1.2. Perumusan Masalah
Dalam menjalankan kegiatan usahanya, setiap perusahaan pastilah menghadapi berbagai masalah ataupun hambatan, dan permasalahan itu selalu
berbeda antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya. Hal ini tergantung pada kegiatan dan jenis usaha yang dijalankan oleh suatu perusahaan.
Untuk dapat mengarahkan dan memudahkan dalam melakukan penelitian yang lebih terfokus dan sistematis, penulis mencoba merumuskan masalah yang
dibahas dalam penulisan ini adalah apakah Pendapatan dan Beban Pada PT PLN Persero P3B Sumatera UPT Medan sudah sesuai dengan pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulis dalam penelitian ini adalah Pendapatan dan Beban Pada PT PLN Persero P3B Sumatera UPT Medan sudah sesuai dengan
pernyataan Standar Akuntansi Keuangan.
1.4. Manfaat penelitian
Manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini ditujukan bagi: 1.4.1.
Bagi penulis, melalui penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman atau menambah wawasan mengenai pengakuan
pendapatan dan beban 1.4.2.
Bagi perusahaan, yakni sebagai bahan pertimbangan atau masukan atas praktek yang telah dilakukan perusahaan selama ini dengan teori
4
Universitas Sumatera Utara
dan perkembangan ilmu pengetahuan yang ada, khususnya mengenai pengakuan pendapatan dan beban.
1.4.3. Bagi pendidikan, yakni sebagai bahan referensi bagi yang berminat
melakukan penelitian menyangkut masalah pengakuan pendapatan dan beban.
5
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Teoritis
2.1.1. Pengertian pendapatan
Pendapatan secara sederhana merupakan arus masuk aktiva ke dalam perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan dapat
berbeda – beda tergantung jenis usaha yang dilakukan perusahaan. Pada perusahaan industri, pendapatan timbul terutama dari penjualan barang jadi.
Dalam perusahaan dagang, pendapatan timbul terutama dari penjualan barang dagang. Sedangkan untuk perusahaan jasa, pendapatan diperoleh dari
penyerahan jasa kepada pihak lain. Pengertian pendapatan menurut Dyckman 2000 : 234 merupakan
“arus masuk atau peningkatan nilai aktiva entitas atau penyelesaian kewajiban atau kombinasi dari keduanya selama satu periode dari pengiriman atau
produksi barang, pemberian jasa, atau pelaksanaan kegiatan lainnya yang
merupakan operasi utama atau sentral entitas yang sedang berlangsung”.
Pendapatan menurut Soemarso 2005 : 230 diartikan sebagai “peningkatan manfaat ekonomi selama periode tertentu dalam bentuk
pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanam
modal”. Pendapatan menurut Skousen Stice Stice 2009 : 215 diartikan
sebagai “arus masuk aktiva atau penambahan lain atas aktiva suatu entitas
6
Universitas Sumatera Utara
atau penyelesaian kewajiban – kewajibannya atau kombinasi keduanya yang dihasilkan dari penyerahan atau produksi barang, pemberian jasa atau
aktivitas – aktivitas lain yang merupakan operasi utama atau operasi sentral yang berkelanjutan dari suatu entitas”.
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia IAI dalam Standar Akuntansi
Keuangan 2007 : 23.2 “Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu periode
bila arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal”.
Kesimpulannya bahwa pendapatan merupakan seluruh peningkatan jumlah aktiva atau pengurangan suatu kewajiban yang berasal dari penjualan
barang dagangan atau aktivitas usaha lainnya dalam satu periode kecuali peningkatan aktiva yang timbul akibat pemberian harta, investasi oleh
pemilik, pinjaman dan koreksi laba rugi periode yang lalu. Pendapatan menjadi sangat penting karena pendapatan merupakan objek atas kegiatan
perusahaan. Pengertian pendapatan bermacam – macam tergantung dari sisi mana kita meninjau pengertian pendapatan tersebut.
2.1.2. Jenis Pendapatan
Pada dasarnya pendapatan itu timbul dari penjualan barang atau penyerahan jasa kepada pihak lain dalam periode akuntansi tertentu.
Pendapatan dapat timbul dari penjualan, proses produksi, pemberian jasa, termasuk pengangkutan dan proses penyimpanan. Dalam perusahaan dagang,
pendapatan timbul dari penjualan barang dagang. Pada perusahaan manufaktur, pendapatan terutama diperoleh dari penjualan produk selesai.
