Jasa kemasyarakatan termasuk jasa pelayanan pemerintah dan jasa perorangan.

3.2.4. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan prosesnya yang berkelanjutan merupakan kondisi utama bagi kelangsungan pembangunan ekonomi daerah. Karena jumlah penduduk bertambah terus dan berarti kebutuhan ekonomi juga terus bertambah, maka dibutuhkan penambahan pendapatan setiap waktu. Hal ini dapat diperoleh melalui peningkatan output agregat (barang dan jasa) atau sering disebut PDRB atas dasar harga konstan setiap tahun. Jadi dalam pengertian ekonomi makro, pertumbuhan ekonomi adalah penambahan PDRB atas dasar harga konstan.

Berdasarkan peningkatan PDRB atas dasar harga konstan 2000, pertumbuhan ekonomi Kota Medan selama periode 2005-2008 meningkat rata-rata 7,30% per tahun. Pertumbuhan ekonomi yang dicapai, selain relatif tinggi juga menunjukkan pertumbuhan yang cukup stabil, terutama secara distributif.

Tabel 3.9. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Medan Tahun 2005-2008

Sektor/Lapangan Usaha

2. Pertambangan dan Penggalian

3. Industri Pengolahan

4. Listrik, Gas dan Air

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran

7. Transportasi dan Telekomunikasi

8. Keuangan dan Jasa Perusahaan

6,98 7,76 7,78 6,71 Sumber : BPS Kota Medan

PDRB

Keterangan : a ) Angka Sementara

Pertumbuhan ekonomi selama periode 2005-2008 juga menunjukkan trend positif, dimana pertumbuhan tahun 2007 memang relatif lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi tahun 2006 dan cenderung lebih lambat Pertumbuhan ekonomi selama periode 2005-2008 juga menunjukkan trend positif, dimana pertumbuhan tahun 2007 memang relatif lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi tahun 2006 dan cenderung lebih lambat

Berdasarkan Tabel 3.9 diketahui bahwa laju pertumbuhan ekonomi tahun 2008 sebesar 6,71% sedikit lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi tahun 2007. Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi untuk tahun 2008 adalah sektor transportasi dan komunikasi sebesar 20,29% , sedangkan pertumbuhan secara negatif terjadi pada subsektor pertambangan dan penggalian yaitu sebesar 13,49% .

3.2.5. PDRB Perkapita

PDRB perkapita merupakan indikator ekonomi makro penting lainnya yang menggambarkan tingkat kemakmuran penduduk Kota Medan, secara rata-rata sebagai akibat adanya proses pembangunan kota yang dilakukan. Walaupun PDRB perkapita tidak dapat dijadikan dasar untuk melihat sepenuhnya kesejahteraan masyarakat suatu daerah, tetapi minimal dapat dijadikan indikator yang sangat sederhana untuk melihat apakah perubahan perekonomian daerah dapat mengimbangi perubahan penduduk.

Tabel 3.10. PDRB Perkapita Kota Medan Menurut Harga Berlaku dan Konstan 2000 Tahun 2005-2008

[4] [5] PDRD Perkapita adh Berlaku (Juta Rp.)

PDRD Perkapita adh Konstan 2000 (Juta Rp.)

6,61 6,61 6,96 5,75 Sumber : BPS Kota Medan

Perubahan (%)

Keterangan : a ) Angka Sementara

Berdasarkan data Tabel 3.10 di atas diketahui bahwa pertumbuhan PDRB perkapita atas dasar harga konstan lebih kecil dibandingkan pertumbuhan Berdasarkan data Tabel 3.10 di atas diketahui bahwa pertumbuhan PDRB perkapita atas dasar harga konstan lebih kecil dibandingkan pertumbuhan

PDRB perkapita Kota Medan selama tahun 2005-2008 atas dasar harga berlaku mengalami peningkatan rata-rata sekitar 13% / tahun yakni dari Rp 21,02 juta pada tahun 2005 perkapita/ tahun menjadi Rp 30,65 juta perkapita/ tahun pada tahun 2008.

