Kegiatan Belajar (KB) 1 APLIKASI PELAYANAN MANIFES

2. Kegiatan Belajar (KB) 1 APLIKASI PELAYANAN MANIFES

2.1. Uraian dan Contoh

Sistem Aplikasi Pelayanan Manifes di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sebenar sudah mulai dikembangkan sejak tahun 2001. Akan tetapi disebabkan karena peraturan pelaksanaan yang belum ada maka pelaksanaan dan implemantasinya baru terlaksana pada tahun 2006 yaitu dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK- 39/PMK.04/2006 tanggal 19 Mei 2006 tentang Tatalaksana Pemberitahuan Kedatangan Sarana Pengangkut, Manifes Kedatangnan Sarana Pengangkut dan Keberangkatan Sarana Pengangkut.

Sistem aplikasi manifes dibagi menjadi dua yaitu untuk manifes kedatangan sarana pengangkut (inward manifes) dan manifes keberangkatan sarana pengangkut (outward manifes)

Uji coba implementasi sistem aplikasi inward manifes dilakukan di KPBC Tanjung Priok I, II dan III pada bulan Juli 2006 dan dimandatorykan ke seluruh Kantor Pelayanan pada tanggal 1 September 2006. Sedangkan untuk inward manifes baru dimandatorykan pada awal tahun 2007.

1. Inward Manifes

a. Alur Dokumen Inward Manifes

Alur dokumen dalam proses global inward manifes dapat digambarkan sebagai berikut :

PEN GAN GKUT KPBC

Shipping Lines

Kant or Air Lines

Bea Cukai

MANI FES BC 1.1

Dari diagram di atas dapat dijelaskan sebagai berikut : • Pengangkut yang sarana pengangkutnya datang dari luar daerah pabean atau dari

dalam daerah pabean yang mengangkut barang impor, barang ekspor dan/atau barang asal Daerah Pabean yang diangkut melalui luar daerah pabean wajib menyerahkan Rencana Kedatangan Sarana Pengangkut (RKSP) atau Jadwal Kedatangan Sarana Pengangkut (JKSP) paling lambat sebelum kedatangan sarana pengangkut.

• RKSP atau JKSP diserahkan ke Kantor Pelayanan Bea dan Cukai melalui Pertukaran Data Elektronik (PDE) untuk KPBC yang sudah PDE, dengan disket untuk KPBC yang mempunyai server tetapi belum PDE atau secara manual untuk KPBC yang tidak mempunyai server.

• KPBC memberikan respon penomoran BC 1.0 atas RKSP/JKSP yang diserahkan. • Ketika sarana pengangkut datang, pengangkut meyerahkan inward manifes ke Kantor

Pelayanan Bea dan Cukai melalui Pertukaran Data Elektronik (PDE) untuk KPBC yang sudah PDE, dengan disket untuk KPBC yang mempunyai server tetapi belum PDE atau secara manual untuk KPBC yang tidak mempunyai server dengan merujuk pada nomor BC 1.0 nya. Jadi sebelum inward manifes diserahkan data RKSP harus sudah ada di KPBC terlebih dahulu.

• KPBC memberikan respon penomoran BC 1.1 atas Manifes yang diserahkan.

b. Konsep Pertukaran Data RKSP dan Manifes

Konsep pertukaran data RKSP dan Manifes dapat digambarkan seperti berikut.

Dari gambar di atas dapat dijelaskan sebagai berikut : • Data RKSP/JKSP dan manifes setelah dikirim oleh pengangkut ke KPBC melalui

jaringan EDI akan mendapat respon BC 1.0 dan BC 1.1 dari KPBC. • Data RKSP dan Manifes dan responnya (status) dipublish di website (internet). • Instansi-instansi selain Bea dan Cukai juga dapat melihat informasi data manifes

sesuai dengan wewenangnya, antara lain : o PELINDO dapat melihat informasi tentang keadatangan kapal dan bongkar

barang o Karantina dapat mengakses data barang yang ada di manifes yang

kemungkinan harus mendapat ijin dari karantina. o Importir terkait dengan pembuatan data PIBnya dapat melihat nomor BC

1.1 dan nomor pos barang yang diimpornya. Dan seterusnya.

c. Sistem PDE Manifes

Sistem PDE manifes dapat digambarkan seperti berikut

¾ Dari modul pengangkut dengan menggunakan EDI enabler data dikirim ke sistem inhouse manifes. ¾ Untuk bisa tersanbung dengan EDI network dapat menggunakan modem dengan

mendial nomor telepon yang sudah ditentukan untuk mengirim data ke EDI network atau dengan menggunakan jaringan internet.

d. Pengumpulan Data Manifes

Data manifes tidak hanya dari pemilik sarana pengangkut saja tetapi berasal dari beberapa sumber. Proses pengumpulan data manifes dapat digambarkan seperti berikut.

