Kegiatan Belajar 2 PEMBUATAN PIB, SISTEM APLIKASI PELAYANAN IMPOR (PIB) VERSI SERVER DAN PC
3. Kegiatan Belajar 2 PEMBUATAN PIB, SISTEM APLIKASI PELAYANAN IMPOR (PIB) VERSI SERVER DAN PC
3.1. Uraian dan contoh
Pada kegiatan belajar 2 ini, akan diuraikan mengenai proses pembuatan data PIB dengan modul aplikasi sampai dengan pengajuan data PIB ke KPPBC, proses penanganan data PIB pada KPPBC secara garis besar dengan menggunakan aplikasi pelayanan PIB versi server, pengelolaan perbendaharaan, sekilas tentang pengelolaan PNBP serta penjelasan tentang aplikasi impor versi PC.
a. Pembuatan PIB pada Perusahaan
1. Modul Aplikasi PIB DJBC telah menyediakan aplikasi untuk membantu perusahaan membuat
dokumen-dokumen yang berkaitan dengan sistem dan prosedur impor (PIB). Aplikasi ini lebih dikenal dengan nama Modul aplikasi PIB (Pemberitahuan Impor Barang). Modul PIB yang kompatible dengan aplikasi impor di KPPBC adalah versi 4.1 ke atas.
2. Membuat PIB Dengan menggunakan modul aplikasi PIB, perusahaan dapat membuat
dokumen PIB. Modul aplikasi PIB juga telah dilengkapi dengan modul validasi yang menjamin agar data yang dibuat valid dan memenuhi standar yang dipakai oleh Bea dan Cukai.
Berikut ini diuraikan sekilas tentang layar pembuatan dokumen PIB di modul aplikasi PIB, dimulai dari layar header PIB.
Data-data yang perlu dimasukkan pada modul aplikasi pembuatan PIB antara lain: - Jenis PIB, jenis impor dan jenis pembayaran
- Data Pemasok berupa Nama, Alamat, Negara - Data Perusahaan (importir maupun ppjk) berupa NPWP, Nama, Alamat - Data Sarana Pengangkut (Nama, Voy, Tgl Kedatangan) - Data Pelabuhan (Muat dan Bongkar)
- Kode Valuta, Brutto, Netto - Data Invoice, Packing List, BL/AWB - Dokumen Pendukung Lainnya (mis : SKEP Fasilitas/Ijin) - Data Detail Barang (HS, Uraian, Jml Satuan, Harga Barang, Satuan Barang) - Data Kontainer dan Kemasan
Gambar: Layar Header PIB pada Aplikasi Modul PIB
3. Pencetakan PIB Setelah selesai pembuatan PIB yang ditandai dengan status ‘Ready’ maka
kemudian dilakukan proses pencetakan data PIB. Standar pencetakan menggunakan kertas ukuran A4. Setelah proses pencetakan selesai kemudian dilakukan legalisasi terhadap hasil cetakan PIB oleh perusahaan, dalam hal ini petugas yang berwenang pada perusahaan tersebut.
4. Pembayaran Pungutan PIB Pembayaran atas pungutan impor dalam dokumen PIB dilakukan di bank
devisa persepsi mengunakan dokumen SSPCP. Dokumen SSPCP dibuat berdasarkan data pungutan bayar pada cetakan PIB. Khusus untuk pengajuan devisa persepsi mengunakan dokumen SSPCP. Dokumen SSPCP dibuat berdasarkan data pungutan bayar pada cetakan PIB. Khusus untuk pengajuan
5. Mempertaruhkan Jaminan Pungutan PIB Dalam hal ada pungutan dalam data PIB yang wajib dipertaruhkan jaminannya
maka importir/PPJK harus menyelesaikan jaminan tersebut terlebih dahulu, baru melakukan pengiriman data PIB ke KPPBC. Dalam hal fasilitas KITE maka pengurusan jaminan dilakukan di KITE KWBC, untuk fasilitas lainnya pengurusan jaminan dilakukan di KPPBC (Seksi Perbendaharaan).
6. Pengiriman data PIB ke KPPBC Proses pengiriman data PIB ke dalam aplikasi pelayanan impor dibedakan
menjadi 2, yaitu via disket dan PDE. Berikut ini penjelasan untuk masing- masing cara pengiriman.
¾ Pengiriman dengan media disket. Pengiriman dengan media disket dilakukan dalam hal pelayanan impor di
kantor pelayanan adalah dengan menggunakan disket. Prosesnya adalah dengan melakukan transfer data PIB ke media disket. Data hasil transfer PIB berupa file txt, sebanyak 7 file.
¾ Pengiriman secara PDE. Pengiriman data PIB secara PDE dilakukan dalam hal pelayanan impor di
kantor pelayanan adalah secara PDE. Prosesnya dimulai dari pembentukan EDIFACT ditandai dengan berubahnya status data PIB dari ready menjadi queued. Kemudian dilanjutkan dengan proses komunikasi data PIB atau CUSDEC (customs declaration), apabila komunikasi berhasil dilakukan maka status PIB akan menjadi delivered.
A. Sistem Aplikasi Pelayanan Impor (PIB) Versi Server/Oracle (1) Spesifikasi hardware, software dan database
a. Hardware, Software Dan O/S Aplikasi pelayanan impor (PIB) versi Oracle dibuat menggunakan Oracle
Developer Patch 6i. Aplikasi pelayanan ini ditempatkan pada server IBM Regatta PSeries IBM tipe P 690, P 670, P 650, P 630 dan P 610 dengan O/Snya AIX. Aplikasi diletakkan di IAS (Internet Aplication Server) berbasis web client.
Sedangkan user memakai PC sebagai client dengan operating system Windows. Untuk menjalankan aplikasi pada client diperlukan software internet explorer atau browser lainnya. Disamping itu juga diperlukan adanya Oracle J-Initiator.
b. Database Database aplikasi impor (PIB) merupakan database Oracle 9i. Untuk tipe
server tertentu posisi server database ditempatkan terpisah dengan server aplikasi, misalnya untuk server tipe P 690 dan P 670. Sedangkan untuk server tipe P 650, P 630 dan P 610 posisi server database ditempatkan sama dengan aplikasi tetapi pada partisi yang berbeda.
