Peralatan, bahan dan prosedur pengukuran ditempatkan suatu teropong tp yang poligon

10. 3 Peralatan, bahan dan prosedur pengukuran ditempatkan suatu teropong tp yang poligon

mempunyai diafragma dan dengan demikian mempunyai garis bidik gb.

10.3.1 Peralatan Yang Digunakan :

Pada sumbu kedua diletakkan pelat

1. Pesawat Theodolite yang berbentuk lingkaran dilengkapi

Alat pengukur Theodolitee dapat dengan skala lingkaran tegak ini

mengukur sudut-sudut yang mendatar ditempatkan dua nonius pada kaki

dan tegak. Alat pengukur sudut penyangga sumbu kedua.

theodolite dibagi dalam 3 bagian yaitu: Jika di lihat dari cara pengukuran dan

a. Bagian bawah, terdiri atas tiga sekrup konstruksinya, bentuk alat ukur Theodolite

penyetel SK yang menyangga suatu di bagi dalam dua jenis, yaitu :

tabung dan pelat yang berbentuk

10 Pengukuran Poligon Kerangka Dasar Horisontal

a. Theodolite reiterasi, yaitu jenis - Pembacaan Sudut : 1/5” Theodolite yang pelat lingkaran skala

: 24.000 Points mendatar dijadikan satu dengan tabung

- Internal Memory

: 2 Muka yang letaknya di atas tiga sekerup.

- Display

- Jarak ukur 1 Prisma : 3.000 M Pelat nonius dan pelat skala mendatar - Jarak ukur 3 Prisma : 4.000 M

dapat diletakkan menjadi satu dengan sekrup kl, sedangkan pergeseran kecil dari nonius terhadap skala lingkaran, dapat digunakan sekrup fl. Dua sekrup

kl dan fl merupakan satu pasang ;

sekerup fl dapat menggerakkan pelat

nonius bila sekerup kl telah dikeraskan.

b. Theodolite repetisi, yaitu jenis Theodolite yang pelatnya dengan skala

lingkaran mendatar ditempatkan Gambar 257. Topcon total station-233N

sedemikian rupa sehingga pelat dapat

2. Statif

berputar sendiri dengan tabung pada Statif merupakan tempat dudukan sekrup penyetel sebagai sumbu putar.

alat dan untuk menstabilkan alat Perbedaan jenis repetisi dengan

seperti Sipat datar. Alat ini reiterasi adalah jenis repetisi memiliki

mempunyai 3 kaki yang sama sekrup k2 dan f2 yang berguna pada

panjang dan bisa dirubah ukuran pengukuran sudut mendatar dengan

ketinggiannya. Statif saat didirikan cara repetisi. (Gambar Terlampir) harus rata karena jika tidak rata dapat

Selain menggunakan Theodolite, mengakibatkan kesalahan saat pengukuran poligon Kerangka Dasar

pengukuran

Horizontal dapat menggunakan Topcon.

Alat Pengukur Sudut (Topcon)

Negara Asal

: Jepang

Keterangan :

Topcon Total Station GTS-233N

- Ketelitian Sudut : 3”

- Ketelitian Jarak : ± - (2mm+2ppmxD)

- Pembesaran Lensa : 30x

Gambar 258. Statif

10 Pengukuran Poligon Kerangka Dasar Horisontal

3. Unting-Unting Patok Beton atau Besi Unting-unting terbuat dari besi atau Patok yang terbuat dari beton atau kuningan yang berbentuk kerucut

besi biasanya merupakan patok tetap dengan ujung bawah lancip dan di ujung

yang akan masih dipakai diwaktu atas digantungkan pada seutas tali.

lain.

Unting-unting berguna untuk memproyeksikan suatu titik pada pita ukur di permukaan tanah atau sebaliknya.

Gambar 259. Unting-unting

4. Patok

Patok dalam ukur tanah berfungsi untuk

memberi tanda batas jalon, dimana titik

setelah diukur dan akan diperlukan lagi Gambar 260. Jalon pada waktu lain. Patok biasanya

ditanam didalam tanah dan yang

5. Rambu Ukur

menonjol antara 5 cm-10 cm, dengan Rambu ukur dapat terbuat dari kayu, maksud agar tidak lepas dan tidak

campuran alumunium yang diberi skala mudah dicabut. Patok terbuat dari dua

pembacaan. Ukuran lebarnya 4 cm, macam bahan yaitu kayu dan besi atau

panjang antara 3m-5m pembacaan beton.

dilengkapi dengan angka dari meter, Patok Kayu

desimeter, sentimeter, dan milimeter. Patok kayu yang terbuat dari kayu,

berpenampang bujur sangkar dengan

ukuran 50 mm x 50 mm, dan bagian atasnya diberi cat.

