Idikator Responsivitas

b. Idikator Responsivitas

Responsivitas merupakan kemampuan organisasi untuk mengenali kebutuhan masyarakat, menyusun agenda dan prioritas pelayanan dan mengembangkan program-program pelayanan publik sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Organisasi yang memiliki responsivitas rendah dengan sendirinya memiliki kinerja yang jelek pula. Responsivitas dimasukkan sebagai salah satu indikator kinerja karena responsivitas menggambarkan kemampuan Dinas Kesehatan Kota Surakarta dalam melaksanakan kinerjanya untuk mengatasi, menanggapi, memenuhi kebutuhan, keluhan, tuntutan dan aspirasi masyarakat Surakarta dalam upaya pengawasan depot air minum isi ulang. Responsivitas Dinas Kesehatan Kota Surakarta dapat diukur dari tingkat penanganan atas keluhan dan tuntutan masyarakat pengguna jasa terhadap pengawasan depot isi ulang.

Hal tersebut dibenarkan oleh Ibu Fransisca, S.KM selaku Kepala Seksi Penyehatan lingkungan Dinas Kesehatan Kota Surakarta berikut ini:

commit to user

menanggapi adanya keluhan masyarakat dengan memberikan layanan cepat tanggap, bila diduga ada depot air minum yang dicurigai beresiko terhadap kesehatan masyarakat dapat segera dilakukan penghentian sementara dan dilakukan pembinaan dan penyuluhan seperlunya. Masyarakat bisa menyampaikan keluhan atau tuntutan terhadap depot air minum isi ulang kepada Dinas kesehatan atau puskesma-puskesmas terdekat, bisa juga menyampaikan keluhan kepada asosiasi yang mengurusi tentang depot air minum isi ulang yaitu ASHAMTA untuk wilayah Surakarta.” (Wawancara, 20 Mei 2010)

Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Sunjono selaku pengawas haygiene dan sanitasi Puskesmas Nusukan berikut ini :

“Masyarakat dapat menyampaikan keluhan atau tuntutan di Puskesmas daerah masing-masing terhadap depot isi ulang yang dicurigai bermasalah. Tapi untuk sementara ini mas, keluhan yang datang dari konsumen atau masyarakat belum masuk ke Puskesmas kami, misalkan kalau ada keluhan yang datang dari masyarakat dan depot isi ulang itu berada diwilayah Puskesmas kami, kami akan langsung melakukan tindakan.” (Wawancara, 4 Agustus 2010)

Hal tersebut ditambahkan oleh Bapak Suwarno selaku pengurus asosiasi ASHAMTA berikut ini : “Untuk masyarakat yang ingin menyampaikan keluhan atas depot

air minum isi ulang bisa datang langsung atau telepon ke ASHAMTA sebagai asosiasi yang ditunjuk pemerintah yang mana pemerintah di sini adalah Dinas Kesehatan. Tapi untuk sementara ini tuntutan atau keluhan dari masyarakat belum ada mas....”(Wawancara, 20 Mei 2010)

Hal tersebut dibenarkan oleh Ibu Fransisca, S.KM selaku kepala seksi Penyehatan lingkungan sebagai berikut : “Tuntutan atau keluhan yang datang ke meja saya dari masyarakat

belum ada mas, dan di puskesmas-puskesmas yang tersebar di wilayah Surakarta juga belum ada.”

commit to user

Berbeda halnya yang diungkapkan oleh Ibu Yuli warga Sekip Kadipiro sebagai berikut : “Sebenarnya saya ingin menyampaikan keluhan atas air minum isi

ulang yang saya beli dari depot air minum isi ulang mas....Keluhannya bahwa galon yang berisi air minum isi ulang tersebut sering berlumut, tapi saya tidak tahu mau menyampaikan keluhan tersebut kepada siapa, cara gimana dan dimana tempatnya....?” (Wawancara, 19 mei 2010)

Hal tersebut juga diungkapkan oleh Ibu Hani warga sekip Kadipiro sebagai berikut : “saya seringkali membeli air isi ulang dibeberapa tempat untuk

membandingkannya mas, sering kali ada air yang saya minum tidak enak dan kalau ditelan rasanya ingin muntah itu apa penyebabnya saya tidak tahu dan saya juga sering menjumpai karyawan depot isi ulang yang tidak memperhatikan kebersihan mas....Sering kali sebelum mengisi galon air tidak cuci tangan terlebih dahulu.Saya sebagai orang awam yang enggak tau apa-apa mau menyampaikan keluhan ini kemana ya mas...” (Wawancara, 19 mei 2010)

Berdasarkan pendapat yang disampaikan oleh masyarakat Surakarta di atas dapat dilihat bahwa masyarakat mengeluhkan Responsivitas Dinas Kesehatan Kota Surakarta dalam pengawasan depot air minum isi ulang. Masyarakat merasa Dinas Kesehatan Kota Surakarta kurang bisa menyediakan tempat untuk menyampaikan keluhan dari konsumen, tempat-tempat tersebut tidak diumumkan dan tidak disosialisasikan kepada masyarakat. Mengacu pada beberapa pendapat masyarakat di atas dapat disimpulkan bahwa masyarakat sebagai

commit to user

oleh Dinas Kesehatan Kota Surakarta, karena masyarakat menilai Dinas Kesehatan Kota Surakarta kurang mensosialisasikan tempat-tempat untuk menyampaikan keluhan konsumen.