(2) Pelayanan PIB dengan Aplikasi
Berdasarkan fungsinya maka sistem aplikasi pelayanan impor dapat dikategorikan menjadi 3 (tiga) yaitu :
1. Pelayanan Pelayanan dokumen PIB Pelayanan fasilitas impor
2. Pengawasan Barang tata niaga Pembayaran BM dan PDRI Fasilitas impor
3. Pelaporan Kegiatan importasi Barang impor
Pembayaran BM dan PDRI Pelunasan hutang BM dan PDRI Proses pelayanan impor
Sebelum dijelaskan tentang proses pelayanan terhadap data PIB, akan diuraikan tentang status data PIB dalam sistem aplikasi pelayanan PIB. Status tersebut adalah :
Uraian Status
Keterangan
Validasi
Waktu Selesai di-Validasi
Konf.STTJ
Waktu Cek STTJ
Konf. Bank
Waktu terseleksi sebagai Payment Verification / Konfirmasi Pembayaran
Konf Lebih Bayar
Waktu Konfirmasi Lebih Bayar
Analyzing Point
Waktu terseleksi sebagai Barang Larangan / Pembatasan
Konf. AP
Waktu Respon Konfirmasi Skep. Barang Larangan / Pembatasan
Reject Brg Larangan
Waktu Ditetapkan Sebagai Barang Larangan
Periksa Fisik
Waktu SPJM
Periksa Jabatan
Waktu Ditetapkan Untuk Pemeriksaan Jabatan
Hi-Co Scan
Waktu Hico scan
PFPD
Waktu selesai pengisian LHP
Tunggu DNP
Waktu diajukan inp(informasi nilai pabean)
SPKPBM Belum SPPB Waktu SPKPBM ( belum SPPB ) Tambah Jaminan
Waktu Harus Tambah Jaminan ( PFPD )
Gate
Waktu SPPB
Brg. Keluar
Waktu keluar dari gate
Status tersebut di atas adalah status data PIB mulai dari selesai validasi pada saat penerimaan data sampai pengeluaran barang yaitu saat entri di gate pengeluaran barang. Status PIB akan termonitor jika semua penyelesaiannya adalah melalui aplikasi.
Adapun alur proses pelayanan PIB dengan menggunakan aplikasi pelayanan adalah sebagai berikut :
1. Persiapan
a. Seting Aplikasi Untuk bisa melakukan pelayanan data PIB perlu diperhatikan seting pada
aplikasi ini. Seting yang harus dilakukan meliputi seting kode kantor, parameter aplikasi, nomor dokumen dan petugas. Seting ini biasanya dilakukan oleh petugas operator konsul.
b. Scan dengan AntiVirus Untuk menghindari menularnya virus komputer, khusus bagi KPPBC yang
melakukan pelayanan impor secara disket sebaiknya mempersiapkan program antivirus versi terbaru. Selanjutnya terhadap setiap disket data PIB yang diajukan sebaiknya diperiksa dengan program anti virus terbaru. Pastikan disket tersebut tidak bervirus.
2. Penerbitan BPJ (Bukti Penerimaan Jaminan) Proses penerbitan BPJ adalah proses pelayanan yang pertama kali atas
dokumen PIB dalam hal ada pungutan-pungutan dalam PIB tersebut yang wajib dipertaruhkan jaminannya. Program untuk penerbitan BPJ ada pada menu Perbendaharaan – Pengelolaan Jaminan – Perekaman Bukti Penerimaan Jaminan.
Yang harus diperhatikan dalam proses penerbitan BPJ adalah : Kebenaran atas SKEP fasilitas sebagai dasar penjaminan Nilai pungutan dalam cetakan PIB yang wajib dipertaruhkan Nilai jaminan dalam bank garansi/customs bond/jaminan tunai. Lembaga/instansi penjamin diblokir atau tidak.
Setelah perekaman BPJ selesai maka secara otomatis akan terbit cetakan BPJ yang sudah ada nomor dan tanggalnya. Cetakan BPJ setelah ditandatangani oleh pegawai yang berwenang kemudian diserahkan kepada importir/ppjk yang mengurus jaminan. Nomor BPJ itulah yang kemudian dientrikan ke dalam modul PIB, sebelum data PIB ditransfer/dikirimkan ke KPPBC.
3. Penerimaan data PIB
Secara umum proses ini adalah awal dari proses pelayanan PIB. Proses penerimaan data PIB dalam aplikasi pelayanan impor dibedakan menjadi 2 (dua) cara, yaitu sistem disket dan sistem PDE.
A. Sistem disket Pegawai yang bertugas menerima dokumen melakukan kegiatan sebagai
berikut : ¾ Menerima disket dan lembar pengantar yang berisi nomor-nomor
pengajuan data PIB. ¾ Menerima hasil cetakan PIB dalam rangkap 3 (tiga). ¾ Menerima dokumen pelengkap pabean yang diwajibkan, SSPCP atau
bukti penerimaan jaminan/Surat Tanda Terima Jaminan, surat persetujuan/ijin yang diterbitkan oleh instansi teknis dalam hal importasi memerlukan perijinan/rekomendasi, dan mencocokkan kebenaran dokumen-dokumen tersebut.
¾ Meneliti keakuratan dan kebenaran pengisian data PIB pada cetakan PIB dengan cara membandingkannya dengan dokumen pelengkap pabean sesuai ketentuan yang berlaku.
¾ Mengembalikan berkas PIB apabila tidak lengkap. ¾ Meneliti kondisi disket dan melakukan scan virus. Apabila kondisi
disket baik dan tidak terinfeksi virus, proses dapat dilanjutkan. ¾ Melakukan transfer data dalam disket ke dalam aplikasi pelayanan impor KPPBC. Setelah loading data berhasil dilakukan, kemudian dilanjutkan
dengan proses validasi data PIB. Proses validasi ini berfungsi untuk melakukan pengecekan kelengkapan dan kebenaran atas data PIB yang diajukan, termasuk pengecekan data bukti penyerahan jaminan (BPJ) dan STTJ.
Setelah proses validasi selesai, maka akan muncul pesan di layar yang menyatakan apakah terhadap data PIB tersebut diterima atau ditolak/reject. Dalam hal data diterima, maka terhadap data PIB tersebut akan diberikan status validasi dan asal data PIB adalah ‘D’ (disket). Dalam hal direject maka data PIB akan didelete.
¾ Setelah proses loading berhasil dilakukan maka disket dikembalikan kepada importir disertai bukti penerimaan. ¾ Selanjutnya berkas PIB diserahkan kepada Pejabat yang mendistribusikan dokumen. ¾ Dalam hal ada pungutan yang wajib dibayar maka proses pelayanan selanjutnya adalah perekaman data SSPCP atas dokumen PIB.
B. Sistem PDE Khusus pelayanan impor secara PDE tidak ada pegawai yang bertugas
menerima data PIB. Data PIB atau CUSDEC diterima melalui jaringan elektronik. Program untuk loading data PIB PDE tepatnya pada menu OKDD – Program Otomatis – Load Data PIB EDI/ SSPCP / Respon EDI. Pada layar tersebut akan ditampilkan jumlah data PIB yang diterima dan ditolak/reject serta data SSPCP yang diterima dari bank dan jumlah data respon yang dikirimkan.