Dari gambar di atas dapat dijelaskan sebagai berikut : • Kalau pengangkut hanya mengangkut barang miliknya saja (tidak ada barang

titipan dari slot charter atau yang lainnya), maka data manifes dapat langsung dikirim ke KPBC baik memalui jaringan EDI atau menggunakan disket.

• Kalau dalam satu manifes pos-posnya juga berasal dari slot charter, join charter , forwarder dan/atau partner lain, maka data manifes dikumpulkan dulu di modul pengangkut milik perusahaan pengangkut yang bertindak sebagai vessel operator/main carrier.

• Kalau para partner sudah mempunyai aplikasi sendiri yang formatnya berbeda maka data tersebut harus diseragamkan dengan menggunakan data converter agar bisa digabung di modul pengangkut.

• Khusus forwarder dimungkinkan hanya menyertakan satu pos yang sebenarnya terdiri dari lebih dari satu pos. B/L atau AWB nya adalah Master B/L atau AWB. Ketika di pelabuhan bongkar, pos tersebut dapat dipecah (redress) menjadi beberapa pos sesuai dengan jumlah Host B/L nya. Pemecahan pos dapat diajukan dengan menggunakan Modul Entry manifes atau langsung mengajukan ke Kantor Pelayanan untuk dilakukan entry pecah pos oleh petugas.

e. Data Inward Manifes

Data manifes selain memuat tentang informasi sarana pengangkut seperti pada RKSP, juga berisi pos-pos barang yang diangkut. Satu pos dalam manifes mewakili satu nomor Bill of Lading (B/L). Pos-pos dalam inward manifes dikelompokkan menjadi :

1. Kelompok barang impor yang diselesaikan di Kantor Pelayanan tempat pemberitahuan manifes

2. Kelompok barang impor yang diangkut lanjut

3. Kelompok barang impor yang diangkut terus

4. Kelompok barang ekspor yang diangkut lanjut

5. Kelompok barang ekspor yang diangkut terus

6. Kelompok barang asal dalam daerah pabean tujuan dalam daerah pabean yang melewati luar daerah pabean (BC 1.3)

7. Empty Container (kontainer kosong dari luar daerah pabean)

f. Proses Pelayanan Inward Manifes

Pelayanan inward manifes adalah sebagai berikut : ¾ Terima data RKSP (EDI atau load data) ¾ Validasi data RKSP ¾ Respon nomor BC 1.0 ¾ Terima Data Manifest (EDI atau load data) dengan merujuk ke nomor BC 1.0 ¾ Validasi data Manifest ¾ Respon nomor BC 1.1 ¾ Redress/Perbaikan Data Manifest (Kalau Ada) ¾ Penutupan Pos BC 1.1

g. Redress Data Manifes

Data manifes dapat diubah diperbaiki sesuai kebutuhan asalkan memenuhi ketentuan yang berlaku. Perubahan data manifes dikenal dengan istilah redress. Untuk redress data manifes harus mendapat izin dari kepala kantor. Oelh karena itu pengangkut atau agennya harus mengajukan izin terlebih dahulu ke kepala kantor dengan melampirkan dokumen pendukungnya. Redress data manifes yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Penambahan pos BC 1.1 Dalam hal jumlah pos yang diberitahukan pertama kali di manifes kurang dari jumlah yang sebenarnya, pengangkut atau agennya dapat mengajukan penambahan pos manifes. Penambahan pos BC 1.1 bisa dilakukan kalau ada izin dari Kepala KPBC. Penambahan pos dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : ƒ Menyerahkan data pendukung penambahan pos berupa dokumen pendukung dan

media penyimpan data seperti disket, flash disk dan sebagainya untuk diload di in house aplikasi manifes

ƒ Hanya menyerahkan data pendukung penambahan pos berupa dokumen pendukung, untuk direkam datanya oleh petugas di KPBC.