7
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan untuk perusahaan jasa, pendapatan diperoleh dari penyerahan jasa kepada pihak lain. Pendapatan umumnya merupakan sesuatu yang diterima
oleh perusahaan yang menambah harta perusahaan tersebut tetapi penambahan itu terjadi bukan karena adanya pembelian investasi oleh
perusahaan. Menurut Suwardjono 2007 : 81 dalam kaitannya dengan operasi
perusahaan yang utama, pendapatan diklasifikasikan menjadi komponen sebagai berikut:
2.1.2.1. Pendapatan operasional
Pendapatan operasional adalah pendapatan yang diperoleh perusahaan dari kegiatan utama atau yang menjadi tujuan
utama perusahaan. Nama pendapatan operasi ini dipengaruhi oleh jenis usaha perusahaan. Untuk perusahaan jasa
pendapatan disesuaikan dengan bidang usaha perusahaan tersebut. Misalnya perusahaan yang bergerak dalam bidang
jasa angkutan akan menamakan pendapatannya dengan pendapatan angkutan. Untuk perusahaan perdagangan atau
manufaktur, yang memperoleh pendapatannya dari menjual barang atau produk, pendapatan operasinya disebut dengan
penjualan sales revenue. 2.1.2.2.
Pendapatan non operasi Pendapatan non operasi adalah pendapatan selain yang
diperoleh dari kegiatan utama perusahaan. Pendapatan ini
8
Universitas Sumatera Utara
sering disebut dengan pendapatan lain – lain dan untung other revenues and gains. Contoh pos yang termasuk dalam
pendapatan nonoperasi antara lain: pendapatan bunga, pendapatan dividen, untung penjualan aktiva tetap, dan
untung penjualan aktiva investasi. 2.1.2.3.
Untung luar biasa Untung nonoperasi yang sifatnya luar biasa kejadiannya
maupun jumlahnya biasanya dipisahkan dan disebut dengan pos luar biasa. Untung semacam ini biasanya diperoleh
perusahaan akibat kejadian yang tidak dapat dikendalikan manajemen. Contohnya adalah suatu perusahaan memperoleh
ganti rugi yang besar karena menang dalam perkara pengadilan dalam kasus pelanggaran hak paten.
2.1.3. Pengertian Beban
Beban merupakan arus keluar atau berkurangnya harta perusahaan, tetapi penurunan itu bukan disebabkan oleh pembagian kepada pemilik
modal. Beban umumnya muncul dari penjualan, proses produksi, penyerahan jasa ataupun kegiatan lainnya yang merupakan operasi normal perusahaan
dalam periode tertentu. Menurut Smith 2001 : 123 “Beban adalah arus keluar atau
pemakaian lain aktiva atau terjadinya kewajiban atau kombinasi keduanya yang berasal dari penyerahan atau produksi barang, pemberian jasa atau
9
Universitas Sumatera Utara
pelaksanaan aktivitas – aktivitas lain yang merupakan operasi utama atau operasi inti yang berkelanjutan dari suatu entitas”.
Menurut Warren 2005 : 63 “beban expenses adalah aktiva atau jasa yang digunakan dalam menghasilkan pendapatan. Seperti beban upah, beban
sewa, beban perlengkapan, beban utilitas dan beban rupa – rupa”. Menurut Soemarso 2004 : 234 “beban adalah penurunan modal
bruto sehubungan dengan kegiatan perusahaan. Penurunan modal bruto dapat terjadi melalui penurunan aktiva atau kenaikan kewajiban. Penentuan beban
– beban mana yang harus dimasukkan dan dicatat dalam suatu periode harus didasarkan atas konsep bahwa beban dikeluarkan atau terjadi dalam rangka
memperoleh pendapatan. Konsep lain, beban terjadi karena suatu pengeluaran sudah tidak memberikan manfaat ekonomis untuk kegiatan masa
berikutnya. Dengan kata lain beban harus dihubungkan dengan usaha untuk memperoleh pendapatan”.
Menurut Soemarso 2004 : 235 terdapat 2 macam cara untuk
mencatat dan melaporkan beban yang terjadi yaitu: 2.1.3.1.
Menghubungkan dengan barang dan jasa yang merupakan sumber pendapatan.
Beberapa beban tertentu mempunyai hubungan langsung dengan barang dan jasa yang merupakan sumber pendapatan.
Contoh beban ini adalah Harga Pokok Penjualan. 2.1.3.2.
Menghubungkan dengan berlalunya waktu Kadang – kadang suatu beban tidak dapat dihubungkan
langsung dengan barang atau jasa yang merupakan sumber pendapatan. Sebagian besar beban administrasi dan umum
serta beban – beban penjualan termasuk dalam kategori ini.
