Prinsip-prinsip Dalam Aplikasi Pelayanan Impor (PIB)

A. Prinsip-prinsip Dalam Aplikasi Pelayanan Impor (PIB)

1. Pendaftaran PIB

a. Pengajuan PIB ke Kantor Pabean dilakukan untuk setiap pengimporan atau secara berkala dalam periode tertentu. (Saat ini pengajuan PIB secara berkala belum dapat dilayani dengan aplikasi pelayanan PIB).

b. Pengajuan PIB dapat dilakukan secara manual atau melalui media elektronik. (Apabila pelayanan PIB secara komputer/elektronik maka pengajuannya juga harus melalui media elektronik).

c. Untuk Kantor Pabean yang telah menerapkan sistem PDE Kepabeanan, pengiriman data PIB dilakukan melalui sistem PDE.

d. PIB dan bukti pembayaran Bea Masuk, Cukai, dan PDRI diserahkan kepada Pejabat di Kantor Pabean tempat pengeluaran barang.

Kantor pelayanan yang telah menerapkan PDE Kepabeanan atas pelayanan PIB secara penuh adalah KPU Tanjung Priok, KPPBC Soekarno Hatta, KPPBC Tanjung Emas, KPPBC Tanjung Perak dan KPPBC Belawan

Kantor pelayanan yang telah menerapkan PDE Kepabeanan atas pelayanan PIB tetapi belum diterapkan secara penuh adalah KPPBC Juanda dan KPPBC Medan (Polonia)

2. Syarat Pengajuan PIB Sesuai dengan KEP-07/BC/2003, pelayanan atas dokumen impor (PIB) hanya

dapat dilayani apabila perusahaan/importir telah memenuhi syarat registrasi yaitu dengan mendapatkan nomor registrasi dari Direktorat Verifikasi dan Audit. Dalam hal importir belum mempunyai nomor registrasi maka secara dapat dilayani apabila perusahaan/importir telah memenuhi syarat registrasi yaitu dengan mendapatkan nomor registrasi dari Direktorat Verifikasi dan Audit. Dalam hal importir belum mempunyai nomor registrasi maka secara

Kewajiban untuk melakukan registrasi adalah terhadap perusahaan yang melakukan kegiatan impor (importirnya) bukan terhadap pemberitahu (PPJK). Kemudian proses pengecekan registrasi dalam aplikasi pelayanan impor adalah berdasarkan pada npwp importir dalam dokumen PIB dibandingkan dengan profil importir dari hasil registrasi. NPWP yang dibandingkan adalah sepanjang 9 (sembilan) digit dari depan, karena kewajiban registrasi adalah hanya 1 (satu) kali untuk tiap-tiap importir.

Ada beberapa proses importasi atas barang-barang yang dikecualikan dari kewajiban untuk melakukan proses registrasi importir berdasarkan Keputusan Bersama Direktur Jenderal Bea dan Cukai dan Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri NO: KEP-03/BC/2003 dan NO: 01/DAGLU/KP/I/2003 tanggal

17 Januari 2003 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Tertib Administrasi Importir.

3. Penyerahan Jaminan. Dalam sistem aplikasi pelayanan PIB, jika ada nilai pungutan yang

ditangguhkan dalam data PIB maka harus dipertaruhkan jaminan. Jaminan tersebut adalah Surat Tanda Terima Jaminan (STTJ) untuk penangguhan pungutan dengan jenis fasilitas KITE dan Bukti Penerimaan Jaminan (BPJ) untuk penangguhan pungutan dengan jenis fasilitas selain KITE.

4. Penolakan/reject PIB Dokumen PIB yang diajukan akan ditolak/direject secara otomatis oleh

aplikasi pelayanan PIB dalam hal : ƒ Data PIB tidak lengkap dan atau tidak benar.