2. Penggabungan pos BC 1.1 Penggabungan pos manifes (BC 1.1) ada dua kemungkinan, yaitu penggabungan pos di aplikasi milik pengangkut dan penggabungan di in house manifes KPBC. Penggabungan pos yang dilakukan di aplikasi manifes milik pengangkut tidak/belum berpengaruh di data manifes KPBC, karena data belum diterima. Sedangkan penggabungan pos di aplikasi in house manifes dilakukan dalam hal manifes sudah diberitahukan di KPBC dan sudah mendapat nomor BC 1.1. Syarat penggabungan pos BC 1.1. adalah sebagai berikut :

• Pos yang digabung berasal dari satu manifes (BC 1.1.) • Nama dan alamat shipper/supplier, consignee dan notify party dan pelabuhan

muat harus sama untuk masing-masing pos yang akan digabung. • Sudah diterbitkan Bill of Lading (B/L)

3. Pemecahan pos BC 1.1 Pemecahan pos biasanya dilakukan oleh forwarder karena ia hanya menyertakan master B/L atau master AWB saja kepada pengangkut. Padahal sebenarnya dari satu master B/L atau master AWB tersebut barangnya dimiliki oleh banyak orang/perusahaan. Untuk kasus ini biasanya status pos adalah pos konsolidasi. Kalau status posnya konsolidasi, maka pos tersebut harus dipecah. Kalau tidak dipecah pos tersebut tidak akan bisa ditutup. Pemecahan pos dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : ƒ Menyerahkan data pendukung pemecahan pos berupa dokumen pendukung dan

media penyimpan data seperti disket, flash disk dan sebagainya untuk diload di in house aplikasi manifes

ƒ Hanya menyerahkan data pendukung pemecahan pos berupa dokumen pendukung, untuk direkam datanya oleh petugas di KPBC. Pos yang sudah dipecah statusnya tidak dapat ditutup, tetapi yang akan ditutup adalah sub pos hasil pecahannya

4. Pembatalan Pemecahan pos BC 1.1 • Pos BC 1.1 yang sebenarnya tidak dipecah tetapi sudah terlanjur dipecah, dalam

hal tertentu pemecahan posnya dapat dibatalkan. Pembatalan pos BC 1.1 hal tertentu pemecahan posnya dapat dibatalkan. Pembatalan pos BC 1.1

5. Pemindahan kelompok pos BC 1.1 • Dalam ada kesalahan pengelompokan pos yang diberitahukan, pos yang salah

pengelompokannya dapat dipindahkan ke kelompok pos yang benar. Pemindahan BC 1.1 dilakukan oleh petugas BC dengan terlebih dahulu merekam surat izin dari kepala kantor.

6. Pembatalan pos BC 1.1 Dalam hal ada kesalahan kelebihan jumlah pos yang diberitahukan, maka kelebihan pos BC 1.1 tersebut dapat dibatalkan. Pembatalan pos BC 1.1 bisa dilakukan oleh petugas BC dengan terlebih dahulu merekam surat izin dari kepala kantor.

7. Perubahan Data Manifes Lainnya • Data manifes yang diajukan oleh pengangkut atau agen kadang terjadi kesalahan

pada isi data. Misalnya karena kesalahan nama consignee, nama shipper, jumlah container, berat brutto dan lain-lain. Perubahan data BC 1.1 dilakukan oleh petugas BC dengan terlebih dahulu merekam surat izin dari kepala kantor.

h. Penutupan Pos BC 1.1 Semua pos BC 1.1 yang diberitahukan dalam manifes harus ditutup. Pos BC

1.1 ditutup dengan dokumen pabean sesuai dengan tujuannya. Dokumen yang dapat digunakan untuk menutup pos BC 1.1 (inward) adalah sebagai berikut : • Dokumen Impor (PIB / BC 2.0) • Dokumen Angkut Terus / Angkut Lanjut (BC 1.2) • Dokumen Pengangkutan/pengeluaran tujuan Kawasan Berikat (BC 2.3) • Dokumen Reekspor (PEB / BC 3.0) • Dokumen untuk perpindahan antar Tempat Penimbunan Sementara (TPS) • Dokumen untuk Barang Tidak Dikuasai (BCF 1.5)

Pada umumnya satu pos BC 1.1 ditutup dengan satu dokumen. Namun khusus untuk penutupan dengan dokumen perpindahan antar TPS dan penutupan dengan BCF

1.5, satu dokumen dapat menutup lebih dari satu pos BC 1.1.