Program loading otomatis ini berfungsi untuk : ¾ Melakukan proses penerimaan dan validasi data PIB.
Proses penerimaan data dimulai dari penerimaan file data flat PIB dari jaringan komunikasi ke server aplikasi. Selanjutnya dilakukan proses validasi. Hasil proses validasi apabila kondisi valid maka terhadap data PIB tersebut akan diberikan status validasi. Dengan nilai asal data pada data PIB adalah ‘E’ (elektronik).
¾ Melakukan proses penerimaan dan validasi data SSPCP.
Proses penerimaan data dimulai dari penerimaan file flat SSPCP dari jaringan komunikasi ke server aplikasi. Selanjutnya file tersebut akan dilakukan proses validasi. Hasil proses validasi apabila kondisi valid maka data akan dipindahkan ke tabel data. Data SSPCP ini sebagai dasar proses rekonsiliasi dengan data PIB.
¾ Melakukan proses pengiriman respon PIB dan SSPCP.
Terhadap semua respon hasil proses pelayanan dokumen PIB harus dikirimkan secara otomatis kepada importir/pemberitahu. Proses pengiriman respon dimulai dari pembentukan file respon dalam server aplikasi dan selanjutnya mengirimkannya ke jaringan komunikasi.
Selanjutnya terhadap data hasil penerimaan dengan status validasi, baik secara PDE maupun disket tersebut akan dilakukan pengecekan terhadap data pembayarannya. Dalam data pembayaran tidak ada atau kurang maka data PIB tersebut akan diberikan status konfirmasi pembayaran. Proses pelayanan selanjutnya adalah perekaman data SSPCP (lihat point 4).
Dalam hal tidak ada pungutan yang wajib dibayar atau data pembayaran sudah sesuai maka akan dilakukan proses pengecekan barang larangan atau batasan kecuali untuk data PIB yang diajukan oleh importir yang mendapat fasilitas jalur prioritas.
Apabila termasuk dalam katagori barang larangan atau batasan maka PIB akan dilanjutkan dengan proses pemeriksaan analyzing point, jika tidak termasuk dalam katagori barang larangan atau batasan maka akan dilanjutkan dengan proses penjaluran, yaitu jalur hijau atau jalur merah (pemeriksaan fisik).
Terhadap data PIB yang sudah diputuskan analyzing point maka data PIB tersebut akan diberikan status analyzing point. Proses pelayanan selanjutnya adalah pemeriksaan data PIB analyzing point (lihat point 5).
Untuk PIB jalur merah maka data PIB tersebut akan diberikan kode status Periksa Fisik dan terbit respon SPJM (Surat Pemberitahuan Jalur Merah). Proses pelayanan selanjutnya adalah pemeriksaan fisik barang.
Untuk PIB jalur hijau maka akan terbit respon SPPB (Surat Persetujuan Pengeluaran Barang). PIB jalur hijau dibedakan menjadi 3 (tiga), yaitu jalur hijau prioritas, hijau dan jalur hijau wajib hi-co scan. Data PIB jalur hijau dan hijau prioritas akan diberikan status Gate dan proses pelayanan selanjutnya adalah pengeluaran barang/perekaman di gate. Sedang-kan untuk jalur hijau hi-co scan diberikan status Hi-co Scan dan proses selanjutnya adalah pelayanan atas x-ray container (hi-co scan).
Berbeda dengan sistem disket maka di dalam aplikasi pelayanan impor secara PDE, pada saat penerimaan data PIB tidak ada proses penelitian atas cetakan dokumen PIB dan dokumen pelengkap pabean lainnya karena dokumen belum diserahkan. Proses penelitian baru dilakukan pada saat penyerahan berkas PIB oleh importir/ pemberitahu.
4. Perekaman penerimaan berkas PIB. Sesuai dengan Kep-07/2003 dan P-19/2005, proses penerimaan berkas PIB
harus dilakukan perekamannya dalam sistem aplikasi. Proses perekaman ini berfungsi untuk memonitor dan membuka pemblokiran importir yang disebabkan oleh berkas PIB sekaligus untuk melakukan pemblokiran secara otomatis jika berkas PIB belum diserahkan. Program perekaman ada pada menu Penerimaan Dokumen – Penerimaan Hard Copy PIB.
Secara garis besar proses penerimaan berkas PIB dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu data PIB yang belum jalur/belum mendapatkan nomor pendaftaran (PIB konfirmasi pembayaran, PIB Analyzing Point) dan PIB yang sudah mendapatkan nomor pendaftaran/sudah jalur.
Yang perlu diperhatikan dalam melakukan penerimaan dokumen PIB dan dokumen pelengkap pabean lainnya adalah :
Nomor aju pada berkas PIB dengan nomor aju pada data komputer. Identitas importir. Keaslian dan kelengkapan dari berkas PIB dan dokumen pelengkap pabean
yang diwajibkan.
5. Penerimaan dan perekaman data SSPCP Dalam hal ada pungutan yang dibayar pada data PIB maka data pembayaran
(SSPCP) harus dimasukkan dalam sistem aplikasi pelayanan impor agar data PIB dapat diproses lebih lanjut. Jika aplikasi pelayanan impor secara PDE maka data SSPCP tidak perlu dilakukan entri oleh pegawai, karena secara otomatis data SSPCP akan dikirim secara elektronik oleh bank tempat pembayaran ke KPPBC.
Perekaman SSPCP dilakukan jika sistem pelayanan impor adalah dengan disket. Perekaman SSPCP dalam aplikasi pelayanan baru dapat dilaksanakan sesudah proses loading data PIB berhasil dilakukan, yaitu jika status data PIB adalah konfirmasi pembayaran. Program untuk melakukan perekaman data SSPCP ada pada menu Perbendaharaan – SSPCP – Perekaman Pembayaran (SSPCP).
Yang perlu diperhatikan dalam perekaman data SSPCP adalah :
Kesamaan data nomor pengajuan (car) pada PIB dan SSPCP Kesamaan Data importir (NPWP) pada PIB dan SSPCP Tanggal SSPCP dan nilai kurs harus sama dengan periode kurs dalam
dokumen PIB Nilai pungutan yang dibayar dalam dokumen SSPCP
Setelah data SSPCP selesai direkam maka data PIB dan data SSPCP akan diproses lebih lanjut.