ƒ Pengisian data BC 11 tidak benar. ƒ Pemberitahu (importir dan atau PPJK) sedang diblokir. ƒ PIB dengan status konfirmasi pembayaran dan telah lewat waktu data

SSPCP belum ada. ƒ PIB dengan status konfirmasi skep ijin setelah lewat 3 (tiga) hari kerja dokumen yang dipersyaratkan tidak diajukan.

ƒ PIB penangguhan yang wajib dipertaruhkan jaminan tetapi data jaminan belum ada pada aplikasi. ƒ Skep ijin PPJK dalam dokumen PIB tersebut belum/tidak ada. ƒ Jaminan atas PPJK telah habis atau kurang. ƒ Importir belum mendapatkan nomor registrasi dan telah melakukan satu

kali proses importasi. ƒ NPWP pada PIB berbeda dengan NPWP pada data SSPCP (9 digit).

5. Jenis Pemblokiran ƒ Blokir Instruksi Khusus; Dasarnya adalah adanya surat, baik dari KPPBC,

KWBC maupun KP DJBC, untuk melakukan pemblokiran atas kegiatan importasi suatu perusahaan.

ƒ Blokir Hardcopy PIB; Apabila lewat tanggal jatuh tempo berkas PIB belum diserahkan ke KPPBC. ƒ Blokir Notul/SPKPBM; Apabila lewat tanggal jatuh tempo, hutang SPKPBM belum dilakukan pelunasan. ƒ Blokir Hutang Pembayaran Berkala; Apabila lewat tanggal jatuh tempo, hutang pembayaran berkala belum dilakukan pelunasan.

6. Penetapan Jalur Merah. Dalam sistem aplikasi saat ini, hal-hal yang menyebabkan dokumen PIB

ditetapkan jalur merah (periksa fisik) adalah : ƒ Jenis Impor Sementara.

ƒ Jenis Impor Re-impor. ƒ Jenis Impor Tempat Penimbunan Berikat. ƒ Random. ƒ Komoditi ditetapkan oleh Pemerintah. ƒ Analisis Resiko (Profil Importir dan Profil Komoditi). ƒ PIB Penangguhan

Berikut ini disampaikan tentang matrikulasi penjaluran dalam sistem aplikasi berdasarkan analisis resiko untuk kantor non KPU.

Komoditi Low High Tap. Pem

Importir

High MH (30%)

MH (100%) MH (100%)

Medium HH MM (30%) MM (30%)

Low HL HM ML (10%)

Prioritas HP HP MP (10 %)

Berikut ini disampaikan tentang matrikulasi penjaluran dalam sistem aplikasi pelayanan impor berdasarkan analisis resiko untuk kantor KPU Tanjung Priok.

Low Medium High Importir

Komoditi

Very High MH (100%) MH (100%) MH (100%)

High Kuning MH (100%) MH (100%)

Medium HH Kuning MM (30%)

Low HL HM ML (10%)

MITA Non

HT HT Kuning Prioritas

MITA

HP HP HP Prioritas

7. Penetapan klasifikasi, pembebanan, dan/atau nilai pabean ƒ KPPBC dengan sistem PDE, disket dan manual, baik PIB Jalur Hijau

maupun PIB Jalur Merah proses penetapan dilakukan oleh Pejabat Pemeriksa Dokumen.

8. Penelitian PIB yang termasuk kriteria Barang Tata Niaga (lartas) pada KPU Tanjung Priok dilakukan oleh PFPD.

9. Pembayaran Bea Masuk.

ƒ Pembayaran Bea Masuk, Cukai, dan PDRI dilakukan di Bank Devisa

Persepsi, dengan cara: pembayaran biasa; atau pembayaran berkala. ƒ Untuk Kantor Pabean yang telah menerapkan sistem PDE Kepabeanan, pembayaran Bea Masuk, Cukai, dan PDRI dilakukan di Bank Devisa Persepsi yang on-line dengan sistem PDE Kepabeanan yang sekota/sewilayah kerja dengan Kantor Pabean yang bersangkutan.