2. Outward Manifes

a. Alur Dokumen Outward Manifes

Alur dokumen dalam proses global outward manifes dapat digambarkan sebagai berikut :

PEN GAN GKUT KPBC

Shipping Lines Kant or Pelayanan Air Lines

Bea Cukai

MANI FES

BC 1.1

Dari diagram di atas dapat dijelaskan sebagai berikut : • sebelum sarana pengangkut berangkat, pengangkut meyerahkan outward manifes ke

Kantor Pelayanan Bea dan Cukai melalui Pertukaran Data Elektronik (PDE) untuk KPBC yang sudah PDE, dengan disket untuk KPBC yang mempunyai server tetapi belum PDE atau secara manual untuk KPBC yang tidak mempunyai server.

• KPBC memberikan respon penomoran BC 1.1 atas outward manifes yang diserahkan.

b. Konsep Pertukaran Data Outward Manifes

Konsep pertukaran data Outward Manifes dapat digambarkan seperti berikut.

Dari gambar di atas dapat dijelaskan sebagai berikut : • Ekportir membuat PEB dan dikirm ke inhouse pelayanan ekspor kantor pelayanan dan

mendapat respon nomor/tanggal PEB dan PE. • Eksportir menyerahkan barangnya kepada pengangkut beserta data PEB terutama

nomor dan tanggal PEB. • Berdasarkan PEB sebagai penutup pos BC 1.1 pengangkut membuat data outward

manifes dan mengirimkannya ke inhouse manifes kantor pelayanan. • Atas outward manifes yang dikirim setelah lolos validasi, inhouse manifes mengirm respon nomor/tanggal BC 1.1 kepada pengangkut. • Instansi-instansi selain Bea dan Cukai juga dapat melihat informasi data manifes sesuai dengan wewenangnya, antara lain :

o PELINDO dapat melihat informasi tentang keadatangan kapal dan bongkar barang o Karantina dapat mengakses data barang yang ada di manifes yang kemungkinan

harus mendapat ijin dari karantina, dsb.

c. Data Outward Manifes

Data manifes selain memuat tentang informasi sarana pengangkut seperti pada RKSP, juga berisi pos-pos barang yang diangkut. Satu pos dalam manifes mewakili satu nomor Bill of Lading (B/L). Pos-pos dalam inward manifes dikelompokkan menjadi :

1. Barang ekspor yang didaftar dan dimuat di Kantor Pabean setempat;

2. Barang ekspor yang dimuat di Kantor Pabean setempat;

3. Barang ekspor yang diangkut lanjut;

4. Barang ekspor yang diangkut terus;

5. Barang impor yang diangkut lanjut;

6. Barang impor yang diangkut terus;

7. Barang asal Daerah Pabean yang diangkut dari satu Kawasan Pabean ke Kawasan Pabean lainnya melalui luar Daerah Pabean

8. Empty Container

d. Proses Pelayanan Outward Manifes

Pelayanan outward manifes adalah sebagai berikut : ¾ Pengangkut mendapat data tentang PEB + PE dari Importir ¾ Pengangkut membuat data Outward Manifest, PEB + PE menutup pos manifest sesuai

B/L atau AWB ¾ Data Outward Dikirim ke Inhouse Manifest di KPPBC (Via EDI atau Media Penyimpan Data) ¾ Data Manifest Divalidasi ¾ Respon BC 1.1 (Outward Manifest) ¾ Redress Data Manifest (Kalau Ada)

e. Redress Data Outward Manifes

• Data outward manifes dapat diubah diperbaiki sesuai kebutuhan asalkan memenuhi ketentuan yang berlaku. Perubahan data outward manifes harus mendapat izin dari kepala kantor. Oleh karena itu pengangkut atau agennya harus mengajukan izin terlebih dahulu ke kepala kantor dengan melampirkan dokumen pendukungnya.

f. Penutupan Pos BC 1.1 outward

Tidak seperti inward manifes, penutupan pos BC 1.1 outward berlaku terbalik dimana sebelum manifes diajukan pos Bc 1.1 harus sudah ditutup.