3.2.6. I nflasi

Perkembangan inflasi di Kota Medan selama periode tahun 2005-2008 sebagaimana tahun-tahun sebelumnya juga dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang bersifat ekonomi maupun non ekonomi, mekanisme pasar dan kebijakan Pemerintah Pusat. Selama periode tahun 2008, tingkat inflasi mencapai sebesar 10,63% , inflasi Kota Medan ini cenderung lebih tinggi dari inflasi selama tahun 2007 sebesar 6,42% . Sedangkan menurut komoditi, yang mempengaruhi inflasi tahun 2008 cenderung didominasi oleh bahan makanan dan pendidikan, rekreasi dan olahraga.

Upaya mencapai tingkat inflasi yang terkendali tidak terlepas dari upaya-upaya yang dilakukan Pemerintah Kota, dunia usaha dan masyarakat, untuk menjamin keseimbangan sisi permintaan dan penawaran, sehingga permintaan total tidak jauh melebihi penawaran total. Kondisi perekonomian global yang tidak stabil secara tidak langsung juga menekan perekonomian Kota Medan dengan ditandai adanya kenaikan angka inflasi dari tahun 2006 sampai tahun 2008.

Tabel 3.11. Laju I nflasi Kota Medan Menurut Komoditi Tahun 2005-2008

[4] [5] 1. Bahan Makanan

2. Makanan Jadi, Minuman/ Rokok dan Tembakau

[4] [5] 3. Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan

6. Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga

7. Transportasi dan Komunikasi

UMUM 22,91 5,97 6,42 10,63

Sumber : BPS Kota Medan Keterangan : a ) Angka Sementara

Untuk memonitor dan mengendalikan angka inflasi tersebut, Pemerintah Kota Medan melalui BPS secara berkala (bulanan) membuat laporan perubahan indeks harga konsumen, melalui pengamatan terhadap harga-harga umum, sehingga jika terjadi gejolak harga dapat diantisipasi secara dini. Untuk itu juga, dilakukan koordinasi secara intensif dengan instansi terkait sehingga program-program yang sifatnya antisipatif dapat dilakukan oleh masing-masing pihak.

3.2.7. Ekspor dan I mpor

Kegiatan ekonomi Kota Medan selama tahun 2008 juga tidak dapat dilepaskan dari kegiatan ekspor dan impor, bahkan dapat dikatakan memiliki kedudukan, fungsi dan peran penting untuk memperluas pasar produk yang dihasilkan, sekaligus mendukung perekonomian Kota Medan yang semakin terbuka. Namun oleh karena kegiatan ekspor dan impor secara administrasi merupakan barang yang keluar atau masuk melewati wilayah kepabeanan, maka pengertian ekspor dan impor untuk Kota Medan juga merupakan barang yang keluar atau masuk melewati wilayah kepabenaan baik melalui Pelabuhan Laut Belawan maupun Pelabuhan Udara Polonia Medan. Dengan demikian, belum tentu ekspor–impor yang terjadi pada kedua pelabuhan tersebut seluruhnya adalah hasil kegiatan ekonomi masyarakat Kota Medan. Nilai ekspor Kota Medan dicatat berdasarkan nilai free on board (fob) yaitu nilai barang ekspor hingga berada di atas kapal di pelabuhan, dan siap diekspor. Berdasarkan data yang tercatat, nilai ekspor Kota

Medan yang melalui Pelabuhan Laut Belawan dan Bandara Polonia selama empat tahun terakhir, 2005-2008 menunjukkan kondisi yang meningkat, dengan nilai ekspor 3,86 milyar USD dolar pada tahun 2005, meningkat menjadi 4,52 milyar USD pada tahun 2006, 5,50 milyar USD tahun 2007 dan pada tahun 2008 menjadi 7,43 milyar USD, atau tumbuh rata-rata sebesar 23.12% / tahun. Kinerja ekspor ini diharapkan tidak hanya merupakan indikasi semakin bergairahnya perekonomian kota, tetapi juga akan dapat mendorong peningkatan produksi produk-produk lain yang berorientasi ekspor.