10
Universitas Sumatera Utara
Dalam keadaan demikian pencatatan beban dihubungkan dengan berlalunya waktu.
Pencatatan beban berdasarkan berlalunya waktu dapat dilakukan:
a. Langsung pada saat terjadinya
b. Melalui alokasi tertentu
Pada intinya beban merupakan arus keluar sumber daya yang berasal dari kegiatan operasi perusahaan yang umumnya diakibatkan penyelesaian
pertukaran ekonomi.
2.1.4. Jenis – Jenis Beban
Beban merupakan arus keluar dan berkurangnya harta perusahaan tetapi penurunan itu bukan disebabkan oleh pembagian kepada pemilik
modal. Beban umumnya muncul dari penjualan, proses produksi, penyerahan jasa ataupun kegiatan lainnya yang merupakan operasi normal perusahaan
dalam periode tertentu.
Secara umum, beban dapat digolongkan atas 2 jenis yaitu:
2.1.4.1. Beban langsung
Beban langsung yaitu beban yang secara langsung dikaitkan dengan pendapatan dalam periode diakui pendapatan.
Contoh: biaya bahan baku dan tenaga kerja pabrik, beban komisi penjualan, beban garansi atas produk yang dijual.
11
Universitas Sumatera Utara
2.1.4.2. Beban tidak langsung
Beban tidak langsung adalah beban yang tidak berhubungan secara langsung dengan penjualan produk dan jasa
merupakan beban periode dan beban alokasi. Contoh: beban administrasi umum, beban penyusutan dan
beban amortisasi.
2.1.5. Pengakuan Pendapatan
Pengakuan pendapatan adalah prinsip yang sangat penting dari dasar – dasar akuntansi dimana yang terpenting adalah perbedaan antara cash basis
accounting dan accrual basis accounting. Dalam cash basis accounting, pengakuan pendapatan diakui ketika kas diterima, tanpa memandang apakah
jasa telah dilakukan atau barang dagang telah dikirimkan kepada pembeli. Sedangkan pada Acrual basis accounting, pengakuan pendapatan diakui
ketika pendapatan diakui walaupun cash belum diterima. Menurut Suwardjono 2002 : 55 “Pengakuan ialah pencatatan suatu
jumlah rupiah ke dalam suatu sistem akuntansi sehingga jumlah tersebut akan mempengaruhi suatu pos dan terefleksi dalam laporan keuangan”.
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan 2007 : 15 : ”Pengakuan merupakan proses pembentukan yang memenuhi
definisi unsur serta kriteria pengakuan dalam neraca dan laba rugi. Pengakuan dilakukan dengan menyatakan pos tersebut baik dalam kata – kata
maupun dalam dalam jumlah uang dan mencantumkannya ke dalam neraca ataupun laporan laba rugi. Kelalaian untuk memakai pos semacam itu tidak
dapat dicatat melalui pengungkapan kebijakan akuntansi yang digunakan maupun catatan atau materi penjelasan”.
12
Universitas Sumatera Utara
Menurut pernyataan Standar Akuntansi keuangan No.23 2007 : 23,5 menyatakan bahwa : bila hasil suatu transaksi yang meliputi penjualan jasa
dapat diestimasi dengan handal, pendapatan sehubungan dengan transaksi tersebut harus diakui dengan acuan pada tingkat penyelesaian dari transaksai
pada tanggal neraca. Hasil suatu transaksi dapat diestimasi dengan andal bila seluruh
kondisi berikut ini dipenuhi: 2.1.5.1.
Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal. 2.1.5.2.
Besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan diperoleh perusahaan.
2.1.5.3. Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada tanggal neraca
dapat diukur dengan andal. 2.1.5.4.
Biaya yang terjadi untuk transaksi dan untuk menyelesaikan transaksi tersebut dapat diukur dengan andal.
Jadi, pengakuan berhubungan dengan masalah apakah suatu transaksi dicatat atau tidak. Standar akuntansi mengatur tentang pengakuan ini dengan
memberikan beberapa kriteria pengakuan yaitu syarat – syarat apakah yang harus dipenuhi agar jumlah rupiah suatu objek transaksi dapat diakui sebagai
pedoman pengakuan tersebut. Menurut Warren 2005 : 128 dasar pengakuan pendapatan atau
revenue secara umum ada dua cara yaitu: a.
