Soil divider (a) dan proses penetapan kemurnian (b)

Gambar 18 Soil divider (a) dan proses penetapan kemurnian (b)

Metode pembagi mekanik cocok untuk semua jenis benih, kecuali benih lengket. Alat pembagi mekanik yang digunakan untuk benih jagung adalah soil divider (Gambar 18 (a)). Alat ini terdiri dari sebuah corong dengan sekitar

18 saluran atau saluran lain yang mengarah ke sisi yang berlawanan. Sebuah saluran dengan lebar sekitar 13 mm. Prinsip kerja dari alat ini adalah contoh kirim ditempatkan secara merata ke dalam wadah penuang dan kemudian dituangkan ke dalam saluran dengan kecepatan yang hampir sama disepanjang corong. Benih akan melewati saluran dan dikumpulkan dalam dua wadah penerima. Seluruh contoh dari bagian yang sama digabung untuk kedua kalinya. Contoh akan berkurang dengan proses yang berulang-ulang dan perpindahan bagian yang sama pada setiap prosesnya. Proses pengurangan ini dilanjutkan, sehingga diperoleh bobot contoh kerja yang mendekati ketentuan dan didapatkan contoh kerja untuk penetapan kemurnian benih jagung (Gambar 18 (b)).

Benih Murni (BM) adalah benih yang sesuai dengan pernyataan atau yang dimaksud sipengirim benih, atau benih yang secara dominan ditemukan di dalam contoh benih, termasuk benih varietas lain dalam jenis tanaman tersebut (jumlahnya > 5%). Kriteria dari BM antara lain:

1. Benih utuh, benih muda, benih berukuran kecil, benih mengkerut, benih sedikit rusak, benih mulai berkecambah.

2. Benih terserang penyakit, tetapi masih bisa dikenal sebagai benih yang dimaksud. Jika bentuknya berubah menjadi sclerotia , smutballs , nemathoda galls maka termasuk kotoran benih.

3. Pecahan benih yang ukurannya lebih dari setengah ukuran asli.

4. Pada famili Fabaceae (Leguminoceae), Brassicaceae (Cruciferae), Cupressaeae, Pinanceae, Taxaceae tanpa kulit benih termasuk kotoran benih.

5. Pada famili Leguminoceae jika kotiledon terpisah termasuk kotoran benih.

6. Unit kumpulan benih (Multiple Seed Unit) dari famili Compositae (bunga matahari), Umbelliferae (wortel), Labiateae (mint), tanpa memperhatikan apakah benih-benih tersebut berisi benih sejati (true seed) atau tidak, kecuali 6. Unit kumpulan benih (Multiple Seed Unit) dari famili Compositae (bunga matahari), Umbelliferae (wortel), Labiateae (mint), tanpa memperhatikan apakah benih-benih tersebut berisi benih sejati (true seed) atau tidak, kecuali

Benih Tanaman Lain (BTL) adalah benih-benih tanaman selain yang bukan dimaksud oleh pengirim benih. Penentuan BTL sebagai kotoran benih sama seperti pada penentuan BM. Kotoran Benih (KB) meliputi:

a) Benih dan bagian dari benih

1. Benih yang terlihat jelas bukan benih sejati (true seed)

2. Benih dari famili Fabaceae, Brassicaceae, Cupressceae, Taxaceae tanpa kulit benih

3. Pecahan benih dengan ukuran kurang dari setengah ukuran asli

4. Benih rusak tanpa embrio atau rusak berat

5. Gabah hampa, floret steril (rangkaian bunga atau buah yang tidak berisi biji atau sekam atau kulit benih)

b) Bahan-bahan lain yang bukan bagian dari benih, antara lain butir tanah, butir pasir, pecahan batu, potongan jerami, daun, tangkai daun, tangkai bunga, nemathoda gall , sclerotia, cendawan dan lainnya.

Komponen masing-masing benih dipisahkan dari beberapa spesies atau jenis bahan lain dan persentasenya dilaporkan berdasarkan gram dengan jumlah minimal, kemudian persentase ditulis dalam satu desimal. Contoh kiriman pada kegiatan pengujian untuk pelabelan ulang, khususnya dalam penetapan kemurnian benih jagung sebesar 1008.5 gram dan contoh kerja 900.7 gram. Rumus yang digunakan untuk persentase Benih Murni (BM), Benih Tanaman Lain (BTL), dan Kotoran Benih (KB) adalah sebagai berikut:

Tabel 9 Hasil pengamatan kemurnian benih jagung Analis

No. Lab Uraian Bobot (g)

Bobot (%) Benih Murni (BM)

99.93 SU-113N

Benih Tanaman Lain (BTL)

0.0 0.00 Kotoran Benih (KB)

0.6 0.07 Jumlah

100.00 Benih Murni (BM)

99.90 SUH-098N

Benih Tanaman Lain (BTL)

0.0 0.00 Kotoran Benih (KB)

Sumber: Laboratorium satgas UPT PSBTPH wilayah IV Malang 2013

Tabel 10 memperlihatkan hasil penetapan kemurnian yang meliputi benih murni, benih tanaman lain, dan kotoran benih berturut-turut dari nomor laboratorium SU-113N adalah 889.1 gram (99.93%), 0.0 gram (0.00%), dan 0.6 Tabel 10 memperlihatkan hasil penetapan kemurnian yang meliputi benih murni, benih tanaman lain, dan kotoran benih berturut-turut dari nomor laboratorium SU-113N adalah 889.1 gram (99.93%), 0.0 gram (0.00%), dan 0.6

0.9 gram (0.10%). Standar kemurnian benih jagung komposit kelas BR untuk benih murni (minimal) 98%, kotoran benih (maksimal) 2.0 %, dan benih warna lain (maksimal) 1.0%, sedangkan standar pengujian laboratorium benih jagung hibrida komersial untuk benih murni (minimal) 98%, kotoran benih (maksimal) 2.0%, dan CVL atau tipe simpang sebesar 0.3% (Budiarti 2011). Terlihat pada Tabel 10 menunjukan bahwa kedua nomor laboratorium tersebut tidak perlu dilakukan uji ulang.

Penetapan Daya Tumbuh

Perkecambahan benih adalah muncul dan berkembangnya kecambah hingga mencapai stadia dimana bagian dari struktur-struktur pentingnya menunjukkan kemampuan apakah kecambah tersebut dapat berkembang lebih lanjut menjadi tanaman yang tumbuh normal dalam kondisi pertanaman yang optimum di lapang (Budiarti 2011). Kegiatan ini dilakukan untuk menentukan potensi perkecambahan suatu lot benih, yang selanjutnya dapat digunakan untuk membandingkan mutu benih dari lot-lot yang berbeda serta untuk menduga nilai pertanaman di lapang. Periode pengujian untuk benih jagung dengan media pasir pada hari ketujuh.

Sumber: Data pribadi

Sumber: Data pribadi