10 Pengukuran Poligon Kerangka Dasar Horisontal

7. Meja lapangan (meja dada)

8. Pita Ukur (meteran) Pita ukur linen bisa berlapis plastik atau

tidak, dan kadang-kadang diperkuat dengan benang serat. Pita ini tersedia

dalam ukuran panjang 10 m, 15 m, 20 m, 25 m atau 30 m.Kelebihan dari alat

ini adalah bisa digulung dan ditarik kembali, dan kekurangannya adalah

kalau ditarik akan memanjang, lekas rusak dan mudah putus, tidak tahan air.

Gambar 260. Rambu Ukur

6. Payung

Payung ini digunakan atau memiliki

Gambar 263. Pita ukur

fungsi sebagai pelindung dari panas dan hujan untuk alat ukur itu sendiri. Karena

10.1.1 Bahan Yang Digunakan :

bila alat ukur sering kepanasan atau

1. Formulir Ukur kehujanan, lambat laun alat tersebut

Formulir pengukuran digunakan pasti mudah rusak (seperti; jamuran,

untuk mencatat kondisi di dll).

lapangan dan hasil perhitungan-perhitungan/ pengukuran di lapangan. (Lihat

tabel 24, 25 dan 26)

Gambar 262. Payung

10 Pengukuran Poligon Kerangka Dasar Horisontal

Gambar 265. Benang

Gambar 264. Formulir dan alat tulis

6. Paku

2. Peta wilayah study Paku terbuat dari baja (besi) dengan Peta digunakan agar mengetahui di

ukuran ± 10 mm. Digunakan sebagai daerah mana akan melakukan

tanda apabila cat mudah hilang dan pengukuran

patok kayu tidak dapat digunakan,

3. Cat dan koas dikarenakan rute (jalan) yang Alat ini murah dan sederhana akan

digunakan terbuat dari aspal. tetapi peranannya sangat penting sekali ketika di lapangan, yaitu digunakan

10.3.3 Prosedur Pemakaian Alat Pada

untuk menandai dimana kita mengukur

Poligon

dan dimana pula kita meletakan rambu Cara mengatur dan sentering alat theodolite

ukur. Tanda ini tidak boleh hilang adalah sebagai berikut :

sebelum perhitungan selesai karena kemungkinan salah ukur dan harus

1. Pasang statif alat kira-kira diatas titik diukur ulang.

poligon

4. Alat tulis

keraskan sekrup-sekrup statif Alat tulis digunakan untuk mencatat

- usahakan dasar alat statif sedatar hasil pengukuran di lapangan.

mungkin untuk memudahkan

5. Benang mengatur nivo mendatar Benang berfungsi sebagai:

2. Pasang alat theodolite di atas statif, keraskan sekrup pengencang alat

a. menentukan garis lurus

3. Pasang unting-unting pada sekrup

b. menentukan garis datar pengencang di bawah alat.

menentukan pasangan yang lurus

4. Jika ujung-ujung belum tepat di atas

c. meluruskan plesteran paku aturlah dengan menggeser atau

d. menggantungkan unting-unting

10 Pengukuran Poligon Kerangka Dasar Horisontal

menaik turunkan kaki alat dengan - Periksa gelembung nivo kotak jika bantuan sekrup kaki sehingga unting-

berubah atur lagi dan ulangi unting tepat di atas paku

pekerjaan.

- kaki alat diinjak kuat-kuat sehingga

6. Atur nivo tabung dengan 3 sekrup masuk ke dalam tanah.

penyetel A, B, C.