Dasar kas cash Basis
13
Universitas Sumatera Utara
Pada dasar kas, pendapatan dan beban dilaporkan dalam laporan laba rugi pada periode dimana kas diterima ataupun
dibayar. Misalnya, penghasilan dicatat ketika kas diterima dari klien. Laba rugi bersih merupakan selisih antara
penerimaan kas pendapatan dan pengeluaran kas. b.
Dasar Akrual Accrual Basis Pada dasar akrual, pendapatan dilaporkan dalam laporan laba
rugi pada periode saat pendapatan tersebut dihasilkan earned. Misalnya, pendapatan dilaporkan pada saat jasa
diberikan kepada pelanggan tanpa melihat kas telah diterima atau belum dari pelanggan selama periode ini.
Menurut Soemarso 2005 : 231 ada empat kejadian yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan saat diakuinya pendapatan yaitu:
a. Pada saat dilakukan penjualan
Pendapatan biasanya diakui pada saat barang diserahkan kepada pembeli. Pada saat ini dikirimkan faktur tagihannya.
Tetapi apabila antara penyerahan barang dengan penerimaan barang terdapat tenggang waktu, maka pendapatan dapat
diakui pada saat penjual menyerahkan barangnya kepada perusahaan pengangkutan. Pada saat ini penjual sudah dapat
mengirimkan faktur tagihannya. Syarat penjualan demikian disebut loko gudang penjual atau free on board. Pada syarat
penjualan disebut franko gudang pembeli atau cost, freight
14
Universitas Sumatera Utara
and insurance pendapatan diakui pada saat barang diterima pembeli. Pada saat itu dapat dibuatkan faktur tagihan.
Pengakuan pendapatan yang bersangkutan dengan penyerahan hak milik atas barang yang dijual. Barang –
barang yang telah diserahkan oleh pihak penjual dan telah diterima oleh pihak pembeli belum merupakan pendapatan
apabila hak pemilikan barang masih di tangan penjual. Contoh keadaan ini adalah barang – barang yang dikirimkan
pada dasar konsinyasi. b.
Pada saat pembayaran telah diterima. Pendapatan dapat pula baru diakui pada saat pembayaran atas
penjualan diterima. Contoh cara ini adalah pengakuan pendapatan yang dilakukan oleh dokter, pengacara, dan
perusahaan – perusahaan lain dimana jasa – jasa profesional merupakan sumber pendapatannya. Secara teoritis cara ini
kurang dapat diterima. Keuntungannya terletak pada kesederhanaan dan dapat dihindarinya kerugian dari piutang
– piutang tak tertagih. Cara tersebut tidak diperkenankan bagi pengakuan pendapatan yang berasal dari penjualan
barang. Pengakuan pendapatan pada saat pembayaran hanya dapat dilakukan bila terdapat ketidakpastian yang besar
mengenai tertagihnya piutang. Ketidakpastian itu biasanya berhubungan dengan belum berpindahnya hak atau resiko
15
Universitas Sumatera Utara
atas barang sampai pelunasan pembayaran. Ada kemungkinan pembatalan atas transaksi penjualan yang telah
dilakukan. c.
Saat bagian tahap produksi diselesaikan Pada perusahaan – perusahaan yang bergerak dalam bidang
konstruksi, pekerjaan yang harus diselesaikan dapat berlangsung sampai tiga atau empat tahun. Dalam keadaan
demikian, seolah – olah pendapatan baru dihasilkan pada akhir tahun keempat. Akan tetapi, mengakui pendapatan
macam ini sekaligus pada akhir diselesaikannya pekerjaan akan menghasilkan laba atau rugi menjadi sangat
berfluktuasi. Cara ini tidak dapat menggambarkan kemajuan perusahaan secara benar. Demikian juga halnya bila
pendapatan diakui pada saat kontrak pekerjaan ditandatangani. Oleh karena itu, pendapatan diakui dan
dicatat sesuai bagian – bagian kontrak yang telah diselesaikan. Metode pengakuan pendapatan demikian
disebut metode persentase penyelesaian. Cara ini dimungkinkan bila beban untuk menyelesaikan kontrak dan
tahap kemajuan penyelesaian kontrak dapat ditaksir dengan baik. Apabila taksiran demikian tidak dapat
dipertanggungjawabkan, dianjurkan untuk menggunakan metode kontrak selesai.
16
Universitas Sumatera Utara
d. Saat selesainya produksi
Untuk barang yang nilai pasarnya sudah tertentu dan pemasarannya terjamin atau untuk barang yang sudah
dipastikan akan terjual dengan harga tertentu berdasarkan kontrak penjualan, pendapatan dapat diakui pada saat
selesainya produksi. Contohnya adalah perusahaan konstruksi yang menggunakan metode kontrak selesai.
