terpisah juga ada pemisahan antara pemilik perusahaan dan pengelola perusahaan. Pengelolaan perusahaan dapat diserahkan kepada tenaga-tenaga ahli dalam bidangnya profesional. struktur organisasi perseroan terbatas terdiri dari pemegang saham, direksi, dan komisaris. Dalam Perseroan Terbatas, para pemegang saham melimpahkan wewenangnya kepada direksi untuk menjalankan dan mengembangkan perusahaan sesuai dengan tujuan dan bidang usaha perusahaan. Dalam kaitan dengan tugas tersebut, direksi berwenang untuk mewakili perusahaan, mengadakan perjanjian dan kontrak, dan sebagainya. Apabila terjadi kerugian yang amat besar diatas 50 maka direksi harus melaporkannya ke para pemegang Saham dan pihak ketiga, untuk kemudian dirapatkan. Komisaris memiliki fungsi sebagai pengawas kinerja jajaran direksi perusahaan. Komisaris bisa memeriksa pembukuan, menegur direksi, memberi petunjuk, bahkan bila perlu memberhentikan direksi dengan menyelenggarakan RUPS untuk mengambil keputusan apakah direksi akan diberhentikan atau tidak. Universitas Sumatera Utara 22 Dalam RUPS semua pemegang saham sebesarsekecil apapun sahamnya memiliki hak untuk mengeluarkan suaranya. Dalam RUPS sendiri dibahas masalah- masalah yang berkaitan dengan evaluasi kinerja dan kebijakan perusahaan yang harus dilaksanakan segera. Bila pemegang saham berhalangan, dia bisa melempar suara miliknya ke pemegang lain yang disebut Proxy, hasil RUPS biasanya dilimpahkan ke komisaris untuk diteruskan ke direksi untuk dijalankan. Isi RUPS dapat berupa : 1. Menentukan direksi dan pengangkatan komisaris 2. Memberhentikan direksi atau komisaris 3. Menetapkan besar gaji direksi dan komisaris 4. Mengevaluasi kinerja perusahaan 5. Memutuskan rencana penambahan pengurangan saham perusahaan 6. Menentukan kebijakan perusahaan 7. Mengumumkan pembagian laba dividen Keuntungan utama membentuk perusahaan perseroan terbatas adalah: 27 1. Kewajiban terbatas. Tidak seperti partnership, pemegang Saham sebuah perusahaan tidak memiliki kewajiban untuk obligasi dan hutang perusahaan. Akibatnya kehilangan potensial yang “terbatas” tidak dapat melebihi dari jumlah yang mereka bayarkan terhadap saham. Tidak hanya ini mengijinkan perusahaan untuk melaksanakan dalam usaha yang beresiko, tetapi kewajiban terbatas juga membentuk dasar untuk perdagangan di saham perusahaan. 2. Masa hidup abadi. Aset dan struktur perusahaan dapat melewati masa hidup dari pemegang sahamnya, pejabat atau direktur. Ini menyebabkan stabilitas Modal ekonomi, yang dapat menjadi Investasi dalam proyek yang lebih besar dan dalam jangka waktu yang lebih panjang daripada aset perusahaan tetap dapat menjadi subyek disolusi dan penyebaran. Kelebihan ini juga sangat penting dalam periode pertengahan, ketika Tanah disumbangkan kepada Gereja sebuah 27 http:emperordeva.wordpress.comaboutmakalah-tentang-perseroan-terbatas-untuk- Mahasiswa-unhi, diakses tanggal 20 Nopember 2010. Universitas Sumatera Utara 23 perusahaan yang tidak akan mengumpulkan biaya Feudal yang seorang tuan tanah dapat mengklaim ketika pemilik tanah meninggal. Untuk hal ini, lihat Statute of Mortmain 3. Efisiensi manajemen. Manajemen dan spesialisasi memungkinkan pengelolaan modal yang efisien sehingga memungkinkan untuk melakukan Ekspansi. Dan dengan menempatkan orang yang tepat, efisiensi maksimum dari modal yang ada. Dan juga adanya pemisahan antara pengelola dan pemilik perusahaan, sehingga terlihat tugas Pokok dan fungsi masing-masing. Pembubaran Perseroan dalam Undang – Undang Nomor 40 Tahun 2007 diatur dalam pasal 142 sampai dengan pasal 152, dimana yang berbeda dengan pengaturan dalam Undang – Undang Nomor 1 Tahun 1995 Pasal 114 sd Pasal 124 adalah mengenai berakhirnya status badan hukum Perseroan. Dalam Undang – Undang Nomor 40 Tahun 2007 ditegaskan bahwa Menteri akan mencatat berakhirnya status badan hukum Perseroan yaitu setelah mendapatkan pemberitahuan dari Likuidator tentang hasil akhir proses likuidasi yang dicantumkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham RUPS terakhir. 