2.2. Latihan 1

2.2.1. Soal Essay

1. Jelaskan alur pelayanan PDE inward manifes!

2. Sebutkan pengelompokan pos inward manifes!

3. Jelaskan alur pelayanan PDE outward manifes!

4. Sebutkan pengelompokan pos outward manifes!

5. Jelaskan tentang redress data inward manifes!

6. Jelaskan tentang penutupan pos outward manifes!

2.3. Rangkuman

ƒ Sistem Aplikasi Pelayanan manifes baru diimplemantasikan pada tahun 2006. Untuk

inward manifes dimandatorykan pada bulan September 2006. Sedangkan outward manifes baru dimandatorykan pada awal tahun 2007.

ƒ Data manifes dikirimkan ke inhouse manifes kantor pelayanan dengan menggunakan PDE untuk Kantor Pelayanan yang menerapkan PDE dan menggunakan media penyimpan data untuk Kantor Pelayanan non PDE.

ƒ Pos manifes dikelompokkan menjadi beberapa kelompok sesuai tujuannya. ƒ RKSP/JKSP yang diajukan ke inhouse manifes akan mendapat respon nomor dan

tanggal BC 1.0 dan untuk manifesnya mendapat respon nomor dan tanggal BC 1.1. ƒ Pos BC 1.1 yang sudah diajukan dapat diubah/diredress datanya dengan izin kepala kantor. ƒ Setiap pos BC 1.1 pada akhirnya harus tertutup. Penutupan dilakukan dengan dokumen tertentu menurut tujuan barangnya.

3. Kegiatan Belajar (KB) 2 APLIKASI PELAYANAN EKSPOR

3.1. Uraian dan Contoh

Sejarah Singkat Aplikasi Pelayanan Ekspor

Sebelum ada aplikasi pelayanan ekspor yang sekarang ini, sebelumnya aplikasi pelayanan ekspor pernah dikembangkan pada tahun 1997. Waktu itu bekerja sama dengan Bapeksta dan Sucofindo. Bapeksta selaku instansi pengelola fasilitas ekspor dan Sucofindo selaku surveyor (pemeriksa barang ekspor yang mendapat fasilitas). Akan tetapi aplikasi tersebut tidak jadi diterapkan karena infrastruktur yang belum tersedia.

Pada tahun 2000 aplikasi pelayanan ekspor versi baru mulai dirancang dan awal tahun 2001 mulai dibangun. Setelah diuji coba, pada tanggal 1 Agustus 2001, aplikasi pelayanan ekspor tersebut mulai diterapkan di beberapa Kantor Pelayanan utama. Pemberitahuan ekspor menggunakan disket dan hard copy Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB). Disket diajukan di Kantor Pelayanan yang lokasinya terdekat dari tempat eksportir. Setelah mendapat persetujuan ekspor barang ekspor baru boleh dibawa ke pelabuhan muat untuk diekspor ke luar negeri.

Tahun 2002 aplikasi pelayanan ekspor dikembangkan dengan sistem EDI mulai dibangun bersamaan dengan dikembangkannya aplikasi impor. Aplikasi ini selesai pada tahun 2003 dan diuji coba di KPBC Tanjung Perak dan Belawan. Tapi baru pada tahun 2004 mulai diterapkan di Kantor-kantor Pelayanan utama (KPBC Tanjung Priok I, II, III, KPBC Soekarno-Hatta, KPBC Tanjung Perak, KPBC Tanjung Emas, KPBC Belawan) dan Kantor-kantor Pelayanan tipe A. Untuk Kantor-kantor Pelayanan tipe A selain Kantor Pelayanan utama tetap memakai disket. Namun untuk Kantor Pelayanan utama terjadi perubahan yang signifikan bahkan revolusioner pada aplikasi ekspor ini yaitu tidak lagi digunakan hard copy dokumen (paperless). Eksportir tidak menyerahkan hard copy ke KPBC. Importir hanya perlu mencetak Persetujuan Ekspor dari aplikasi modulnya untuk dapat memasukkan kontainer atau barangnya ke Kawasan Pabean atau Tempat Penimbunan Sementara (TPS) menunggu barangnya dimuat ke kapal. Selain itu perbedaan dengan aplikasi pelayanan ekspor versi sebelumnya adalah pengiriman data PEB langsung ke Kantor Pelayanan pemuatan.

Dengan sistem paperless ini maka keamanan data menjadi sangat penting sekali. Backup data harus dilakukan sebaik mungkin, sehingga kalau sewaktu-waktu data dibutuh data tidak rusak atau hilang dan dapat dengan segara disajikan.