6. Pemeriksaan data PIB yang masuk analyzing point. Untuk melakukan pengelolaan PIB analyzing point dari aplikasi, pilih menu
Analyzing Point – Penyelesaian PIB Analyzing Point (Larangan Pembatasan). Yang harus diperhatikan dalam penanganan PIB analyzing point : Apakah benar barang yang diberitahukan dalam PIB tersebut termasuk
dalam larangan dan atau batasan. Dalam hal ditetapkan sebagai barang pembatasan, maka harus dipastikan bahwa atas importasi barang tersebut sudah ada surat ijin atau keputusan dari instansi terkait.
Proses pemeriksaan data PIB analyzing point, secara garis besar dibagi menjadi 2, yaitu pemeriksaan atas PIB analyzing point yang masih baru dan PIB analyzing point yang berstatus konfirmasi aju dokumen.
Uraian proses pemeriksaan data PIB status analyzing point yang masih baru adalah sebagai berikut :
Semua data barang yang dikatagorikan dalam barang dibatasi dan atau
dilarang (lartas) akan ditampilkan di layar pemeriksaan analyzing point. Periksa secara mendalam untuk masing-masing barang yang ditampilkan, apakah memang benar barang tersebut termasuk dalam katagori larangan atau pembatasan.
Jika hasil penelitian kedapatan barang tersebut tidak termasuk dalam barang larangan atau pembatasan maka isikan hasil penelitian dan pilih keputusan ’bukan barang larangan/ pembatasan. Setelah keputusan ini disimpan maka terhadap data PIB akan dilakukan penjaluran sesuai profil yang ada.
Jika hasil penelitian kedapatan barang tersebut termasuk dalam barang
pembatasan maka pastikan apakah sudah ada dokumen keputusan/surat ijin impor atas barang-barang tersebut. Jika sudah ada, periksa dokumen keputusan/surat ijin sampai dapat disimpulkan bahwa dokumen itu benar, sah dan masih valid/berlaku. Selanjutnya isikan nomor dan tanggal dokumen ijin tersebut ke dalam sistem aplikasi jika data dokumen belum diberitahukan dalam data PIB. Kemudian apabila sudah yakin bahwa keputusan/ surat ijin impor ada dan benar, maka pilih keputusan ’Ada Skep’. Setelah keputusan ini disimpan maka terhadap data PIB akan dilakukan penjaluran sesuai profil yang ada.
Jika hasil penelitian kedapatan barang tersebut termasuk dalam barang pembatasan dan belum dapat dipastikan apakah dokumen ijinnya sudah ada maka mintakan dokumen ijin yang sebenarnya untuk diajukan. Permintaan pengajuan dokumen dengan cara melakukan perekaman kirim respon umum melalui tombol ’Respon Konf SKEP’. Setelah data disimpan maka data PIB akan berstatus konfirmasi aju dokumen dan menunggu proses pengajuan dokumen ijin dari importir/pemberitahu. Respon akan dikirimkan secara otomatis ke modul PIB di tempat importir/pemberitahu dalam hal pelayanan impor secara PDE sedangkan untuk pelayanan secara disket maka respon Konfirmasi Aju Dokumen akan tercetak ke printer kemudian diserahkan kepada importir/ pemberitahu. Apabila lewat dari 3 (tiga) hari kerja sejak tanggal keputusan konfirmasi skep ijin terhadap data PIB ini tidak diselesaikan keputusan finalnya maka data PIB akan direject/ditolak dan dihapus dari database. Dasar rejectnya adalah atas PIB tersebut dianggap belum ada skep ijinnya.
Jika hasil penelitian kedapatan barang tersebut termasuk dalam barang pembatasan dan dokumen keputusan/surat ijin impor atas barang-barang tersebut tidak ada, maka pilih keputusan ’Tdk Ada Skep Ijin Pembatasan’. Setelah keputusan ini disimpan maka terhadap data PIB akan direject/ditolak dan dihapus dari database karena skep ijinnya tidak ada.
Jika hasil penelitian kedapatan barang tersebut termasuk dalam barang larangan maka pilih keputusan ’Barang Larangan’. Setelah keputusan ini disimpan maka terhadap data PIB akan direject/ditolak karena barang yang diberitahukan termasuk dalam barang larangan. Khusus reject karena Jika hasil penelitian kedapatan barang tersebut termasuk dalam barang larangan maka pilih keputusan ’Barang Larangan’. Setelah keputusan ini disimpan maka terhadap data PIB akan direject/ditolak karena barang yang diberitahukan termasuk dalam barang larangan. Khusus reject karena
Untuk proses pemeriksaan data PIB analyzing point yang berstatus konfirmasi aju dokumen sedikit berbeda dengan PIB status analyzing point yang masih baru. Perbedaannya adalah bahwa atas data PIB ini baru bisa diproses lebih lanjut oleh petugas setelah ada kepastian dari importir/pemberitahu tentang ada atau tidaknya dokumen pelengkap yang harus diajukan. Di dalam sistem aplikasi data PIB ini mempunyai status Respon Konf AP.
Adapun proses pemeriksaan yang berbeda adalah sebagai berikut : Terhadap data PIB tersebut harus diambil keputusan finalnya dan tidak
dapat diputuskan untuk aju dokumen kembali. Jika importir/pemberitahu sudah memberitahukan bahwa mereka tidak dapat mengajukan/tidak memiliki dokumen ijin impornya, maka pilih keputusan ’Tdk Ada Skep Ijin Pembatasan’. Setelah keputusan ini disimpan maka terhadap data PIB akan direject/ditolak dan dihapus dari database karena skep ijinnya tidak ada.
Selain proses tersebut di atas, proses penelitian yang lain sama persis dengan proses pemeriksaan PIB status analyzing point yang masih baru.
7. Proses PIB yang ditetapkan pemeriksaan fisik. Seluruh data PIB yang ditetapkan untuk dilakukan pemeriksaan fisik maka
terbit respon Surat Pemberitahuan Jalur Merah (SPJM). Khusus pelayanan secara PDE maka respon secara otomatis akan terkirim ke importir/pemberitahu sedangkan pelayanan secara disket respon akan tercetak terbit respon Surat Pemberitahuan Jalur Merah (SPJM). Khusus pelayanan secara PDE maka respon secara otomatis akan terkirim ke importir/pemberitahu sedangkan pelayanan secara disket respon akan tercetak
Pemeriksaan fisik dilakukan setelah diserahkannya copy dokumen PIB dan pelengkap pabean oleh importir/pemberitahu, barang impor telah siap untuk diperiksa dan importir/pemberitahu hadir dalam proses pemeriksaan fisik. Setelah pemeriksaan fisik selesai dilakukan maka proses selanjutnya adalah perekaman atas hasil pemeriksaan fisik barang impor.
