Jenis – Jenis Beban Pengakuan Pendapatan

Dalam keadaan demikian pencatatan beban dihubungkan dengan berlalunya waktu. Pencatatan beban berdasarkan berlalunya waktu dapat dilakukan: a. Langsung pada saat terjadinya b. Melalui alokasi tertentu Pada intinya beban merupakan arus keluar sumber daya yang berasal dari kegiatan operasi perusahaan yang umumnya diakibatkan penyelesaian pertukaran ekonomi.

2.1.4. Jenis – Jenis Beban

Beban merupakan arus keluar dan berkurangnya harta perusahaan tetapi penurunan itu bukan disebabkan oleh pembagian kepada pemilik modal. Beban umumnya muncul dari penjualan, proses produksi, penyerahan jasa ataupun kegiatan lainnya yang merupakan operasi normal perusahaan dalam periode tertentu. Secara umum, beban dapat digolongkan atas 2 jenis yaitu: 2.1.4.1. Beban langsung Beban langsung yaitu beban yang secara langsung dikaitkan dengan pendapatan dalam periode diakui pendapatan. Contoh: biaya bahan baku dan tenaga kerja pabrik, beban komisi penjualan, beban garansi atas produk yang dijual. 11 Universitas Sumatera Utara 2.1.4.2. Beban tidak langsung Beban tidak langsung adalah beban yang tidak berhubungan secara langsung dengan penjualan produk dan jasa merupakan beban periode dan beban alokasi. Contoh: beban administrasi umum, beban penyusutan dan beban amortisasi.