Sistem Aplikasi Pelayanan Ekspor

1. Tujuan Pengembangan

Aplikasi pelayanan ekspor versi tahun 2003 dikembangkan dengan tujuan antara lain :

a. Penyederhanaan Proses dan Meningkatkan Kecepatan Pelayanan

Dengan sistem ini diharapkan pelayanan akan lebih sederhana dan mengurangi interaksi antara pengguna jasa / eksportir dengan pegawai Bea dan Cukai. Dengan demikian diharapkan pelayanan akan semakin cepat.

b. Standarisasi data

Data yang dikirim dalam aplikasi ini menggunakan standar data internasional yaitu UN-EDIFACT sehingga data dapat dipertukarkan dengan aplikasi lain diluar aplikasi Bea dan Cukai dengan menggunakan standar data tersebut.

c. Memudahkan Dalam Pengambilan Keputusan

Data yang tersimpan dalam database yang teratur dan rapi akan mudah ditampilkan kembali jika diperlukan. Proses ini tentu akan banyak membantu untuk proses pengawasan atau pelaporan.

d. Menjamin Terpenuhinya Ketentuan Pelayanan Ekspor

Aplikasi pelayanan impor mencakup aspek pelayanan dan pengawasan. Dari segi pelayanan khususnya masalah pendaftaran dan pelayanan PEB, telah dibuat alur yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Demikian pula setiap keputusan pejabat, dikendalikan dengan aplikasi agar standar dan memenuhi ketentuan pelayanan PEB. Di samping itu aplikasi juga membatasi akses petugas dan pejabat sesuai dengan tugas dan kewenangannya. Dan setiap kegiatan user dicatat oleh aplikasi. Sehingga penyimpangan terhadap ketentuan dapat dikurangi.

e. Pengiriman Data ke Data Warehouse

Data warehouse merupakan kumpulan data dari seluruh kegiatan aplikasi di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang ditempat di Kantor Pusat. Data aplikasi

f. Pertukaran Data antara Aplikasi Ekspor KPBC Pemeriksaan dan Aplikasi Ekspor KPBC Pendaftaran

Dalam hal proses pelayanan ekspor PEB yang diajukan ditetapkan jalur merah, sementara lokasi gudang eksportir (KPBC Pemeriksa) dan pelabuhan muat (KPBC Pendaftaran) berbeda, maka data pemberitahuan jalur merah/instruksi pemeriksaan dikirim ke KPBC pengawas gudang eksportir (KPBC Pemeriksa). Setelah pemeriksaan selesai, hasil pemeriksaan direkam di aplikasi ekspor KPBC pemeriksa untuk selanjutnya dikirim kembali ke aplikasi pelayanan ekspor KPBC pengawas pelabuhan muat (KPBC Pendaftaran).

2. Alur Pelayanan Ekspor

Proses pelayanan ekspor dibagi menjadi dua yaitu :

1. Pelayanan ekspor untuk PEB umum

2. Pelayanan ekspor untuk PEB yang menggunakan fasilitas KITE

Pelayanan ekspor dimulai dari pengiriman data sampai putus jalur dan pemasukan barang ke TPS/Kawasan Pabean. Pengiriman Data PEB dan Respon PEB dapat digambarkan seperti gambar berikut.

Proses pengiriman Data PEB dan Responnya dari dan ke KPBC − Eksportir/PPJK membuat data PEB dengan menggunakan aplikasi modul PEB nya.

− Setelah PEB statusnya ‘READY’, data PEB dijadikan data EDIFACT lalu dikirim ke KPBC melalui jaringan EDI.

− Provider EDI meneruskan data ke KPBC − Setelah data masuk ke server KPBC, kemudian data divalidasi di aplikasi in house

Pelayanan Ekspor. − Hasil validasi adalah respon untuk PEB yang bersangkutan. − Respon yang dikirim mulai respon penerimaan dokumen sampai respon Persetujuan

Ekspor (PE)

2.1. Alur Pelayanan Ekspor untuk PEB Umum

Proses pelayanan ekspor umum di in house KPBC dapat sebagai berikut.