Sesuai dengan peraturan BC nomor P-19/2005, proses pemeriksaan fisik barang impor harus sudah selesai dilaksanakan paling lambat 3 (tiga) hari kerja sejak tanggal penetapan jalur. Pejabat Pemeriksa Barang harus menyelesaikan pemeriksaan fisik termasuk membuat dan merekam LHP dalam 3 (tiga) hari kerja.
Dalam hal lewat 3 (tiga) hari, pemeriksaan tidak dapat dilakukan yang disebabkan importir/kuasanya belum menyerahkan copy dokumen PIB dan dokumen pelengkap pabean, belum menyiapkan barang untuk diperiksa dan tidak hadir untuk pelaksanaan pemeriksaan fisik maka atas dokumen PIB tersebut ditetapkan untuk pemeriksaan secara jabatan atas resiko dan biaya importir.
Berdasarkan P-07/BC/2007, atas atas barang impor sejenis atau barang impor yang dikemas dalam kemasan berpendingin ( refrigerated container), pemeriksaan fisik barang dapat dilakukan dengan melalui hi-co scan X Ray container. Keputusan penetapan pemeriksaan barang melalui hi-co scan adalah berdasarkan permohonan dari importir/ pemberitahu atau penetapan pejabat bea dan cukai.
Proses selanjutnya lihat penetapan pemeriksaan secara jabatan.
8. Penetapan pemeriksaan secara jabatan. Program perekaman ada di menu PFPD - Penetapan Pemeriksaan Jabatan.
Setelah perekaman dilakukan maka data PIB dalam sistem aplikasi statusnya akan menjadi Pemeriksaan Jabatan.
Sebelum melakukan perekaman penetapan pemeriksaan jabatan, harus dipastikan lebih dahulu bahwa terhadap PIB tersebut nyata-nyata sudah Sebelum melakukan perekaman penetapan pemeriksaan jabatan, harus dipastikan lebih dahulu bahwa terhadap PIB tersebut nyata-nyata sudah
9. Perekaman hasil pemeriksaan fisik barang impor. Setelah proses pemeriksaan fisik barang dilakukan maka hasil pemeriksaan
barang harus direkam dalam sistem aplikasi. Program perekaman ada di menu PFPB - Perekaman LHP. Perekaman LHP dilakukan berdasarkan ikhtisar hasil pemeriksaan fisik yang ditanda tangani oleh pemeriksa barang. Data yang direkam dalam sistem aplikasi meliputi waktu mulai dan selesainya pemeriksaan dan data hasil pemeriksaan secara lengkap. Proses perekaman ini harus sudah selesai dalam jangka waktu 3 (tiga) hari kerja sejak tanggal penetapan jalur. Setelah proses perekaman selesai data PIB mempunyai status PFPD. Dan proses selanjutnya adalah penelitian lebih lanjut oleh PFPD/Kasi Pabean.
Yang harus diperhatikan dalam melakukan perekaman adalah informasi yang direkam dalam komputer harus selengkap mungkin sehingga memudahkan bagi PFPD/Kasi Pabean untuk mengambil keputusan hasil pemeriksaan. Terutama informasi tentang uraian barang yang diperiksa berikut dengan spesifikasinya dan jumlah barangnya. Selanjutnya sepanjang data LHP belum direkam dalam aplikasi maka data PIB jalur merah tidak akan dapat diproses lebih lanjut oleh PFPD/Kasi Pabean.
Sedangkan untuk perekaman hasil pemeriksaan fisik melalui hi-co scan ada di menu PFPB - Perekaman Hasil Hico Scan Jalur Merah. Perekaman dilakukan berdasarkan ikhtisar hasil pemeriksaan hico yang ditanda tangani oleh analis hico. Data yang direkam dalam sistem aplikasi meliputi waktu mulai dan selesainya proses hi-co dan data hasil pemeriksaan secara lengkap. Berdasarkan hasil pemeriksaan hi-co scan, ada 2 (dua) kemungkinan hasilnya yaitu pertama tidak perlu dilakukan pemeriksaan barang dan dapat diproses lebih lanjut oleh PFPD/Kasi Pabean atau yang kedua perlu dilakukan pemeriksaan fisik barang secara detail karena adanya ketidaksesuaian.
10. Penelitian PIB oleh PFPD/Kasi Pabean. Program penelitian lebih lanjut dari PIB jalur merah/hijau terdapat pada menu
PFPD – Pemeriksaan Lebih Lanjut. Program ini berfungsi antara lain untuk menuangkan keputusan hasil pemeriksaan fisik, penelitian atas klasifikasi pembebanan dan penetapan harga pabean. Petugas PFPD/Kasi Pabean yang dapat melakukan penelitian PIB jalur merah di dalam sistem aplikasi adalah sesuai dengan NIP yang tertera pada SPJM. Dari menu ini PFPD/Kasi Pabean dapat melakukan perubahan data PIB yaitu khusus untuk data detail barangnya saja.
Dalam aplikasi impor, proses penelitian atas dokumen PIB jalur hijau tidak jauh berbeda dengan penelitian atas dokumen PIB jalur merah. Yang membedakan adalah proses penelitian atas dokumen PIB jalur hijau dapat langsung dilakukan setelah PIB diputus jalur hijau, sementara untuk PIB jalur merah penelitian baru dapat dilakukan setelah data LHP selesai direkam.
Yang perlu diperhatikan dalam penelitian disini adalah : Apakah informasi dari hasil pemeriksaan fisik barang sudah jelas dan
lengkap (untuk jalur merah). Apakah barang hasil pemeriksaan sesuai atau tidak dengan yang diberitahukan dalam PIB (untuk jalur merah). Apakah ada barang yang tidak diberitahukan dalam dokumen PIB. Apakah ada NI/NHI atas PIB tersebut. Apakah klasifikasi pembebanannya sudah benar, berdasarkan informasi
yang ada. Apakah barangnya termasuk dalam katagori larangan batasan atau tidak. Apakah ada pembebanan dengan tarip 999. Dalam hal ada fasilitas pembebasan/keringanan, apakah surat keputusan
fasilitasnya benar dan masih berlaku. Kewajaran nilai pabean dari barang impor. Negara asal barang impor. Jumlah barang impor. Perlu tidaknya dilakukan pemeriksanan laboratorium.
Apakah termasuk barang yang terkena aturan tarif anti dumping atau safe guard.
Pada dasarnya setiap perubahan yang dilakukan atas data PIB apabila menyebabkan terjadinya kekurangan pembayaran maka secara otomatis akan terbit nota pembetulan dan SPKPBM. Khusus untuk tambah bayar karena adanya tarif anti dumping atau safe guard maka proses nota pembetulan dan penerbitan SPKPBMnya adalah secara manual.