5. Ketengahkan gelembung nivo kotak Cara mengaturnya :

dengan bantuan ketiga sekrup penyetel

a. Putar teropong hingga nivo tabung sekaligus

terletak ejajar dengan 2 sekrup penyetel A dan B

NI VO KOTAK

Gambar 266. Nivo kotak

Gambar 267. Nivo tabung

Catatan :

Jika alat mempunyai sentering optis T.2

Sokisha, Topcon, Th 3 Zeis dll, maka

cara melakukan sentering optis adalah sebagai berikut :

- Lepaskan unting-unting

A B - Lihat melalui teropong sentering

optis

Gambar 268. Nivo tabung

- Jika benang silang optis belum

b. Ketengahkan gelembung dengan salah tepat di tengah-tengah paku,

satu sekrup penyetel A atau B longgarkan sekrup-sekrup

c. Putar teropong 180 o jika gelembung pengencang, geserkan alat translasi

menggeser n skala, maka kembalikan n sehingga benang silang tepat di

½ n dengan salah satu sekrup penyetel atas paku (tengah-tengah paku)

d. Pekerjaan (a), (b), (c) dilakukan kemudian kencangkan kembali

berulang-ulang sehingga teropong sekrup

sebelum dan sesudah diputar 180 o gelembung tetap di tengah.

10 Pengukuran Poligon Kerangka Dasar Horisontal

e. Putar teropong 90 o , jika gelembung atas patok, berbeda dengan menggeser ketengahkan dengan sekrup

pengukuran sipat datar kerangka dasar penyetel C.

vertikal dengan alat yang berdiri di

f. Maka alat siap untuk digunakan antara 2 buah titik (patok) pengukuran

2. Target diletakkan di atas patok-patok yang mengapit tempat alat sipat datar

Catatan : berdiri. Gelembung nivo tabung

- Dalam melakukan pengukuran sudut diketengahkan dengan cara memutar

horizontal, nivo vertikal tidak perlu diatur dua buah sekrup kaki kiap ke arah

- Sekrup repetisi (jika ada), jika tidak dalam saja atau keluar saja serta

diperlukan agar tetap terkunci memutar sekrup kaki kiap kearah kanan

10.3.4 Prosedur pengukuran poligon

atau kiri. Teropong diarahkan ke target belakang dan dibaca sudut

Pengukuran harus dilaksanakan horizontalnya pada posisi biasa. berdasarkan ketentuan – ketentuan yang

Teropong kemudian diputar ke arah ditetapkan sebelumnya.

target muka dibaca pula sudut Ketentuan-ketentuan pengukuran Kerangka

horizontalnya pada posisi biasa. dasar Horizontal adalah sebagai berikut :

3. Teropong diubah posisinya menjadi luar

a. Jarak antara dua titik, sekurang- biasa dan diarahkan ke target muka kurangnya diukur 2 kali.

serta dibaca sudut horizontalnya.

4. Alat theodolite dipindahkan ke patok diukur 2 seri

b. Sudut mendatar, sekurang-kurangnya

selanjutnya dan dilakukan hal yang

c. Pengukuran astronomi (azimuth), sama seperti pada patok sebelumnya. sekurang-kurangnya di ukur 4 seri

Pengukuran dilanjutkan sampai seluruh masing-masing untuk pengukuran pagi

patok didirikan alat theodolite. dan sore hari.

5. Data diperoleh dari lapangan kemudian

Prosedur pengukuran poligon kerangka diolah secara manual atau tabelaris dasar horizontal adalah sebagai berikut :

dengan menggunakan bantuan

1. Dengan menggunakan patok-patok teknologi digital komputer. Pengolahan yang telah ada yang digunakan pada

data poligon dapat diselesaikan dengan pengukuran sipat datar kerangka dasar

metode Bowditch atau Transit. vertikal, dirikan alat theodolite pada titik

Pada metode Bowditch, bobot koreksi (patok) awal pengukuran. Pada

absis dan ordinat diperoleh dari pengukuran poligon, alat didirikan di

perbandingan jarak resultante dengan

10 Pengukuran Poligon Kerangka Dasar Horisontal

total jarak pengukuran poligon, sedangkan pada metode Transit bobot

10.3.5 Cara pembidikan titik sudut

koreksi absis / ordinat diperoleh jarak

untuk daerah yang terbuka

pada arah absis dibandingkan dengan

a. Garis bidik diusahakan harus tepat total jarak pada arah absis / ordinat.

mengincar pada titik poligon.

