Pertumbuhan HASIL DAN PEMBAHASAN

17 DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Pertumbuhan

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan bobot rata-rata dan panjang rata-rata ikan bawal air tawar selama pemeliharaan 12 minggu dapat dilihat pada Gambar 4.1.1. dan 4.1.2. Gambar 4.1.1. Pertumbuhan Bobot Rata-Rata g Ikan Bawal Air Tawar selama 12 Minggu Gambar 4.1.2. Pertumbuhan Panjang Rata-rata cm Ikan Bawal Air Tawar Selama 12 Minggu 5 10 15 20 25 30 35 40 45 1 2 3 4 5 6 B o b o t g Pengamatan ke- Tubifex Pelet Kombinasi 2 4 6 8 10 12 14 1 2 3 4 5 6 P a n ja n g c m Pengamatan ke- Tubifex Pelet Kombinasi Universitas Sumatra Utara 18 DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU Berdasarkan Gambar 4.1.1. dan 4.1.2. diketahui bahwa bobot rata-rata ikan bawal air tawar yang tertinggi diperoleh pada perlakuan pelet yaitu 42,30 g dan panjang rata-rata 12,91 cm, diikuti perlakuan kombinasi yaitu bobot rata-rata 36,01 g dengan panjang rata-rata 12,17 cm dan yang paling rendah diperoleh pada perlakuan Tubifex sp. yaitu bobot rata-rata sebesar 22,66 g dengan panjang rata-rata 10,38 cm. Hal ini disebabkan pelet mengandung nutrisi lebih lengkap protein, lemak, serat, abu kasar dan kadar air dibanding Tubifex sp. yang hanya mengandung protein dan lemak saja. Pertumbuhan merupakan pertambahan bobot atau panjang dalam waktu tertentu. Menurut Wijayanti 2010 pertumbuhan tersebut dipengaruhi oleh sumber energi dari pakan yang tersedia, dimana sumber energi tersebut berupa karbohidrat, lemak dan protein. Kandungan nutrisi dari pakan pelet F999 yaitu protein kasar 38 , lemak kasar 2 , serat kasar 3 , abu kasar 13 dan kadar air 12 . Kandungan nutrisi Tubifex sp. yaitu protein 57 dan lemak 13. Setiap ikan membutuhkan kadar protein yang berbeda-beda untuk pertumbuhannya dan dipengaruhi oleh umur atau ukuran ikan, namun pada umumnya ikan membutuhkan protein sekitar 35-50 dalam pakannya Hepher, 1990 dalam Adelina, 1999. Beberapa percobaan untuk mengetahui kebutuhan protein ikan bawal air tawar telah dilakukan Hernandez et al., 1995 dalam Adelina 1999. Dari hasil percobaan tersebut dapat dikemukanan bahwa kadar protein 22 sudah cukup untuk ikan yang berukuran 5 g dan 18 untuk ikan yang berukuran 30. Selanjutnya Eckmann 1987 dalam Adelina 1999 melakukan percobaan pada ikan bawal air tawar berukuran juvenil. Hasilnya menunjukkan bahwa pertumbuhan ikan lebih baik apabila protein pakan ditingkatkan dari 25 menjadi 37. Merola Cantelmo 1987 dalam Adelina 1999 melakukan percobaan terhadap fingerling bawal air tawar yang berukuran 30 g menggunakan pakan yang mempunyai kadar protein 30, 35 dan 40. Hasilnya menunjukkan bahwa pakan yang mengandung 30 memberikan pertambahan bobot akhir tertinggi dan diikuti oleh pakan dengan protein 35 dan 40. Namun ketiga tingkat kadar protein tersebut tidak memberikan perbedaan yang nyata terhadap rata-rata bobot akhir, laju pertumbuhan harian dan efisiensi pakan Adelina, 1999. Universitas Sumatra Utara 19 DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU Imbangan protein dan energi sangat penting dalam menunjang pertumbuhan ikan. Pakan yang mempunyai kadar protein tinggi belum tentu dapat mempercepat pertumbuhan apabila total energi pakan rendah. Energi pakan terlebih dahulu dipakai untuk kegiatan metabolisme standar, seperti respirasi, transport ion dan pengeluaran cairan tubuh serta aktifitas lainnya. Energi untuk seluruh aktifitas tersebut diharapkan sebagian besar berasal dari