Apabila dalam Kep-07/2003 masih memungkinkan terbitnya SPPB dalam hal ada temuan tambah bayar dan atau penambahan jaminan, maka sesuai P-19 hal ini tidak berlaku lagi. Dengan kata lain untuk PIB tambah bayar dan atau tambah jaminan, SPPB baru akan terbit setelah proses pelunasan tambah bayar dan atau proses penambahan jaminan sudah selesai dilakukan.
Dalam hal ada tambah bayar maka proses selanjutnya adalah pada penerbitan SPPB untuk PIB jalur merah yang terbit SPKPBM.
11. Penerbitan SPPB untuk PIB jalur merah yang terbit SPKPBM. Program untuk menerbitkan SPPB bagi PIB jalur merah yang diterbitkan
SPKPBM terletak pada menu PFPD – Penyelesaian SPKPBM (eks PIB Jalur Merah). Pada menu ini PFPD atau Kasi Pabean cukup menekan tombol SPPB untuk melakukan penerbitan SPPB. Proses penerbitan SPPB baru dapat dilakukan setelah SPKPBM atas PIB yang dimaksud statusnya sudah lunas, diajukan keberatan atau dibatalkan. Dalam hal SPKPBM belum lunas, tidak keberatan atau tidak dibatalkan maka tombol SPPB akan disable (tidak bisa diakses).
Dalam hal pelayanan impor secara disket, untuk melakukan pelunasan data SPKPBM maka harus dilakukan perekaman data SSPCP atas SPKPBM tersebut. Program perekaman terletak pada menu Perbendaharaan – SPKPBM – Pelunasan SPKPBM (SSPCP Non EDI). Yang harus diperhatikan dalam perekaman SSPCP ini adalah kebenaran atas nomor dan tanggal spkpbm, kebenaran dan ketepatan atas pungutan yang dibayar antara dokumen SPKPBM dengan dokumen SSPCP. Dalam hal ada perbedaan antara data SPKPBM dengan data SSPCP hasil perekaman maka proses pelunasannya tidak akan berhasil dilakukan.
Dalam hal pelayanan secara PDE, maka proses perekaman di KPPBC tidak perlu dilakukan. Data SPKPBM secara otomatis akan menjadi lunas apabila data pembayaran (SSPCP) dari bank pembayaran atas SPKPBM tersebut sudah berhasil dikirim ke KPPBC dan proses rekonsiliasi berhasil dilakukan.
12. Penerbitan SPPB untuk PIB jalur merah yang terbit respon kurang jaminan. Program untuk menerbitkan SPPB bagi PIB jalur merah yang diterbitkan
SPKPBM terletak pada menu PFPD – Penyelesaian Jaminan (eks PIB Jalur Merah). Pada menu ini PFPD atau Kasi Pabean cukup menekan tombol SPPB untuk melakukan penerbitan SPPB. Proses penerbitan SPPB baru dapat dilakukan setelah kekurangan jaminan atas PIB yang dimaksud statusnya sudah dilakukan penambahan atau dibatalkan. Dalam hal jaminan belum ditambah atau tidak dibatalkan maka tombol SPPB akan disable (tidak bisa diakses).
Program perekaman penambahan jaminan terletak pada menu Perbendaharaan – Pengelolaan Jaminan – Perekaman Bukti Penerimaan Jaminan. Yang harus diperhatikan dalam perekaman jaminan ini adalah kebenaran atas nomor pengajuan PIB dan ketepatan atas nilai jaminan dan kekurangan nilai jaminan.
13. Perekaman hasil pemeriksaan Hi-Co Scan Jalur Hijau. Proses perekaman hasil pemeriksaan hi-co scan ini dilakukan setelah proses x-
ray atas semua container dari PIB yang bersangkutan selesai dilakukan. Program perekamannya terdapat pada menu PFPB - Perekaman hasil pemeriksaan Hi-Co Scan (BCF 2.3D). Pemberlakuan kewajiban hi-co scan untuk PIB jalur hijau hanya untuk kantor-kantor tertentu saja, yaitu KPU Tanjung Priok dan KPPBC Tanjung Perak.
Yang perlu diperhatikan dalam perekaman ini adalah apakah hasil pemeriksaan hi-co scan ini merekomendasikan untuk dilakukan pemeriksaan fisik atau tidak. Jika keputusannya harus dilakukan pemeriksaan fisik barang maka pada saat perekaman harus dimasuk-kan sehingga setelah disimpan data PIB akan diputus pemeriksaan fisik dan status datanya kembali menjadi Periksa Fisik. Dalam hal tidak wajib periksa fisik maka barang impornya sudah dapat dikeluarkan.
14. Perekaman Pengeluaran Barang. Proses pelayanan pengeluaran barang impor adalah rangkaian terakhir dari
proses pelayanan PIB. Di dalam sistem aplikasi pelayanan impor kegiatan tersebut adalah perekaman data pengeluaran barang impor. Dokumen yang dijadikan dasar perekaman adalah dokumen SPPB, yang dibawa oleh importir/ppjk untuk melindungi pengeluaran barang. Menu gate impor dalam aplikasi dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu untuk gate kontainer dan non kontainer. Menu perekaman pada aplikasi adalah Gate – Pengeluaraan Barang – Container atau Gate – Pengeluaraan Barang – Non Container. Setelah proses perekaman pengeluaran barang selesai dilakukan maka status data PIB akan menjadi Barang Keluar.
Yang perlu diperhatikan dalam melakukan perekaman pengeluaran barang adalah :
Apakah terhadap data PIB/kontainer tersebut terkena NI/NHI. Apakah PIB tersebut wajib hi-co scan atau tidak. Data SPPB yang diajukan harus sama jika dibandingkan dengan data yang
ada dalam komputer dan data pada kemasan/kontainer.
15. Pengawasan PIB. Dalam sistem aplikasi pelayanan impor fungsi pengawasan lainnya atas
dokumen PIB dapat dilakukan dengan memanfaatkan program pelaporan dan browsing data PIB yang telah ada. Fungsi pengawasan tidak akan mempengaruhi terhadap proses penjaluran. Dalam hal data PIB terkena NI/NHI maka data NI/NHI tidak akan berpengaruh terhadap data PIB menjadi merah (periksa fisik) tetapi data NI/NHI ini akan dicek pada saat pengeluaran barang di gate, sebatas memberi informasi kepada petugas gate bahwa terhadap suatu PIB terkena NI/NHI sehingga harus dikoordinasikan dengan unit pengawasan untuk proses pengeluaran barangnya. Untuk melakukan perekaman NI/NHI adalah dari menu P2 – Perekaman Nota Informasi.
