Pola Pertumbuhan HASIL DAN PEMBAHASAN

20 DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU Laju pertumbuhan individu gbulan ditentukan berdasarkan selisih bobot rata-rata akhir dan awal pemeliharaan yang dibandingkan dengan waktu pemeliharaan. Berdasarkan Tabel 4.2. diketahui laju pertumbuhan bobot bulanan ikan bawal air tawar paling tinggi yaitu pada perlakuan pelet dengan nilai berkisar antara 0,88 dan yang terendah ada pada perlakuan Tubifex sp. dengan nilai berkisar 0,42. Laju pertumbuhan bobot total yang paling tinggi juga diperoleh pada perlakuan pelet yaitu berkisar antara 11,99 dan yang terendah pada perlakuan Tubifex sp. yaitu berkisar antara 4,91. Laju pertumbuhan bobot bulanan dan laju pertumbuhan bobot total merupakan bukti dari pertumbuhan akhir dari ikan bawal air tawar yang menunjukkan bahwa pada perlakuan pelet laju pertumbuhan lebih cepat karena kandungan nutrisi pelet lebih lengkap dibanding Tubifex sp. Walaupun kandungan proteinnya lebih tinggi. Kandungan nutrisi dari pakan pelet F999 yaitu protein kasar 38 , lemak kasar 2 , serat kasar 3 , abu kasar 13 dan kadar air 12 . Kandungan nutrisi Tubifex sp. yaitu protein 57 dan lemak 13. Menurut Kardana et al., 2012 peningkatan protein pakan tidak selalu menyebabkan meningkatnya pertumbuhan. Peningkatan protein pakan tanpa diikuti keseimbangan dengan sumber energi non-protein akan menyebabkan protein digunakan sebagai sumber energi. Koesdarto 2001 dalam Sari et al., 2012 menyatakan bahwa meningkatnya pertumbuhan didukung dengan kesehatan yang baik pada ikan dan akan meningkatkan efisiensi penyerapan zat makanan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan produksi yang ditunjukkan dengan pertambahan bobot bulanan maupun bobot total.

4.3. Pola Pertumbuhan

Dari hasil penelitian diperoleh hasil analisis hubungan panjang dan bobot ikan bawal air tawar pada setiap perlakuan dapat dilihat pada Gambar 4.3.1., 4.3.2. dan 4.3.3. serta diketahui juga nilai b ikan bawal air tawar yang menunjukkan keseimbangan antara pola pertumbuhan panjang dan bobot ikan bawal air tawar. Universitas Sumatra Utara 21 DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU Gambar 4.3.1. Hubungan Panjang dan Bobot Ikan Bawal Air Tawar Selama Pemeliharaan 12 Minggu yang Diberi Pakan Alami Tubifex sp. Gambar 4.3.2. Hubungan Panjang dan Bobot Ikan Bawal Air Tawar Selama Pemeliharaan 12 Minggu yang Diberi Pakan Buatan Pelet Gambar 4.3.3. Hubungan Panjang dan Bobot Ikan Bawal Air Tawar Selama Pemeliharaan 12 Minggu yang Diberi Pakan Kombinasi Tubifex sp. dan Pelet W= 3,0581x 10 -2 x L 2,812576 n= 15 2 4 6 8 10 12 5 10 15 20 25 B o b o t g Panjang cm W = 7,2725x10 -2 x L 2,476774 n = 15 2 4 6 8 10 12 14 16 10 20 30 40 50 B o b o t g Panjang cm W = 3,3078x 10 -2 x L 2,789954 n = 15 2 4 6 8 10 12 14 10 20 30 40 B o b o t g Panjang cm Universitas Sumatra Utara 22 DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU Pada perlakuan Tubifex sp. diperoleh nilai b = 2,812576, perlakuan pelet diperoleh nilai b = 2,476774 dan perlakuan kombinasi diperoleh nilai b = 2,789954 yang menunjukkan bahwa b3 disebut allometrik negatif yang artinya pertumbuhan panjang lebih cepat dibandingkan dengan bobot ikan. Berdasarkan penelitian ini diketahui bahwa nilai b ketiga perlakuan 3 dan bisa dikatakan rendah. Hal ini disebabkan ikan bawal air tawar merupakan ikan yang senang bergerombol dan aktif bergerak. Muchlisin 2010 dalam Mulfizar et al., 2012 menyatakan bahwa besar kecilnya nilai b juga dipengaruhi perilaku ikan, misalnya ikan yang berenang aktif ikan pelagis menunjukkan nilai b yang lebih rendah bila dibandingkan dengan ikan yang berenang pasif kebanyakan ikan demersal. Effendie 2002 menyatakan bahwa analisis pertumbuhan panjang dan berat bertujuan untuk mengetahui pola pertumbuhan ikan di alam dan perhitungan panjang dan berat ikan dapat digunakan untuk menduga pola pertumbuhan dan kemontokan ikan. Hubungan antara panjang total dan berat total dapat dicari dengan menggunakan persamaan sebagai berikut: W = aL b yaitu berat ikan merupakan pangkat 3 dari panjangnya . Nilai b digunakan untuk menduga laju pertumbuhan kedua parameter yang dianalisis. Secara umum, nilai b tergantung pada kondisi fisiologis dan lingkungan seperti suhu, pH, salinitas, letak geografis dan teknik sampling dan juga kondisi biologis seperti perkembangan gonad dan ketersediaan pakan Froese, 2006 dalam Mulfizar et al., 2012. Keterangan: Huruf yang berbeda pada gambar menunjukkan perbedaan yang nyata Nilai p 0,05 Gambar 4.5.4. Hasil Analisis Korelasi Setiap Perlakuan dengan SPSS Versi 16,00 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 Tubifex sp. pelet Komnbinasi B o b o t ik a n g Perlakuan b c a Universitas Sumatra Utara 23 DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU Data setiap perlakuan dianalisis dengan uji Analisis Varian ANOVA melalui program komputer statistik Versi 16,00 dengan pendekatan uji nilai probabilitas P. Hasil uji disimpulkan dengan cara membandingkan nilai taraf nyata α = 0,05 dengan P yang diperoleh melalui komputansi SPSS. Uji ANOVA berfungsi untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan perlakuan. Berdasarkan Gambar 4.5.4. diperoleh hasil analisis ANOVA setiap perlakuan menunjukkan perbedaan nyata p 0,05. Hasil korelasi antara perlakuan pakan alami dengan pakan buatan berbeda nyata p 0,05, antara pakan alami dengan pakan kombinasi berbeda nyata p0,05, perlakuan pakan buatan dengan pakan kombinasi berbeda nyata p 0,05 yang artinya bahwa terdapat pengaruh pakan alami, pakan buatan dan kombinasi terhadap laju pertumbuhan populasi ikan bawal air tawar.

4.4. Faktor Fisik Kimia yang diukur