bahan nutrien non-protein yaitu karbohidrat, lemak, serat, abu kasar dan kadar air. Sumbangan energi dari bahan non-protein ini rendah maka protein akan digunakan sebagai sumber energi untuk berbagai aktifitas tersebut sehingga pertumbuhan akan berkurang dengan kata lain penambahan energi non-protein dapat meningkatkan fungsi protein dalam menunjang pertumbuhan ikan Furuichi, 1988. Menurut Haetami et al., 2007 kebutuhan ikan akan energi diharapkan sebagian besar dipenuhi oleh nutrien non-protein seperti lemak dan karbohidrat. Apabila energi yang berasal dari non-protein tersebut cukup tersedia, maka sebagian besar protein akan dimanfaatkan untuk tumbuh, namun apabila energi dan nutrien non-protein tidak terpenuhi, maka protein akan digunakan sebagai sumber energi sehingga fungsi protein sebagai pembangun tubuh akan berkurang. Tingkat energi protein dalam pakan juga mempengaruhi konsumsi pakan. Tingkat energi protein melebihi kebutuhan maka akan menurunkan konsumsi sehingga pengambilan nutrien lainnya termasuk protein akan menurun. Penggunaan protein sebagai energi yang semakin besar menjadikan protein untuk pertambahan bobot berkurang. Oleh karena itu diperlukan keseimbangan yang tepat antara energi dan protein agar dicapai keefisienan dan keefektifan pemanfaatan pakan 4.2. Laju Pertumbuhan Bobot Bulanan dan Laju Pertumbuhan Bobot Total Ikan Bawal Air Tawar Selama Pemeliharaan Laju pertumbuhan bobot bulanan dan laju pertumbuhan bobot total dari hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2. Laju Pertumbuhan Bulanan dan Bobot Total Ikan Bawal air Tawar Perlakuan Laju pertumbuhan bobot bulanan α Laju pertumbuhan bobot total GR Tubifex sp. 0,42 4,91 g Pelet 0,88 11,99 g Kombinasi 0,72 9,64 g Universitas Sumatra Utara 20 DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU Laju pertumbuhan individu gbulan ditentukan berdasarkan selisih bobot rata-rata akhir dan awal pemeliharaan yang dibandingkan dengan waktu pemeliharaan. Berdasarkan Tabel 4.2. diketahui laju pertumbuhan bobot bulanan ikan bawal air tawar paling tinggi yaitu pada perlakuan pelet dengan nilai berkisar antara 0,88 dan yang terendah ada pada perlakuan Tubifex sp. dengan nilai berkisar 0,42. Laju pertumbuhan bobot total yang paling tinggi juga diperoleh pada perlakuan pelet yaitu berkisar antara 11,99 dan yang terendah pada perlakuan Tubifex sp. yaitu berkisar antara 4,91. Laju pertumbuhan bobot bulanan dan laju pertumbuhan bobot total merupakan bukti dari pertumbuhan akhir dari ikan bawal air tawar yang menunjukkan bahwa pada perlakuan pelet laju pertumbuhan lebih cepat karena kandungan nutrisi pelet lebih lengkap dibanding Tubifex sp. Walaupun kandungan proteinnya lebih tinggi. Kandungan nutrisi dari pakan pelet F999 yaitu protein kasar 38 , lemak kasar 2 , serat kasar 3 , abu kasar 13 dan kadar air 12 . Kandungan nutrisi Tubifex sp. yaitu protein 57 dan lemak 13. Menurut Kardana et al., 2012 peningkatan protein pakan tidak selalu menyebabkan meningkatnya pertumbuhan. Peningkatan protein pakan tanpa diikuti keseimbangan dengan sumber energi non-protein akan menyebabkan protein digunakan sebagai sumber energi. Koesdarto 2001 dalam Sari et al., 2012 menyatakan bahwa meningkatnya pertumbuhan didukung dengan kesehatan yang baik pada ikan dan akan meningkatkan efisiensi penyerapan zat makanan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan produksi yang ditunjukkan dengan pertambahan bobot bulanan maupun bobot total.

4.3. Pola Pertumbuhan