28 Pembubaran Perseroan Melalui Rapat Umum Pemegang Saham RUPS, menurut UUPT harus dilaksanakan langkah-langkah sebagai berikut: 29 1. Pelaksanaan RUPS dengan materi acara Pembubaran PT diikuti dengan penunjukan Likuidator untuk melakukan proses likuidasi Pasal 142 ayat 1,2 . 2. Dalam jangka waktu 30 hari terhitung sejak tanggal pembubaran Perseroan, Likuidator harus mengumumkan dalam Surat Kabar dan Berita Negara Republik Indonesia serta memberitahukan kepada Menteri Pasal 147 ayat 1 huruf b UUPT. Catatan : Dalam tahap ini Menteri hanya mencatat bahwa Perseroan dalam likuidasi. 3. Dalam tahap pemberesan harta kekayaan Perseroan, Likuidator wajib mengumumkan dalam Surat Kabar dan BNRI mengenai Rencana pembagian kekayaan hasil likuidasi pasal 149 UUPT . 28 http:mkn-unsri.blogspot.com200912praktek-pelaksanaan-pembubaran-pt.html, tanggal 20 Nopember 2010. 29 http:notarissby.blogspot.com. diakses, tanggal 20 Nopember 2011. Universitas Sumatera Utara 24 4. Dan terakhir diadakan RUPS tentang pertangggung jawaban Likuidator dalam melaksanakan proses likuidasi, sekaligus memberikan pelunasan dan pembebasan kepada Likuidator; yang diikuti pengumuman dalam Surat Kabar mengenai hasil akhir proses likuidasi dan pemberitahuan kepada Menteri.pasal 152 ayat 3. 5. Menteri mencatat berakhirnya status badan hukum Perseroan dan menghapus nama Perseroan dari Daftar Perseroan diikuti dengan pengumuman dalam BNRI pasal 152 ayat 5 dan ayat 8. Singkatnya Likuidator harus mengumumkan 3 kali dalam Surat Kabar mengenai pembubaran, rencana pembagian kekayaan hasil likuidasi dan hasil akhir proses likuidasi dan 1 kali dalam BNRI mengenai pembubaran, serta memberitahukan kepada Menteri 2 kali mengenai pembubaran dan hasil akhir likuidasi. Pembubaran Perseroan terjadi: 30 1. Berdasarkan keputusan RUPS. Direksi, Dewan Komisaris atau 1 satu pemegang saham atau lebih yang mewakili paling sedikit 110 satu persepuluh bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara, dapat mengajukan usul pembubaran Perseroan kepada RUPS. Keputusan RUPS tentang pembubaran Perseroan sah apabila diambil sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 87 ayat 1 dan Pasal 89 UUPT. Pembubaran Perseroan dimulai sejak saat yang ditetapkan dalam keputusan RUPS. 31 2. Karena jangka waktu berdirinya yang ditetapkan dalam anggaran dasar telah berakhir. Dalam jangka waktu paling lambat 30 tiga puluh hari setelah jangka waktu berdirinya Perseroan berakhir RUPS menetapkan penunjukan likuidator. Direksi tidak boleh melakukan perbuatan hukum baru atas nama Perseroan setelah jangka waktu berdirinya Perseroan yang ditetapkan dalam anggaran dasar berakhir. 3. Berdasarkan penetapan pengadilan. 30 Pasal 142 ayat 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. 31 Pasal 144 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Universitas Sumatera Utara 25 Pengadilan negeri dapat membubarkan Perseroan atas: 32 a permohonan kejaksaan berdasarkan alasan Perseroan melanggar kepentingan umum atau Perseroan melakukan perbuatan yang melanggar peraturan perundang-undangan; b permohonan pihak yang berkepentingan berdasarkan alasan adanya cacat hukum dalam akta pendirian; c permohonan pemegang saham, Direksi atau Dewan Komisaris berdasarkan alasan perseroan tidak mungkin untuk dilanjutkan. Dalam penetapan pengadilan ditetapkan juga penunjukan likuidator. 4. Dengan dicabutnya kepailitan berdasarkan putusan pengadilan niaga yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, harta pailit Perseroan tidak cukup untuk membayar biaya kepailitan. 