Dalam hal ada surat untuk melakukan pemblokiran atas kegiatan impor terhadap suatu perusahaan baik dari KPPBC, KWBC maupun KP DJBC maka atas data pemblokiran harus direkam dalam sistem aplikasi. Pemblokiran seperti ini dalam aplikasi disebut blokir intruksi khusus. Untuk melakukan Dalam hal ada surat untuk melakukan pemblokiran atas kegiatan impor terhadap suatu perusahaan baik dari KPPBC, KWBC maupun KP DJBC maka atas data pemblokiran harus direkam dalam sistem aplikasi. Pemblokiran seperti ini dalam aplikasi disebut blokir intruksi khusus. Untuk melakukan
16. Pembatalan PIB. Di dalam sistem aplikasi setiap ada pembatalan data PIB maka keputusan
pembatalannya harus dilakukan perekaman pada sistem aplikasi. Program perekaman pembatalan ada pada menu Kepala Kantor – Pembatalan PIB.
Proses pelayanan pembatalan lebih banyak pada proses penelitian administrasi. Antara lain pengecekan tentang penyebab terjadinya pembatalan apakah memenuhi ketentuan yang berlaku (pasal 56 Kep-07/2003).
(3) Pengelolaan Perbendaharaan
Proses pengelolaan pada Perbendaharaan secara garis besar meliputi :
a. Perekaman SSPCP atas PIB atau SPKPBM, dalam hal sistem pelayanan impor belum secara PDE.
b. Pengelolaan jaminan, meliputi perekaman, penyelesaian maupun pembatalan. Jenis jaminan yang ada: Jaminan Tertulis, jaminan tertulis dengan persetujuan dari KaKPPBC setempat, Jaminan Bank, Customs Bond, Jaminan Tunai dan Jaminan Pusat. Jaminan tertulis dengan persetujuan dari KP DJBC/Menkeu dan dapat dipakai berulang. Jenis peruntukan jaminan : Jaminan atas impor penangguhan Jaminan atas impor sementara Jaminan PPJK Jaminan atas keberatan SPKPBM Re-impor Banding SPKPBM
c. Perekaman data SPKPBM Perekaman yang dilakukan adalah terhadap data SPKPBM hasil manual atau SPKPBM yang berasal dari hasil verifikasi/audit Kantor Wilayah/ Kantor Pusat. Asal SPKPBM : Notul
Notul ada yang otomatis dari hasil pemeriksaan PIB (PFPD/Pabean/ Verifikator) ada yang manual.
SPSA Verifikasi Kantor Wilayah Audit Kantor Wilayah Verifikasi Kantor Pusat Audit Kantor Pusat
d. Keberatan SPKPBM Diajukan sebelum tanggal jatuh tempo SPKPBM (60 hari setelah tanggal SPKPBM), dengan mempertaruhkan jaminan.
60 hari sejak tanggal surat pengantar dari Ka KPPBC, keberatan sudah harus mendapatkan keputusan. Dalam hal lewat 60 hari belum ada keputusan maka keberatan dianggap diterima. Keputusan keberatan : Diterima, SPKPBM dibatalkan dan jaminan dikembalikan. Ditolak, jika tidak mengajukan banding maka jaminan dapat dicairkan
untuk melunasi tagihan SPKPBM. Keberatan tagihannya ditetapkan menjadi lebih besar atau lebih kecil. Dalam hal ini yang bersangkutan juga bisa mengajukan banding. Bila tidak mengajukan banding maka yang bersangkutan harus melunasi tagihan. Kalau ditetapkan lebih kecil dapat dengan mencairkan jaminannya. Tetapi kalau ditetapkan lebih besar, selain jaminan dicairkan, yang bersangkutan juga harus membayar sisa kekurangannya.
e. Banding SPKPBM Apabila hasil keputusan keberatan dari Direktur Jenderal menetapkan keberatan ditolak atau ditetapkan menjadi lebih besar atau lebih kecil, yang bersangkutan dapat mengajukan banding ke Pengadilan Pajak. Proses pengajuan banding adalah sebagai berikut : − Yang bersangkutan melunasi tagihan SPKPBM minimal 50% dari total
tagihan ke bank dan 50% nya lagi berupa jaminan. − Bukti pelunasan diserahkan ke Seksi Perbendaharaan untuk direkam (untuk saat ini, selanjutnya akan disesuaikan dengan sistem EDI).
− Jaminan diserahkan ke Seksi Perbendaharaan untuk direkam dan menggantikan jaminan untuk keberatannya.
− Dengan bukti sudah melunasi tagihan 50% dan Bukti Penerimaan Jaminan untuk banding, yang bersangkutan dapat mendaftarkan kasusnya ke Pengadilan Pajak.
− Kalau Pengadilan Pajak memutuskan banding diterima, maka SPKPBM dibatalkan, pembayaran 50% dan jaminannya dikembalikan.
− Kalau Pengadilan Pajak memutuskan banding ditolak maka jaminannya dapat dicairkan untuk melunasi sisa tagihan.
f. Teguran SPKPBM Apabila SPKPBM sampai lewat jatuh tempo ditambah tujuh hari belum diselesaikan, maka otomatis akan terbit Surat Teguran. Surat Teguran ini tidak tercetak secara otomatis tetapi harus dicetak sendiri oleh Seksi Perbendaharaan. Atas SPKPBM ini akan timbul bunga sebesar 2% dari tagihan pabean dan bunga itu akan diperhitungkan setiap bulan sampai SPKPBM diselesaikan.
g. Penerbitan Surat Paksa Apabila Surat Teguran sampai lewat jatuh tempo (21 hari sejak diterbitkan Surat Teguran) belum diselesaikan maka Surat Paksa bisa diterbitkan. Penerbitan Surat Paksa tidak secara otomatis karena harus menunjuk pegawai sebagai Juru Sita yang penetapan tidak tentu (berubah-ubah). Surat Paksa diterbitkan hanya untuk tagihan pabeannya saja. Sementara untuk tagihan Pajak Dalam Rangka Impor (PDRI) diterbitkan Surat Penyerahan Penagihan Pajak Dalam Rangka Impor (SP3DRI) ke Kantor Pelayanan Pajak yang mengawasi penanggung pajak. Seksi Perbendaharaan dapat mengecek melalui browse Surat Teguran yang sudah jatuh tempo setiap pagi apakah pada hari itu ada Surat Paksa yang harus diterbitkan atau tidak
h. Penerbitan Surat Perintah Melakukan Penyitaan Apabila Surat Paksa sampai lewat jatuh tempo (dua kali 24 jam sejak diterbitkan Surat Paksa) belum diselesaikan maka diterbitkan Surat Perintah Melakukan Penyitaaan (SPMP). SPMP juga tidak secara otomatis tetapi melalui intervensi Seksi Perbendaharaan.