Tabel 3.12. Nilai Ekspor dan I mpor Melalui Wilayah Kota Medan Tahun 2005- 2008

PDRB 2005 2006 2007 2008 a ) [1] [2]

[5] 1. Ekspor (Nilai fob, Miliyar USD)

2. Impor (Nilai cif, Miliyar USD)

2,86 3,35 4,10 4,37 Sumber : BPS Kota Medan

3. Surplus Perdagangan (Miliyar USD)

Keterangan : a ) Angka Sementara

Sesuai dengan kecenderungan ekonomi terbuka pada saat ini dan masa yang akan datang, sekaligus mendapatkan keunggulan kompetitif, maka dapat dipastikan setiap daerah cenderung hanya akan menghasilkan produk-produk yang memiliki keunggulan kompetitif, baik dilihat dari sisi kualitas maupun harga. Oleh sebab itu, kebutuhan akan produk-produk yang tidak dihasilkan sendiri biasanya akan didatangkan dari luar atau impor. Nilai impor yang dicatat di Kota Medan didasarkan kepada nilai cost insurance & freight (cif) merupakan nilai barang di atas kapal di pelabuhan bongkar. I mpor melalui Kota Medan selama tahun 2005-2008 juga cenderung meningkat dengan nilai impor 1,17 milyar USD pada tahun 2006, kemudian meningkat menjadi 1,50 milyar USD pada tahun 2007 dan pada tahun 2008 terjadi peningkatan impor yang signifikan sebesar 3,06 milyar USD atau rata-rata tumbuh sekitar 50% / tahun. Selanjutnya dari selisih ekspor dan impor diperoleh surplus perdagangan pada tahun 2006 sebesar

3,35 milyar USD, pada tahun 2007 naik menjadi 4,10 milyar USD, dan pada tahun 2008 sebesar 4,37 milyar USD.

3.2.8. I nvestasi

I nvestasi mempunyai arti secara luas dalam kegiatan perekonomian daerah, dan seringkali dikaitkan dengan kegiatan untuk menanamkan uang/ modal dengan mengharapkan suatu keuntungan secara ekonomi/ finansial sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan kapasitas produksi di masa yang akan datang.

I nvestasi merupakan salah satu unsur penggerak pertumbuhan ekonomi daerah, selain pertumbuhan dan perkembangan dari faktor-faktor produksi yang lain. Untuk itu, investasi yang dimaksud disini adalah dalam pengertian penambahan/ pembentukan barang modal tetap dan perubahan stok, baik berupa barang jadi maupun barang setengah jadi.

Kota Medan yang mempunyai letak geografis, potensi demografis yang cukup strategis dan didukung dengan kebijakan yang bersahabat dengan pasar, mendorong terbentuknya iklim dan lingkungan berinvestasi yang semakin kondusif. Beberapa hal yang cukup berpengaruh terhadap peningkatan investasi adalah persepsi terhadap kondisi keamanan dan ketertiban umum yang relatif kondusif.

Secara umum investasi di Kota Medan mengalami peningkatan sejalan dengan terus bergeraknya faktor-faktor produksi. Pada tahun 2006, investasi yang terjadi sebesar Rp 8,18 triliun dan pada tahun 2007 meningkat menjadi Rp 9,09 triliun dan pada tahun 2008 menjadi Rp 9,28 triliun.

Tabel 3.13. Perkiraan Nilai I nvestasi Menurut Lapangan Usaha di Kota Medan Tahun 2005 – 2008 (milyar Rp.)

Sektor/Lapangan Usaha a 2005 2006 2007 2008 )

2. Pertambangan dan Penggalian

3. Industri Pengolahan

4. Listrik, Gas dan Air

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran

7. Transportasi dan Telekomunikasi

8. Keuangan dan Jasa Perusahaan

9.867,31 8.177,63 9.089,71 9.281,81 Sumber : Diolah dari berbagai sumber

Jumlah

Keterangan : a ) Angka Sementara

Rata-rata perkembangan investasi pada tahun 2007-2008 di Kota Medan secara total sebesar 6,63% . Perkembangan tertinggi pada sektor jasa sebesar 12,7% dan terendah pada sektor penggalian sebesar 2,3% .

Tabel 3.14. Statistik Makro Ekonomi Kota Medan Tahun 2005-2008

[5] 1. PDRB ADHB (milyar Rp)

2. PDRB ADHK 2000 (milyar Rp)

3. PDRB ADHB Perkapita (Juta Rp)

4. PDRB ADHK 2000 Perkapita (Juta Rp)

5. Pertumbuhan Ekonomi (%)

7. Ekspor (fob, milyar USD)

8. Impor (cif, milyar USD))

2,86 3,35 4,10 4,37 Sumber : BPS Kota Medan

9. Surplus Perdagangan (milyar USD)

Keterangan : a ) Angka Sementara

BAB I V