Menanam benih jagung satu butir per lubang (a) dan green house (b)

Gambar 20 Menanam benih jagung satu butir per lubang (a) dan green house (b)

Empat ratus butir diambil secara acak dari fraksi benih murni dan ditabur dengan jarak yang mencukupi dan seragam. Satu lubang berisi satu butir benih jagung (Gambar 20 (a)). Hal yang harus diperhatikan bahwa tidak melakukan pemilihan benih yang dapat menyebabkan hasil yang bias. Setiap ulangan digunakan 100 butir benih, hal ini untuk memberi ruang yang cukup bagi benih dan untuk meminimalkan pengaruh benih yang bertautan selama perkembangan tanaman. Ulangan-ulangan tersebut diletakkan dalam green house untuk pengamatan (Gambar 20 (b)).

Periode pengujian untuk benih jagung dengan media pasir adalah pada hari ketujuh. Waktu yang dibutuhkan untuk pematahan dormansi sebelum pengujian tidak termasuk dalam periode pengujian. Saat evaluasi masih ada beberapa benih yang belum mulai tumbuh, maka waktu pengujian diperpanjang sampai tujuh hari atau setengah dari waktu pengujian yang telah ditetapkan. Sebaliknya, apabila daya tumbuh maksimal telah dicapai sebelum akhir periode pengujian, maka pengujian dapat diakhiri. Waktu pengamatan pertama adalah perkiraan, tapi harus sudah memungkinkan tanaman yang mulai tumbuh mencapai suatu tingkat perkembangan yang memenuhi evaluasi yang akurat. Pengujian dalam pasir hari terakhir tidak lebih dari tujuh sampai 10 hari dan perhitungan pertama boleh dihilangkan.

Pengamatan antara (intermediate) untuk mencabut tanaman yang telah cukup berkembang baik untuk mempermudah perhitungan dan menghindari pengaruhnya terhadap perkembangan tanaman lainnya. Jumlah dan tanggal perhitungan antara tergantung kebijaksanaan analis, tapi harus dijaga pada tingkatan minimal untuk mengurangi risiko kerusakan tanaman yang kurang berkembang.

Sumber: Data pribadi Sumber: Kartasapoetra 2003

Gambar 21 Kecambah jagung normal di lapang (a) dan struktur kecambah normal (b)

Kecambah normal menunjukan kemampuan untuk berkembang menjadi tanaman normal apabila ditanam pada kondisi yang sesuai seperti yang ditunjukkan pada Gambar 21 (a), sehingga yang termasuk dalam kecambah normal meliputi (Gambar 21 (b)):

A. Kecambah lengkap atau sempurna, yaitu semua struktur penting kecambah berkembang dengan baik, lengkap, seimbang, dan sehat ditandai dengan:

a. Sumbu kecambah

1. Sistem perakaran berkembang dengan baik.

2. Akar primer panjang dan ramping biasanya ditutupi bulu-bulu akar dan ujung akar sehat, akar sekunder berkembang, merupakan penunjang akar primer, akar seminal minimal dua buah pada Graminal.

3. Hipokotil utuh, panjang, ramping pada tipe perkecambahan epigeal.

4. Epikotil berkembang baik pada tipe perkecambahan hipogeal, hipokotil pendek atau tidak terlihat.

5. Hipokotil dan epikotil keduanya memanjang pada beberapa tipe perkecambahan epigeal.

6. Ada pemanjangan mesokotil pada beberapa genera tertentu dari Poaceae (Graminae).

b. Kotiledon

1. Satu kotiledon untuk monokotil, mungkin hijau seperti daun atau modifikasi.

2. Dua kotiledon untuk dikotil, pada tipe epigeal berwarna hijau seperti daun, bentuk dan ukuran bervariasi. Pada tipe hipogeal berbentuk setengah lingkaran, berdaging tertinggal di dalam kulit biji.

3. Variasi jumlah kotiledon, dua sampai 18 pada conifer (pinus-pinusan), hijau, panjang, dan menyempit.

4. Hijau berkembang jadi daun primer, satu daun primer (terkadang) disertai sisik daun pada kecambah dengan susunan daun berselang- seling, dua daun primer kecambah dengan susunan daun berhadapan.

c. Tunas ujung

1. Sangat bervariasi, tergantung spesies, berada dalam koleoptil atau terkadang keluar menembus koleoptil pada Graminae.

B. Kecambah dengan sedikit kerusakan atau cacat ringan, yaitu kecambah mengalami kerusakan ringan dapat diperbaiki sehingga kecambah berkembang normal dan seimbang laiknya kecambah normal, ditandai dengan:

a. Sumbu kecambah

1. Akar primer mengalami kerusakan ringan (bercak nekrotik, berubah warna, belah tapi tidak mencapai jaringan).

2. Akar primer rusak, tetapi akar sekunder berkembang dengan baik, sehingga bisa menggantikan fungsi akar primer (Legume, Graminae, Cucurbitaceae, Marvaceae).

3. Hanya dua akar seminal yang kuat.

4. Hipokotil, epikotil atau mesokotil dengan sedikit kerusakan (berubah warna, bercak nekrotik, terpilin atau belah ringan).

b. Kotiledon

1. Kotiledon sedikit rusak (jika > setengah totl jaringan kotiledon masih berfungsi dengan normal dan tidak ada pembusukan pada plumula), bercak nekrotik, berubah warna.

2. Hanya satu kotiledon yang berfungsi pada dikotil dan tidak disertai kerusakan atau pembusukan pada titik tumbuh atau jaringan sekitarnya.

c. Daun primer rusak ringan

1. Berubah warna, bercak nekrotik, bentuk sedikit rubah > 50 % jaringan masih qberfungsi.

2. Hanya satu daun primer normal, tetapi tidak terlihat adanya kerusakan atau busuk di titik tumbuh.

d. Koleoptil rusak ringan

1. Belah < sepertiga bagian dari atas.

2. Terpilih dengan satu membentuk lingkaran plumula tumbuh > setengah panjang koleoptil.

C. Kecambah dengan infeksi sekunder, yaitu bentuk kecambah masih tetap terlihat sempurna atau mengalami sedikit kerusakan sekalipun mengalami pembusukan karena serangga, bakteri, atau cendawan yang bukan berasal dari benih tersebut.

Sumber: Data pribadi

Sumber: Data pribadi