Dengan cara ini, pendapatan baru diakui pada saat pekerjaan konstruksi produksi telah diselesaikan.
2.1.6. Pengakuan Beban
Setelah pendapatan dari periode akuntansi diakui sesuai dengan prinsip pendapatan, prinsip penandingan diterapkan untuk mengakui beban
periode tersebut. Perusahaan dalam melaksanakan operasinya menggunakan sumber daya yang digunakan haruslah dialokasikan dalam hal ini sebagai
beban. Beban diakui dalam laporan laba rugi kalau penurunan aktiva atau peningkatan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur dengan handal.
Ini berarti pengakuan beban terjadi bersamaan dengan pengakuan kewajiban atau penurunan aktiva. Beban diakui dalam laporan laba rugi atas
dasar hubungan langsung antara biaya yang timbul dan pos pendapatan tertentu yang diperoleh. Proses yang biasanya disebut pengaitan biaya
dengan pendapatan ini melibatkan pengakuan pendapatan dan beban secara gabungan atau bersamaan yang dihasilkan secara langsung dan bersama –
17
Universitas Sumatera Utara
sama dari transaksi atau peristiwa lain yang sama, misalnya berbagai komponen biaya yang membentuk beban pokok penjualan diakui pada saat
yang sama sebagai penghasilan yang diperoleh dari penjualan barang. Namun penerapan konsep ini dalam kerangka dasar tidak memperkenankan
pengakuan pos dalam neraca yang tidak memenuhi definisi aktiva atau kewajiban.
Menurut Skousen 2004 : 234 : “Untuk menentukan laba, tidak hanya kriteria pengakuan pendapatan saja harus terpenuhi prinsip pengakuan beban
harus didefenisikan dengan jelas, sebagian beban langsung dihubungkan dengan pendapatan sehingga dapat diakui pada periode yang sama dengan
pendapatan terkait. Pengeluaran lain tidak dapat segera diakui sebagai beban karena berhubungan dengan pendapatan di masa yang akan datang sehingga
dilaporkan sebagai aktiva. Sebagian beban lain, tidak dapat dihubungkan dengan pendapatan tertentu dan diakui pada periode di mana beban tersebut
dibayarkan atau terjadi”.
Menurut Stice Skousen 2004 : 235 Pengakuan beban dibagi menjadi
tiga kategori yaitu: 2.1.6.1.
Pengaitan atau penandingan langsung Mengaitkan atau menghubungkan beban pada pendapatan
tertentu sering disebut proses pengaitan atau penandingan. Misalnya, harga pokok penjualan jelas merupakan beban
langsung yang dapat dikaitkan atau ditandingkan dengan pendapatan yang dihasilkan oleh penjualan barang dan
dilaporkan pada periode yang sama dengan pengakuan pendapatan.
18
Universitas Sumatera Utara
2.1.6.2. Alokasi sistematik dan rasional
Kategori pengakuan beban ini melibatkan aktiva yang memiliki manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Beban
aktiva seperti gedung, peralatan, paten, dan asuransi dibayar dimuka disebar ke sepanjang periode masa manfaat dengan
cara yang sistematik dan rasional. 2.1.6.3.
Pengakuan dengan segera Banyak beban yang tidak terkait dengan pendapatan tetapi
terjadi untuk mendapatkan barang dan jasa yang secara tidak langsung membantu menghasilkan pendapatan.
Biaya adalah sumber dari beban. Biaya akan menjadi beban apabila saat biaya digunakan untuk menghasilkan pendapatan. Biaya yang akan
menghasilkan pendapatan hanya pada periode akuntansi berjalan segera dibebankan. Beban – beban ini dilaporkan sebagai beban operasional di
laporan laba rugi. Misalnya biaya untuk periklanan, gaji penjualan, dan perbaikan. Beban – beban ini sering disebut harga perolehan biaya yang
kadaluwarsa expired cost.
19
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian berbentuk deskriptif. Penelitian berbentuk deskriptif adalah penelitian dengan pendekatan sfesifik untuk
mengungkapkan fakta dalam hubungan sebab akibat, bersifat eksploratif untuk mencari keterangan apa sebab terjadinya masalah, bagaimana memecahkannya,
akan tetapi sifatnya hanya mendalam pada suatu peristiwa.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di PT PLN Persero P3B Sumatera UPT Medan yang beralamat Jalan listrik No 12 Medan. Penelitiannya direncanakan dari bulan Juni
2013 sampai dengan bulan Agustus 2013.
3.3. Definisi Operasional