Psikologi Remaja
2. Psikologi Remaja
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematik melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka membantu siswa agar mampu mengembangkan potensinya, baik yang menyangkut aspek moral-spirirual, intelektual, emosional maupun sosial. Syamsu Yusuf LN (2002: 3) mengatakan psikologi perkembangan adalah merupakan salah satu bidang psikologi yang memfokuskan kajian atau pembahasannya mengenai perubahan tingkah laku dan proses perkembangan dari masa konsepsi (pra-natal) sampai mati.
Salah satu periode dalam rentang kehidupan individu adalah masa (fase) remaja. Masa ini merupakan segmen kehidupan yang penting dalam siklus perkembangan individu, dan merupakan masa transisi yang dapat diarahkan pada perkembangan masa dewasa yang sehat. Sarlito Wirawan Sarwono (2000: 4) mengatakan konsep tentang remaja bukanlah berasal dari bidang hukum, melainkan berasal dari bidang ilmu-ilmu sosial lainnya seperti Antropologi, Sosiologi, Psikologi, dan Paedagogi.
Dalam ilmu kedokteran dan ilmu-ilmu lain yang terkait (seperti biologi dan ilmu faal) remaja dikenal sebagai suatu tahap perkembangan fisik dimana alat-alat kelamin manusia mencapai kematangannya. Secara anatomis berarti alat kelamin khususnya dan keadaan tubuh pada umumnya
Sarwono (2000: 6) Kematangan remaja belumlah sempurna jika tidak memiliki kode moral yang dapat diterima secara universal. Menurut William Kay (dalam Syamsu Yusuf LN 2002: 72) mengemukakan tugas-tugas perkembangan remaja sebagai berikut:
1) Menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya.
2) Mencapai kemandirian emosional dari orang tua atau figur-figur yang mempunyai otoritas.
3) Mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal dan belajar bergaul dengan teman sebaya atau orang lain, baik secara individu maupun kelompok.
4) Menemukan manusia model yang dijadikan identitasnya.
5) Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap kemampuannya sendiri.
6) Memperkuat self-control (kemampuan mengendalikan diri) atas dasar skala nilai, prinsip-prinsip atau falsafah hidup. (Weltanschauung).
7) Mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri (sikap/perilaku) kekanak-kanakan.
Bila ditinjau secara teoretis, masa remaja terdiri dari remaja puber dan remaja adolsen. Zulkifli L (1986: 87) membagi cirri-ciri remaja yang harus diketahui adalah sebagai berikut:
1) Pertumbuhan fisik, mengalami perubahan dengan cepat, lebih cepat dibandingkan dengan masa kanak-kanak dan masa dewasa.
2) Perkembangan seksual, mengalami perkembangan yang kadang-kadang menimbulkan masalah dan menjadi penyebab timbulnya perkelahian, bunuh diri dan sebagainya.
3) Cara berfikir kausalitas, menyangkut hubungan sebab dan akibat.
4) Emosi yang meluap-luap, keadaan emosi remaja yang masih labile rat kaitannya dengan keadaan hormon.
mereka mulai tertarik kepada lawan jenisnya dan mulai pacaran.
6) Menarik perhatian lingkungan, berusaha mendapatkan status dan peranan seperti kegiatan remaja di kampong yang diberi peranan.
7) Terikat dengan kelompok, dalam kehidupan sosial sangat tertarik kepada kelompok sebayanya sehingga tidak jarang orangtua dinomorduakan sedangkan kelompoknya dinomorsatukan.
Inteligensi bukanlah suatu yang bersifat kebendaan, melainkan suatu fiksi ilmiah untuk mendeskripsikan perilaku individu yang berkaitan dengan kemampuan intelektual. Dalam mengartikan inteligensi (kecerdasan) C.P. Chaplin (dalam Syamsu Yusuf LN 2002: 106) inteligensi itu sebagai kemampuan menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara cepat dan efektif.
Bahasa merupakan faktor hakiki yang membedakan manusia dengan hewan. Bahasa merupakan anugrah dari Allah SWT, yang dengannya manusia dapat mengenal atau memahami dirinya, sesame manusia, alam, dan penciptanya serta mampu memposisiskan dirinya sebagai makhluk berbudaya dan mengembangkan budayanya. Syamsu Yusuf LN (2002 :118).
Faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa:
1) Faktor kesehatan, berpengaruh pada usia awal kehidupan anak.
2) Inteligensi, perkembangan bahasa anak dapat dilihat dari tingkat inteligensinya.
3) Status sosial ekonomi keluarga, anak yang dari keluarga miskin mengalami keterlambatan dalam perkembangan bahasanya.
4) Jenis kelamin, anak wanita menunjukkan perkembangannya lebih cepat dari anak pria.
5) Hubungan keluarga, proses pengalaman berinteraksi dan berkomunikasi dengan lingkungan keluarga. Syamsu Yusuf LN (2002 :121-122).
Ada aspek linguistik dasar yang bersifat universal dalam otak manusia yang memungknkan untuk menguasai bahasa tertentu. Secara umum, perkembangan keterampilan berbahasa pada individu menurut Berk Ada aspek linguistik dasar yang bersifat universal dalam otak manusia yang memungknkan untuk menguasai bahasa tertentu. Secara umum, perkembangan keterampilan berbahasa pada individu menurut Berk
1) Fonologi (phonology), bagaimana cara individu menghasilkan bunyi bahasa.
2) Semantik (semantics), merujuk pada makna kata atau cara yang mendasari konsep-konsep yang diekspresikan dalam kata-kata atau kombinasi kata.
3) Tata bahasa (grammar), merujuk pada penguasaan kosakata dan memodifikasikan cara-cara yang bermakna.
4) Pragmatik (pragmatics), merujuk pada komunikatif dari bahasa.