2.1.5. Pengakuan Pendapatan

Pengakuan pendapatan adalah prinsip yang sangat penting dari dasar – dasar akuntansi dimana yang terpenting adalah perbedaan antara cash basis accounting dan accrual basis accounting. Dalam cash basis accounting, pengakuan pendapatan diakui ketika kas diterima, tanpa memandang apakah jasa telah dilakukan atau barang dagang telah dikirimkan kepada pembeli. Sedangkan pada Acrual basis accounting, pengakuan pendapatan diakui ketika pendapatan diakui walaupun cash belum diterima. Menurut Suwardjono 2002 : 55 “Pengakuan ialah pencatatan suatu jumlah rupiah ke dalam suatu sistem akuntansi sehingga jumlah tersebut akan mempengaruhi suatu pos dan terefleksi dalam laporan keuangan”. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan 2007 : 15 : ”Pengakuan merupakan proses pembentukan yang memenuhi definisi unsur serta kriteria pengakuan dalam neraca dan laba rugi. Pengakuan dilakukan dengan menyatakan pos tersebut baik dalam kata – kata maupun dalam dalam jumlah uang dan mencantumkannya ke dalam neraca ataupun laporan laba rugi. Kelalaian untuk memakai pos semacam itu tidak dapat dicatat melalui pengungkapan kebijakan akuntansi yang digunakan maupun catatan atau materi penjelasan”. 12 Universitas Sumatera Utara Menurut pernyataan Standar Akuntansi keuangan No.23 2007 : 23,5 menyatakan bahwa : bila hasil suatu transaksi yang meliputi penjualan jasa dapat diestimasi dengan handal, pendapatan sehubungan dengan transaksi tersebut harus diakui dengan acuan pada tingkat penyelesaian dari transaksai pada tanggal neraca. Hasil suatu transaksi dapat diestimasi dengan andal bila seluruh kondisi berikut ini dipenuhi: 2.1.5.1. Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal. 2.1.5.2. Besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan diperoleh perusahaan. 2.1.5.3. Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada tanggal neraca dapat diukur dengan andal. 2.1.5.4. Biaya yang terjadi untuk transaksi dan untuk menyelesaikan transaksi tersebut dapat diukur dengan andal. Jadi, pengakuan berhubungan dengan masalah apakah suatu transaksi dicatat atau tidak. Standar akuntansi mengatur tentang pengakuan ini dengan memberikan beberapa kriteria pengakuan yaitu syarat – syarat apakah yang harus dipenuhi agar jumlah rupiah suatu objek transaksi dapat diakui sebagai pedoman pengakuan tersebut. Menurut Warren 2005 : 128 dasar pengakuan pendapatan atau revenue secara umum ada dua cara yaitu: a. Dasar kas cash Basis 13 Universitas Sumatera Utara Pada dasar kas, pendapatan dan beban dilaporkan dalam laporan laba rugi pada periode dimana kas diterima ataupun dibayar. Misalnya, penghasilan dicatat ketika kas diterima dari klien. Laba rugi bersih merupakan selisih antara penerimaan kas pendapatan dan pengeluaran kas. b. Dasar Akrual Accrual Basis Pada dasar akrual, pendapatan dilaporkan dalam laporan laba rugi pada periode saat pendapatan tersebut dihasilkan earned. Misalnya, pendapatan dilaporkan pada saat jasa diberikan kepada pelanggan tanpa melihat kas telah diterima atau belum dari pelanggan selama periode ini. Menurut Soemarso 2005 : 231 ada empat kejadian yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan saat diakuinya pendapatan yaitu: a. Pada saat dilakukan penjualan Pendapatan biasanya diakui pada saat barang diserahkan kepada pembeli. Pada saat ini dikirimkan faktur tagihannya. Tetapi apabila antara penyerahan barang dengan penerimaan barang terdapat tenggang waktu, maka pendapatan dapat diakui pada saat penjual menyerahkan barangnya kepada perusahaan pengangkutan. Pada saat ini penjual sudah dapat mengirimkan faktur tagihannya. Syarat penjualan demikian disebut loko gudang penjual atau free on board. Pada syarat penjualan disebut franko gudang pembeli atau cost, freight 14 Universitas Sumatera Utara and insurance pendapatan diakui pada saat barang diterima pembeli. Pada saat itu dapat dibuatkan faktur tagihan. Pengakuan pendapatan yang bersangkutan dengan penyerahan hak milik atas barang yang dijual. Barang – barang yang telah diserahkan oleh pihak penjual dan telah diterima oleh pihak pembeli belum merupakan pendapatan apabila hak pemilikan barang masih di tangan penjual. Contoh keadaan ini adalah barang – barang yang dikirimkan pada dasar konsinyasi. b. Pada saat pembayaran telah diterima. Pendapatan dapat pula baru diakui pada saat pembayaran atas penjualan diterima. Contoh cara ini adalah pengakuan pendapatan yang dilakukan oleh dokter, pengacara, dan perusahaan – perusahaan lain dimana jasa – jasa profesional merupakan sumber pendapatannya. Secara teoritis cara ini kurang dapat diterima. Keuntungannya terletak pada kesederhanaan dan dapat dihindarinya kerugian dari piutang – piutang tak tertagih. Cara tersebut tidak diperkenankan bagi pengakuan pendapatan yang berasal dari penjualan barang. Pengakuan pendapatan pada saat pembayaran hanya dapat dilakukan bila terdapat ketidakpastian yang besar mengenai tertagihnya piutang. Ketidakpastian itu biasanya berhubungan dengan belum berpindahnya hak atau resiko 15 Universitas Sumatera Utara atas barang sampai pelunasan pembayaran. Ada kemungkinan pembatalan atas transaksi penjualan yang telah dilakukan. c. Saat bagian tahap produksi diselesaikan Pada perusahaan – perusahaan yang bergerak dalam bidang konstruksi, pekerjaan yang harus diselesaikan dapat berlangsung sampai tiga atau empat tahun. Dalam keadaan demikian, seolah – olah pendapatan baru dihasilkan pada akhir tahun keempat. Akan tetapi, mengakui pendapatan macam ini sekaligus pada akhir diselesaikannya pekerjaan akan menghasilkan laba atau rugi menjadi sangat berfluktuasi. Cara ini tidak dapat menggambarkan kemajuan perusahaan secara benar. Demikian juga halnya bila pendapatan diakui pada saat kontrak pekerjaan ditandatangani. Oleh karena itu, pendapatan diakui dan dicatat sesuai bagian – bagian kontrak yang telah diselesaikan. Metode pengakuan pendapatan demikian disebut metode persentase penyelesaian. Cara ini dimungkinkan bila beban untuk menyelesaikan kontrak dan tahap kemajuan penyelesaian kontrak dapat ditaksir dengan baik. Apabila taksiran demikian tidak dapat dipertanggungjawabkan, dianjurkan untuk menggunakan metode kontrak selesai. 16 Universitas Sumatera Utara d. Saat selesainya produksi Untuk barang yang nilai pasarnya sudah tertentu dan pemasarannya terjamin atau untuk barang yang sudah dipastikan akan terjual dengan harga tertentu berdasarkan kontrak penjualan, pendapatan dapat diakui pada saat selesainya produksi. Contohnya adalah perusahaan konstruksi yang menggunakan metode kontrak selesai. Dengan cara ini, pendapatan baru diakui pada saat pekerjaan konstruksi produksi telah diselesaikan.

2.1.6. Pengakuan Beban