Menanggapi berbagai keluhan masyarakat tentang bagaimana cara menyampaikan keluhan tentang depot air minum isi ulang di atas Ibu Fransisca selaku Kepala Seksi Penyehatan Lingkungan menjawab sebagai berikut :

“Sebenarnya tempat-tempat tersebut cukup mudah ditemukan mas, yaitu di puskesmas daerah masing-masing dan di asosiasi yang menangani depot isi ulang, tapi untuk layanan konsumen seperti telepon khusus untuk menanggapi keluhan dari masyarakat memang belum ada, untuk masalah kurang sosialisasi tentang tempat-tempat untuk menyampaikan keluhan memang iya mas, memang fokus kami adalah untuk mengawasi depot air minum isi ulang, mungkin begini mas antara masyarakat dan pihak Dinas kurang adanya komunikasi yang baik. Seandainya ada keluhan yang datang dari masyarakat pihak Dinas kesehatan akan merespon dengan cepat dan segera melakukan tindakan yang tegas apabila ada depot air minum yang tidak memenuhi standar, karena kesehatan masyarakat sangatlah penting...” (Wawancara, 20 mei 2010)

Hal senada juga dikatakan oleh Bapak Sunjono sebagai pengawas hygiene dan sanitasi Puskesmas Nusukan berikut ini :

“Untuk masalah tempat-tempat untuk menyampaikan tuntutan atau keluhan yang datang dari masyarakat sebenarnya mudah dijumpai yaitu di Puskesmas daerah masing-masing, mungkin masyarakat kurang memahami dan mungkin bingung mau menyampaikan keluhanya kemana, karena kurangnya sosialisasi ke masyarakat dari pihak kami. Memang tidak bisa disalahkan masyarakat kalau tidak tau mau menyampaikan keluhannya kemana, mungkin kedepannya kami akan mensosialisasikan kepada masyarakat.” (Wawancara, 4 Agustus 2010)

commit to user

asosiasi ASHAMTA berikut ini : “Iya mas tempat-tempat untuk pelayanan konsumen memang ada,

masyarakat dapat menyampaikan keluhannya langsung datan ke asosiasi kami dan bisa juga datang langsung ke puskesmas- puskesmas daerah masing-masing tapi untuk leyanan konsumen yang khusus seperti layanan telepon belum ada, mungkin kedepannya kami dari asosiasi akan menyediakan layanan konsumen seperti pelayanan konsumen lewat telepon, seandainya ada keluhan yang datang dari masyarakat ke ASHAMTA akan merespon dengan cepat dan menindak tegas depot isi ulang yang bermasalah, selama depot isi ulang tersebut ikut dalam asosiasi.” (Wawancara, 20 mei 2010)

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa responsivitas Dinas Kesehatan Kota Surakarta bisa dikatakan baik. Sebenarnya hanya kurangnya penghubung antara masyarakat dengan Dinas Kesehatan saja. Dinas Kesehatan Kota Surakarta selalu berupaya untuk meningkatkan responsivitasnya dalam mengawasi depot air minum isi ulang. Hal ini sesuai apa yang telah dikatakan oleh ibu Fransisca, S.KM selaku Kepala Seksi Penyehatan lingkungan Dinas Kesehatan Kota Surakarta berikut ini:

“Kami selalu melakukan upaya untuk meningkatkan responsivitas dalam pengawasan depot isi ulang. Upaya-upaya tersebut antara lain : memberikan pengertian kepada masyarakat agar dapat melakukan pengujian air minum dengan cara tradisional seperti melihat penampilan fisik air minum seperti jernih, tidak bewarna, tidak berasa, tidak berbau, dan terasa segar dari depot isi ulang yang akan dikonsumsinya. Selain itu menjalin komunikasi yang baik antara konsumen (masyarakat) dengan Dinas Kesehatan dan dengan asosiasi, meningkatkan kualitas kinerja asosiasi, menyediakan layanan telopon untuk kontak person.” (Wawancara, 20 mei 2010)

commit to user

dapat diketahui bahwa upaya-upaya yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Surakarta dalam meningkatkan responsivitas untuk mengawasi depot isi ulang antara lain :

a. Memberikan pengertian masyarakat tentang pengujian secara sederhana terhadap air minum yang berasal dari depot isi ulang.

b. Menjalin komunikasi yang baik antara masyarakat dengan Dinas Kesehatan dan dengan Asosiasi.

c. Meningkatkan kualitas kinerja asosiasi yang mewadahi depot air minum isi ulang.

d. Memberikan nomor telepon kepada masyarakat untuk kontak person. Hal senada juga dikatakan oleh Bapak Suwarno selaku pengurus ASHAMTA berikut ini : “Kami selaku asosiasi yang ditunjuk Dinkes untuk mewadahi atau

mengurus depot isi ulang di Surakarta, kami selalu memberikan pengarahan kepada masyarakat untuk melakukan pengujian secara sederhana dengan melihat dan merasakan air minum yang berasal dari depot isi ulang dan kami asosiasi menyediakan nomor telepon untuk kontak person kepada masyarakat yang ingin menyampaikan keluhan terhadap depot isi ulang, nomor telepon tersebut kami tempel didepan kantor kami mas...” (Wawancara, 20 mei 2010)

Hal tersebut dibenarkan oleh ibu Harmani warga Ngemplak berikut ini : “....ya mas kalau saya beli air isi ulang yang berada di asosiasi

ASHAMTA yaitu di Toyo jagad saya selalu diberitahu cara pengecekan kualitas air secara sederhana dengan cara melihat dan merasakan air tersebut dan ASHAMTA selalu memberikan nomor telepon apabila ada keluhan terhadap depot isi ulang” (wawancara, 20 mei 2010)

commit to user

disimpulkan bahwa responsivitas Dinas Kesehatan Kota Surakarta belum bisa dikatakan cukup baik, hal ini didasarkan atas pemahaman masyarakat yang masih rendah tentang menyampaikan keluhan dan tuntut terhadap depot isi ulang yang mengalami masalah.