6. Pengukuran poligon kerangka dasar b. Benang tengah harus tepat di atas titik horizontal selesai.

poligon

Gambar 269. Jalon di atas patok

Untuk daerah yang terhalang

Pada titik poligon yang terhalang

ditempatkan :

a. Rambu ukur dengan garis tengah rambu ukur tepat di atas titik pusat

poligon.

b. Unting-unting yang ditahan oleh 3 buah jalon.

Garis bidik diarahkan pada garis

tengah rambu ukuran atau pada benang unting- unting.

Gambar 270. Penempatan rambu ukur

10 Pengukuran Poligon Kerangka Dasar Horisontal

Pada titik-titik poligon yang akan

menjadi rumus-rumus terprogram dalam

dibidik ditempatkan :

bentuk digital.

- unting-unting yang ditahan oleh 3 Pengolahan data poligon dikontrol terhadap buah jalon.

sudut-sudut dalam atau luar poligon dan - dapat pula paku, ujung pensil,

dikontrol terhadap koordinat baik absis sapu lidi yang lurus sebagai

maupun ordinat. Pengolahan data poligon pembantu.

dimulai dengan menghitung sudut awal dan sudut akhir dari titik-titik ikat poligon.

Perhitungan meliputi :

- mengoreksi hasil ukuran

- mereduksi hasil ukuran, misalnya

mereduksi jarak miring menjadi jarak

mendatar dan lain-lain

- menghitung

azimuth pengamatan

matahari

Gambar 271. Penempatan unting-unting

- menghitung koordinat dan ketinggian

setiap titik

Hasil yang diperoleh dari praktek

Catatan :

pengukuran poligon di lapangan adalah

1. Apabila Kerangka Dasar Horizontal koordinat titik-titik yang diukur sebagai titik- akan dihitung pada proyeksi tertentu titik ikat untuk keperluan penggambaran

misalnya Polyeder atau U.T.M, maka titik-titik detail dalam pemetaan.

sebelumnya harus dilakukan hitungan

10.4 Pengolahan data poligon

reduksi data ukuran ke dalam proyeksi peta yang bersangkutan

2. Sesuai dengan bentuk jaringannya, Pengolahan data dapat dilakukan secara

hitungan koordinat atau ketinggian manual langsung dikerjakan pada formulir

dapat dilakukan dengan peralatan ukuran atau secara tabelaris menggunakan

sederhana (bertingkat-tingkat) atau lembar elektrolis ( spreadsheet) di komputer, dengan perataan kuadarat terkecil. contohnya : adalah perangkat lunak Lotus

Dasar-dasar perhitungan pengukuran atau Excell. poligon adalah sebagai berikut :

Rumus-rumus dasar pengolahan data Menghitung Sudut Jurusan Awal yang ditransfer dari penyajiannya secara analog

telah diketahui koordinatnya

10 Pengukuran Poligon Kerangka Dasar Horisontal

(X A ,Y A ) dan (X B ,Y B ), maka : poligon terhadap pengurangan sudut

akhir dengan sudut awal poligon.

Dokumen yang terkait

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Model Diklat Guru Sosiologi SMA Tentang Strategi Pembelajaran Discovery-Inquiry Berbantuan CD Interaktif

0 1 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Adiwiyata Di SMA Negeri 2 Demak

0 1 37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Supervisi Akademik Pada Proses Pembelajaran Di SMA Negeri 3 Demak

0 0 25

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Kinerja Mengajar Guru Bahasa Inggris Pascasertifikasi Di SMA Negeri Sekecamatan Demak Tahun Pelajaran 2013/2014

0 0 22

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Gugus Ki Hajar Dewantara - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi Supervisi Klinis Dengan Tehnik Kunjungan Kelas Di Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Ungaran Timur

0 0 29

MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PJOK DISD NEGERI GUGUS DWIJA HARAPAN KECAMATAN MIJENKOTA SEMARANG (STUDI MANAJEMEN “JOINT” ARAS GUGUS) Tesis

0 0 17

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi Manajemen Sekolah Berbasis Pondok Pesantren Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Di SMP NU 06 Kedungsuren Kec. Kaliwungu Kab. Kendal T

0 1 62

TEKNIK GRAFIKA DAN INDUSTRI GRAFIKA

0 3 365

TEKNIK PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN SISTEM ELEKTRONIKA

0 0 201

TEKNIK PERENCANAAN GIZI MAKANAN

0 0 296