5. Karena harta pailit Perseroan yang telah dinyatakan pailit berada dalam keadaan insolvensi sebagaimana diatur dalam undang-undang tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang. 6. Karena dicabutnya izin usaha Perseroan sehingga mewajibkan Perseroan melakukan likuidasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam hal pembubaran terjadi berdasarkan keputusan RUPS, jangka waktu berdirinya yang ditetapkan dalam anggaran dasar telah berakhir atau dengan dicabutnya kepailitan berdasarkan keputusan pengadilan niaga dan RUPS tidak menunjuk likuidator, Direksi bertindak selaku likuidator. Dalam hal pembubaran Perseroan terjadi dengan dicabutnya kepailitan pengadilan niaga sekaligus memutuskan pemberhentian kurator dengan memperhatikan ketentuan dalam undang- undang tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang. Dalam hal terjadi pembubaran Perseroan, maka: 33 a. Wajib diikuti dengan likuidasi yang dilakukan oleh likuidator atau kurator. b. Perseroan tidak dapat melakukan perbuatan hukum, kecuali diperlukan untuk membereskan semua urusan Perseroan dalam rangka likuidasi. 32 Pasal 146 ayat 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1997 tentang Perseroan Terbatas. 33 Pasal 142 ayat 2 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Universitas Sumatera Utara 26 Jika ketentuan huruf b ini dilanggar, anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, dan Perseroan bertanggung jawab secara tanggung renteng. Jika terjadinya pembubaran perseroan tidak mengakibatkan perseroan kehilangan status badan hukum sampai dengan selesainya likuidasi dan pertanggungjawaban likuidator diterima oleh RUPS atau pengadilan. Sejak saat pembubaran pada setiap surat keluar Perseroan dicantumkan kata “dalam likuidasi” di belakang nama Perseroan. Likuidator bertanggung jawab kepada RUPS atau pengadilan yang mengangkatnya atas likuidasi Perseroan yang dilakukan. Kurator bertanggung jawab kepada hakim pengawas atas likuidasi Perseroan yang dilakukan. Likuidator wajib memberitahukan kepada Menteri dan mengumumkan hasil akhir proses likuidasi dalam surat kabar setelah RUPS memberikan pelunasan dan pembebasan kepada likuidator atau setelah pengadilan menerima pertanggungjawaban likuidator yang ditunjuknya. Menteri kemudian mencatat berakhirnya status badan hukum Perseroan dan menghapus nama Perseroan dari daftar Perseroan. Pemberitahuan dan pengumuman dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 30 tiga puluh hari terhitung sejak tanggal pertanggungjawaban likuidator atau kurator diterima oleh RUPS, pengadilan atau hakim pengawas. Menteri mengumumkan berakhirnya status badan hukum Perseroan dalam Berita Negara Republik Indonesia. Jika hal tersebut ditelah lebih lanjut dengan ketentuan-ketentuan di atas, maka suatu perseroan yang yang sahamnya dimiliki oleh dua kubu pemegang saham yang memiliki masing-masing 50 lima puluh persen saham dan salah satu dari Universitas Sumatera Utara 27 pemegang saham menghendaki pembubaran Perseroan, maka upaya yang dapat dilakukan tentunya adalah berdasarkan penetapan Pengadilan melalui pengajuan permohonan pembubaran Perseroan. Dalam Pasal 146 ayat 1 huruf c Undang – Undang Nomor 40 Tahun 2007, disebutkan bahwa Pengadilan Negeri dapat membubarkan Perseroan atas permohonan pemegang saham, Direksi, atau Dewan Komisaris dengan alasan Perseroan tidak mungkin untuk dilanjutkan. Adapun caranya adalah melalui proses permohonan pembubaran perseroan kepada Ketua Pengadilan Negeri yang dapat diajukan oleh Pemegang Saham, Direksi, atau Dewan Komisaris dengan alasan Perseroan tidak mungkin untuk dilanjutkan. Alasan Perseroan tidak mungkin untuk dilanjutkan lebih lanjut diatur dalam penjelasan Pasal 146 ayat 1 c UU PT No. 402007, yang menyebutkan bahwa: a. Perseroan