Pemilihan Kode..., Yulia Mutmainnah. Mater Program in Linguistics, Diponegoro University
©2008, UNDIP Institutional Repository
2. Populasi dan Sampel
Setiap penelitian ilmiah tentu berhubungan dengan masalah sumber data. Pemilihan dan penentuan sumber data pada suatu penelitian tergantung pada
permasalahan yang akan diselidiki dan hipotesis yang hendak diuji kebenaran atau ketidakbenarannya Nawawi, 1993.
Populasi dapat dibagi menjadi dua macam Nawawi, 1993, yaitu populasi yang bersifat homogen dan populasi yang bersifat heterogen. Populasi homogen
ialah sumber data yang unsur-unsurnya memiliki sifat-sifat yang sama. Pada populasi jenis kedua, unsur-unsur dari sumber data memiliki sifat-sifat atau
keadaan yang bervariasi. Populasi jenis kedua ini banyak ditemukan pada penelitian di bidang sosial yang objeknya adalah manusia atau gejala-gejala
dalam kehidupan manusia. Populasi pada penelitian ini adalah populasi homogen, yaitu pemakaian
kode hanya pada suatu masyarakat bahasa tertentu, yakni masyarakat tutur Jawa di kota Bontang. Selain itu, populasi pada penelitian ini merupakan populasi
teoritis, artinya ialah sejumlah sumber data yang batas-batasnya ditetapkan secara kualitatif, sehingga dari segi jumlah, secara kuantitatif tidak dapat ditetapkan
secara tegas Nawawi, 1993. Untuk itu perlu ditetapkan karakteristik populasi yang memungkinkan hasil penelitian dapat berlaku juga bagi lingkungan populasi
yang lebih luas sepanjang memiliki karakteristik yang telah ditetapkan itu. Seperti telah disinggung pada bab sebelumnya, karakteristik populasi
yang ada pada penelitian ini ialah tuturan-tuturan pada penutur yang merupakan
Pemilihan Kode..., Yulia Mutmainnah. Mater Program in Linguistics, Diponegoro University
©2008, UNDIP Institutional Repository
pendatang dari Pulau Jawa dan menggunakan BJ sebagai B1 yang tinggal di kota Bontang propinsi Kalimantan Timur dan berusia antara 20-60 tahun dan
merupakan penutur generasi pertama G1. Pembatasan karakteristik populasi tersebut didasarkan pada alasan-alasan berikut.
a. Pembatasan penutur Jawa yang tinggal di kota Bontang Kalimantan Timur
didasarkan pada alasan bahwa bahasa ibu B1 yang mereka miliki bukanlah bahasa lokal yang ada di kota Bontang.
b. Pembatasan usia didasarkan pada pertimbangan bahwa mereka merupakan
penutur generasi pertama G1 di daerah tersebut dan masih menggunakan bahasa ibu B1 yang bukan bahasa setempat bahasa lokal. Bagi penutur
yang berada di antara dua usia tersebut namun lahir di kota Bontang, maka mereka tidak termasuk dalam populasi karena pada penelitian ini mereka
dianggap bukanlah masyarakat tutur bahasa Jawa. c.
Tidak diikutsertakannya penutur dari generasi kedua G2 dan generasi selanjutnya GL disebabkan adanya asumsi bahwa B1 yang dimiliki oleh
G2 dan GL sudah berbeda dengan B1 yang dimiliki oleh para orang tua mereka yang merupakan masyarakat pendatang di kota Bontang.
Populasi yang secara kuantitatif jumlahnya cukup besar, menimbulkan ketidakmungkinan
untuk dijangkau
seluruhnya. Keadaan
seperti ini
mengharuskan diambilnya sejumlah populasi untuk ditetapkan menjadi sampel yang menjadi sumber data sesungguhnya. Sampel yang merupakan sumber data
sesungguhnya ini haruslah bersifat representatif. Sampel dapat dikatakan bersifat
Pemilihan Kode..., Yulia Mutmainnah. Mater Program in Linguistics, Diponegoro University
©2008, UNDIP Institutional Repository
representatif apabila terdiri dari unsur-unsur yang memiliki seluruh sifat-sifat populasi, walaupun jumlahnya jauh lebih sedikit Nawawi, 1993.
Sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu untuk memaparkan variasi kode, alih kode, dan campur kode pada penutur BJ di kota Bontang Provinsi
Kalimantan Timur, serta faktor-faktor sosial yang menjadi penentu alih kode dan campur kode, maka sampel pada penelitian ini adalah tuturan masyarakat Jawa di
kota Bontang yang ditemukan pada ranah-ranah penelitian yang mengandung unsur-unsur alih kode dan campur kode.
Jenis pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini ialah jenis Purposive Accidental Sampling dengan jenis penelitian purposive sample. Teknik
accidental sampling atau disebut juga dengan incidental sampling Hadi, 2001, sampel diperoleh dengan cara memilih elemen-elemen yang dijumpai Nawawi,
1993; Supranto, 1997:67; Hadi, 2001:80-81. Pada teknik sampling ini, hanya individu-individu atau kelompok-kelompok yang kebetulan dijumpai atau dapat
dijumpai pada ranah yang telah ditentukan saja yang diselidiki. Walaupun banyak dari para ahli berpendapat bahwa dengan menggunakan teknik sampling ini hanya
akan menghasilkan suatu hasil penelitian yang kasar dan tidak dapat memberikan taraf keyakinan yang tinggi, namun sesuai dengan tujuan pada penelitian ini maka
pendapat tersebut dapat dihilangkan dengan cara pemerataan tempat atau ranah penelitian. Dengan adanya pemerataan tempat atau ranah penelitian, diharapkan
dapat memberikan gambaran yang maksimal tentang variasi kode, variasi campur
Pemilihan Kode..., Yulia Mutmainnah. Mater Program in Linguistics, Diponegoro University
©2008, UNDIP Institutional Repository
kode dan alih kode, serta faktor sosial penentu adanya alih kode dan campur kode pada tuturan masyarakat pendatang di kota Bontang.
Penentuan sample pada penelitian ini menggunakan jenis Purposive sample, yaitu salah satu jenis sample yang pemilihan subyeknya didasarkan atas
ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya, yaitu tuturan pada masyarakat tutur Jawa yang ditemui.
B. Metode Penelitian