Timbangan AND

Gambar 14 Timbangan AND

Sumber: Data pribadi

Sumber: Data pribadi

Gambar 15 Pengadukan benih jagung (a) dan ulangan sampel benih jagung untuk pelabelan ulang

Contoh kerja diperoleh dengan mencampur benih agar homogen seperti yang ditunjukkan pada Gambar 15 (a) dan membagi menjadi beberapa bagian kecil secara acak (Gambar 15 (b)). Mengambil contoh kerja minimal tiga sub contoh benih dengan sendok dari posisi yang berbeda dan mencampurkan sub contoh benih, sehingga memperoleh volume contoh benih yang dibutuhkan, yaitu

10 gram dengan diameter cawan < 8 cm. Selama pengurangan contoh kerja benih jagung, tidak boleh berhubungan langsung dengan udara lebih dari 30 detik. Benih berukuran besar dan benih dengan kulit yang menghalangi hilangnya air dari benih harus dihancurkan sebelum dikeringkan, kecuali yang mempunyai kadar minyak tinggi yang sulit untuk dihancurkan atau benih yang rentan terjadi penambahan bobot akibat oksidasi. Pengirisan atau pemotongan dilakukan jika penghancuran tidak memungkinkan.

Penghancuran benih menggunakan alat grinding mill, yaitu alat yang terbuat dari material yang tidak menyerap air seperti yang ditunjukkan pada Gambar 16 (a). Mudah dibersihkan dan mempunyai celah sekecil mungkin. Grinding mill memungkinkan penghancuran dengan cepat dan seragam, tanpa ada peningkatan panas dan sedapat mungkin tidak terjadi kontak dengan udara. Tingkat penghancuran dapat diatur. Benih jagung menggunakan pengaturan nomor satu pada alat ini. Hasil dari dari alat grinding mill benih jagung berupa bubuk.

Sumber: Data pribadi

Sumber: Data pribadi

Gambar 16 Grinding mill (a) dan oven advantec tipe PV-430 (b) Oven yang digunakan adalah oven listrik yang dapat dikendalikan.

Penetapan kadar air benih jagung pada kegiatan ini menggunakan oven suhu rendah, yaitu 101-105 o

C selama 17 jam + 1 jam. Periode pengeringan dimulai ketika oven mencapai suhu yang ditentukan. Oven yang digunakan adalah oven advantec tipe PV-430 seperti yang ditunjukkan pada Gambar 16 (b).

Akhir periode yang telah ditentukan, wadah ditutup dan ditempatkan pada desikator untuk pendinginan seperti ditunjukkan pada Gambar 17. Desikator harus cukup rapat dengan plat metal berlubang untuk mempercepat pendinginan dari wadah dan berisi silica gel yang efektif, setelah dingin wadah ditimbang beserta tutup dan isinya.

Sumber: Data pribadi

Gambar 17 Desikator

Tabel 8 Pengujian kadar air benih jagung untuk pelabelan ulang

Ulangan

ab Rata-

2 Rata- rata No L

1 Rata-

rata M1

SUH- 098N

17.614 22.524 21.968 11.3 17.670 22.580 22.019 11.4 11.3 SU-

113N 17.878 22.718 22.238 9.9 17.504 22.344 21.858 10.0 9.9 Sumber: Laboratorium satgas UPT PSBTPH wilayah IV Malang 2013

Kegiatan penetapan kadar air benih jagung untuk pelabelan ulang dinyatakan dalam persen berdasarkan bobot yang harus dihitung dalam tiga desimal untuk masing-masing ulangan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

M1 adalah bobot dalam gram dari wadah dan tutupnya, M2 adalah bobot dalam gram dariwadah, tutup, dan isinya sebelum pengeringan, dan M3 adalah bobot dalam gram dari wadah, tutup, dan isinya setelah pengeringan.

Terlihat pada Tabel 9, menunjukkan bahwa pada nomor laboratorium SUH-098N dan SU-113N berturut-turut mempunyai Kadar Air (KA) 11.3% dan 9.9%. Menurut Budiarti (2011), benih jagung komposit kelas BR maupun benih jagung hibrida komersial untuk kadar air (maksimal) 12.0%. Data pada Tabel 9 ini menunjukkan bahwa penetapan kadar air pada dua nomor lab tersebut tidak melewati standar kadar air yang ditentukan, sehingga tidak perlu dilakukan pengulangan penetapan kadar air.

Rata-rata perulangan pada nomor laboratorium SUH-098N berturut-turut sebesar 11.3% dan 11.4%, serta pada nomor laboratorium SU-113N berturut-turut sebesar 9.9%, dan 10.0%. Selisih hasil rata-rata pada nomor laboratorium SUH-098N dan SU-113N sama, yaitu sebesar 0.1%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa rata-rata hasil kedua pengujian masuk ke dalam toleransi (0.2%), menurut Budiarti (2011), sehingga hasil uji lulus dan tidak perlu dilakukan pengulangan penetapan kadar air.

Penetapan Kemurnian

Menurut Budiarti (2011), kegiatan penetapan kemurnian adalah kegiatan untuk menetapkan persentase komposisi (berdasarkan bobot) contoh yang diuji dan berdasarkan kesimpulan komposisi lot dan mengidentifikasi berbagai spesies benih dan kotoran benih dalam contoh benih. Contoh kerja dikelompokkan dalam tiga komponen, yaitu benih murni, benih tanaman lain, kotoran benih, dan persentase dari setiap komponen ditetapkan berdasarkan bobot. Analisis kemurnian dilakukan pada contoh kerja yang diambil dari contoh kirim. Berat contoh kerja benih jagung minimal 900 gram, maka persentase bagian-bagian komponen tersebut sampai satu desimal.

Sumber: Data pribadi

Sumber: Data pribadi