Seksi Perbendaharaan dapat mengecek melalui browse Surat Paksa yang sudah jatuh tempo setiap pagi apakah pada hari itu ada SPMP yang harus diterbitkan atau tidak.
i. Pembatalan SPKPBM SPKPBM hanya bisa dibatalkan oleh Kepala Kantor Pelayanan dengan menerbitkan surat pembatalan dengan menyebutkan alasan pembatalannya. Keputusan pembatalan SPKPBM direkam melalui wewenang Kepala Kantor Pelayanan.
j. Pelaporan data SPKPBM k. Penerbitan SPSA
Asal SPSA : denda manifest, denda pembatalan PEB SPSA direkam datanya dan dicetak untuk dikirim kepada yang dikenakan sanksi. Jatuh tempo SPSA ditetapkan 30 hari dari tanggal diterimanya SPSA oleh yang bersangkutan. Setelah SPSA diterima, tanggal terima direkam oleh petugas di Seksi Perbendahraan. Apabila melewati jangka waktu tersebut maka penagihannya dialihkan dengan menggunakan SPKPBM.
l. Pelayanan, penyelesaian dan monitoring fasilitas pembayaran berkala. Perekaman skep fasilitas pembayaran berkala. Perekaman pelunasan pembayaran atas hutang PIB fasilitas pembayaran
berkala (khusus KPPBC non PDE). Monitoring pelunasan hutang fasilitas pembayaran berkala. m. Penyelesaian Impor sementara Dibayar Re-ekspor Perpanjang masa impor sementara Pemusnahan Re-lokasi
n. Penyelesaian Impor penangguhan Dibayar Dibebaskan Ditanggung pemerintah Perpanjang penangguhan Keringanan
B. Sistem Aplikasi Pelayanan PIB Versi PC (1) Spesifikasi hardware, software dan database
a. Hardware, Software Dan O/S Aplikasi pelayanan impor (PIB) versi PC dibuat dengan menggunakan
software Visual Basic. Aplikasi pelayanan ini ditempatkan pada komputer PC dengan operating system Windows 2000/NT/XP, processor minimal intel pentium III, space hardisk minimal 500 MB, RAM 128 MB.
b. Database Database aplikasi impor (PIB) versi PC adalah database Access.
(2) Pelayanan PIB dengan aplikasi pelayanan impor versi PC.
Pada prinsipnya proses pelayanan PIB dengan menggunakan aplikasi pelayanan impor versi PC sama dengan pada aplikasi pelayanan versi server dengan media disket.
Beberapa hal yang membedakan dengan aplikasi versi server adalah :
1. Pada aplikasi versi PC tidak ada proses validasi atas kelengkapan pengisian data PIB. (Proses validasi kelengkapan sudah dilakukan pada aplikasi modul PIB).
2. Tidak ada proses pengecekan HS barang larangan/pembatasan (analyzing point) pada aplikasi. Proses pengecekan dilakukan secara manual pada saat penerimaan data/dokumen PIB dan pada saat pemeriksaan lebih lanjut di seksi pabean.
3. Proses penjaluran berdasarkan analisis resiko dilaksanakan secara manual yaitu berdasarkan atas hasil analisa dari pegawai. Selain itu PIB akan otomatis diputus jalur merah dalam hal : Jenis impor sementara Jenis impor reimpor Barang termasuk komoditi ditetapkan pemerintah Barang BOP (Fasilitas Pertamina) Proses impor penangguhan
4. Proses penerbitan nota pembetulan dan SPKPBM atas dokumen PIB dilakukan secara manual.
3.2. Latihan 2
1. Sebutkan data-data yang perlu dimasukkan pada modul aplikasi PIB !
2. Sebutkan cara pengiriman data PIB ke dalam aplikasi pelayanan!
3. Jelaskan spesifikasi hardware, software dan database aplikasi pelayanan impor versi server!
4. Jelaskan spesifikasi hardware, software dan database aplikasi pelayanan impor versi PC!
5. Jelaskan proses penjaluran pada sistem aplikasi pelayanan impor versi PC !
6. Jelaskan proses penyelesaian impor sementara !
7. Hal-hal apakah yang harus diperhatikan oleh Pejabat Pemeriksa Dokumen pada saat melakukan pemeriksaan dokumen PIB jalur merah ?
8. Jelaskan keputusan hasil dari pengajuan keberatan !
9. Jelaskan proses teguran SPKPBM pada aplikasi pelayanan impor !
10. Apakah yang harus dilakukan oleh petugas analyzing point jika ada keraguan mengenai persyaratan impor atas data PIB yang diperiksanya?
Kerjakan Latihan 2 di atas dan cocokkan kembali dengan Kegiatan Belajar 2 hingga Saudara yakin jawaban yang diberikan telah benar/sesuai dengan materi yang diajarkan.
3.3. Rangkuman
DJBC telah menyediakan aplikasi untuk membantu perusahaan membuat dokumen-dokumen yang berkaitan dengan sistem dan prosedur impor (PIB) yaitu Modul Aplikasi PIB (versi 4.1). Kelengkapan data yang dimasukkan oleh importir akan diperiksa oleh modul agar nantinya bisa diterima oleh aplikasi impor di Kantor Pelayanan. Untuk mengirimkan data PIB ke KPPBC ada dua cara, yaitu melalui disket dan melalui PDE. Hal ini disesuaikan dengan kondisi dari KPPBC tempat pendaftaran PIB.
Berdasarkan fungsinya maka aplikasi pelayanan PIB fungsi pelayanan, pengawasan, pelaporan. Proses pelayanan PIB meliputi penerimaan data PIB, penerimaan berkas PIB, penerimaan dan perekaman SSPCP, pemeriksaan PIB Berdasarkan fungsinya maka aplikasi pelayanan PIB fungsi pelayanan, pengawasan, pelaporan. Proses pelayanan PIB meliputi penerimaan data PIB, penerimaan berkas PIB, penerimaan dan perekaman SSPCP, pemeriksaan PIB
Di KPPBC yang tidak terpasang server, disediakan aplikasi pelayanan impor versi PC. Pada prinsipnya proses pelayanan PIB dengan menggunakan aplikasi pelayanan impor versi PC sama dengan pada aplikasi pelayanan versi server dengan media disket. Beberapa hal yang membedakan dengan aplikasi versi server adalah tidak ada proses validasi atas kelengkapan dan kebenaran pengisian data PIB, tidak ada proses pengecekan HS barang larangan/pembatasan (analyzing point), penjaluran berdasarkan analisis resiko dilaksanakan secara manual oleh pegawai, penerbitan nota pembetulan dan SPKPBM atas dokumen PIB dilakukan secara manual.