FLOWCHART TATA KERJA PEB EDI UMUM

(Sistem Aplikasi Pelayanan Ekspor)

Modul

E E D D I I PEB Download

N N e e t t w w o o r r k k PEB Reject PEB Eksportir

Mandatory Check

/ Content Check

Tidak masuk analyzing

Check D3 / PE

point

Analyzing Point

Hijau Merah PPB KPBC

Pemeriksa

PE E E D D I I

Periksa Fisik

Periksa Fisik

Rekam

LHP/PE

Rekam

LHP/PE

Gate

Selesai

Penjelasan dari gambar di atas adalah sebagai berikut : ¾ Eksportir membuat PEB dengan modul PEB nya ¾ Data dikirim ke aplikasi in house KPBC

¾ Data PEB tersebut oleh aplikasi inhouse KPBC divalidasi. Kalau data tidak valid maka PEB tersebut mendapat respon reject. ¾ Kalau datanya valid maka akan diteruskan dengan proses cek Barang yang diberitahukan termasuk dalam golongan barang D3 (Dibatasi, Diawasi, Dilarang) dengan ketentuan sebagai berikut :

9 Dalam hal komoditi yang diberitahukan tidak termasuk barang larangan pembatasan atau tidak memerlukan izin dari instansi lain, maka proses akan langsung ke mendapat Persetujuan Ekspor (PE).

9 Kalau ternyata komoditi yang diberitahukan masuk golongan barang kena Pajak Ekspor atau berang D3 atau memerlukan izin dari instansi lain maka data akan masuk ke analyzing point.

9 Dalam hal proses masuk ke analyzing point karena termasuk barang terkena Pajak Ekspor, maka eksportir harus menyerahkan bukti pembayaran atau Surat Sanggup Bayar.

9 Dalam hal proses masuk ke analyzing point karena termasuk barang D3, maka eksportir harus menyerahkan izin dari instansi terkait.

9 Kalau izin tidak ada maka barang ekspor harus diperiksa (jalur merah). ¾ Pemeriksaan fisik dilakukan dalam hal :

9 Barang ekspor yang akan diimpor kembali.

9 Barang diekspor kembali.

9 Dalam PKB disebutkan bahwa barang ekspornya adalah eks barang impor yang belum diolah (re-ekspor).

9 PEB termasuk katagori analyzing point dan oleh petugas diputuskan untuk pemeriksaan fisik. ¾ PEB yang terkena jalur merah barangnya harus diperiksa fisik . Pemeriksaan dapat dilakukan di gudang eksportir sebelum barang dimasukkan ke dalam kontainer atau di kawasan pabean.

¾ Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) direkam aplikasi in house dan Persetujuan Ekspor dapat diterbitkan. ¾ Dalam hal KPBC pemeriksa barang berbeda dengan KPBC pengawas pelabuhan muat maka :

9 Pemberitahuan Pemeriksaan Barang (PPB) dikirim ke aplikasi ekspor KPBC pemeriksa melalui EDI.

9 Setelah menerima PPB, petugas di KPBC pemeriksa melakukan pemeriksaan barang.

9 LHP direkam di aplikasi ekspor yang ada di KPBC pemeriksa.

9 Setelah LHP direkam, Persetujuan Ekspor (PE) dapat diterbitkan bila hasil pemeriksaan dinyatakan sesuai dan datanya dikirim ke aplikasi ekspor KPBC pengawas pelabuhan muat.

¾ Setelah mendapat PE, eksportir membawa barang ekspornya ke Kawasan Pabean atau TPS dengan menunjukkan PE kepada petugas di gate pemasukan.

2.2. Alur Pelayanan Ekspor untuk PEB Fasilitas KITE

PEB fasilitas KITE adalah PEB yang barang ekspornya yang seluruh atau sebagian berasal dari barang impor yang mendapat pembebasan dan/atau pengembalian Bea Masuk dan/atau Cukai serta Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah tidak dipungut atas impor barang dan/atau bahan untuk diolah, dirakit atau dipasang pada barang lain dengan tujuan untuk diekspor. Untuk proses pelayanan ekspornya diperlakukan berbeda. Proses pelayanan ekspor dengan fasilitas KITE di in house KPBC dapat digambarkan sebagai berikut.

FLOWCHART TATA KERJA PEB EDI FASILITAS KITE

(Sistem Aplikasi Pelayanan Ekspor)

Modul

E E D D I I PEB Download

N N e e t t w w o o r r k k PEB Reject PEB

Eksportir