tidak melakukan kegiatan usaha non-aktif selama 3 tiga tahun atau lebih, yang dibuktikan dengan surat pemberitahuan yang disampaikan kepada instansi pajak. b. Dalam hal sebagian besar pemegang saham sudah tidak diketahui alamatnya walaupun telah dupanggil melalui iklan dalam Surat Kabar sehingga tidak dapat diadakan RUPS. c. Dalam hal perimbangan pemilikan saham dalam Perseroan sedemikian rupa sehingga RUPS tidak dapat mengambil keputusan yang sah, misalnya 2 dua kubu pemegang saham memiliki masing-masing 50 lima puluh persen saham. Universitas Sumatera Utara 28 d. Kekayaan Perseroan telah berkurang sedemikian rupa sehingga dengan kekayaan yang ada Perseroan tidak mungkin lagi melanjutkan kegiatan usahanya. Ada beberapa teori yang dikemukakan oleh para ahli mengenai badan hukum antara lain sebagai berikut : 34 1 . Teori Fiktif dari Von Savigny Teori ini menyatakan bahwa badan hukum itu semata-mata buatan Negarasaja. Sebetulnya menurut alam hanya manusia sajalah sebagai subyekhukum, badan hukum itu hanya suatu fiksi saja, yaitu sesuatu yang sesungguhnya tidak ada, tetapi orang menciptakan dalam bayangannya suatu pelaku hukum badan hukum sebagai subyek hukum diperhitungkan sama dengan manusia. 2 . Teori harta kekayaan bertujuan dari Brinz Menurut teori ini hanya manusia saja yang dapat menjadi subyek hukum.Namun, juga tidak dapat dibantah adanya hak-hak atas suatu kekayaan, sedangkan tiada manusiapun yang menjadi pendukung hak-hak itu. Apa yang namakan hak-hak dari suatu badan hukum sebenarnya adalah hak-hak yang tidak ada yang memilikinya dan sebagai penggantinya adalah suatu harta kekayaan yang terikat oleh suatu tujuan atas kekayaan kepunyaan suatu tujuan. 3 . Teori Organ dari Otto Von Gierki Menurut teori ini badan hukum adalah suatu realitas sesungguhnya sama seperti sifat kepribadian alam manusia ada dalam pergaulan hukum. Disini tidak hanya suatu pribadi yang sesungguhnya, tetapi badan hukum itu juga mempunyai kehendak atau 34 R. Ali Rido, Op.Cit, halaman7 Universitas Sumatera Utara 29 kemauan sendiri yang dibentuk melalui alat-alat perlengkapannya pengurus, anggota-anggotanya. Apa yangmereka putuskan, adalah kehendak atau kemauan dari badan hukum. Teori ini menggambarkan badan hukum sebagai suatu yang tidak berbeda dengan manusia.

Dokumen yang terkait

Kajian Yuridis Terhadap Koperasi Apabila Berubah Menjadi Perseroan Terbatas Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 dan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

6 141 96

Due Diligence dalam Akuisisi Perseroan Terbatas Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.

5 99 110

Tinjauan Yuridis Atas Akuisisi Perusahaan Setelah Berlakunya Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

3 101 142

Tinjauan Yuridis Tentang Rapat Umum Pemegang Saham Melalui Video Konferensi Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

1 69 136

Tinjauan Yuridis Business Judgement Rule Pada Dewan Komisaris Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

4 67 72

AKIBAT HUKUM PEMBUBARAN PERSEROAN TERBATAS DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

0 25 16

AKIBAT HUKUM PEMBUBARAN PERSEROAN TERBATAS DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

1 40 16

TANGGUNG JAWAB DIREKSI DALAM PENGURUSAN PERSEROAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

0 6 36

Kajian Yuridis Terhadap Koperasi Apabila Berubah Menjadi Perseroan Terbatas Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 dan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

0 0 20

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang - Kajian Yuridis Terhadap Koperasi Apabila Berubah Menjadi Perseroan Terbatas Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 dan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

0 1 19