Pemilihan Kode..., Yulia Mutmainnah. Mater Program in Linguistics, Diponegoro University
©2008, UNDIP Institutional Repository
mendapatkan ijin untuk wawancara, penulis memberikan pertanyaan-pertanyaan untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dengan menggunakan daftar
pertanyaan pokok yang telah disiapkan. Jawaban pertanyaan-pertanyaan tersebut dicatat dan digunakan dalam menentukan faktor-faktor sosial penentu alih kode
dan campur kode pada masyarakat Jawa di Kota Bontang.
2. Analisis Data
Setelah data diperoleh, tugas peneliti selanjutnya adalah menganalisis data tersebut. Langkah analisis data ini adalah langkah terpenting untuk mendapatkan
jawaban dari masalah yang ingin dipecahkan. Kaidah dan simpulan aspek-aspek pemilihan kode pada masyarakat tutur
Jawa di kota Bontang dianalisis dengan menggunakan metode analisis kontekstual. Dalam disertasinya, Rokhman 2003 menjelaskan bahwa metode
analisis kontekstual adalah cara analisis yang diterapkan pada data dengan mendasarkan, memperhitungkan, dan mengaitkan konteks. Konteks itu sendiri
merupakan sesuatu yang menjadi sarana pemerjelas suatu maksud yang berupa situasi yang berhubungan dengan suatu kejadian Rustono, 1999:20. Pemahaman
ini sejalan dengan Arimi 2006:8 yang berpendapat bahwa konteks merupakan unsur nonteks yang bersifat nonverbal, yaitu yang menyangkut konteks situasi
dan konteks sosial dan budaya. Berdasarkan penjelasan tersebut, ditarik satu simpulan bahwa studi Sosiolinguistik melihat objek kajiannya tidak pernah
terpisah dari teks lain dan konteks dalam pengertian lebih luas.
Pemilihan Kode..., Yulia Mutmainnah. Mater Program in Linguistics, Diponegoro University
©2008, UNDIP Institutional Repository
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode korelasi atau metode padan, yaitu metode analisis yang menjelaskan objek kajian dalam hubungannya
dengan konteks situasi atau konteks sosial budaya. Secara umum dalam metode penelitian ilmu sosial, termasuk ilmu komunikasi, metode korelasi dipakai untuk
menganalisis hubungan dua variabel. Dalam kaitannya dengan penelitian Sosiolinguistik, bahasa dipandang sebagai variabel dependen atau varibel terikat,
sedangkan unsur luar bahasa dalam hal ini konteks situasi dan konteks sosial budaya dipandang sebagai variabel independen atau variabel bebas Arimi,
2006:9. Metode yang telah disebutkan tersebut digunakan untuk menganalisis pemilihan kode pada tuturan masyarakat tutur Jawa di Kota Bontang. Berikut
penggunaan metode korelasi dalam peristiwa campur kode.
1 KONTEKS : DUA ORANG PEREMPUAN SEDANG MEMBAHAS
TENTANG SEBUAH
PRODUK KECANTIKAN
RAMBUT. P1 : Pernah diwarnai gak?
P2 : Gak, cuma tak bleaching. Tapi wis suwi, sekitar setahun wingi. Gak wani aku nganggo cat rambut.
P1 : O, pantes. Justru obat bleaching luwih keras dibanding cat rambut. P2 :
Masa‟ seh? P1 : Gak percaya ya wes. Kuwi padha wae karo bar bonding. Kudu
sering spa rambut.
Penggunaan kata pernah, bleaching, bonding, dan spa pada peristiwa tutur tersebut merupakan fenomena adanya campur kode pada tuturan dengan kode
dasar bahasa Jawa BJ. Kata pernah pada tuturan tersebut merupakan campur
Pemilihan Kode..., Yulia Mutmainnah. Mater Program in Linguistics, Diponegoro University
©2008, UNDIP Institutional Repository
kode dari kode bahasa Indonesia BI, sedangkan kata bleaching, bonding, dan spa merupakan campur kode dari kode bahasa asing, yakni bahasa Inggris.
Analisis data pada penelitian ini dilakukan melalui beberapa langkah. a.
Reduksi data, ialah melakukan identifikasi keragaman pemilihan kode. Pada tahap ini peneliti memutar ulang hasil rekaman dan mengidentifikasi hasil
rekaman berdasarkan kode yang digunakan di dalam peristiwa tutur tersebut. Reduksi data ini bermanfaat untuk mendapatkan data-data yang masuk dalam
kategori penelitian, yakni tuturan yang mengandung unsur campur kde dan alih kode pada tuturan masyarakat Jawa di Kota Bontang.
b. Dilakukan transkripsi data hasil rekaman. Setelah data direduksi, peneliti
melakukan transkripsi data secara ortografis pada data yang masuk dalam kategori penelitian, yaitu dengan cara menuliskan data-data yang dapat
didengar dari hasil rekaman Wray et.al, 1998:201. Pada transkripsi data ini, peneliti hanya mentranskripsikan hal-hal yang berhubungan dengan penelitian
saja, maksudnya adalah peneliti tidak mentranskripsikan semua hasil rekaman secara mendetail hal-hal yang tidak relevan, misalnya transkripsi fonetik pada
tuturan. c.
Setelah dilakukan transkripsi hasil rekaman, langkah selanjutnya adalah pengelompokan kategori data yang berasal dari hasil rekaman dan catatan
lapangan. Pengelompokan ini dilakukan dengan cara mengelompokkan data yang berasal dari keragaman kode berdasarkan ranah sosial berlangsungnya
peristiwa tutur dan berdasarkan komponen tutur.
Pemilihan Kode..., Yulia Mutmainnah. Mater Program in Linguistics, Diponegoro University
©2008, UNDIP Institutional Repository
d. Langkah terakhir adalah penyimpulan pola pemilihan kode pada masyarakat
tutur pendatang di kota Bontang.
3. Penyajian Hasil Analisis Data